Nur Cahya Universitas Bakrie Jakarta
Nur Cahya Universitas Bakrie Jakarta
Nur Cahya
Muchsin Saggaff Shihab*
*)
Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS)Universitas Bakrie Jakarta
Abstract— This study aims to analyze the effect of perceive price, product quality, brand image and after sales
service on purchase decision and the implications on customer satisfaction of Asus smartphone. This research is
descriptive-quantitative in nature. Secondary data was obtained through various journals, books and related
information. Primary data were obtained using questionnaire distributed to Asus customers in Datascrip service
center. Using incidental sampling technique, a total sample of 245 Asus customers were obtained. Path analysis
was employeds. Various statistical tests such as validity, reliability, normality tests were employed. The results
showed that the variables’ of perceive price, product quality, brand image and after sales service partially and
simultaneously had a significant and positive effect on purchase decision. Furthermore, only the variables of after
sales service were found to have a direct effect on customer satisfaction. Purchase decision has a significant
effect on customer satisfaction. In order to increase purchasing decision, it is recommended that Asus to pay
attention to brand image by creating products that have attractive physical identities, in terms of packaging,
color and design, and to create customer satisfaction should pay attention to facilities and infrastructure of
service center as much as possible.
Keywords— perceive price, product quality, brand image, after sales service, purchase decision, customer
satisfaction
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi harga, kualitas produk, citra merek dan
layanan purna jual terhadap keputusan pembelian dan dampaknya terhadap kepuasan pelanggan smartphone
Asus. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Data sekunder diperoleh melalui berbagai jurnal, buku dan
informasi terkait. Data primer melalui kuesioner kepada pelanggan Asus di Datascrip service center.
Pengambilan sampel menggunakan teknik incidental sampling dengan jumlah 245 pelanggan Asus. Metode
analisis menggunakan analisis jalur dan berbagai tes statistik seperti validitas, reliabilitas dan normalitas. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi harga, kualitas produk, citra merek dan layanan purna jual
secara parsial dan simultan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. Selain
itu, hanya variabel layanan purna jual yang ditemukan memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan
pelanggan. Variabel keputusan pembelian sebagai variabel intervening memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kepuasan pelanggan. Untuk meningkatkan keputusan pembelian, disarankan agar Asus memperhatikan
citra merek dengan membuat produk yang memiliki identitas fisik yang menarik, dalam hal kemasan, warna dan
design, dan untuk menciptakan kepuasan pelanggan sebaiknya dilakukan dengan melengkapi sarana dan
prasarana service center semaksimal mungkin.
Kata kunci: persepsi harga, kualitas produk, citra merek, layanan purna jual, keputusan pembelian, kepuasan
pelanggan.
34
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
35
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
menunjukkan kepada konsumen bahwa jumlah subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan
pengeluaran ekonomis yang harus dikorbankan untuk dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi
terlibat dalam suatu transaksi pembelian. individual. Perceived quality (kesan kualitas), konsumen
tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai
Lichtenstein et.al (1993) telah mengidentifikasikan 7
atribut-atribut produk. Namun demikian biasanya
(tujuh) konsep dimensi yang berhubungan dengan
konsumen memiliki informasi tentang produk secara
interpretasi dan persepsi harga yaitu: Value
tidak langsung.
consciousness, adalah kesadaran konsumen akan
pentingnya nilai produk yang diukur dari harga terhadap Citra Merek
manfaat. Price consciousness, maksudnya adalah
Aaker dalam Yusyulian (2016) yang merangkum
kesadaran konsumen akan pentingnya harga yang rendah
dimensi citra merek ke dalam lima dimensi, yaitu: Brand
dalam membentuk produk. Coupon proneness, adalah
identity, identitas merek merujuk pada identitas fisik
persepsi isyarat harga dalam peran negatif yang juga
atau tangible seperti logo, nama, warna, kemasan, lokasi,
berhubungan dengan bentuk isyarat harga yang disajikan.
identitas perusahaan, slogan, dan yang lainnya. Brand
Konsisten dengan perspektif ini, beberapa peneliti
personality, kepribadian merek merupakan karakter
berpendapat bahwa penurunan harga dalam bentuk
khusus dari suatu merek yang membentuk kepribadian
kupon dapat menghasilkan peningkatan respon
tertentu sebagai manusia, sehingga konsumen dapat
konsumen. Sale proneness, berkaitan dengan persepsi
dengan mudah membedakannya dengan merek lain
konsumen mengenai produk-produk yang ditawarkan
dalam satu kategori, seperti karakter tegas, canggih,
dalam potongan harga. Price Movenism, ketika
kaku, bermartabat, mulia, ramah, hangat, iba, supel,
konsumen melakukan evaluasi perbedaan harga, dari
dinamis, kreatif, terkini, bebas, dan sebagainya. Brand
perbedaan tawaran, mereka melakukan perbandingan.
association, asosiasi merek adalah sesuatu yang spesifik
Price-quality scheme, hubungan harga-kualitas berkaitan
yang berasosiasi dengan sebuah merek, yang dapat
dengan anggapan bahwa harga produk sebanding dengan
berasal dari sebuah penawaran sebuah produk, atau
kualitasnya. Prestige sensitivity, hubungan harga-prestis
aktivitas yang berulang atau konsisten seperti iklan,
berkaitan dengan anggapan bahwa produk yang dibeli
sponsorship atau aktivitas kepedulian sosial, atau isu-isu
menunjukkan status atau gengsi. Semakin tinggi harga
yang kuat berhubungan dengan merek, kualitas merek
semakin dipilih, karena dianggap semakin memberikan
atau orang, atau simbol-simbol dan arti-arti tertentu yang
prestis.
sangat kuat terikat dengan suatu merek. Brand attitude,
Kualitas Produk sikap dan perilaku merek yaitu sikap, perilaku, atau cara
suatu merek ketika berkomunikasi, beriklan dan
Menurut Garvin di dalam Maiyuni et.al (2014),
berinteraksi dengan konsumen untuk menyampaikan
kualitas produk memiliki delapan dimensi pengukuran,
benefit-benefit atau nilai-nilai yang dimiliki merek
yaitu: Performance (kinerja), hal ini berkaitan dengan
tersebut, sehingga diharapkan dapat mempengaruhi
aspek fungsional suatu barang dan merupakan
persepsi dan penilaian konsumen. Brand benefit and
karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan
competence, keuntungan, manfaat dan kompetensi
dalam membeli barang tersebut. Features (keragaman
merek yakni nilai-nilai, keuntungan, dan kompetensi
produk atau fitur), yaitu aspek performance yang
yang berbeda yang ditawarkan oleh suatu merek dalam
berguna untuk menambah fungsi dasar berkaitan dengan
memecahkan masalah yang dihadapi konsumen, yang
pilihan-pilihan produk, kesesuaian teknologi dan
memungkinkan konsumen untuk memperoleh benefit
pengembangannya. Reliability (reliabilitas), hal yang
dikarenakan kebutuhan, hasrat, mimpi dan obsesi
berkaitan dengan kompatibilitas, probalitas atau
konsumen dapat diwujudkan dengan penawaran dari
kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan
perusahaan tersebut.
fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu
tertentu dan dalam kondisi tertentu. Conformance to Layanan Purna Jual
specification (kesesuaian dengan spesifikasi), hal ini
Layanan purna jual memiliki beberapa unsur,
berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi
sebagaimana dikemukakan Kotler dalam penelitian
yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan
Kurniawan (2014) bahwa dimensi-dimensi dalam
keinginan pelanggan. Durability (daya tahan), yaitu
layanan purna jual adalah sebagai berikut: Garansi,
suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan
merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
atau masa pakai barang. Seviceability (kemampuan
melaksanakan layanan purna jual. Penyediaan suku
layanan), yaitu karakteristik yang berkaitan dengan
cadang/aksesoris, dalam pelaksanaan layanan purna jual,
kecepatan, kompetensi, kemudahan dan akurasi dalam
penyediaan suku cadang dan aksesoris merupakan hal
memberikan layanan dalam perbaikan barang. Aesthetics
yang sangat penting, sebab tanpa adanya suku cadang,
(estetika), merupakan karakteristik yang bersifat
produk yang sudah rusak komponennya tidak dapat
36
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
berfungsi dengan baik, bahkan produk tersebut tidak Menurut Dutka dalam Purwoko (2015) terdapat tiga
dapat dipakai lagi. Jadi penyediaan aksesoris dimensi dalam mengukur kepuasan pelanggan secara
merupakan salah satu faktor yang memegang peranan universal, yaitu: Attributes related to product, yaitu
penting dalam usaha untuk memuaskan konsumen, yang dimensi kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari
pada akhirnya akan mempertahankan loyalitas produk seperti penetapan nilai yang didapatkan dengan
pelanggan yang sudah dimiliki. Pemeliharaan dan harga, kualitas, konsistensi, ragam produk, disain dan
Perbaikan, layanan pemeliharaan dan perbaikan benefit dari produk tersebut. Attributes related to
diperlukan apabila suatu produk memiliki masa service yaitu dimensi kepuasan yang berkaitan dengan
konsumsi yang lama dan memerlukan perawatan yang atribut dari pelayanan misalnya dengan garansi yang
teratur agar dapat selalu berfungsi dengan baik, dan juga dijanjikan, proses pemenuhan pelayanan, atau
untuk melakukan perbaikan atas kerusakan yang terjadi pengiriman, dan proses penyelesaian masalah yang
pada produk tersebut selama pemakaiannya. Fasilitas diberikan. Attributes related to purchase yaitu dimensi
dan Perlengkapan, merupakan sarana untuk melakukan kepuasan yang berkaitan dengan atribut dari keputusan
layanan purna jual. Peralatan, prosedur dan untuk membeli atau tidaknya dari produsen seperti
perlengkapan yang canggih akan dapat menentukan kemudahan mendapat informasi, kesopanan karyawan,
kelancaran pelayanan petugas dalam melakukan kompetensi perusahaan, pengaruh reputasi perusahaan
pemeliharaan dan perbaikan produk yang dibeli dan kepuasan pelanggan secara keseluruhan.
konsumen.
Keputusan Pembelian
METODE
Menurut Biemans (2011), dimensi keputusan
Penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif, melalui
pembelian sebagai berikut: Kemudahan penggunaan,
studi korelasional untuk menganalisis hubungan
pengetahuan konsumen terdiri dari informasi yang
kausalitas antara variabel penelitian sesuai dengan
disimpan didalam ingatan. Kemudahan penggunaan
hipotesis yang disusun. Penelitian ini berkenaan dengan
produk merupakan salah satu cara penilaian konsumen
hubungan antara berbagai variable, menguji hipotesis,
terhadap produk. Perbandingan merek, jika perusahaan
dan mengembangkan generalisasi, prinsip atau teori-
memperlakukan merek hanya sebagai nama perusahaan,
teori yang memiliki validitas.
maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan atau
value dari merk yang sebenarnya. Keyakinan pada Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna
merek, pandangan konsumen terhadap suatu merek smartphone Asus dimana jumlah populasi yang diteliti
merupakan hal yang sangat penting dalam keputusan sangat besar dan bersifat infinite. Metode sampling
pembelian. Kualitas sebuah merek memberikan alasan yang digunakan adalah non probability sampling, yaitu
penting dalam mempertimbangkan keputusan untuk dengan tidak memberikan peluang yang sama pada
membeli. Kemudahan memperoleh produk, konsumen setiap responden untuk terpilih menjadi sampel,
adalah pangsa pasar utama dari produk. Sejak awal didasarkan pada kriteria tertentu. Teknik yang
merencanakan sebuah kegiatan usaha yang harus digunakan adalah dengan incidental sampling yaitu
dilakukan adalah memberikan pelayanan terbaik bagi didasarkan pada responden yang kebetulan muncul,
konsumen. Salah satu cara atau pelayanan terbaik dalam hal ini adalah responden yang memiliki
adalah memberikan kemudahan untuk mendapatkan smartphone Asus dengan cara membeli sendiri, dan
barang/ jasa yang di produksi. bukan didapat dari pemberian orang lain.
Kepuasan Pelanggan Responden yang dipilih adalah yang sedang berada di
service center dan dalam proses reparasi. Caranya
Pengertian secara umum mengenai kepuasan atau
adalah sebelum diberikan lembaran kuesioner,
ketidakpuasan pelanggan merupakan hasil dari adanya
konsumen akan ditanya apakah smartphone yang
perbedaan-perbedaan antara harapan konsumen dengan
dimiliki didapat dengan membeli sendiri atau hadiah
kinerja yang dirasakan oleh konsumen tersebut. Dari
dari orang lain, apabila membeli sendiri maka kuesioner
beragam definisi kepuasan pelanggan yang telah diteliti
akan diberikan untuk minta di isi saat itu juga,
dan didefinisikan oleh para ahli pemasaran, dapat
sedangkan apabila didapat dari hadiah, konsumen tidak
disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan
akan di survey. Penentuan jumlah sampel ditentukan
suatu tanggapan perilaku konsumen berupa evaluasi
dengan persyaratan yang ditentukan oleh Hair dalam
purna beli terhadap suatu barang atau jasa yang
Harianto (2006) menyatakan bahwa sampel yang
dirasakannya (kinerja produk) dibandingkan dengan
diambil minimal 5 kali dari jumlah parameter atau
harapan konsumen. Kepuasan pelanggan ini sangat
indikator yang digunakan dalam penelitian. Penelitian
tergantung pada persepsi dan harapan konsumen itu
ini menggunakan 49 indikator yang berupa item-item
sendiri.
37
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
pertanyaan dalam kuesioner, sehingga jumlah sampel data 116 orang yang berusia dibawah 30 tahun atau
minimal yang diambil adalah 49 x 5 = 245. 47,3%, 7 orang yang berusia 30-50 tahun atau 2,9%, dan
Pengumpulan data dilakukan melalui teknik lapangan 122 orang berusia lebih dari 50 tahun atau 49,8%.
yaitu langsung ke lokasi penelitian dengan cara Berdasarkan tingkat pendidikan terdapat 95 orang
membagikan kuesioner kepada responden tertentu. berpendidikan SLTP atau 38,8%, 132 orang
berpendidikan SLTA atau 53,9%, dan 18 orang
Agar suatu data yang dikumpulkan dapat bermanfaat,
berpendidikan sarjana atau 7,3%.
maka harus diolah dan dianalisis terlebih dahulu
sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.
Uji Normalitas
Tujuan metode analisis data adalah untuk
menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari Pengujian normalitas dilakukan terhadap residual
sejumlah data yang terkumpul. Uji analisis data regresi. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas grafik P-P Plot. Data yang normal adalah data yang
dan uji heteroskedastisitas, disamping itu dilakukan uji membentuk titik-titik yang menyebar tidak jauh dari
hipotesis dengan Uji-t (uji parsial), Uji-F (uji simultan) garis diagonal. Hasil analisis regresi linier model 1 dan 2
dan koefisien determinasi (adjusted R square). Analisis dengan grafik normal P-P Plot terhadap residual error
jalur digunakan dalam penelitian ini untuk menguji model regresi yang diperoleh sudah menunjukkan
besarnya sumbangan (kontribusi) yang ditujukan oleh adanya pola grafik yang normal.
koefisien jalur pada setiap diagram jalur dari hubungan
Uji Heteroskedastisitas
kausal antar variabel XI, X2, X3 dan X4 terhadap Y1
serta dampaknya terhadap Y2. Analisis jalur adalah Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan
suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat menggunakan Scatter Plot, hasil pengujian
yang terjadi pada regresi berganda jika variabel menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di atas angka 0
bebasnya mempengaruhi variabel terikat tidak hanya (nol) dan dibawah angka 0 (nol). Hal ini dapat
secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. disimpulkan bahwa data pada regresi jalur model 1 dan
model 2 tidak mengalami masalah heteroskedastisitas
Uji korelasi merupakan salah satu teknik analisis yang
atau data telah bersifat homoskedastisitas.
digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel
yang bersifat kuantitatif. Hubungan dua variabel tersebut Hasil Uji Hipotesis
dapat terjadi karena adanya hubungan sebab akibat atau Berdasarkan kerangka pemikiran yang dibangun,
dapat pula terjadi karena kebetulan saja. Dua variabel menghasilkan persamaan dua substruktur dengan
dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel langkah-langkah analisis sebagai berikut:
yang satu akan diikuti perubahan pada variabel yang lain
secara teratur dengan arah yang sama (korelasi positif) Hasil Uji Analisis Jalur Model 1
atau berlawanan (korelasi negatif). Untuk mengetahui besarnya pengaruh-pengaruh
Analisis dimensi diperlukan guna mengetahui variabel independen persepsi harga, kualitas produk, citra
hubungan dimensi variabel bebas terhadap variabel merek dan layanan purna jual terhadap keputusan
terikat. Untuk itu diperlukan matrik korelasi dimensi pembelian secara parsial atau masing-masing maka dapat
antar variabel. Korelasi Pearson merupakan salah satu dilakukan dengan menggunakan uji-t dan untuk
ukuran korelasi yang digunakan untuk mengukur mengetahui pengaruh-pengaruh secara simultan atau
kekuatan dan arah hubungan linier dari dua variabel. bersama-sama menggunakan uji-F, dengan melihat nilai
Dua variabel dikatakan berkorelasi apabila perubahan signifikansi penelitian dan kemudian membandingkannya
salah satu variabel disertai dengan perubahan variabel dengan nilai Alpha yaitu sebesar 0,05. Sedangkan untuk
lainnya, baik dalam arah yang sama ataupun arah mengetahui besarnya pengaruh dapat dilihat pada nilai
sebaliknya. Nilai koefisien korelasi yang kecil (tidak koefisien. Hasil pengujian baik secara terpisah atau
signifikan) bukan berarti kedua variable tersebut tidak masing-masing maupun bersama-sama atas variabel
saling berhubungan. independen seperti terlihat pada Tabel 5 di bawah ini.
38
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
Tabel 5 Uji-t dan Uji-F Jalur Model 1 kualitas produk, citra merek dan layanan purna jual
menentukan 62,8% terhadap keputusan pembelian dan
37,2% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak
diteliti.
Hasil Uji Analisis Jalur Model 2
Seperti halnya pengujian jalur model 1 maka
pengujian jalur model 2 yang dilakukan secara parsial
maupun secara simultan atas variabel independen
Sumber: Data diolah (2017) persepsi harga, kualitas produk, citra merek dan layanan
Data tersebut menunjukkan semua variabel bebas purna jual terhadap keputusan pembelian serta kepuasan
memiliki nilai Alpha kurang dari 0,05 yang berarti pelanggan dapat terlihat pada Tabel 7 berikut:
memiliki pengaruh yang signifikan, dengan hubungan Tabel 7 Uji-t dan Uji-F Jalur Model 2
yang searah. Pada Uji-F terlihat pengaruh persepsi
harga, kualitas produk, citra merek, dan layanan purna
jual secara simultan terhadap keputusan pembelian
diambil dari nilai koefisien/ R square sebesar 0,628 dan
dengan signifikansi 0,000, nilai Alpha kurang dari 0,05
yang berarti memiliki pengaruh yang signifikan dengan
hubungan searah. Dengan kata lain variabilitas
keputusan pembelian yang dapat diterangkan
menggunakan variabel persepsi harga, kualitas produk,
citra merek dan layanan purna jual sebesar 62,8% Sumber: Data diolah (2017)
sedangkan pengaruh sebesar 37,2% disebabkan oleh
Berdasarkan Tabel 7 pada Uji-t terlihat pengaruh
variabel-variabel lain di luar model ini. Berdasarkan
persepsi harga terhadap keputusan pembelian memiliki
hasil uji regresi jalur model 1, persamaannya bisa
nilai signifikansi 0,757, pengaruh kualitas produk
ditetapkan sebagai berikut:
terhadap keputusan pembelian memiliki nilai
signifikansi 0,064, pengaruh citra merek terhadap
keputusan pembelian memiliki nilai signifikansi 0,088,
ketiga variabel bebas tersebut memiliki nilai Alpha lebih
besar dari 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan dari tiga variabel tersebut
terhadap kepuasan pelanggan.
Koefisien Determinasi Jalur Model 1
Pengaruh layanan purna jual terhadap kepuasan
Nilai koefisien determinasi (KD) dari jalur model 1
pelanggan sebesar 0,336 dengan nilai signifikansi 0,000,
dapat dilihat dari hasil perhitungan dalam model
pengaruh keputusan pembelian terhadap kepuasan
summary, khususnya angka R Square yang disajikan
pelanggan sebesar 0,359 dengan nilai signifikansi 0,000,
pada Tabel 6 di bawah ini.
nilai Alpha kurang dari 0,05 yang berarti bahwa layanan
Tabel 6 Hasil Analisis Koefisien Determinasi Jalur Model 1 purna jual dan keputusan pembelian memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kepuasan pelanggan.
Pada Uji-F terlihat pengaruh persepsi harga, kualitas
produk, citra merek, layanan purna jual dan keputusan
pembelian terhadap kepuasan pelanggan ditunjukkan
oleh nilai koefisien R square sebesar 0,649 dengan nilai
Sumber: Data diolah (2017) signifikansi sebesar 0,000, yang berarti memiliki
Dari Tabel 6 besarnya nilai Sig. F Change 0,000 atau pengaruh yang signifikan. Dengan kata lain bahwa
<0,05 sehingga model regresi linier yang dilakukan variabilitas kepuasan pelanggan yang dapat diterangkan
dikatakan valid. Nilai R (korelasi) adalah 0,792 yang menggunakan variabel persepsi harga, kualitas produk,
menunjukkan hubungan korelasi yang kuat antara citra merek, layanan purna jual dan keputusan pembelian
variabel independen (persepsi harga, kualitas produk, sebesar 64,9% sedangkan pengaruh sebesar 35,1%
citra merek dan layanan purna jual) dengan variabel disebabkan oleh variabel-variabel lain di luar model ini.
dependen (keputusan pembelian). Besarnya nilai R Berdasarkan hasil uji regresi jalur model 2,
Square adalah 0,628, ini berarti variabel persepsi harga, persamaannya bisa ditetapkan sebagai berikut:
39
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
Rangkuman hasil perhitungan pengaruh pada analisis Berdasarkan hasil Uji-t, Uji-F, Koefisien Korelasi dan
jalur model 1 dan jalur model 2 seperti terlihat pada Koefisien Determinasi (R) pada Analisis Jalur Model 1
Tabel 9 berikut: dan Analisis Jalur Model 2 seperti yang tersaji pada
Gambar 1 berikut:
Tabel 9 Pengaruh Langsung, Tidak Langsung dan Pengaruh
Total
40
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
41
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
meyakinkan konsumen untuk membeli, dihubungkan dilakukan oleh Frontier (2016), bahwa citra Asus
dengan dimensi garansi, penyediaan aksesoris/suku dianggap kurang baik, jadi meskipun konsumen
cadang, pemeliharaan dan perbaikan, dan fasilitas dan membeli smartphone Asus karena citra mereknya, tetapi
perlengkapan, penekanannya pada dimensi yang konsumen menganggap citra merek tidak mampu
memiliki korelasi paling tinggi yaitu fasilitas dan memuaskan mereka.
perlengkapan, hal ini berarti Asus harus memperhatikan
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel layanan
jumlah service center, prosedur service, fasilitas reparasi
purna jual terbukti memiliki pengaruh positif dan
dan yang lainnya.
signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini sesuai
Analisis ke lima menunjukkan bahwa variabel dengan penelitian yang dilakukan oleh Fazizadeh et.al
persepsi harga, kualitas produk, citra merek dan layanan (2011), Isaac et.al (2013), Gupta dan Dhillon (2015),
purna jual secara bersama-sama (simultan) berpengaruh dan Rigopoulou et.al (2008), dimana layanan purna jual
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan pelanggan. Hal ini menunjukkan bahwa layanan purna
oleh Maiyuni et.al (2014) dan Alfred (2013) yang jual menjadi faktor penentu kepuasan konsumen
menyatakan bahwa kualitas produk, harga, dan citra dibanding variabel independen lainnya. Dimensi yang
merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap memiliki korelasi paling tinggi adalah fasilitas dan
keputusan pembelian. Dalam sub struktur model 1, citra perlengkapan, artinya jika Asus menginginkan
merek merupakan variabel yang paling berpengaruh konsumen mereka puas dan berharap konsumen
terhadap keputusan pembelian, dilanjutkan dengan membeli kembali, harus memperhatikan fasilitas dan
layanan purna jual, sehingga untuk meningkatkan perlengkapan layanan purna jual, termasuk jumlah
penjualan, Asus harus mampu menjaga citra produknya service center, kenyamanan service center, prosedur
dalam bentuk kemasan yang baik, warna yang menarik service yang lebih mudah dan perlengkapan lainnya.
dan memperhatikan kualitas layanan purna jual,
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel keputusan
memperbaiki fasilitas service center, memperbaiki
pembelian sebagai variabel intervening terbukti memiliki
prosedur dan menambah area layanan.
pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan
pelanggan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Susanto (2013) bahwa keputusan
Analisis Jalur Model 2
konsumen membeli produk Asus adalah pemicu
Pada sub struktur model 2, dapat diketahui bahwa kepuasannya, konsumen merasa bahwa pilihan mereka
variabel persepsi harga tidak berpengaruh signifikan terhadap produk Asus sudah tepat, dihubungkan dengan
terhadap kepuasan pelanggan, hal ini sejalan dengan dimensi kemudahan penggunaan, perbandingan merek,
penelitian yang dilakukan oleh Duzevic et.al (2016) keyakinan pada merek dan kemudahan memperoleh
bahwa variabel persepsi harga tidak berpengaruh produk, penekanannya pada dimensi yang memiliki
signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Persepsi harga korelasi paling tinggi yaitu keyakinan pada merek.
bukan merupakan faktor yang signifikan dalam Pandangan konsumen terhadap suatu merek merupakan
menentukan kepuasan pelanggan smartphone Asus, hal yang sangat penting dalam keputusan pembelian
persepsi harga hanya berpengaruh signifikan pada smartphone Asus. Kualitas suatu merek memberikan
keputusan pembelian. alasan penting dalam mempertimbangkan keputusan
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel kualitas untuk membeli. Apabila citra yang tertanam dalam
produk tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan suatu produk baik, maka konsumen akan membeli
pelanggan, hal ini sesuai dengan pendapat dalam produk tersebut, demikian sebaliknya. Disarankan agar
penelitian yang dilakukan oleh Setyaningsih dan Nuryati Asus memperhatikan citra yang positif, karena akan
(2016) bahwa kualitas produk tidak berpengaruh menjadi kekuatan bagi merek Asus tersebut.
signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Smartphone Berdasarkan hasil penelitian dapat diartikan bahwa
sejenis Asus adalah produk yang menggunakan sistem pemilihan variabel keputusan pembelian sebagai
operasi yang sama yaitu Android, konsumen yang variabel intervening sudah tepat, hal ini dapat dibuktikan
menggunakan merek smartphone yang berbeda akan dengan adanya kontribusi pengaruh total variabel-
merasakan sensasi yang sama, sehingga kualitas produk variabel independen dan keputusan pembelian terhadap
dianggap tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Kontribusi cukup besar terlihat dari
kepuasan pelanggan. pengaruh tidak langsung variabel citra merek terhadap
Hasil analisis menunjukkan bahwa variabel citra kepuasan pelanggan.
merek tidak berpengaruh signifikan terhadap kepuasan Hasil analisis selanjutnya menunjukkan bahwa
pelanggan, hal ini sejalan dengan penelitian yang variabel persepsi harga, kualitas produk, citra merek,
42
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
layanan purna jual dan keputusan pembelian secara signifikan terhadap kepuasan pelanggan smartphone
bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan Asus, hal tersebut mengindikasikan bahwa citra merek
signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini sesuai Asus yang baik atau buruk tidak berpengaruh kuat
dengan penelitian Budiastari (2016) bahwa kualitas terhadap tingkat kepuasan pelanggan. Konsumen
produk, persepsi harga, dan citra merek secara bersama kurang peduli dengan citra Asus, tidak berkaitan dengan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan. kepuasan mereka, karena merek Asus tidak seperti
Dalam sub struktur model 2, satu variabel independent Apple Iphone yang memiliki nilai prestise tinggi, bagi
yang berpengaruh secara signifikan adalah layanan konsumen citra merek hanya mempengaruhi mereka saat
purna jual sehingga untuk memuaskan pelanggan Asus, membeli produk Asus. (4) variabel layanan purna jual,
cara yang paling tepat adalah meningkat kualitas memiliki pengaruh signifikan terhadap kepuasan
layanan purna jual. pelanggan. Layanan purna jual merupakan satu-satunya
variabel independent yang memiliki pengaruh sangat
Variabel citra merek berpengaruh paling kuat dan
kuat terhadap kepuasan pelanggan, hal tersebut
signifikan terhadap keputusan pembelian, sedangkan
menunjukkan bahwa pelanggan akan merasa puas jika
variabel citra merek sendiri memiliki korelasi yang
layanan purna jual yang diberikan Asus baik, semakin
paling kuat dengan kualitas produk dan layanan purna
tinggi kualitas layanan akan membuat konsumen
jual. Variabel layanan purna jual berpengaruh paling
semakin puas, demikian sebaliknya. Dimensi fasilitas
kuat terhadap kepuasan pelanggan, sedangkan variabel
dan perlengkapan memiliki pengaruh paling besar
layanan purna jual juga memiliki korelasi yang paling
terhadap kepuasan pelanggan, sama besarnya terhadap
kuat dengan citra merek. Jika Asus ingin meningkatkan
keputusan pembelian, hal ini mengindikasikan fasilitas
penjualan dan meningkatakan kepuasan pelanggan,
dan perlengkapan adalah faktor yang harus diperhatikan
direkomendasikan untuk memperhatikan citra merek
dengan sangat serius jika ingin penjualan Asus semakin
dengan meningkatkan kualitas produk dan
meningkat. (5) variabel persepsi harga, kualitas produk,
meningkatkan layanan purna jual secara parallel, tidak
citra merek, layanan purna jual dan keputusan pembelian
bisa maksimal jika hanya memperhatikan satu sisi
memiliki pengaruh yang signifikan secara bersama-sama
variabel.
terhadap kepuasan pelanggan smartphone Asus. Kondisi
tersebut merupakan konsekuensi logis dari adanya
PENUTUP akumulasi pengaruh persepsi harga, kualitas produk,
citra merek, layanan purna jual dan keputusan pembelian
Kesimpulan terhadap kepuasan pelanggan. Hasil penelitian
Persepsi harga, kualitas produk, citra merek dan menunjukkan bahwa upaya Asus menetapkan harga,
layanan puran jual memiliki pengaruh yang signifikan menjaga kualitas produk dan menciptakan citra yang
secara bersama-sama terhadap keputusan pembelian baik dan menyiapkan layanan purna jual mampu
smartphone Asus. Kondisi tersebut merupakan meyakinkan konsumen untuk membeli produk Asus,
konsekuensi logis dari akumulasi pengaruh signifikan tetapi setelah konsumen membeli, hanya layanan purna
persepsi harga, kualitas produk, citra merek dan layanan jual yang mampu memuaskan pelanggan. Harga,
purna jual terhadap keputusan pembelian. Namun kualitas produk dan citra merek dirasakan kurang
apabila variabel-variabel tersebut dihubungkan dengan berhasil memuaskan pelanggan
kepuasan, maka didapat bahwa (1) persepsi harga tidak
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan
smartphone Asus, hal tersebut mengindikasikan bahwa Saran Bagi Perusahaan
harga yang ditetapkan Asus, mahal atau murah tidak Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa
berpengaruh kuat terhadap tingkat kepuasan pelanggan. semua variabel memiliki pengaruh terhadap keputusan
Persepsi harga adalah variabel yang memiliki korelasi pembelian, namun pengaruh terbesar ditunjukkan oleh
paling kecil dibandingkan variabel lainnya terhadap variabel citra merek dengan dimensi brand identity. Hal
kepuasan pelanggan. (2) kualitas produk tidak tersebut menunjukkan bahwa agar penjualan semakin
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan meningkat dan mampu bertahan sebagai market leader,
smartphone Asus, hal tersebut mengindikasikan bahwa Asus harus memperhatikan identitas fisik atau tangible
kualitas produk Asus yang dirasakan tidak mendorong produk seperti warna, kemasan, dan design yang lebih
konsumen menjadi puas. Jika dilihat dipasaran beberapa baik, nyaman untuk digenggam dan menarik.
smartphone dengan kompetitor sejenis, kualitas produk Pertimbangan lain agar dibuat design yang lebih tipis
yang disajikan setara dan hampir sama, menggunakan dan feminim agar pengguna wanita juga tertarik, karena
jenis prosesor, layar dan komponen lainnya yang hampir sesuai hasil penelitian ini produk Zenfone lebih disukai
sama, sulit dibedakan. (3) citra merek tidak berpengaruh dikalangan pria saja, berbeda dengan merek lainnya.
43
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
44
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
Budiastari, Sita. (2016). The Influence of Product Electronics in Ibadan, Nigeria. Journal of Business
Quality, Price Perception and Brand Image on and Management, Vol.11, Issue 4.
Satisfaction and Customer Loyalty Holcim Concrete
Kristensen, K., Anne M., dan Lars G. (2009).
Readymix in Jakarta. Jurnal Riset Manajemen Sains
Measuring the impact of buying behavior on
Indonesia (JRMSI), Vol. 7, No.2.
customer satisfaction. Journal of Total Quality
Carre. (2016). Indonesia Service Quality Award. Management, Vol.10, No.4-5.
http://www.servicequality-award.com/index.php?
Kurniawan, N. (2014). Pengaruh Persepsi Harga,
option=com_content&view=article&id=1&Itemid=1
Layanan Purna Jual dan Personal Selling terhadap
8 (Diakses tanggal 10 Oktober 2016)
Keputusan Penyewaan mesin EDC pada PT. Multi
Cruz, AV. (2015). Relationship between Product Adi Prakarsa Manunggal. Tesis. Program Studi
Quality and Customer Satisfaction in the U.S. Magister Manajemen, Program Pascasarjana.
Automobile Industry. Disertasi. Walden University. Universitas Mercu Buana. Jakarta.
Djatmiko, T., dan Pradana, R. (2017). Brand Image and Lichtenstein, DR., Nancy MR., dan Richard GN.
Product Price; Its Impact for Samsung Smartphone (1993). Price Perception and Consumer Shopping
Purchasing Decision. Journal of Procedia Social Behavior: A field Study. Journal of Marketing
and Behavioural Sciences. Vol.3, No.2. Research, Vol.XXX, hal.234-245.
Duzevic, I., Delic M., dan Knezevic B. (2016). Maiyuni, S., Yulihar M., dan Yuhelmi. (2014). Effect of
Customer Satisfaction and Loyalty Factors of Quality Products, Price and Brand Image on
Mobile Commerce among Young Retail Customers Purchase Decision on Nu Green Tea Beverage
in Croatia. Electronic Journal Management and Products in Padang. Faculty of economic,
Society, Vol.10 No.27. University of Bung Hatta. Undated.
Fazizadeh, A., Fatemeh B., dan Pegah M. (2011). How Manorek, SL. (2016). The Influence of Brand Image,
after-sales service quality dimensions affect Advertising, Perceived Price toward Consumer
customer satisfaction. African Journal of Business Purchase Intention (Case Studi: Samsung
Management, Vol.5, No.17. Smartphone). Jurnal Berkala Ilmiah. Vol.16, No.1.
Frontier. (2016). Top Brand Award. Purwoko, B. (2015). Influenced of service quality and
http://www.topbrand-award.com (Diakses tanggal customer satisfaction and loyalty foreign tourist visit
10 Oktober 2016). the attractions in Eas Java Indonesia. European
Journal of Business and Management, Vol.7, No.19.
Gracia, V. (2016). IDC Indonesia smartphone market
ends the year on a high note in 2015Q4. Rigopoulou, ID., Ioannis EC., Constantine L., dan
http://www.idc.com/getdoc.jsp?containerld=prAP41 George IS. (2008). After-sales service quality as an
04111 (Diakses tanggal 8 Oktober 2016). antecedent of customer satisfaction, the case of
electronic appliances. Journal of service theory and
Gupta, S., dan Rati D. (2015). Impact of After Sales
practice. Vol.18, No.5, hal.512-527.
Service on Customer Satisfaction: A Case Review of
Mobile Phone Industry in Delhi and NCR. Indian Rumate, GP. (2014). The Impact of Social Influence
Journal of Research, Vol.4, Issue 10. and Product Quality Attributes to Customer Buying
Decision of Iphone in Manado. Jurnal EMBA. Vol.2
Harianto, Y.H. (2006). Analisis Faktor-Faktor yang
No.3
Mempengaruhi Perceived Quality dan Dampaknya
Terhadap Brand Equity. Tesis. Universitas Ruslim, AC., dan Tumewu, FJ. (2015). The Influence
Diponegoro. of Advertisement, Perceived Price, and Brand Image
on Consumer Buying decision to Asus Mobile
Hustic, I., dan Gregurec, I. (2015). The influence of
Phone. Jurnal EMBA. Vol.3, No.3.
price on customer’s purchase decision. Journal
Central European Conference on Information and Saeed, R., Rab N., Amna M., dan Urooj I. (2013).
Intelligent System Faculty of Organization and Effect of Brand Image on Brand Loyalty and Role of
informatics Varadin Croatia, Vol.23, hal.27-32. Customer Satisfaction in it. World Applied Sciences
Journal, Vol.26, No.10.
Isaac, L., Adeyemo SA., dan Ogunleye PO. (2013).
Impact of After Sales Service on Consumer Sallam, MA. (2014). the Effect of Brand Image and
Satisfaction and Retention. A Study of LG Brand Identification on Brand Love and Purchase
45
Journal of Entrepreneurship, Management, and Industry (JEMI)
Vol. 1, No. 01 Maret 2018, pp. 34-46
46