1. Jelaskan hakekat/pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) !
Pengertian K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. 2. Jelaskan akibat, penanganan, dan cara-cara pencegahan kecelakaan di laboratorium yang disebabkan oleh: a. Keracunan gas Akibat Menghirup karbon monoksida dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, muntah, dan mual. Jika kadar karbon monoksida cukup tinggi, kamu mungkin pingsan atau mati. Paparan karbon monoksida tingkat sedang dan tinggi dalam jangka waktu yang lama juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung Penanganannya adalah : • Sadari gejalanya Gejala keracunan zat kimia melalui hidung pada awalnya mungkin tidak selalu cepat disadari, baik oleh korban sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Tanda-tanda keracunan bisa menyerupai gejala mabuk minuman keras, gula darah rendah (hipoglikemia), hingga kelelahan atau mengantuk karena kurang tidur. • Cari udara segar Buka pintu dan jendela lebar-lebar untuk membiarkan udara luar masuk ke dalam. Baik hanya sebentar maupun sudah berlangsung lama, keracunan akibat menghirup bahan kimia dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Jika Anda atau korban masih sadarkan diri dan tidak menunjukkan gejala, cepat- cepat keluar ruangan untuk menghirup udara segar dan bersih. Apabila memungkinkan, mengungsilah ke ruang terbuka yang banyak pohon atau tumbuhan hijaunya. Lakukan hal yang sama jika korban hampir kehilangan kesadaran. Segera bopong dirinya ke luar dan baringkan di ruang terbuka dengan sirkulasi udara yang baik. Penelitian American Lung Association menunjukkan, menghirup udara segar bantu membersihkan paru-paru dan saluran udara dari racun. Menghirup udara segar juga bantu menstabilkan tekanan darah, detak jantung, dan membantu Anda sembuh lebih cepat. Sementara menghirup udara segar, longgarkan pakaian yang dikenakan. Lepaskan kancing kemeja, dasi, ikat pinggang, dan ornamen apa pun yang menempel di badan dan mungkin bisa menghambat pernapasan • Bawa ke rumah sakit Apabila memungkinkan, segera larikan korban langsung ke IGD rumah sakit terdekat ketimbang menunggu pertolongan. b. Terkena benda panas Akibatnya menimbulkan iritasi atau hancurnya jaringan. Biasanya paparan ini akibat terkena zat langsung atau terkena uapnya. Paparan zat kimia ini bisa terjadi di mana saja, baik di rumah, di tempat kerja, di sekolah, dan lainnya akibat kecelakaan atau bisa juga karena penyerangan. Penanganan akibat luka ini harus dilakukan sedini mungkin. Segera hubungi nomor rumah sakit atau nomor darurat 119 untuk mendapatkan pelayanan kegawatdaruratan. Sambil menunggu Anda bisa melakukan beberapa tindakan penyelamatan : • Pertama, jauhkan bahan kimia yang menyebabkan luka • Bilas bagian yang kena luka bakar di bawah air mengalir selama 10-20 menit (jangan terlalu sebentar). Jika bahan kimia bersentuhan dengan mata, bilas mata terus-terusan selama minimal 20 menit sebelum mencari perawatan darurat selanjutnya. Segera membilas area yang terluka dengan banyak air sangat penting untuk melarutkan zat kimia yang menempel • Lepaskan pakaian atau perhiasan atau kain yang terkontaminasi bahan kimia di tubuh. Lepaskan dengan hati-hati, jangan sampai bahan kimia ini menempel area tubuh lainnya yang tidak terpapar zat kimia, atau pada orang lain. • Untuk menjaga kondisi luka agar tidak semakin parah, bungkus area yang terbakar dengan perban atau lap bersih secara longgar. • Jika luka bakar tidak terlalu dalam, Anda bisa menggunakan pereda nyeri seperti ibuprofen atau paracetamol (acetaminophen). Jika luka tersebut sangat berat, tunggu petugas medis datang untuk melakukan tindakan selanjutnya. Atau segera ke IGD terdekat. c. Tersengat listrik Sengatan listrik sebesar 1mA biasanya menyebabkan rasa kesemutan/geli yang tidak nyaman. engatan arus listrik di atas 10mA dapat menyebabkan nyeri otot yang cukup parah sehingga korban kesulitan melepaskan konduktor akibat kejang otot. Arus diantara 100mA dan 200mA (50 Hz AC) dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel pada jantung sehingga berisiko kematian. Besarnya tegangan yang menghasilkan arus berisiko fatal bergantung pada resistansi dari kulit. Kulit yang basah dapat memiliki resistansi setidak ya 150Ω dan kulit yang kering 15kΩ. Nilai resistansi tangan dan kaki diperkirakan sebesar 100Ω dan tubuh 200Ω. Sebelum menolong korban yang kesetrum listrik, Anda harus memahami dulu bagaimana teknik yang benar, agar Anda sendiri tidak menjadi korban kesetrum juga. Untuk melindungi diri saat menolong korban kesetrum, ikutilah langkah- langkah berikut ini: • Amankan area di sekitar tempat kejadian Sebelum menolong korban kesetrum, perhatikan keadaan di sekitar Anda. Pastikan Anda tidak berada di dekat sumber listrik. Jika memungkinkan, segera putuskan aliran listrik di lokasi kejadian. Carilah panel listrik atau kotak sekering untuk memadamkan listrik. Jika tidak bisa dimatikan, pindahkan atau jauhkan korban dari sumber listrik menggunakan benda yang tidak bisa dialiri listrik, seperti kayu atau karet. Jangan menyentuh aliran listrik menggunakan peralatan yang basah atau berbahan logam. Selain itu, jika sumber listrik belum bisa dipadamkan, jaga jarak Anda minimal enam meter dari korban yang masih tersengat listrik guna melindungi diri Anda dari sumber aliran listrik. Hindari menyentuh kubangan air atau benda-benda yang basah. Air adalah penghantar listrik yang baik, sehingga dapat membuat Anda kesetrum juga. Apabila terdapat api, padamkan dahulu menggunakan alat pemadam api. • Hubungi IGD Langkah selajutnya adalah segera menghubungi Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit terdekat atau memanggil ambulans, agar korban bisa mendapat pertolongan medis secepatnya. Selama menunggu bantuan datang, jangan tinggalkan korban sendirian. • Jangan menyentuh korban Jika korban masih bersentuhan dengan sumber sengatan listrik, jangan menyentuhnya agar Anda tidak ikut kesetrum. Jangan pula menyentuh korban meskipun Anda menggunakan alat bantu, terutama jika Anda belum yakin aliran listrik sudah diputus, juga jika Anda merasakan sensasi kesetrum atau kesemutan di kaki dan tubuh bagian bawah. d. Terkena benda tajam • Akibatnya memberikan luka gores, nyeri dan perdarahan pada bagian tubuh • Penanganannya, membawa bagian yang terkena gores pada air mengalir, membersihkan luka dengan alkohol dan memberian revanol, membalut luka. e. Tertimpa benda berat • Akibatnya, pembekakan atau meradangan pada tubuh yang tertimpa, nyeri otot, cedera, kerusakan pada jaringan dan otot, pusing. • Penanganannya, mengistirahatkan tubuh, mengkompres es bagian yang bengkak, minum obat pereda nyeri, melakukan pemeriksaa ke dokter. f. Keracunan bahan kimia • Akibatnya, pusing, nyeri dada, luka bakar, melepuh, sesak napas, mual dan muntah, penurunan kesadaran. • Penanganaannyaa, membawa ke air mengalir jika terkena pada bagian luar, jika tertelan harus di muntahkan, jika terhirup harus menjauh dan dibawa ke udara segar, melakukan pemeriksaan ke dokter. • Pencegahan, menggunakan alat pelindung diri kaca mata, masker, sarung tangan, sepatu, jas lab. Menyimpan bahan kimia dengan rapat dan aman. 3. Apakah yang dimaksud dengan alat pelindung diri? Jelaskan dan berikan contohnya alat pelindung diri untuk kegiatan di laboratorium dan di pabrik! Alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam bekerja yang fungsinya untuk mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Alat pelindung yang dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk mencegah sebuah kecelakaan yang di sebabkan oleh berbagai faktor yang ada atau timbul di lingkungan kerja. Pada Bagian Proses/Pengolahan a. Sarung tangan kain Sarung tangan kain berfungsi sebagai pelindung tangan digunakan untuk melindungi tangan pekerja dari paparan bahaya seperti panas, bahan yang tajam, maupun kegiatan kelistrikan. b. Sepatu safety dan sepatu boots Sepatu safety berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda saat bekerja di lapangan, menghindari tusukan benda tajam, atau terbakar oleh zat kimia. Pada pabrik gula sepatu safety digunakan bagi pekerja yang melakukan aktivitas kerja di dalam lapangan dan pada luar lapangan contohnya yaitu lahan penanaman tebu. c. Alat pelindung mata dan wajah Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dan wajah pekerja dari paparan bahaya seperti debu, maupun material yang mudah tertiup angin yang membahayakan pekerja. Mata juga harus terlindungi dari panas, sinar yang menyilaukan. Pada Laboratorium a. Jas laboratorium Jas lab berfungsi untuk melindungi tubuh pekerja dari percikan cairan kimia sehingga dapat meminimalisir cairan ini untuk mengenai pakaian bahkan tubuh. Jas lab juga berfungsi untuk mencegah pekerja lab terkena kontaminasi, karena anggota tubuh lain maupun lain lain diluar lab akan terjadi bila tidak ada perlindungan utama dari APD ini. b. Sarung tangan latex Fungsi sarung tangan karet/latex di laboratorium yang dapat meminimalisir resiko kecelakaan ketika terkena bahan pekat seperti asam sulfat, asam asetat, asam nitrat dan asam pekat lainnya. Karet adalah bahan yang tidak mudah bereaksi dengan bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium. Sehingga tangan akan tetap aman saat terkena bahan kimia berbahaya dan memberikan perlindungan tangan dari peralatan gelas laboratorium yang pecah akibat kecelakaan kerja. Serta memberikan perlindungan tangan terhadap temperatur suhu pada saat melakukan pengujian. c. Sepatu safety Sepatu safety berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda saat bekerja di lapangan, menghindari tusukan benda tajam, atau terbakar oleh zat kimia. d. Masker laboratorium Masker lab berfungsi untuk melindungi pernapasan/hidung dan mulut dari bahan kimia yang berbahaya jika terhirup. 4. Jelaskan apakah tujuan pengolahan limbah B3? Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali. 5. Bagaimana proses pengelolaan dan pengolahan limbah B3? Jelaskan Metode Pengelolaan dan Pengolahan Limbah B3 1. Pengelolaan Limbah B3 secara Fisik Secara fisik, limbah B3 dapat diolah menggunakan 3 metode yang berbeda. Sesuaikan dengan karakteristik limbah dan lingkungan Anda dalam memilih metode yang digunakan untuk pengelolaan limbah B3. a) Menyisihkan komponen, meliputi stripping, dialisa, adsorpsi, electrodialisa, kristalisasi, leaching, solvent extraction, dan reverse osmosis. b) Memisahkan antara padatan dengan cairan, meliputi thickening, sedimentasi, floatasi, filtrasi, koagulasi, sentrifugasi, dan klarifikasi. c) Membersihkan gas, meliputi wet scrubbing, elektrostatik presipitator, adsorpsi karbon aktif, dan penyaringan partikel. 2. Pengelolaan Limbah B3 secara Kimia Melalui metode kimia, akan terjadi beberapa proses seperti stabilisasi atau solidifikasi, reduksi-oksidasi, absorpsi, prolisa, penukaran ion, pengendapan, elektrolisasi, dan netralisasi. Secara keseluruhan, pengelolaan limbah B3 secara fisik dan kimia yang paling umum digunakan adalah stabilisasi atau solidifikasi. Sebuah proses yang memungkinkan terjadinya perubahan sifat kimia dan bentuk fisik melalui tambahan senyawa pereaksi atau bahan peningkat tertentu yang bisa digunakan untuk membatasi dan memperkecil pelarutan, penyebaran kadar atau daya racun limbah. Proses ini biasanya ditemukan pada bahan seperti termoplastik, kapur (CaOH2), serta semen. 3. Pengelolaan Limbah B3 secara Biologi Pengelolaan limbah B3 secara biologi paling dikenal dengan sebutan viktoremediasi serta bioremediasi. Vitoremediasi merupakan penggunaan tumbuhan dalam proses akumulasi serta absorpsi berbagai bahan beracun dan berbahaya dari tanah. Sementara bioremediasi ialah penggunaan jenis mikroorganisme dan bakteri sebagai bahan untuk mengurai atau mendegradasi limbah B3. Kedua proses tersebut tak kalah efektif untuk mengatasi permasalahan pencemaran lingkungan oleh limbah B3.