Anda di halaman 1dari 9

KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BESARNYA PENGORBANAN
MENENTUKAN DERAJAT IMAN
Oleh : Ust. Arfiansyah Harahap, Lc., M.Pd.I
(Bidang Pendidikan dan Pesantren, PW IKADI DIY)

َ َّ ََ َّ ُ َّ َ ْ َ َّ َ ْ َ َّ َ ‫َ َْ ُ ه‬
‫ المط ّل ّع لَع الضمائّ ّر‬،‫ َعل ّ ّم اْل ّفيات‬،‫ َغفّ ّر اْل ّطيات‬،‫الربيات‬ ّ ‫ئ‬ ّ ‫ار‬
ّ ‫لِل َ ب‬ ّ ّ ‫احلمد‬
َ ‫اف َع َذ‬ ُ ََ ْ ُ َ ْ ْ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ ْ َّ َ ُ ََْ َُُْ َّ ‫َ ه‬
‫اب‬ ‫ب َي‬ ٍ ‫ وأستغ ّفره اس ّتغفار م‬،‫ْي‬
ّ ‫ن‬ ‫ذ‬ ّ ‫عرت ٍف بّاتلق ّص‬ ّ ‫ أْحده ْحد م‬،‫وا ّليات‬
.‫الس ّع ْْي‬ ‫ه‬
َّ ُ َ َ َ ً ْ َ ِّ ُ َ َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ
‫ وو ّسع ُك‬،‫ أحاط بّكل َش ٍء ّعلما‬،‫َشيك َل‬ ْ
ّ ‫وأشهد أن ال ّإَل ِّإّال اهلل وحده ال‬
ْ‫ادل ّاِع‬ َّ ،‫ْحة‬ َ ْ ‫الر‬ َّ َ‫َل ن‬
َّ ‫ِب‬ ُ ُ ‫ َوأَ ْش َه ُد أَ َّن نَبيِّنَا َو َسيِّدنَا ََمَ َّم ًدا َعبْ ُد ُه َو َر ُس ْو‬،‫َش ٍء َر ْْح ًة َوحلْ ًما‬ ْ َ
ّ ّ ّ ّ
َ َّ ْ َ َ ْ َ َ َ َ َ َ َ َّ َ َ ُ َّ َ ْ ْ ِّ ْ َ َ
‫ َو َسل َم ت ْس ّليْ ًما‬،‫آَل َو َصح ّبه‬ ّ ّ ‫ارك علي ّه َولَع‬ ‫ صَّل اهلل وسلم وب‬،‫احلكم ّة‬ ّ ّ‫ّإَل س ّبي ّل َرب ّه ب‬
.‫كثْيا‬ً
ْ َ َّ َ
‫أما بعد؛‬
َ َ َْ َ ُُ َ َ َ َ َ ْ ُ ُ َ ْ َ ُ َ ْ َ َّ َ ُ َّ ْ ُ ْ ُ ْ َ ُّ َ َ َ
‫ وطاعته ألَع نسب‬،‫ ّاتقوا اهلل؛ ف ّإن تقواه أفضل مكتسب‬،‫فيا أيها المس ّلمون‬
َ ُ ْ ُ ْ ُ ْ َ َ َّ َّ ُ ُ َ َ َ َ ُ َّ َ َ َّ ُ َّ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ
.﴾‫اَّلين آمنوا اتقوا الِل حق تقاتّ ّه وال تموتن ّإال وأنتم مس ّلمون‬ ّ ‫﴿يا أيها‬

Hadirin Kaum Muslimin rahimakumullah,


Judul khutbah kita pada hari ini adalah Besarnya Pengorbanan
Menentukan Derajat Iman, pelajaran berharga dari kisah pengorbanan Nabi
Ibrahim ‘Alaihis salam.

Dalam setiap kisah para Nabi, para Rasul dan orang-orang shalih, selalu
ada ibroh yang dapat kita jadikan pelajaran penting dan berharga dalam

Edisi 260 | Jumat, 2 Juli 2021 1


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

kehidupan. Yaitu kisah-kisah yang telah teruji kebenarannya dalam sejarah dan
diakui oleh para ahli sejarah. Kita sebagai kaum mukminin dituntut untuk terus
membaca dan menggali kisah-kisah mereka.

Allah berfirman,

ْ
ُّ‫احلَق‬ َ َ َ َ َ َ َ َُ ُ ِّ َ ُ َ ُ ُّ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ُّ ُ َ ‫َ ُ ا‬
ّ‫وّلُك نقص عليك ّمن أنبا ّء الرس ّل ما نثبت بّ ّه فؤادك وجاءك ِّف ه ّذه‬
‫ي‬َ ‫َو َم ْوع َظ ٌة َوذ ْك َرى للْ ُم ْؤمن‬
ّّ ّ ّ ّ
"Dan semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan
kisah itu Kami teguhkan hatimu; dan di dalamnya telah diberikan kepadamu (segala)
kebenaran, nasihat dan peringatan bagi orang yang beriman." (Q.s. Hud: 120)

Kisah Nabi Ibrahim menjadi salah satu kisah yang patut direnungkan oleh
setiap mukmin. Perjalanan yang begitu panjang yang telah ditempuh, cobaan
dan ujian yang telah dilalui serta pengorbanan-pengorbanan yang ia
persembahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadi bukti bahwa derajat
imam ditentukan oleh besarnya pengorbanan.

Besarnya pengorbanan beliau ‘Alaihis salam terus terkenang dan menjadi


buah bibir. Kesungguhannya dalam mentaati Allah -Sang Kekasih- dan
kesabarannya dalam melewati semua ujian menjadikan beliau pantas
mendapatkan gelar yang sempurna dari Allah 'Azza wa Jalla yaitu Khalilullah,
bahkan menjadi urutan pertama dari para Nabi pilihan (Ulul ’Azmi). Lebih dari
itu, Allah menjaga keturunannya dengan menjadikan mayoritas Nabi yang
diceritakan dalam Al-Qur'an dari keturunan Nabi Ibrahim sampai Nabi kita
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Oleh para ulama, beliaupun kemudian
dijuluki sebagai Abul Anbiya', yaitu bapak para Nabi. (Qashahul Anbiya’ karya
Ibnu Katsir hal. 167)

Diantara kelebihan Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam juga adalah banyak ajaran
yang pertama kali disyariatkan pada masanya terus menjadi ajaran Nabi
sesudahnya. Misalnya dalam agama kita, salah satu rukun Islam diambil dari
syariat yang dijalankan oleh Nabi Ibrahim yang dalam pelaksanaannya
melibatkan seluruh anggota keluarga Nabi Ibrahim. Syariat itu adalah haji dan
umroh yang sampai sekarang tetap dilaksanakan oleh umat Muhammad sejak
1442 tahun yang lalu. Bayangkan berapa banyak pahala yang tidak putus siang

Edisi 260 | Jumat, 2 Juli 2021 2


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

dan malam tercurah kepada keluarga Ibrahim ’Alaihis salam karena miliaran
manusia mengikuti apa yang mereka contohkan.

Besarnya pengorbanan menentukan derajat Iman.

Kaum Muslimin Rahimakumullaah,


Perlu kiranya kita mengingat kembali kisah pengorbanan keluarga
Ibrahim ’Alahis salam. Setelah berpuluh tahun tidak mempunyai keturunan dari
pernikahan pertamanya dengan Ibunda Sarah, Ibrahim akhirnya dikaruniai anak
dari pernikahan keduanya dengan Ibunda Hajar. Ditengah kegembiraan
mendapatkan anugerah tersebut, Nabi Ibrahim justru diuji oleh Allah untuk
membawa anak istrinya ke “Waadin Ghairi Dzi Zar'in”, tempat yang tidak
tumbuh tanaman apapun, kering tandus tak ada air. Jika kita yang mendapatkan
perintah itu, pasti tidak akan sanggup kita memikulnya. Lain halnya dengan
Ibrahim, beliau dengan keyakinan penuh mentaati perintah Allah tersebut,
bahkan tidak lupa untuk menyebut tempat yang tandus itu dengan ungkapan:
“Inda Baitikal Muharram”, yang berarti: di sisi rumah-Mu yang suci, yaitu
Makkah.

Sesampainya di Makkah, keimanan Nabi Ibrahim ’Alaihis Salam kembali


diuji. Ia diperintahkan oleh Allah untuk meninggalkan anak dan istrinya di sana,
dan dilarang untuk menemani mereka. Hati siapa yang akan kuat meninggalkan
isteri dengan bayi yang baru lahir sendirian di lembah tandus tanpa air. Tapi
Ibrahim dengan kekuatan imannya tunduk dan patuh kepada perintah Allah.

Kisah luar biasa ini diabadikan oleh Allah Al-Khabir dalam firman-Nya,

َ ‫ك ال ْ ُم‬
‫ح َّرمّ ۙ َر َّبنَا ِّلُ ّقيْ ُموا‬
َ َْ َْ
‫ْي ّذ ْي َز ْر ٍع ّعند بي ّت‬ ْ ‫ِت ب َواد َغ‬
ْ ‫ت ّم ْن ُذ ِّر َّي‬ َ ْ َ ْٓ ِّ ٓ َ َّ َ
ُ ْ‫كن‬ ‫ربنا ّاّن اس‬
ّ ٍ ّ ّ
ْ ‫الاس َت ْهو ْٓي ا َِلْه ْم َو‬
ْ‫ار ُز ْق ُه ْم هم َن اثلَّ َم ٰرت لَ َعلَّ ُهم‬ َّ ‫اج َع ْل اَفْ ّـ َد ًة ِّم َن‬
ْ َ َ ٰ َّ
‫الصلوة ف‬
ّ ّ ّ ّ ّ ّ
َ ُ ْ
‫يَشك ُر ْون‬
“Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah
yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang
dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan salat, maka
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki
dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Q.s. Ibrahim: 37)

Edisi 260 | Jumat, 2 Juli 2021 3


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Hadirin rahimakumullaah,
Bukan hanya Nabi Ibrahim yang kuat, tsabat dan rela untuk berkorban.
Bahkan Ibunda Hajar pun melakukan hal yang sama. Ketaatannya kepada suami
serta keyakinan atas rahmat dan kebijaksaan Sang Khaliq, membuatnya tangguh
melewati hari-hari bersama Ismail kecil dengan perbekalan seadanya. Beliau
tidak cengeng, tidak meraung dan tidak baper. Ketika mulai kehabisan
perbekalan air, Ibunda Hajar membuktikan keimanan dan kesungguhannya
untuk terus melakukan usaha yang mampu dilakukan dengan melakukan sa'i,
yaitu berlari antara Shafa dan Marwah untuk mencari rahmat Allah Sang Maha
Rahim.

Barangkali Ibunda Hajar saat itu berharap akan menemukan kafilah yang
akan membantu mereka, dengan mendaki bukit Shafa dan Marwah. Tapi siapa
sangka bahwa hasil usaha itu ternyata berupa Zam-zam yang keluar dari
gesekan lembut kaki Ismail kecil. Dari keberkahan air zam-zam ini, nyatalah
harapan Nabi Ibrahim yang mengatakan,

َ ُ ْ َّ َ ْ ْ َ ْ ْ َ ْٓ ْ َ َّ ‫اج َع ْل اَفْ ّـ َد ًة ِّم َن‬


ْ َ
‫ار ُزق ُه ْم هّم َن اثلَّ َم ٰر ّت ل َعل ُه ْم يَشك ُر ْون‬‫اس ته ّوي ّاِل ّهم و‬
ّ ‫ال‬ ‫ف‬
“Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka
rezeki dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (Q.s. Ibrahim: 37)

Ya, Zam-zam mata air dari surga yang sejak ribuan tahun lalu hingga
sekarang terus memancar dan diminum oleh bermiliar manusia. Lebih dari itu,
zam-zam menjadi satu-satunya air yang memiliki kandungan unik dan
mempunyai khasiat serta faedah yang luar biasa yang tidak dimiliki air manapun
di dunia. Setiap orang yang meminum air tersebut dan menggunakannya untuk
berwudhu, atau menghadiahkannya ke orang lain, maka pahala mereka juga
mengalir kepada keluarga suci ini. Allahu Akbar.

Besarnya pengorbanan menentukan derajat iman.

Hadirin Rahimakumullah,
Perngorbanan kedua Nabi Ibrahim adalah pengorbanan melaksanakan
perintah Allah untuk menyembelih anak satu-satunya, Ismail. Allah terus
menguji kebenaran Iman dan kesungguhan cinta Ibrahim. Allah tidak ridha ada
dua cinta dalam hati hamba-Nya ini. Allah berfirman,

Edisi 260 | Jumat, 2 Juli 2021 4


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ْ َ ََْْ ْ ُ َّ ‫َما َج َع َل‬


ُ ‫الِل ل َر‬
‫ي ِّف جوفّ ّه‬
ّ ‫ب‬‫ل‬ ‫ق‬ ‫ن‬ ‫م‬
ّ ‫ل‬
ٍ ‫ج‬ ّ
"Allah tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongganya."
(Q.s. Al-Ahzab: 4)

Bertahun-tahun ditinggalkan, hingga Ismail yang tadi kecil sudah mulai


tumbuh remaja. Betapa besar rasa rindu Ibrahim kepada anaknya yang telah
lama ditinggalkannya ini. Apalagi ia adalah anak semata wayang anak yang
telah lama dinanti-nanti kelahirannya. Pada saat kerinduan Ibrahim terobati
ketika mengunjungi Ismail di Makkah, Allahpun kembali menguji Iman Nabi
Ibrahim. Ia menurunkan perintah untuk menyembelih anaknya melalui mimpi
yang dilihat oleh Nabi Ibrahim.

Ibnu Abbas mengatakan: "Mimpi para Nabi adalah wahyu, berkata


Muhammad bin Ka'ab bahwa para Nabi datang kepada mereka wahyu dari
Allah dalam keadaan terjaga atau berbaring; karena para Nabi tidur matanya
tapi tidak tidur hatinya. (Tafsir Al-Qurthubi 15/102).

Setelah bertemu Ismail, Nabi Ibrahim menceritakan mimpinya kepada


anaknya, dan hal tersebut beliau lakukan dengan penuh ketegaran dan
keyakinan akan perintah Sang Kekasih. Fenomena ketaatan Nabi Ibrahim ini
Allah abadikan dalam Al-Qur'an surat Ash-Shaffat. Allah berfirman,

َ َ َ َ ْ ُ ْ َ َ ُ َ ْ َ ِّ َ َ َ ْ َ َ ِّ َ ُ َ َ َ ْ َّ ُ َ َ َ َ َ َّ َ َ
َ ‫فلما بلغ معه الس‬
َّ ‫ْع قال يا ب‬
‫َن إّّن أرى ِّف المنامّ أّن أذَبك فانظر ماذا ترى‬
“Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim,
Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” (Q.s. Ash-Shaffat: 102)

Lihat bagaimana reaksi seorang anak yang juga sangat mencintai sang
ayah, Ismail ‘Alaihis salam. Sejak bayi, ia tidak bertemu ayahnya. Ketika bertemu,
justru ayahnya diperintahkan untuk menyembelihnya. Dengan tegar dan tegas
ia menjawab seraya meyakinkan sang ayah,

ُ َّ ‫اء‬
َّ ‫الِل م َن‬
َ‫الصابرين‬ َ ْ ُ َ َ َ ُْ َ َْْ َ َ َ َ َ
ّ َ ُ
‫ت افعل ما تؤمر ست ّجد ّّن ّإن ش‬ّ ‫قال يا أب‬
ّّ
"Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya
Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”".
(Q.s. Ash-Shaffat: 102)

Edisi 260 | Jumat, 2 Juli 2021 5


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Eksekusipun dijalankan, Allah berfirman,

َ ْ ُ َّ َ َ َ َ ْ َ ٓ َّ َ َ
‫ي‬
ّ ‫فلما أسلما وتلهۥ لّلج ّب‬
“Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas
pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya).”
(Q.s. Ash-Shaffat: 103)

Nyatalah kebenaran iman dan kesungguhan cinta Ibrahim kepada Sang


Rabb, lalu Allah berfirman,

ُ‫َونَ ٰ َد ْينَ ٰ ُه أَن يََٰٓإبْ َ ٰر ّهيم‬


ّ
”Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim”,
(Q.s. Ash-Shaffat: 104)

َ ‫حسن‬ ْ ُْ ْ َ َ ٰ َ َ َّ ٓ َ ْ َ ْ َّ َ ْ َ
‫ي‬ ّ ّ ‫قد صدقت ٱ ُّلرءيا ۚ ّإنا كذلّك َن ّزى ٱلم‬
“Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami
memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(Q.s. Ash-Shaffat: 105)

Lalu Allah menguatkan bahwa pengorbanan ini adalah ujian dari iman
dan kecintaan tersebut,

َ ْ ‫إ َّن َه َذا ل َ ُه َو‬


ُ ‫اْل ََل ُء ال ْ ُمب‬
‫ي‬ ّ ّ
“Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.”
(Q.s. Ash-Shaffat: 106)

Tidak sekedar itu, Allahpun menggantikan Ismail dengan seekor


sembelihan yang besar,

‫يم‬ َ ْ ُ َٰ ْ َ َ َ
ٍ ‫وفدينه بّ ّذب ٍح ع ّظ‬
“Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.”
(Q.s. Ash-Shaffat: 107)

Lalu, contoh pengorbanan ini Allah abadikan hingga akhir zaman kelak,
dengan disyariatkannya Qurban, yaitu menyembelih hewan terbaik yang
dimiliki, sebagai tanda bahwa “besarnya pengorbanan menentukan derajat
Iman”. Allah berfirman,

Edisi 260 | Jumat, 2 Juli 2021 6


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

َ‫َوتَ َر ْكنَا َعلَيْ ّه ِف ْاْل ّخرين‬


ّ ّ
“Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang
datang kemudian,” (Q.s. Ash-Shaffat: 78)

Hingga sekarang, seluruh kaum muslimin selalu menyebutkan shalawat


kepada Nabi Ibrahim beserta keluarga setelah shalawat kepada Nabi
Muhammad dan keluarga 'Alaihumus shalaatu was salaam.

Hadirin rahimakumullah,
Sebagaimana Nabi Ibrahim telah menunjukkan pengorbanannya sebagai
bukti keimanan, kecintaan dan ketaatannya kepada Sang Khaliq, pahamilah
wahai saudaraku bahwa pengorbanan itu juga dituntut dari kita sebagai bukti
kebenaran dari iman kita. Harta dan jiwa yang Allah anugerahkan kepada kita
adalah sarana untuk menentukan derajat Iman kita. Semakin tinggi dahan pohon
semakin keras angin yang menerpa. Semakin tinggi kelas seseorang, semakin
sulit juga materi pelajaran yang diterimanya. Dan semakin tinggi karir seorang
pegawai, maka semakin berat juga tanggung jawab yang dipikulnya.

Maka marilah kita muhasabah diri, sampai dimana tingkat iman kita,
semakin baikkah atau malah sebaliknya.

َ‫ َوأَ ْستَ ْغف ُر اهلل‬،‫ أَقُ ْو ُل َما ت َ ْس َم ُع ْون‬.‫احل َ ِّق َوال ْ ُه َدى َح ََّّت نَلْ َقاه‬
ْ َ َ ْ ُ َّ َ ُ
‫َن اهلل و ّإياكم لَع‬َ َ‫ثَبَّت‬
ّ ّ
َُ ْ ُ ُ‫ه‬ ْ ْ َ َْ َ َ َْ ِّ ُ ْ َْ ْ ُ ْ َ َ ْ ُ َ ْ َ
‫استَغ ّف ُر ْو ُه ّإنه ه َو الغف ْو ُر‬ ‫ ف‬،‫ب وخ ّطيئة‬ ٍ ‫ِّل ولكم ولّسائّ ّر المس ّل ّمي ّمن ُك ذن‬
.‫الر ّحيْم‬
‫ه‬

Khutbah Kedua:

َ ْ ْ ْ َ َ َ َّ ْ َ َ َ ُ ُ َ ْ َ َ َ ُ ْ ْ َ ْ ‫َ َ ْ ُ ه‬
.‫اْلفضال‬ ّ ‫ال وك ّري ّم‬
ّ ‫ أْحده لَع ج ّزي ّل الو‬،‫ْي المتعال‬ ّ ‫لِل الك ّب‬
ّ ّ ‫احلمد‬
َ ْ ْ َ َ ْ ْ َ َ ْ ْ َ َ َّ َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ ْ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ ُ َ ْ َ َ
َ َ َ
،‫ تقدس ع ّن اْلندا ّد واْلضدا ّد واْلمثال‬،‫َشيك َل‬ ّ ‫وأشهد أن ال ّإَل ِّإّال اهلل وحده ال‬
َّ َ َ ْ َ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ ُ َ َ ُ ُ ْ َ ً َّ َ َ َ ِّ َ َ َ ِّ َ َّ َ ُ َ ْ َ َ
‫ صَّل‬،‫اْلَلل‬ّ ‫َشيف‬ ّ ‫ال و‬ ّ ‫اْلص‬ّ ‫ ك ّريم‬،‫وأشهد أن ن ّبينا وسي ّدنا َممدا عبده ورسوَل‬
َ ْ ََ ْ َ ْ َ َ ْ ََ ََ َ َْ َ
.‫آل‬
ٍ ّ‫م‬ ‫ر‬ ‫ك‬ ‫أ‬‫و‬ ‫ب‬
ٍ ‫ح‬ ‫ص‬ ‫ْي‬‫خ‬ ‫ه‬
ّ ّّ ‫اب‬‫ح‬ ‫ص‬ ‫أ‬‫و‬ ‫آَل‬
ّّ ‫لَع‬ ‫اهلل علي ّه و‬
ْ
‫َو َبعد؛‬

Edisi 260 | Jumat, 2 Juli 2021 7


KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

َ ْ ُ ْ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ْ ُ ُ ْ َ َ ْ َّ َ َّ َ َ َّ َ ُ َّ ْ ُ ْ ُ ْ َ ُّ َ َ َ
،‫ وتندفّع الم ّصيبة‬،‫ ف ّباتلقوى َتصل الربكة‬،‫ ّاتقوا اهلل عز وجل‬،‫فيا أيها المس ّلمون‬
ْ ْ َ ْ َّ
.‫َو ّإن ال َعا ّقبَة لّل ُم َّت ّقي‬

Hadirin rahimakumullah,
Dari penjelesan mengenai pengorbanan keluarga Ibrahim pada khutbah
pertama, setidaknya ada beberapa pelajaran penting yang harus kita pahami;

1. Bahwa untuk menggapai kesempurnaan Iman perlu ada pengorbanan,


dan itu tidak bisa dibuat-buat, dia akan datang menghampiri sesuai
keseriusan dan kesungguhan seorang hamba.
2. Bahwa pengorban yang dimaksud tidak sekedar harta dan jiwa, tapi
bahkan waktu, perasaan bahkan harga diri juga kadangkala harus
tergadai untuk itu.
3. Bahwa keluarga memiliki peran yang sangat strategis dalam mencapi
derajat Iman yang tinggi.

Semoga Allaah menggolongkan kita menjadi bagian dari hamba-hamba


Allah yang selalu siap untuk berkorban Kholishon Lillaah, semata karena
mengharap ridha-Nya semata.

ُ ِّ َ َ ْ َ َ ُّ َ ُ َ َ َّ َ ُّ َ َ ِّ َّ َ َ َ ُّ َ ُ ُ َ َ َ َ َ َّ َّ
‫اَّلين آمنوا صلوا علي ّه وسلموا‬ ّ ‫﴿ ّإن الِل َومَلئّكته يصلون لَع ال ِّب يا أيها‬
﴾ ‫يما‬ ً ‫ت َ ْسل‬
ّ
‫نـك‬
َ َ‫ْ َ ْ َ ه‬
‫آل ّإبرا ّهيم ّإ‬ َ
‫لَع‬ َ ‫لَع إبْ َراهيْ َم َو‬
َ َ ‫ت‬َ ْ‫لَع آل َُمَ َهمد َكما َ َصلهَي‬ َ َ ‫لَع َُمَ َّمد َو‬ َ َ ‫اَللَّ ُه َّم َص هل‬
ّ ّ ّ ٍ ّ ٍ ّ
َ ‫لَع إبْ َراهيْ َم َو‬ َ ‫ت‬ ْ َ َ َ َ ُ
َ ‫لَع آل م َم َّمد كما با َرك‬ َ
َ ‫لَع َم َّمد َو‬ ُ ْ َ َ ‫ه‬ َ
َ ‫َْحيْ ٌد ََميْ ٌد الل ُه هَم بارك‬
‫آل‬
ّ َ
‫لَع‬ ّ ّ َ ٍ ّ َ ٍ َ ّ ّ ّ
ٌ َ ٌ ْ َ َ َّ َ ْ َ ْ
‫َميْد‬ ّ ‫ْحيد‬ ّ ‫ّإبرا ّهيم ّإنك‬
ْ‫حيَا ّء منْ ُهم‬ ْ َ َ ْ ُْ َْ ْ ُْ َ ْ ُْ َ ْ ْ ُ ْ ْ ْ َّ ُ َّ َ
ّ ‫ اْل‬،‫ات‬ ّ ‫ َوالمس ّل ّمي َوالمس ّلم‬،‫ات‬ ّ ‫اللهم اغ ّفر لّلمؤ ّم ّني َوالمؤ ّمن‬
َ َ َّ ُ ْ ُ ٌ ْ َ ٌ ْ َ َ ‫َه‬ َ َْ َ
.‫َميب ادلعوات‬ ّ ‫ إّنك س ّميع ق ّريب‬،‫ات‬ ّ ‫واْلمو‬
َ ‫َّل‬ َّ ‫ُ ُ َ ا‬ ْ ََْ َ َ ْ ‫ين َسبَ ُقونَا ب‬ َ ‫اَّل‬ َّ َ َ ْ َ َ َ ْ ْ َ َّ َ
‫ين‬ ّ ّ ‫ َوال تعل ِّف قلوبّنا ّغَل ل‬،‫اْليمان‬ ّ ّ ّ ‫ْلخوانّنا‬ ّ ّ ‫ربنا اغ ّفر لا و‬
ٌ َ َّ
.‫ َر َّبنَا ّإنك َر ُءوف َر ّحيْم‬،‫آمنُ ْوا‬ َ

Edisi 260 | Jumat, 2 Juli 2021 8


‫‪KHUTBAH JUMAT IKADI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA‬‬

‫َ َّ َ َ ُ ْ ُ ُ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ َ َ َ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ َ ْ َ ً هَ َ َ ْ َ ْ َ َّ‬
‫ربنا ال ت ّزغ قلوبنا بعد إّذ هديتنا وهب لا ّمن دلنك رْحة إّنك أنت الوهاب‪.‬‬
‫لَع احلَق‪،‬ه‬ ‫َّ ُ َّ ُ ُ ْ َ ُ ْ َ ْ َ ْ َ َ َ ُ ْ َ َ‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫َ َّ ُ َّ َ َّ ْ َ َ َ ْ ُ ْ ْ‬
‫ّ‬ ‫َكمتهم‬
‫اْلسَلم والمس ّل ّمي‪ ،‬وو ّح ّد اللهم صفوفهم‪ ،‬واْجع ّ‬ ‫اللهم أ ّعز ّ‬
‫ْجعي‪َ.‬‬ ‫اْل ْم َن لعباد َك أَ ْ َ‬ ‫َّ َ َ َ َ‬
‫ب السَلم و‬ ‫ُ‬ ‫َ َ ْ‬ ‫َ ْ ْ َ ْ َ َ َّ‬
‫ّ‬ ‫ّّ ّ‬ ‫واك ِّس شوكة الظال ّ ّمي‪ ،‬واكت ّ‬
‫ََ ْ َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َّ َ َ ْ ْ َ َ ْ َ‬ ‫َ‬ ‫َ َّ ُ َّ َ ْ ْ َ َ ْ َ ْ َ َ َ‬
‫َ‬
‫ارك لا ِف‬ ‫ات اْلر ّض‪ ،‬وب ّ‬ ‫اللهم أن ّزل علينا ّمن برَك ّت السماء ‪،‬وأخ ّرج لا ّمن خْي ّ‬
‫َ‬ ‫َ َ َ ُ ُ ْ َ ُ ه َ َ َ َ َ َْ َ َ ْ‬
‫اْلكرامّ ‪.‬‬ ‫وك أرزاقّنا يا ذا اْلَل ّل و ّ‬ ‫ارنا وزرو ّعنا ّ‬ ‫ثّم ّ‬
‫ار‬ ‫اب َّ‬
‫ال‬ ‫ادل ْنيَا َح َسنَ ًة َويف اْلخ َرة َح َسنَ ًة َوقنَا َع َذ َ‬ ‫َر َّبنَا آتنَا ِف ُّ‬
‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬ ‫ّ‬
‫َْ ْ َ‬ ‫ُ َ َْ‬ ‫ْ‬ ‫َّ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َ ْ‬ ‫ْ‬ ‫َ َ‬
‫ان َو ّإيتَا ّء ّذي الق ْرَب َو َينَه َع ّن الفحشا ّء‬ ‫ّ‬ ‫س‬ ‫ح َ‬ ‫اْل‬
‫هلل‪ّ ،‬إن اهلل يأمر بّالعد ّل و ّ‬ ‫ّعباد ا ّ‬
‫َ ْ ُ ْ َ َ ْ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ َ َّ ُ ْ َ‬
‫ْغ ي ّعظكم لعلكم تذكرون‪.‬‬ ‫َوالمنك ّر واْل ّ‬
‫َّ َ‬
‫الصَلة‪..‬‬ ‫أ ّقيْ ُموا‬

‫‪Edisi 260 | Jumat, 2 Juli 2021‬‬ ‫‪9‬‬

Anda mungkin juga menyukai