A. Latar Belakang
Tidak satupun kehidupan dibumi ini yang dapat berlangsung tanpa air.
Namun air yang telah dimanfaatkan sebagian besar akan menjadi air limbah.
Kurang lebih sekitar 80 – 90 % dari air yang digunakan akan menjadi air
limbah. Air limbah yang dihasilkan apabila tidak dikelola dengan baik akan
dapat mempunyai dampak terhadap lingkungan dan selanjutnya akan
berdampak pula terhadap kesehatan. .
B. Tujuan Pembelajaran
C. Materi Inti
1
Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh kegiatan
industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat menurunkan kualitas
lingkungan;
” Air Limbah adalah kombinasi dari cairan dan air yang membawa buangan
dari pemukiman, perdagangan, perkantoran, dan industri bersama-sama
dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada”
“Air Limbah adalah air yang membawa padatan tersuspensi maupun yang
terlarut, dari pemukiman, pertanian busines dan industri
Air limbah yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan dampak
buruk bagi mahluk hidup dan lingkungannya. Beberapa dampak buruk
tersebut adalah sebagai berikut
Air limbah mengandung zat yang dapat dikonversi oleh bakteri anaerobic
menjadi gas yang agresif seperti H2S. Gas ini dapat mempercepat proses
perkaratan pada benda yang terbuat dari besi (misalnya pipa saluran air
limbah) dan bangunan air kotor lainnya. Dengan cepat rusaknya pipa
saluran air tersebut maka biaya pemeliharaannya akan semakin besar
juga, yang berarti akan menimbulkan kerugian materiil.
1. Karakteristik Fisik.
Bau dalam air limbah berasal dari gas-gas hasil dekomposisi zat-zat
organik di dalamnya. Bau dapat menimbulkan gangguan psikologis
pada manusia.
b). Warna.
c). Temperatur.
Pada umumnya temperatur air limbah lebih tinggi dari pada temperatur
air minum. Efek dari temperatur yang tinggi adalah meningkatkan
reaksi kimia dalam air dan menurunkan dissolved oksigen dalam air.
Total solid adalah semua zat yang tetap tinggal dari air limbah sebagai
residu pada pemanasan 103 ⁰C – 105 ⁰C dalam laboraturium. Total
solids dapat dibedakan menjadi suspended solids dan filterable solids.
Suspended solids meliputi zat padat yang dapat mengendap selama 60
menit dalam imhaff cone. Sedangkan Filterable Solids meliputi zat
padat yang dapat melewati kertas filter yang berdiameter 1 mikron dan
terdiri dari colloidal dan dissolved solid. Zat-zat tersebut dapat
dihilangkan melalui proses oksidasi biologis.
2. Karakteristik Kimia.
Kandungan bahan kimia yang ada di dalam air limbah dapat merugikan
lingkungan melalui berbagai cara. Bahan organik terlarut dapat
menghabiskan oksigen dalam limbah serta akan menimbulkan rasa dan
bau yang tidak sedappada penyediaan air bersih. Selain itu, akan lebih
berbahaya apabila bahan tersebut merupakan bahan yang beracun.
Adapun bahan kimia yang penting yang ada di dalam air limbah dapat
diklasifikasikan sebagai berikut.
4
a). Bahan Organik.
3. Karakteristik Biologi.
6
Total:
Limbah rumah
tangga Air limbah 200 l /orang/hari
BOD 43.5 g/orang/hari
50 l 30 l 50 l
Sumber: BPPT
7
FLOATING MATERIAL
(Bahan Padat & Cair Terapung )
DISPERS SOLID :
DISSOLVED SOLID
SEDIMENT (Bahan Terlarut )
(Endapan) SUSPENDED SOLID
( Bahan Tersuspensi )
8
H. Ringkasan
1. Air Limbah adalah air yang membawa padatan tersuspensi maupun yang
terlarut, dari pemukiman, pertanian busines dan industry
4. Dampak air limbah terhadap kesehatan dapat menjadi media berkem bang
biaknya mikroorganisme patogen, serangga, dan binatang mengerat yang
dapat menjadi media penularan penyakit
I. Soal latihan
1. Sumber dan komposisi air limbah domestic untuk Limbah Rumah tangga
adalah Limbah tinja, limbah dapur , limbah air mandi , limbah cucian
pakaian. Apabila diperhitungkan volume limbah rumah tangga sebesar
200 liter/orang/hari, maka diperkirakan volume limbah tinja nya sebesar:
E. 70 ltr
E. 70 ltr
E. 4,35 gr/org/hr
5. Sedangkan untuk beban BOD dari air cucian pakaian adalah sebesar
E. 4,35 gr/org/hr
J. Referensi
10
PERTEMUAN KE 2 :
A. Latar Belakang
Pembuangan tinja yang dilakukan secara tidak layak atau tidak memenuhi
persyaratan dapat mengakibatkan berbagai macam hal diantaranya adalah
terjadinya pencemaran tanah, sumber air bersih dan tempat berkembang
biaknya vetor penyakit. Dari segi estetika pembuangana taianja yang
sembarangan dapat mengganggu pemandangan yang tidak sedap serta
menimbulkan bau. Untuk itu pembuangan tinja manusia harus dikelola yang
baik sehingga dampak terhadap pencemaran lingkungan yang selanjutnya
akan berdampak pada kesehatan manusia dapat di hilangkan atau
diminimalkan.
B. Tujuan Pembelajaran
11
D. Rantai Penularan Penyakit Melalui Tinja
AIR
SAKIT
Tinja SERANGGA
MAKANAN MANUSIA
sumber MINUMAN
infeksi
TANAH TIDAK
SAKIT
TANGAN
WATER
ARTHROPODA
SOIL
HAND
11
Dari skema tersebut diatas dapat dilihat bahwa, penyakit yan g berasal dari
tinja manusia sumber infeksi dapat menular ke manusia lain dengan melalui
banyak macam media perantara. Mata rantai penularan tersebut dapat melalui
air, serangga tanah dan tangan manusia baik secara langsung maupun melalui
makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh manusia. Untuk mencegah
terjadinya penulayran tersebut dapat dilakukan dengan memutus mata rantai
penularan tersebut dengan membuat sarana pembuangan tinja yang
memenuhi syarat dan perilaku hidup bersih dan sehat.
12
1. Dari Segi Fisik Kimia.
Komposisi Tinja :
F. Rangkuman.
13
Akibat Pembuangan Tinja yang tidak memenuhi syarat :
1. Terjadinya pencemaran tanah dan sumber sumber penyediaan air
2. Memberi kesempatan bagi lalat untuk bertelur, bersarang dan membawa
kuman
3. Menarik hewan ternak, tikus serta serangga lainnya yang dapat
menyebarkan tinja
4. Menimbulkan bau
Penyakit yang berasal dari tinja manusia sumber infeksi dapat menular ke
manusia lain dengan melalui banyak macam media perantara. Mata rantai
penularan tersebut dapat melalui air, serangga tanah dan tangan manusia baik
secara langsung maupun melalui makanan dan minuman yang dibutuhkan
oleh manusia. Untuk mencegah terjadinya penularan tersebut dapat dilakukan
dengan memutus mata rantai penularan tersebut dengan membuat sarana
pembuangan tinja yang memenuhi syarat dan perilaku hidup bersih dan sehat.
G. Latihan
1. Dalam jalur perpindahan penyakit dari tinja kepada manusia rentan, maka
4 jalur utamanya adalah :
A. Air, makanan, minuman dan lalat B. Serangga, air, tanah dan lalat
C. Tangan, serangga, tanah dan air D. Air, udara, tangan dan makanan
E. Air, tanah dan lalat
14
6.. Migrasi bakteri tinja pada tanah basah, secara horizontal searah dengan
aliran air tanah bias mencapai:
A. 3 meter B. 5 meter C. 6 meter D. 11 meter E 95 meter
8. Pola pencemaran tanah oleh bakteri dan zat kimia pada tanah kering
(tidak sampai pada lapisan air tanah) menurut Wagner dan Lanoix adalah
A. Pencemaran vertikal 2 meter, horisontal 5 meter
B. Pencemaran vertikal 9 meter, horisontal 25 meter
C. Pencemaran horisontal 11 meter, vertikal 2 meter
D. Pencemaran horisontal 1 meter, vertikal 3 meter
E. Pencemaran horisontal 4 meter, vertikal 4 meter
PERTEMUAN KE 3 :
FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
PERENCANAAN PEMBUANGAN TINJA
15
A. Latar Belakang
Pembuangan tinja yang dilakukan secara tidak layak atau tidak memenuhi
persyaratan dapat mengakibatkan berbagai macam hal diantaranya adalah
terjadinya pencemaran tanah, sumber air bersih dan tempat berkembang
biaknya vetor penyakit. Dari segi estetika pembuangana tinja yang
sembarangan dapat mengganggu pemandangan yang tidak sedap serta
menimbulkan bau. Untuk itu dalam perencanaan pembuangan tinja manusia
perlu diperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hal hal tersebut
diatas
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam Perencanaan Pembuangan Tinja
adalah salah satu pokok bahasan dalam Buku Ajar Penyehatan Air dan
Pengelolaan Limbah Cair-C yang merupakan bahan ajar mata kuliah keahlian
yang diharapkan dapat menunjang kompetensi profesional sebagai seorang
Ahli Kesehatan Lingkungan . Oleh karena itu lulusan Politeknik Kesehatan
Jurusan Kesehatan Lingkungan harus memahami pokok bahasan ini.
Pada pembahasan selanjutnya, masing-masing tujuan pembelajaran tersebut
diuraikan ke dalam beberapa kegiatan belajar pada Bab 3 buku ajar ini
Diharapkan mahasiswa yang akan menggunakan bahan ajar ini akan menjadi
lebih mudah dalam menyerap pengetahuan tentang bahan ajar ini
B. Tujuan Pembelajaran.
Organisme patogen dlm bbrp hal tidak dapat bertahan hidup dalam
proses proses dekomposisi, atau terhadap serangan kehidupan biologik
yang sangat banyak yang terdapat dalam massa yang mengalami
dekomposisi
2. Kuantitas Tinja.
16
b). Dalam perencanaan pembuangan tinja dapat diperhitungkan bahwa
tinja manusia yang menalami dekomposisi akan mengalami
pengurangan volume dan massa sampai dengan 80 %
c). Tinja manusia yang terdekomposisi akan menjadi lumpur dan volume
lumpur adalah antara 30 s/d 40 liter per orang pertahun
Pada Tanah basah migrasi bakteri tinja secara horisontal searah dengan aliran
air tanah dapat mencapai 11 meter
Arah aliran air tanag
17
5 meter 6 meter
25 meter 70 meter
Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan jarak yang aman antara jamban
dan sumber air minum.
F. Rangkuman.
18
Pada Tanah kering migrasi bakteri tinja dalam tanah relatif kecil, Pada
tanah kering pencemaran tidak lebih dari 3 meter secara vertikal, secara
horisontal 1 meter Pada Tanah basah migrasi bakteri tinja secara
horisontal searah dengan aliran air tanah dapat mencapai 11 meter
Tidak ada aturan yang pasti untuk menentukan jarak yang aman antara
jamban dan sumber air minum.
Sebab hal ini dipengauhi oleh banyak faktor
- kemiringan dan ketinggian permukaan tanah
- porositas dan permeabilitas tanah
- sifat pergerakan bakteri dalam air tanah dll
G. Soal Latihan.
1. Dekomposisi tinja manusia merupakan proses biologis dan berlangsung
secara alamiah yang dapat mengurangi volume dan masa tinja sampai:
A. 20 % B. 40 % C. 60 % D. 80 % E. 100 %
2. Tinja manusia yang terdekomposisi akan menjadi lumpur dan volume
lumpur per orang per tahun dalam satuan liter adalah sekitar;
A. 10 s/d 20 B. 30 s/d 40 C. 50 s/d 60 D. 300 s/d 400 E. 500 s/d 600
4. Migrasi bakteri tinja pada tanah basah, secara horizontal searah dengan
aliran air tanah bias mencapai:
A. 3 meter B. 5 meter C. 6 meter D. 11 meter E 95 meter
6 Pola pencemaran tanah oleh bakteri dan zat kimia pada tanah kering
(tidak sampai pada lapisan air tanah) menurut Wagner dan Lanoix adalah
A. Pencemaran vertikal 2 meter, horisontal 5 meter
B. Pencemaran vertikal 9 meter, horisontal 25 meter
C. Pencemaran horisontal 11 meter, vertikal 2 meter
D. Pencemaran horisontal 1 meter, vertikal 3 meter
E. Pencemaran horisontal 4 meter, vertikal 4 meter
19
A. LATAR BELAKANG
Pembuangan tinja yang dilakukan secara tidak layak atau tidak memenuhi
persyaratan dapat mengakibatkan berbagai macam hal diantaranya adalah
terjadinya pencemaran tanah, sumber air bersih dan tempat berkembang
biaknya vetor penyakit. Dari segi estetika pembuangana tinja yang
sembarangan dapat mengganggu pemandangan yang tidak sedap serta
menimbulkan bau.
Untuk mengatasi terjadinya hal hal terrsebut diatas perlu dibuat sarana
pembuangan tinja yang memenuhi syarat. Ada banyak cara atau metode
dalam membuat sarana pembuangan tinja
Pembuatan saran pembuangan tinja harus dilakukan secara baik. Hal ini
diperlukan untuk mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan. Menurut
peraturan gubernur provinsi Jakarta pengolahan air limbah domestik diartikan
sebagai upaya mengolah dengan cara tertentu agar air limbah dimaksud
memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. PRIVY METHODS
KATEGORI 2
Metode jamban yang dianjurkan
Contoh: - Pit Privy, Aqua Privy, Water seal latrine
KATEGORI 3
Metode jamban dengan type yang diterapkan pada situasi khusus
Contoh : compos privy, Chemical Toilet
Cairan effluent ---à BOD dan suspended solid yang relatif rendah
Effluent dialirkan melalui outlet dari septic tank ke bangunan
peresapan.
21
Hal hal yang harus dipertimbangkan
1. Jumlah penghuni/anggota keluarga
2. Frekuensi pengurasan
3. Jumlah air yang masuk kedalam septick tank per hari per orang
4. Volume lumpur/org/tahun
5. Detention time
Contoh
Satu keluarga terdiri dari 6 anggota keluarga, merencanakan membuat
bangunan septic tank, Apabila diperkirakan rata rata air kotor yang masuk
septic tank adalah 20 liter/orang/hari, volume lumpur 40 liter/orang/tahun dan
rencana dikuras 5 tahun sekalii, detention time 3 hari. Hitung kapasitas Septic
tank.
Jawab
Volume air kotor yang akan ditampung di dalam septic tank dengan detention
time 3 hari adalah :
6 orang x 20 liter/orang/hari x 3 hari = 360 liter
Volume lumpur yang akan ditampung dalam septic tank adalah 6 orang x 40
liter/orang/tahun x 5 tahun = 1200 liter
Volume basah septic tank adalah 1200 liter + 360 liter = 1560 liter
Volume septic tank keseluruhan adalah volume basah ditambah ruang udara
dengan perkiraan tinggi 0,2 D . (D: adalah tinggi septic tank volume basah)
1. Dasar dari lapisan scum tebalnya sekitar 3 (tiga) inchi dibawah outlet.
22
bagian bawah outlet septic tank dengan permukaan (bagian atas) lumpur
(k)
750 5 6 10 13
900 4 4 7 10
1000 4 4 6 8
E. BANGUNAN PERESAPAN
1. SALURAN PERESAPAN
2. SUMUR PERESAPAN
F. RANGKUMAN
1. PRIVY METHODS
24
SEPTIC TANK
Bangunan peresapan
G. Soal Latihan 1
Pertanyaan :
A. 1600 liter B. 360 liter C. 1080 liter D. 600 liter E. 480 liter
25
A. 960 liter B. 1600 liter C. 1200 liter D. 800 liter E. 480
liter
3. Volume septic tank sebelum ditambah ruang udara (volume lumpur + air
kotor) adalah :
4. Untuk menghitung tinggi ruang udara dengan rumus 0,2D, maka yang
dimaksud D adalah :
5. Kalau lebar septic tank direncanakan 1 meter lebar 1,5 meter maka, tinggi
septic tank keseluruhan (t) atau (D + 0,2D) adalah;
H. Soal Latihan 2
5. Suatu septic tank perlu dilakukan pengurasan apabila dasar dari lapisan
scum tebalnya sekitar;
Setelah membaca dan mempelajari dengan seksama PERTEMUAN KE 4 ini maka dapat
dilanjutkan pada kegiatan belajar selanjutnya. Apabila masih terdapat hal-hal yang
belum jelas dapat didiskusikan dengan dosen atau sesama mahasiswa dikelas. Pada
pembahasan selanjutnya akan diuraikan tentang Percolation Test ( Uji Perkolasi)
PERTEMUAN KE 5 :
26
PERCOLATION TEST ( UJI PERKOLASI)
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pembelajaran
Uji Perkolasi adalah suatu tes yang dilakukan untuk mengetahui daya resap
tanah terhadap air yang melaluinya. Hasil dari tes perkolasi adalah
percolation Rate yaitu waktu dalam menit yang diperlukan untuk meresapkan
air kedalam tanah sedalam 1 (satu) inchi. Hasil dari percolation rate (PR)
dapat digunakan untuk menghitung luas bidang peresapan yang diperlukan
sesuai dengan kondisi tanahnya berdasarkan dengan tabel Percolation rate.
27
D. Prosedur pelaksanaan tes perkolasi
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk melakukan uji perkolasi. Berikut ini
adalah salah satu prosedur dalam melaksanakan uji perkolasi
b. Setelah lubangnya jadi kerok bagian dalamnya dengan pisau atau alat lain
agar bekas auger yang menutupi pori-pori tanah dapat dihilangkan .
kemudian bersihkan sisa-sisa tanah yang ada di dalam lobang kemudian
isi lubang dengan kerikil kasar sedalam 2 inchi atau sekitar 5 cm
c. Dengan perlahan lahan isi lobang tes dengan air. Kalau airnya turun
tambah lagi sampai tanahnya jenuh air. Pengisian air dilakukan terus
sampai 12 jam atau paling sedikit selama 4 jam. Hal ini dimaksudkan agar
tanah seperti dalam kondisi saat musim hujan.
28
Gambar 6 : Tes Perkolasi
2 2.30 0.84
3 2.80 0.93
4 3.25 1.12
5 3.50 1.21
10 4.65 1.67
15 5.35 1.86
30 7.00 2.70
45 8.45 3.10
60 9.30 3.50
> 60 Tidak cocok
Sumber : “Studies on household sewage disposal system”
Tabel tersebut berdasarkan pada mengalirnya air kotor sebanyak 190 liter per
hari per orang.
29
Untuk di Indonesia pada umumnya tidak semua air kotor yang mengalir
masuk kedalam septic tank dan selanjutnya masuk kedalam bangunan
peresapan. Air kotor yang diperkirakan masuk kedalam septic tank sebanyak
20 liter/orang/hari , maka tabel tersebut dikonversikan menjadi seperti pada
tebel berikut;
Tabel tersebut berdasarkan pada mengalirnya air kotor sebanyak 20 liter per hari
per orang
30
PERTEMUAN KE 6 :
A. Latar Belakang
Pengolahan limbah cair harus dilakukan secara baik. Hal ini diperlukan untuk
mengurangi kadar pencemar dari air limbah ke badan air. Menurut peraturan
gubernur provinsi Jakarta pengolahan air limbah domestik diartikan sebagai
upaya mengolah dengan cara tertentu agar air limbah dimaksud memenuhi
baku mutu yang ditetapkan.
Pengolahan Limbah Cair adalah salah satu pokok bahasan dalam Buku Ajar
Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair-C yang merupakan bahan ajar
mata kuliah keahlian yang diharapkan dapat menunjang kompetensi
profesional sebagai seorang Ahli Kesehatan Lingkungan .
B. Tujuan Pembelajaran
Komponen proses
33
Gambar : 7 Pengolahan limbah secara biologis
Oksidation Ditch
34
Gambar 8 : Oksidation Ditch
Keuntungan
Kerugian
35
PERTEMUAN KE 7 :
A. Latar Belakang
Pengolahan limbah cair harus dilakukan secara baik. Hal ini diperlukan untuk
mengurangi kadar pencemar dari air limbah ke badan air. Menurut peraturan
gubernur provinsi Jakarta pengolahan air limbah domestik diartikan sebagai
upaya mengolah dengan cara tertentu agar air limbah dimaksud memenuhi
baku mutu yang ditetapkan.
B. Tujuan Pembelajaran
Pengolahan limbah cair secara anaerob berarti yang bekerja atau yang hidup
adalah bakteri anaerob yang tidak memerlukan oksigen bebas. Bakteri ini
dapat bekerja dengan baik pada suhu yang semakin tinggi sampai 40 derajat
celcius,pada pH sekitar 7. Bakteri ini juga akan bekerja dengan baik pada
keadaan yang gelap dan tertutup. Air limbah yang dihasilkan kumpulkan
melalui saluran air limbah, kemudian dilairkan ke bak kontrol untuk
memisahkan kotoran padat. Selanjutnya, sambil di bubuhi dengan larutan
kapur air limbah dialirkan ke bak pengurai anaerob. Di dalam bak pengurai
anaerob tersebut polutan organik yang ada di dalam air limbah akan diuraikan
oleh mikroorganisme secara anaerob, menghasilkan gas methan yang dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Dengan proses tahap pertama konsentrasi
COD dalam air limbah dapat diturunkan sampai kira-kira 600 ppm (efisiensi
pengolahan 90 %).
37
D. Proses Mikrobiologi di Dalam Penguraian Anaerob
Ada empat grup bakteri yang terlibat dalam transformasi material komplek
menjadi molekul yang sederhana seperti metan dan karbon dioksida.
Kelompok bakteri ini bekerja secara sinergis (Archer dan Kirsop, 1991;
Barnes dan Fitzgerald, 1987; Sahm, 1984; Sterritt dan Lester, 1988; Zeikus,
1980),
1. Bakteri Hidrolitik
3. Bakteri Asetogenik
1). Suhu
Waktu tinggal air limbah dalam reaktor anaerob yang tergantung pada
karakteristik air limbah dan kondisi lingkungan harus cukup lama untuk
proses metabolisma oleh bakteri anaerobik dalam reaktor pengurai.
Penguraian oleh bakteri yang menempel mempunyai waktu tinggal yang
rendah (1 – 10 hari) dan bakteri yang terdispersi dalam air (10-60 hari).
39
Waktu tinggal pengurai mesofilik dan termofilik antara 25 - 35 hari, tetapi
dapat lebih rendah lagi (Sterritt dan Lester, 1988).
Monitoring ratio asam volatil total (asam asetat) terhadap alkali total
(kalsium karbonat) disarankan dibawah 0,1 (Sahm, 1984). Salah satu
metode untuk memprbaiki keseimbangan pH adalah meningkatkan
alkalinitas dengan menambah bahan kimia seperti kapur, ammonia
anhidrous, natrium hidroksida, atau natrium bikarbonat.
5). Pengapuran
41