Analisis Karakterisasi Komposit Hybrid Pada Spatbor Depan Motor Matic
Analisis Karakterisasi Komposit Hybrid Pada Spatbor Depan Motor Matic
ABSTRACT
This study aims to determine the manufacturing characteristics of the fender on automatic motorbikes.
The method used is a hand lay-up by combining three types of fibers used for the binding material,
namely hemp fiber (natural), coconut coir fiber (natural), and glass fiber (synthesis) or hybrid
composites. The hybrid composite test is done in the form of a tensile strength test and impact strength
test. The matic hybrid fender product fabrication process uses the hand lay-up method with random
variations in the first layer of glass fiber, woven hemp fiber as the second layer, and random coconut
fiber as the last layer. The highest tensile test results for the two types of fiber arrays with the SR-SR-
SK fiber arrangement of 47.67 MPa, while the lowest tensile strength value for the SR-SF-SK variation
of the fiber array is 35.59 MPa. The highest impact test result was 0.0141 J/mm2 for the SR-SF-SK
variation, and the lowest impact strength for the SF-SR-SK variation was 0.01226 J/mm2.
Keywords: hybrid composite, hand lay-up, hemp fiber, coconut coir fiber, tensile test, impact test
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pabrikasi spatbor (fender) pada motor matic.
Metode yang digunakan adalah hand lay up dengan menggabungkan tiga jenis serat yang digunakan
untuk bahan pengikat, yaitu serat rami (alami), serat sabut kelapa (alami), dan serat gelas (sintesis) atau
komposit hybrid. Uji komposit hybrid dilakukan dalam bentuk uji kuat tarik dan uji kekuatan impak.
Proses fabrikasi produk matic hybrid fender menggunakan metode hand lay up dengan variasi acak pada
lapisan pertama serat kaca, serat anyaman rami sebagai lapisan kedua, dan serat sabut kelapa acak
sebagai lapisan terakhir. Hasil uji tarik tertinggi pada kedua jenis larik serat dengan susunan serat SR-
SR-SK sebesar 47,67 MPa, sedangkan nilai kekuatan tarik terendah untuk variasi SR-SF-SK dari larik
serat adalah 35,59 MPa. Hasil uji impak tertinggi adalah 0,0141 J/mm2 untuk variasi SR-SF-SK, dan
kekuatan impak terendah untuk variasi SF-SR-SK adalah 0,01226 J/mm2.
Kata Kunci: komposit hybrid, hand lay up, serat rami, serat sabut kelapa, uji tarik, uji impak
68
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material e-ISSN: 2579-7433
Shomad & Sofyan, Vol. 4, No. 2, 2020: 68-75
bakunya, terutama di negara Indonesia, sangat Mangalla, & Sudia, 2019). Sedangkan, serat
melimpah. Salah satu serat alam yang dapat fiberglass adalah kaca cair yang ditarik menjadi
dimanfaatkan untuk pembuatan komposit serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,0005
adalah serat kelapa muda dan serat batang mm – 0,01 mm yang kemudian dipintal menjadi
pisang (Apriani, 2017). Namun penggunaan benang atau ditenun menjadi kain. Fiberglass
serat alami belum dilakukan secara masif untuk sering juga dikenal dengan nama glass
pembuatan komponen otomotif (spare part) reinforced plastic (GRP) atau glass fiber
(Arifin, 2020). reinforced plastic (GFRP) (United States Patent
Penggunaan material untuk bahan No. US 6,331,350 B1, 2001).
komponen atau spare-part otomotif dari serat Dalam pembuatan produk spatbor depan
alami belum banyak memanfaatkan, terutama motor matic ini, dipilih metode paling
pada spatbor motor (Saputro, 2013). Dari telaah sederhana dan paling sering digunakan di
referensi yang ada, belum dilakukan penelitian kalangan industri yakni metode hand lay up.
yang membahas komponen atau spare-part Metode hand lay up merupakan proses dengan
otomotif pada motor matic (fender) yang metode terbuka dari fabrikasi komposit.
terbuat dari bahan serat alami (serat rami dan Kelebihan dari metode ini adalah mudah
serat sabut kelapa) yang dikombinasikan dilakukan, cocok digunakan untuk komponen
(hybrid) dengan serat fiberglass. yang besar, dan volumenya rendah (Sandi,
Proses pembuatan produk spatbor (fender) 2019).
depan motor matic secara keseluruhan
dilakukan secara manual atau dengan metode
hand lay up (Azissyukhron & Hidayat, 2018) II. Bahan dan Metode
(Utami, Ginting, Nasution, & Istana, 2019). 2.1. Alat dan Bahan
Pengujian komposit yang dilakukan yaitu
pengujian mekanis impak dan pengujian tarik. Alat yang digunakan dalam penelitian ini
Pengujian impak bertujuan untuk mengetahui antara lain gunting, cutter, lem, gerinda, gelas
ketahanan material komposit hasil dari hybrid plastik, gelas ukur, timbangan, pengaduk,
tiga serat (serat rami, serat sabut kelapa dan amplas, kuas, spray gun, dan cetakan.
fiberglass) terhadap besar nilai penyerapan Sedangkan bahan yang digunakan adalah serat
energi yang terjadi. Pengujian tarik ini untuk gelas, serat alami rami, serat alami sabut kelapa,
mengetahui besar kekuatan tarik dan patahan resin, katalis, talk, mirror glaze, dempul,
pada material komposit hybrid tiga jenis serat spatbor, dan larutan NaOH.
tersebut. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk
mengetahui karakteristik serat alami rami, serat 2.2. Metode
sabut kelapa dan fiberglass pada pembuatan Metode dalam proses pembuatan produk
spatbor depan motor matic (fender). komposit ini dapat dilakukan dengan berbagai
Pendalaman literatur (referensi) yang macam cara (metode) yang mempunyai
dilakukan penulis, mengenai pemanfaatan serat kelebihan atau kekurangan masing–masing.
alami rami dan serat alami sabut kelapa yang Salah satnya adalah metode filament winding,
dikombinasikan secara hybrid dengan serat metode spray lay-up, dan metode hand lay up
fiberglass untuk pembuatan produk part (Kondo & Arsyad, 2019). Adapun dalam dalam
komponen otomotif pada saptbor (fender) jenis penelitian ini, metode (cara) yang digunakan
motor matic bagian depan merupakan langkah dalam proses pembuatan komposit adalah
baru (novelty) dalam penelitian ini, khususnya dengan metode hand lay up.
di bidang material non logam atau komposit. Langkah pertama dalam pembuatan
Kelebihan dari karakter serat alami rami komposit dengan metode hand lay up yaitu
(boehmeria nivea) yaitu ringan, kuat, dan jauh merendam serat alami rami dan serat alami
dari bakteri yang merupakan faktor terpenting sabut kelapa ke dalam larutan 10% NaOH
dari penelitian ini (Sarudin, Sudarsono, & dalam waktu 2 jam. Setelah direndam, serat
Gunawan, 2019). Kelebihan dari serat alami dibilas hingga benar-benar bersih. Kemudian
sabut kelapa yang berasal dari kulit kelapa dikeringkan tanpa terpapar sinar matahari
tersusun 35 % dari berat buah kelapa yang langsung. Setelah kering, sisir serat rami agar
mengandung lignoselulosa adalah faktor utama serat menjadi lurus, dilanjut kan dengan serat
untuk penelitian ini dapat dilakukan (Said, rami dianyam dengan menggunakan alat tenun.
69
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material e-ISSN: 2579-7433
Shomad & Sofyan, Vol. 4, No. 2, 2020: 68-75
Berdasarkan dari Gambar 1, dapat dilihat Proses-proses dalam tahap akhir atau finishing,
hasil proses penyusunan komposit dengan tiga yaitu:
lapisan yang digunakan sebagai spesimen uji. 1. Proses pendempulan,
Kemudian setelah spesimen tersebut jadi, lalu 2. Proses epoxy (cat dasar),
dilakukan pengujian tarik dan pengujian impak. 3. Proses pewarnaan,
Dimana pengujian tarik bertujuan untuk 4. Proses pemolesan.
mengetahui kemampuan suatu material ketika
menerima beban tarik. Sedangkan, pengujian
impak bertujuan untuk mengetahui ketahanan
suatu material ketika menerima beban kejut.
70
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material e-ISSN: 2579-7433
Shomad & Sofyan, Vol. 4, No. 2, 2020: 68-75
Dimana:
Gambar 6. Dimensi uji tarik standard ASTM A370 𝑉 = Volume serat (cm3)
(ASTM, 1990) 𝑚 = Massa serat (gr)
𝜌 = Berat jenis serat (gr/cm3)
Sedangkan cetakan uji impak dapat dilihat
pada Gambar 7. Pembuatan spesimen uji impak
Berdasarkan Rumus 1, bisa dicari volume
dengan material komposit menggunakan
masing-masing serat, yaitu:
standar ASTM A370 dengan dimensi seperti
pada Gambar 8. 𝑚𝑟𝑎𝑚𝑖 12,3
𝑉𝑟𝑎𝑚𝑖 = = = 8,2 𝑐𝑚3
𝜌𝑟𝑎𝑚𝑖 1,5
𝑚𝑠𝑟𝑏 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 17,3
𝑉𝑠𝑟𝑏 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 = = = 11,53 𝑐𝑚3
𝜌𝑠𝑟𝑏 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑝𝑎 1,5
𝑚𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟𝑔𝑙𝑎𝑠𝑠 24
𝑉𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟𝑔𝑙𝑎𝑠𝑠 = = = 9,2 𝑐𝑚3
𝜌𝑓𝑖𝑏𝑒𝑟𝑔𝑙𝑎𝑠𝑠 2,6
71
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material e-ISSN: 2579-7433
Shomad & Sofyan, Vol. 4, No. 2, 2020: 68-75
Setelah volume masing-masing serat dan Tabel 1. Hasil rata-rata kekuatan tarik spesimen
volume ukuran cetakan sudah diketahui, Rata-rata Rata-rata
selanjutnya menghitung fraksi volume dengan Variasi
Kekuatan Modulus
Komposit
Rumus 3 (Wahyudi & Ningsih, 2018). Tarik (MPa) Elastisitas (GPa)
SF-SR-SK 47,67 6,30
Σ 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑆𝑒𝑟𝑎𝑡
𝐹𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = ( ) 𝑥 100% SR-SF-SK 35,59 4,33
𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝐶𝑒𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛
(3)
72
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material e-ISSN: 2579-7433
Shomad & Sofyan, Vol. 4, No. 2, 2020: 68-75
3.2. Hasil Pengujian Impak pada variasi SR-SF-SK sebesar 0,0141 J/mm2
dan kekuatan impak hasil rata-rata terendah
Berdasarkan hasil pengujian impak, maka
yaitu pada variasi SF-SR-SK sebesar 0,01226
diperoleh data seperti pada Tabel 2. Kemudian
J/mm2. Karena dalam penyusunan serat, serat
dibuat grafik energi yang diserap seperti pada
fiberglass diletakan tidak di tengah antara serat
Gambar 12 dan grafik kekuatan impak seperti
rami dan serat sabut kelapa, sehingga penguatan
pada Gambar 13.
serat tidak merata.
Tabel 2. Hasil rata-rata kekuatan impak
3.3. Hasil Foto Penampang Patahan
Rata-rata Rata-rata
Variasi
Energi yang Kekuatan Impak Hasil foto penampang patahan hasil uji
Komposit
Diserap (J) (J/mm2) tarik terlihat pada Gambar 14. Pada kedua
SF-SR-SK 0,197 0,01226 variasi komposit dengan uji tarik dapat
SR-SF-SK 0,314 0,01410 diartikan pada Gambar 14(a) adalah jenis
patahan banyak (splitting in multi area) karena
pada foto patahan tersebut tidak rata atau tidak
0.35 0.314 beraturan, sehingga mengalami kegagalan di
0.3 luas area patahan, serta terlepasnya serat dari
matriks yang disebut dengan fiber pull out.
0.25
0.197 Sedangkan foto pada Gambar 14(b) terlihat
0.2 mengalami patah getas karena bentuk patahan
0.15 terlihat tegak namun kurang rapi.
0.1
0.05
0
(A) SF-SR-SK (B) SR-SF-SK
Gambar 12. Grafik energi yang diserap rata-rata
komposit hybrid a. (A) SF-SR-SK b. (B) SR-SF-SK
Gambar 14. Penampang patahan uji tarik
0.0145 0.0141 Hasil foto penampang patahan hasil uji
0.014 impak terlihat pada Gambar 15. Pada kedua
0.0135 variasi komposit pada uji impak dapat diartikan
0.013 pada Gambar 15(a) bahwa jenis bentuk patahan
0.01226
getas karena foto patahan tersebut tidak rata
0.0125
atau tidak beraturan, sehingga mengalami
0.012 kegagalan di luas area patahan. Sedangkan foto
0.0115 pada Gambar 15(b) mengalami patah ulet
0.011 karena bentuk patahan terlihat tegak, namun
(A) SF-SR-SK (B) SR-SF-SK kurang rapi.
Gambar13. Grafik kekuatan impak rata-rata
komposit hybrid
73
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material e-ISSN: 2579-7433
Shomad & Sofyan, Vol. 4, No. 2, 2020: 68-75
Berdasarkan hasil pembuatan produk Alamsyah, A., Hidayat, T., & Iskandar, A. N.
spatbor depan, analisis pengujian, dan (2020). Pengaruh Perbandingan Resin dan
pembahasan data yang didapat, maka diperoleh Katalis terhadap Kekuatan Tarik Komposit
kesimpulan sebagai berikut: Fiberglass-Polyester untuk Bahan
1. Dalam proses pembuatan produk spatbor Pembuatan Kapal. Zona Laut: Jurnal
depan (fender) pada komposit hybrid dengan Inovasi Sains dan Teknologi Kelautan,
metode hand lay up atau dengan metode 1(2), 26-32.
manual yaitu dengan 2 variasi model Apriani, E. (2017). Analisa Pengaruh Variasi
susunan serat. Model susunan (A) terdiri; Komposisi Bahan Limbah dari Serat
lapisan pertama rami anyam, lapisan kedua Kelapa Muda, Batang Pisang dan Kertas
(tengah) fiberglass acak dan lapisan ketiga bekas terhadap Kekuatan Bending sebagai
(terakhir) serat sabut kelapa acak. Susunan Papan Komposit. Jurnal Engine: Energi,
(A) disebut juga variasi SF-SR-SK. Manufaktur, dan Material, 1(2), 38-46.
Sedangkan pada model susunan (B) lapisan
Arifin, M. S. (2020). Pengaruh Penambahan
pertama, serat fiberglas, rami anyam sebagai
Silane terhadap Kekuatan Fleksural Fiber
lapisan kedua, dan serat sabut kelapa acak
Reinforced Composite dengan Penguat
pada lapisan ke tiga atau terakhir. Susunan
Serat Sisal. Semarang: Skripsi Pendidikan
(B) disebut juga dengan variasi SR-SF-SK.
Kedokteran Gigi, Universitas Sultan
2. Dari hasil uji Tarik variasi SF-SR-SK
Agung.
diperoleh hasil kekuatan tarik rata-rata
tertinggi yaitu pada variasi SF-SR-SK ASTM. (1990). ASTM Standards and
sebesar 47,67 MPa, sedangkan pada variasi Literature References for Composite
SR-SF-SK sebesar 35,59 MPa. Materials (2nd ed.). Philadelphia, USA:
3. Pada kekuatan impak hasil rata-rata tertinggi ASTM International.
yaitu pada variasi SR-SF-SK sebesar 0,0141 Azissyukhron, M., & Hidayat, S. (2018).
J/mm2, sedangkan pada variasi SF-SR-SK Perbandingan Kekuatan Material Hasil
sebesar 0,01226 J/mm2. Metode Hand Lay-up dan Metode Vacuum
4. Dilihat dari hasil foto penampang patahan Bag Pada Material Sandwich Composite.
komposit hybrid pada uji tarik dan uji impak, Prosiding Industrial Research Workshop
pada variasi serat (A) SF-SR-SK mengalami and National Seminar, 9, 216-220.
jenis patahan banyak atau splitting in multi doi:10.35313/irwns.v9i0.1072
area dan fiber pull out (terlepasnya serat dari Bhuana, C., & Sonong, S. (2019). Pengaruh
matrik), sedangkan pada variasi serat SR- Pengeringan Vakum terhadap Perubahan
SF-SK mengalami patah ulet. Sifat Fisik Lapisan Kayu Teras dan Gubal
dari Kayu Kumea Batu. Prosiding Seminar
Nasional Penelitian & Pengabdian
Ucapan Terima Kasih Kepada Masyarakat (SNP2M), 2019, 188-
Penulis mengucapkan terima kasih kepada 214.
LP3M UMY yang telah mengupayakan dan Fahmi, H., & Hermansyah, H. (2011). Pengaruh
memerikan bantuannya dari segi material dan Orientasi Serat pada Komposit Resin
non material, sehingga dapat menyelesaikan Polyester/Serat Daun Nenas terhadap
penelitiannya ini. Kekuatan Tarik. Jurnal Teknik Mesin,
1(1), 46-52.
Kondo, Y., & Arsyad, M. (2019). Rancang
Bangun Media Cetak Komposit Serat
Alam dengan Sistem Hand Lay Up.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian &
Pengabdian kepada Masyarakat
(SNP2M), 2019, 33-36.
74
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material e-ISSN: 2579-7433
Shomad & Sofyan, Vol. 4, No. 2, 2020: 68-75
75