Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRESENTASI JURNAL

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP KECEMASAN PADA


PRE OPERASI

ASRINI
PO7120421004

PRECEPTOR RUANGAN PRECEPTOR INSTITUSI

Program Studi Profesi Ners


JURUSAN KEPERWATAN
2021/2022
BAB I
ANALISA JURNAL

A. Junul Penelitian : Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif Terhadap kecemasan pada Pre
Oprasi
B. Peneliti : Toririhiantoro, Ririnsrihandayani, Niluhmadewahyuningrat , Suratminah
C. Ringkasan Jurnal : Pada fase pre operasi, klien mengalami berbagai stresor yang dapat
menyebabkan kecemasan. Kecemasan dapat memberikan efek yang dapat mempengaruhi fungsi
fisiologis tubuh yang menyebabkan penundaan operasi dan terhambatnya penyembuhan penyakit
pada klien. Penatalaksanaan kecemasan salah satunya dengan relaksasi otot progresif. Terapi ini akan
merangsang pengeluaran zat kimia endorfin dan ekefalin serta merangsang signal otak yang
menyebabkan otot rileks dan meningkatkan aliran darah ke otak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan kecemasan pada pasien pre operasi.
Desain penelitian ini adalah pra-eksperimen dengan rancangan one group pretest and post test.
Sampel penelitian berjumlah 30 orang dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitan
menunjukkan rata-rata skor kecemasan sebelum terapi relaksasi otot progresif adalah 54.17, dengan
standar deviasi 5.427. Sedangkan untuk rata-rata skor kecemasan sesudah terapi relaksasi otot
progresif adalah 50,33 dengan standar deviasi 4,999. Analisis uji non parametik menggunakan uji
wilcoxon didapatkan hasil ρ value 0.000 (ρ value 0.000 < α 0.05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap tingkat kecemasan pada pasien pre operasi

D. Tujuan Penelitian : Mengetahui teknik relaksasi otot progresif terhadap penurunan kecemasan pada
pasien pre operasi.

E. Kelebihan dan Kekurangan.


1. Kelebihan
a. Teknik ini mudah dilakukan dan tidak membutuhkan alat ataupun biaya
b. Teknik ini dapat dilakukan pasien secara mandiri setelah diajarkan oleh perawat.
c. Abstrak cukup tergambarkan dengan jelas dan sudah mencangkup keseluruhan secara
mendetail
2. Kekurangan
a. Pada jurnal ini tidak dijelaskan secara rinci bagaimana melakukan teknik relaksasi otot
progresif , sehingga pembaca harus perlu mencari reverensi lain untuk mengetahuinya
b. Di jurnal tidak ada dijelaskan mengenai kualifikasi penelitian
c. Saran untuk peneliti selanjutnya untuk mengurangi kecemasan bias menggunakan teknik
relaksasi nafas dalam
BAB II
PEMBAHASAN

No. Kriteri Jawab Pembenaran & Critical thinking


a
1 P Ya Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 58 pasien
yang mengalami kecemasan Pre Operasi

2 I Ya Intervensi yang diberikan kepada pasien DM tipe 2 adalah Teknik


relaksasi otot progresif terhadap kecemasan pada pasien pre
opresai
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang
bisa menimbukan kecemasan, oleh karena itu berbagai
kemungkinan buruk bisa terjadi yang akan membahayakan pasien.
Kecemasan berhubungan dengan segala macam prosedur asing
yang harus dijalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan
jiwa akibat prosedur pembedahan dan tindakan pembiusan.
Keperawatan pre operatif merupakan tahapan awal dari
keperawatan perioperatif. Sehingga pasien pada saat akan
menjalani operai perlu adanya penanganan akan kecemasan
pasien, dengan pemberian terapi relaksasi otot progresif dapat
membantu klien untuk rileks serta dapat menurunkan kecemasan
klien, sehingga dapat berdampak baik akan kelancaran jalannya
operasi.

3 C Tidak Tidak ada kelompok pembanding


4 O Ya terjadi penurunan nilai kecemasan dari niilai rata-rata sebelum terapi
sebesar 54,17 menjadi 50,33 setelah diberikan terapi relaksasi otot
progresif. Hasil analisis lebih lanjut menunjukan bahwa terdapat perb
perbedaan antara skor kecemasan sebelum dan sesudah terapi relaksasi
otot progresif (nilai ρ = 0.000).
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi otot progresif merupakan salah satu
cara untuk mengurangi rasa kecemasan pada pasien pre opersi DM tipe 2
Penalitian ini bias diterapkan ditempat pelayanan kesehatan karena mudah dilakaukan dan tidak
membutuhkan alat, pasien juga dapat melakukan teknik ini secara mandiri ketika sudah diajarkan

Anda mungkin juga menyukai