Anda di halaman 1dari 7

Nama : Hari Candra Darmawan

NIM : 1901013

Mata Kuliah : Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini !

1. Jelaskan hakekat/pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) !


Pengertian K3 adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapan guna mencegah
kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan
lingkungan kerja.
2. Jelaskan akibat, penanganan, dan cara-cara pencegahan kecelakaan di laboratorium
yang disebabkan oleh:
a. Keracunan gas
Akibat Menghirup karbon monoksida dapat menyebabkan sakit kepala, pusing,
muntah, dan mual. Jika kadar karbon monoksida cukup tinggi, kamu mungkin
pingsan atau mati. Paparan karbon monoksida tingkat sedang dan tinggi dalam
jangka waktu yang lama juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung
Penanganannya adalah :
• Sadari gejalanya
Gejala keracunan zat kimia melalui hidung pada awalnya mungkin tidak
selalu cepat disadari, baik oleh korban sendiri maupun orang lain di
sekitarnya. Tanda-tanda keracunan bisa menyerupai gejala mabuk minuman
keras, gula darah rendah (hipoglikemia), hingga kelelahan atau mengantuk
karena kurang tidur.
• Cari udara segar
Buka pintu dan jendela lebar-lebar untuk membiarkan udara luar masuk ke
dalam. Baik hanya sebentar maupun sudah berlangsung lama, keracunan
akibat menghirup bahan kimia dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Jika
Anda atau korban masih sadarkan diri dan tidak menunjukkan gejala, cepat-
cepat keluar ruangan untuk menghirup udara segar dan bersih. Apabila
memungkinkan, mengungsilah ke ruang terbuka yang banyak pohon atau
tumbuhan hijaunya.
Lakukan hal yang sama jika korban hampir kehilangan kesadaran. Segera
bopong dirinya ke luar dan baringkan di ruang terbuka dengan sirkulasi udara
yang baik.
Penelitian American Lung Association menunjukkan, menghirup udara segar
bantu membersihkan paru-paru dan saluran udara dari racun. Menghirup
udara segar juga bantu menstabilkan tekanan darah, detak jantung, dan
membantu Anda sembuh lebih cepat. Sementara menghirup udara segar,
longgarkan pakaian yang dikenakan. Lepaskan kancing kemeja, dasi, ikat
pinggang, dan ornamen apa pun yang menempel di badan dan mungkin bisa
menghambat pernapasan
• Bawa ke rumah sakit
Apabila memungkinkan, segera larikan korban langsung ke IGD rumah sakit
terdekat ketimbang menunggu pertolongan.
b. Terkena benda panas
Akibatnya menimbulkan iritasi atau hancurnya jaringan. Biasanya paparan ini akibat
terkena zat langsung atau terkena uapnya. Paparan zat kimia ini bisa terjadi di mana
saja, baik di rumah, di tempat kerja, di sekolah, dan lainnya akibat kecelakaan atau
bisa juga karena penyerangan.
Penanganan akibat luka ini harus dilakukan sedini mungkin. Segera hubungi
nomor rumah sakit atau nomor darurat 119 untuk mendapatkan pelayanan
kegawatdaruratan. Sambil menunggu Anda bisa melakukan beberapa tindakan
penyelamatan :
• Pertama, jauhkan bahan kimia yang menyebabkan luka
• Bilas bagian yang kena luka bakar di bawah air mengalir selama 10-20 menit
(jangan terlalu sebentar). Jika bahan kimia bersentuhan dengan mata, bilas
mata terus-terusan selama minimal 20 menit sebelum mencari perawatan
darurat selanjutnya. Segera membilas area yang terluka dengan banyak air
sangat penting untuk melarutkan zat kimia yang menempel
• Lepaskan pakaian atau perhiasan atau kain yang terkontaminasi bahan
kimia di tubuh. Lepaskan dengan hati-hati, jangan sampai bahan kimia ini
menempel area tubuh lainnya yang tidak terpapar zat kimia, atau pada
orang lain.
• Untuk menjaga kondisi luka agar tidak semakin parah, bungkus area yang
terbakar dengan perban atau lap bersih secara longgar.
• Jika luka bakar tidak terlalu dalam, Anda bisa menggunakan pereda nyeri
seperti ibuprofen atau paracetamol (acetaminophen). Jika luka tersebut
sangat berat, tunggu petugas medis datang untuk melakukan tindakan
selanjutnya. Atau segera ke IGD terdekat.
c. Tersengat listrik
Sengatan listrik sebesar 1mA biasanya menyebabkan rasa kesemutan/geli yang tidak
nyaman. engatan arus listrik di atas 10mA dapat menyebabkan nyeri otot yang
cukup parah sehingga korban kesulitan melepaskan konduktor akibat kejang otot.
Arus diantara 100mA dan 200mA (50 Hz AC) dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel
pada jantung sehingga berisiko kematian. Besarnya tegangan yang menghasilkan
arus berisiko fatal bergantung pada resistansi dari kulit. Kulit yang basah dapat
memiliki resistansi setidak ya 150Ω dan kulit yang kering 15kΩ. Nilai resistansi
tangan dan kaki diperkirakan sebesar 100Ω dan tubuh 200Ω.
Sebelum menolong korban yang kesetrum listrik, Anda harus memahami dulu
bagaimana teknik yang benar, agar Anda sendiri tidak menjadi korban kesetrum
juga. Untuk melindungi diri saat menolong korban kesetrum, ikutilah langkah-
langkah berikut ini:
• Amankan area di sekitar tempat kejadian
Sebelum menolong korban kesetrum, perhatikan keadaan di sekitar Anda.
Pastikan Anda tidak berada di dekat sumber listrik. Jika memungkinkan,
segera putuskan aliran listrik di lokasi kejadian. Carilah panel listrik atau
kotak sekering untuk memadamkan listrik.
Jika tidak bisa dimatikan, pindahkan atau jauhkan korban dari sumber listrik
menggunakan benda yang tidak bisa dialiri listrik, seperti kayu atau karet.
Jangan menyentuh aliran listrik menggunakan peralatan yang basah atau
berbahan logam.
Selain itu, jika sumber listrik belum bisa dipadamkan, jaga jarak Anda
minimal enam meter dari korban yang masih tersengat listrik guna
melindungi diri Anda dari sumber aliran listrik.
Hindari menyentuh kubangan air atau benda-benda yang basah. Air adalah
penghantar listrik yang baik, sehingga dapat membuat Anda kesetrum juga.
Apabila terdapat api, padamkan dahulu menggunakan alat pemadam api.
• Hubungi IGD
Langkah selajutnya adalah segera menghubungi Instalasi Gawat Darurat
(IGD) rumah sakit terdekat atau memanggil ambulans, agar korban bisa
mendapat pertolongan medis secepatnya. Selama menunggu bantuan datang,
jangan tinggalkan korban sendirian.
• Jangan menyentuh korban
Jika korban masih bersentuhan dengan sumber sengatan listrik, jangan
menyentuhnya agar Anda tidak ikut kesetrum. Jangan pula menyentuh
korban meskipun Anda menggunakan alat bantu, terutama jika Anda belum
yakin aliran listrik sudah diputus, juga jika Anda merasakan sensasi kesetrum
atau kesemutan di kaki dan tubuh bagian bawah.
d. Terkena benda tajam
• Akibatnya memberikan luka gores, nyeri dan perdarahan pada bagian tubuh
• Penanganannya, membawa bagian yang terkena gores pada air mengalir,
membersihkan luka dengan alkohol dan memberian revanol, membalut luka.
e. Tertimpa benda berat
• Akibatnya, pembekakan atau meradangan pada tubuh yang tertimpa, nyeri
otot, cedera, kerusakan pada jaringan dan otot, pusing.
• Penanganannya, mengistirahatkan tubuh, mengkompres es bagian yang
bengkak, minum obat pereda nyeri, melakukan pemeriksaa ke dokter.
f. Keracunan bahan kimia
• Akibatnya, pusing, nyeri dada, luka bakar, melepuh, sesak napas, mual dan
muntah, penurunan kesadaran.
• Penanganaannyaa, membawa ke air mengalir jika terkena pada bagian luar,
jika tertelan harus di muntahkan, jika terhirup harus menjauh dan dibawa ke
udara segar, melakukan pemeriksaan ke dokter.
• Pencegahan, menggunakan alat pelindung diri kaca mata, masker, sarung
tangan, sepatu, jas lab. Menyimpan bahan kimia dengan rapat dan aman.
3. Apakah yang dimaksud dengan alat pelindung diri? Jelaskan dan berikan contohnya
alat pelindung diri untuk kegiatan di laboratorium dan di pabrik!
Alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi seseorang dalam bekerja yang
fungsinya untuk mengisolasi tubuh tenaga kerja dari bahaya di tempat kerja. Alat
pelindung yang dipakai oleh tenaga kerja secara langsung untuk mencegah sebuah
kecelakaan yang di sebabkan oleh berbagai faktor yang ada atau timbul di lingkungan
kerja.
Pada Bagian Proses/Pengolahan
a. Sarung tangan kain
Sarung tangan kain berfungsi sebagai pelindung tangan digunakan untuk melindungi
tangan pekerja dari paparan bahaya seperti panas, bahan yang tajam, maupun
kegiatan kelistrikan.
b. Sepatu safety dan sepatu boots
Sepatu safety berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda saat bekerja di
lapangan, menghindari tusukan benda tajam, atau terbakar oleh zat kimia. Pada
pabrik gula sepatu safety digunakan bagi pekerja yang melakukan aktivitas kerja di
dalam lapangan dan pada luar lapangan contohnya yaitu lahan penanaman tebu.
c. Alat pelindung mata dan wajah
Alat ini berfungsi untuk melindungi mata dan wajah pekerja dari paparan bahaya
seperti debu, maupun material yang mudah tertiup angin yang membahayakan
pekerja. Mata juga harus terlindungi dari panas, sinar yang menyilaukan.
Pada Laboratorium
a. Jas laboratorium
Jas lab berfungsi untuk melindungi tubuh pekerja dari percikan cairan kimia sehingga
dapat meminimalisir cairan ini untuk mengenai pakaian bahkan tubuh. Jas lab juga
berfungsi untuk mencegah pekerja lab terkena kontaminasi, karena anggota tubuh
lain maupun lain lain diluar lab akan terjadi bila tidak ada perlindungan utama dari
APD ini.
b. Sarung tangan latex
Fungsi sarung tangan karet/latex di laboratorium yang dapat meminimalisir
resiko kecelakaan ketika terkena bahan pekat seperti asam sulfat, asam
asetat, asam nitrat dan asam pekat lainnya. Karet adalah bahan yang tidak mudah
bereaksi dengan bahan-bahan kimia yang ada di laboratorium. Sehingga tangan
akan tetap aman saat terkena bahan kimia berbahaya dan memberikan
perlindungan tangan dari peralatan gelas laboratorium yang pecah akibat
kecelakaan kerja. Serta memberikan perlindungan tangan terhadap temperatur
suhu pada saat melakukan pengujian.
c. Sepatu safety
Sepatu safety berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan benda saat bekerja di
lapangan, menghindari tusukan benda tajam, atau terbakar oleh zat kimia.
d. Masker laboratorium
Masker lab berfungsi untuk melindungi pernapasan/hidung dan mulut dari bahan
kimia yang berbahaya jika terhirup.
4. Jelaskan apakah tujuan pengolahan limbah B3?
Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup
yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang
sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali.
5. Bagaimana proses pengelolaan dan pengolahan limbah B3? Jelaskan
Metode Pengelolaan dan Pengolahan Limbah B3
1. Pengelolaan Limbah B3 secara Fisik
Secara fisik, limbah B3 dapat diolah menggunakan 3 metode yang berbeda.
Sesuaikan dengan karakteristik limbah dan lingkungan Anda dalam memilih
metode yang digunakan untuk pengelolaan limbah B3.
a) Menyisihkan komponen, meliputi stripping, dialisa, adsorpsi, electrodialisa,
kristalisasi, leaching, solvent extraction, dan reverse osmosis.
b) Memisahkan antara padatan dengan cairan, meliputi thickening, sedimentasi,
floatasi, filtrasi, koagulasi, sentrifugasi, dan klarifikasi.
c) Membersihkan gas, meliputi wet scrubbing, elektrostatik presipitator, adsorpsi
karbon aktif, dan penyaringan partikel.
2. Pengelolaan Limbah B3 secara Kimia
Melalui metode kimia, akan terjadi beberapa proses seperti stabilisasi atau
solidifikasi, reduksi-oksidasi, absorpsi, prolisa, penukaran ion, pengendapan,
elektrolisasi, dan netralisasi.
Secara keseluruhan, pengelolaan limbah B3 secara fisik dan kimia yang paling
umum digunakan adalah stabilisasi atau solidifikasi. Sebuah proses yang
memungkinkan terjadinya perubahan sifat kimia dan bentuk fisik melalui tambahan
senyawa pereaksi atau bahan peningkat tertentu yang bisa digunakan untuk
membatasi dan memperkecil pelarutan, penyebaran kadar atau daya racun limbah.
Proses ini biasanya ditemukan pada bahan seperti termoplastik, kapur (CaOH2),
serta semen.
3. Pengelolaan Limbah B3 secara Biologi
Pengelolaan limbah B3 secara biologi paling dikenal dengan sebutan
viktoremediasi serta bioremediasi. Vitoremediasi merupakan penggunaan
tumbuhan dalam proses akumulasi serta absorpsi berbagai bahan beracun dan
berbahaya dari tanah. Sementara bioremediasi ialah penggunaan jenis
mikroorganisme dan bakteri sebagai bahan untuk mengurai atau mendegradasi
limbah B3. Kedua proses tersebut tak kalah efektif untuk mengatasi permasalahan
pencemaran lingkungan oleh limbah B3.

Anda mungkin juga menyukai