Anda di halaman 1dari 66

1.

Pengertian
Adalah suatu prosedur (tata cara) peralatan yang
digunakan dalam pengiriman atau penyimpanan vaksin
dari Pabrik pembuat vaksin sampai pada sasarannya
yaitu Ibu dan anak.
2. Manfaat dan Tujuan
Adalah untuk memperkecil kesalahan selama
penanganan terhadap vaksin sehingga dapat
diyakinkan bahwa vaksin yang akan digunakan /
disuntikan masih mempunyai potensi yang dapat
menimbulkan kekebalan.
PERALATAN RANTAI VAKSIN
Seluruh peralatan yang digunakan dalam
pengelolaan vaksin sesuai dengan prosedur
untuk menjaga vaksin pada suhu yang telah
ditetapkan.
Sistem Pendinginan

Kompresi Absorbsi
Perbandingan Kompresi vs Absorbsi
Lemari es sistem KOMPRESI Lemari es sistem ABSORPSI
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
 4 x Lebih  Menggunakan  Tidak  Pendinginan
cepat dingin kompresor menggunakan lebih lambat
dibandingkan sebagai mekanik sehingga  Bila terjadi
dengan mekanik yang tidak ada bagian kebocoran
absorpsi. dapat yang bergerak pada sistem
 Bila terjadi menimbulkan dan tidak ada tidak dapat
kebocoran aus. yang aus. diperbaiki.
pada sistem  Hanya dengan  Dapat dengan  Harga
ini mudah listrik AC / listrik AC/DC atau cooling unit
diperbaiki. DC. nyala api minyak cukup mahal
 Harga  Menimbulkan tanah / gas.
cooling unit suara  Tidak
murah. menimbulkan
 Bahan suara.
pendingin R-  Bahan pendingin
12 atau NH3 (amonia)
R134a
Pengatur Suhu (Termostat)

Digital termostat Manual termostat


Manual vs Auto
Manual thermostat Digital Thermostat
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
 Tidak  Sulit dalam  Mudah dalam  Harganya
menggunakan pemasangan pemasangan. mahal.
power listrik.  Sulit meriset  Mudah dalam  Saat listrik
 Harganya suhu yang meriset suhu. padam suhu
murah. sesuai.  Diff dari off ke tidak dapat
 Diff dari off ke on sudah terbaca.
on sulit untuk diatur + 2 OC
diatur.  Suhu mudah
 Suhu tidak terbaca dengan
dapat dibaca. layar LCD.
 Sulit untuk  Ketepatan suhu
mendapatkan lebih terjamin.
suhu yang  Menggunakan
sesuai. relay untuk
 Pengaturan ketepatan
suhu harus kontak.
menungggu 24  Pengaturan
jam. suhu tidak
 Max power 6 perlu
Amp. menungggu 24
jam.
 Max power 10
Amp.
Lemari Es Absorbsi Lemari Es Kompresi
FASILITAS PENYIMPANAN
DINGIN
ILR: lemari es di Kabupaten
Lemari es di Puskesmas

Domestik RCW 50 EK RCW 42 EK

MK 144
Lemari Es Tenaga Surya (SolarChill) Tanpa Baterai
Bentuk Pintu Refrigerator Vaksin

Buka depan Buka atas


Hasil Test/ LogTag Print Out
Refrigerator Buka Depan

Data suhu lemari es Rumah Tangga.


16,0
Minimun area
Medium area
Maximun area

12,0
Temperature °C

8,0
3

4,0
1 TTM diletakan diatas

2 TTM diletakan ditengah


0
3 TTM diletakan dibawah

21Fr 22Sa 23Su 24Mo 25Tu 26We 27Th 28Fr


Time (starting 20/02/2003)
Hasil Test/ LogTag Print Out
Refrigerator Buka Atas
Buka Depan VS Buka Atas
Bentuk buka dari depan Bentuk buka dari atas
(Front opening) (Top opening).
Kelebihan Kekurangan Kelebihan Kekurangan
 Susunan  Suhu labil.  Suhu Stabil  Penyusunan
vaksin Pada saat pintu Pada saat pintu vaksin agak
menjadi lemari es dibuka lemari es dibuka sulit karena
mudah dan maka suhu maka suhu dingin vaksin
vaksin dingin dari atas dari atas akan menjadi
terlihat jelas akan turun turun kebawah bertumpuk.
dari samping kebawah dan dan suhu
depan keluar tertampung.
 Penyusunan  Bila listrik padam  Jumlah vaksin
vaksin relative tidak yang ditampung
mudah dapat bertahan dapat lebih
dan jelas lama banyak.
 Jumlah vaksin
yang ditampung
menjadi sedikit.
Model lemari es standar WHO /UNICEF
LEMARI ES TINGKAT PUSKESMAS YANG SUDAH TERDAFTAR DI WHO / UNICEF (PIS 2000)

RCW 42 EK FCW 20 EK RCW 50 EK TCW 2000


(PIS E3/22 -M) (PIS E3/73-M) (PIS E3/91-M) (PIS E3/111-M)

Vestfrost MK 144 (PIS E3/57-M) Vestfrost MK 204 (PIS E3/81-M) Dovline (PIS E3/110-M)
Perhatian…!!
A. Bila suhu pada lemari es sudah stabil antara
+ 2 C s/d + 8 C, maka posisi termostat
JANGAN dirubah-rubah, Jika perlu; beri
selotip.
B. Merubah termostat bila suhu pada lemari
es dibawah + 2 C atau diatas + 8 C
C. Perubahan termostat tidak dapat
merubah suhu lemari es dalam sesaat
Pembekuan Vaksin Saat Penyimpanan
Kesalahan pada peralatan.( Factory error)
 Thermostat pada lemari es yang tidak berfungsi dengan benar.
 Thermometer pengukur suhu pada lemari es tidak valid.
Ketidak tahuan petugas.( Human error).
 Paradigma petugas bahwa lebih dingin akan lebih baik.
 Sering merubah posisi thermostat.
 Petugas Baru
- ketidak tahuan sifat vaksin.
- ketidak tahuan tata cara penyimpanan vaksin.
- ketidak tahuan packaging vaksin.
 Penyimpanan vaksin yang padat sehingga tidak mempunyai
ruang sirkulasi.
Kerusakan vaksin
pada suhu dibawah 0 O C.

Hep B - 0,5o C Maks ½ jam

DPT, TT & - 5°C s/d –10oC Maks 1,5 – 2 jam


DT

(Thermostability of Vaccines, WHO, 1998)


Stabilitas vaksin di luar rantai dingin
Jenis Vaksin + 37°C + 25°C +5°C
Polio 2 hari NA* 225 hari

DPT 14 hari 90 hari > 3 thn

Hep B & TT 30 hari 193 hari > 4 thn

Campak & BCG 7 hari 45 hari > 2 thn

(Thermo stability of Vaccines, WHO, 1998)


HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
 PENGARUH SUHU  dapat menurunkan potensi
dan efikasi vaksin, apabila disimpan pada suhu
yang tidak sesuai
 PENGARUH SINAR MATAHARI  usahakan
agar vaksin tidak terkena sinar matahai
langsung, terutama untuk vaksin BCG
 PENGARUH KELEMBABAN  pengaruh
kelembaban sangat kecil pengaruhnya apabila
kemasannya sudah baik, misalkan menggunakan
ampul atau botol yang tertutup kedap
MENCEGAH PEMBEKUAN VAKSIN
LEMARI ES DENGAN BUKA ATAS SOP
 Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan
jauh dari evaporator
 Beri jarak 1-2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara
 Letakkan termometer dan Freeze Tag® di antara kotak vaksin
yang peka pembekuan

LEMARI ES RUMAH TANGGA (tidak direkomendasikan)


 Selalu letakkan vaksin yang peka pembekuan (DTP, TT, DT, Hep
B, DTP-HB) jauh dari evaporator
 Jangan letakkan vaksin di pintu
 Beri jarak 1-2 cm antar kotak vaksin untuk sirkulasi udara
 Selalu letakkan botol berisi air (cool pack) di bagian bawah
lemari es
 Letakkan termometer dan Freeze Tag® di antara kotak vaksin
yang peka pembekuan
Alat pembawa Vaksin
• Fungsi : untuk membawa vaksin dari suatu
tempat ke tempat lain dengan aman.
• Tujuan : agar vaksin yang dibawa mempunyai
kondisi tetap sama seperti pada kondisi
awalnya.
• Bentuk : berbentuk kotak yang telah di-insulasi
dengan baik sehingga menjadi “airtight”
atau “kedap udara”
• Jenis alat pembawa vaksin
– Cold / cool box disposible
– Cold / cool box reusesible
– Cold / cool pack
– Vaksin carrier
– Thermos
• Vaksin carrier

• Termos
VAKSIN CARIER
Alat untuk mengirim / membawa vaksin
dari puskesmas ke posyandu/tempat
pelayanan imunisasi lainnya yang dapat
mempertahankan suhu +2C s/d + 8 C.
COLD PACK
Kotak plastik berisi air yang dibekukan
selama lebih dari 24 jam pada suhu dibawah
- 5O C s/d - 25O C dalam freezer

Epi cold chain


COOL PACK
Wadah plastik berbentuk segi empat yang
diisi dengan air yang kemudian didinginkan
pada suhu + 2O C s/d - 3O C dalam lemari es
(dekat evaforator) selama 24 jam.
Cara penyimpanan vaksin yang sudah
dilarutkan
Hasil test cool pack

 4 Pack isi air (VC) dimasukan kedalam ruang dingin dengan suhu rata-rata – 3oC,
Selama 12 jam ( pack belum menjadi beku)
 Kemudian dipindahkan kedalam VC, maka suhu naik menjadi + 8oC
 Lalu turun sampai + 2 oC
 Cool life dari + 2 oC ke + 8 oC adalah 11 jam.
Peralatan Pemantauan Suhu Vaksin
1. Alat pemantau suhu
– Termometer Dial
– Termometer Muller
– Termometer bulb.
2. Alat pencatat suhu
– Termograf
– Tiny TTM (Time Temperature Monitor)
– Fridge tag
– Multi log.
3. Alat pemantau paparan suhu dingin
– Freeze Watch
– Freeze Tag
4. Alat pemantau paparan panas
– VCCM (Vaccine Cold Chain Monitor)
– VVM (Vaccine Vial Monitor)
Pemantau Suhu

Muller Dial Bulb.


Pencatat/ Perekam Suhu

Thermograph TTM Multilog

Fridge tag
LogTag
Pemantau suhu dingin
Pemantau suhu panas dengan VCCM
Pencatatan Suhu Lemari Es

Pencatatan dilakukan 2 x sehari pada pagi dan sore hari


VVM (Vaksin Vial Monitor)
• VVM adalah alat pemantau paparan suhu panas.
• Fungsi : untuk memantau suhu vaksin selama dalam
perjalanan maupun dalam penyimpanan.
• VVM ditempelkan pada setiap vial vaksin.
• Mempunyai bentuk lingkaran dengan bentuk segi
empat pada bagian dalamnya.
• Diameter VVM sekitar 0,7 cm ( 7 mm )
• VVM mempunyai karakteristik yang berbeda, spesifik
untuk tiap jenis vaksin. VVM untuk vaksin Polio tidak
dapat digunakan untuk vaksin HB, begitu juga
sebaliknya.
• Setiap jenis vaksin mempunyai VVM tersendiri.
Bagaimana Cara Kerja VVM?
• Mengikuti rumus Arrhenius (reaksi kimia: monomer
menjadi polimer).
• Warna indikator bertambah gelap dengan berlalunya
waktu dan paparan panas secara kumulatif.
• Perubahan warna menetap.
*Perubahan warna indikator bertambah cepat dengan peningkatan
suhu.
MANFAAT PENGGUNAAN VVM
• Memberikan peringatan pada petugas kapan
harus menolak atau tidak menggunakan vaksin.

• Memungkinkan vaksin disimpan / dipakai diluar rantai


dingin.

• Memberikan petunjuk vaksin mana harus lebih dahulu


disalurkan / dipakai.

• Memungkinkan pemantauan kualitas rantai dingin pada


berbagai tingkat penyaluran dan penyimpanan
Tipe – tipe VVM
1. VVM – 30, tahan > 30 hari pada 37°C
( High stability vaccines seperti Hep. B, TT )

2. VVM – 14, tahan > 14 hari pada 37°C


( Medium stability vaccines seperti DPT )

3. VVM – 7, tahan > 7 hari pada 37°C


( Moderate stability vaccines )

4. VVM – 2, tahan > 2 hari pada 37°C


( Least stable vaccines seperti Polio )
Pemantau suhu panas ( VVM )

Segi empat lebih terang dari lingkaran.


A √ Gunakan vaksin bila belum kedaluarsa.

Segi empat berubah gelap tapi lebih terang


dari lingkaran.
B Gunakan vaksin lebih dahulu bila belum
kedaluarsa.
Batas untuk tidak digunakan lagi:
C x Segi empat berwarna sama dengan
lingkaran.
JANGAN GUNAKAN VAKSIN
Melewati Batas Buang:
D x Segi empat lebih gelap dari lingkaran.
JANGAN GUNAKAN VAKSIN
PENATAAN VAKSIN
RCW 42 EK
suhu dekat evaporator bisa < 0°C
Jauh dari evaporator suhu +2°C – +8°C

Jarak antar vaksin miniman 1- 2 cm atau 1 jari tangan


PENATAAN VAKSIN
RCW 50 EK
kompartmen kanan dan kiri suhu +2°C – +8°C
bagian tengah freezer

Jarak antar vaksin miniman 1- 2 cm atau 1 jari tangan


Lemari es RCW 50 EK
tingkat Puskesmas.

Thermostat. Thermometer

Freeze watch.

Atau.

Atau. DPT BCG BCG


TT
DPT BCG Polio
TT
Hept B Polio
Campak DT

Hept. B Campak Polio DT


Volume untuk
vaksin = 24 Lt.
Freeze Tag.

Grapik kartu suhu.

Vaksin Heat Sensitive. Vaksin freeze Sensitive.


Harus selalu berdekatan Cool pack. Cold pack. Harus selalu berjauhan
dengan evaporator. dengan evaporator.
Epi cold chain Okt 2003
PENATAAN VAKSIN
LE domestik

Jarak antar vaksin minimal 1- 2 cm atau 1 jari tangan


SPARE PART LEMARI ES

Termostat & Termometer Wick 32

Electrical Heater Termostat Glass Flue Burner

Salah satu contoh spare part lemari es (50 EK)


MASA SIMPAN VAKSIN
JENIS VAKSIN SUHU PENYIMPANAN UMUR VAKSIN
BCG + 2 OC s/d + 8 OC 1 TAHUN
- 15 OC s/d - 25 OC 1 TAHUN
DPT + 2 OC s/d + 8 OC 2 TAHUN
HEPATITIS B + 2 OC s/d + 8 OC 26 BULAN
TT + 2 OC s/d + 8 OC 2 TAHUN
DT + 2 OC s/d + 8 OC 2 TAHUN
POLIO + 2 OC s/d + 8 OC 6 BULAN
- 15 OC s/d - 25 OC 2 TAHUN
CAMPAK + 2 OC s/d + 8 OC 2 TAHUN
- 15 OC s/d - 25 OC 2 TAHUN
DPT-HB + 2 OC s/d + 8 OC 2 TAHUN
Pelarut BCG SUHU KAMAR 5 TAHUN
Pelarut Campak SUHU KAMAR 5 TAHUN
SUHU VAKSIN
• Suhu antara +2° C dan +8°C  situasi normal
• Suhu pada atau di bawah 0°C: VAKSIN BERISIKO
Periksa vaksin FS  uji kocok / shake test
bila beku padat langsung dibuang
perbaiki suhu yang rendah
• Suhu antara +8°C and +10°C  tidak perlu tindakan
• Suhu di atas +10°C: VAKSIN BERISIKO
Periksa VVM dan buat laporan

Ref: Guideline for establishing or improving primary and intermediate vaccine stores (WHO/V&B/02.34)
SUHU PELARUT
• Pelarut disimpan pada suhu ruang, kecuali
pelarut dikemas bersama vaksin keduanya
harus disimpan pada suhu +2oC - +8oC.
• Pelarut disimpan pada suhu +2oC - +8oC satu
hari sebelum melakukan penyuntikan
• Pelarut tidak boleh dibekukan, mencegah
“thermal shock” pada vaksin
Evidence of exposure to freezing
temperatures

10
0 20

-10 30

-20 40

CONTINUOUS MONITORING
Shake test
SHAKE TEST
• Dilakukan terhadap vaksin FS yang dicurigai
beku
– Suhu thermometer < 0oC
– Freeze tag : Tanda X
• Dibandingkan dengan jenis vaksin yang sama
yg sengaja dibekukan.
Frozen vial
Non-homogeneous

DTP
Sub-zero temperature effect
??

√ X
Penanganan Vaksin Rusak,
Kadaluarsa dan Vaksin Sisa
–Pisahkan vaksin
–Buat berita acara penghapusan
–Lakukan pemusnahan
PENANGANAN VAKSIN
PENERIMAAN DAN PENGAMBILAN VAKSIN

• Pengambilan Menggunakan peralatan rantai vaksin yang sudah


ditentukan. Misalnya Cold box atau vaccine carier

• Jenis peralatan pembawa vaksin disesuaikan dengan jumlah


vaksin yang akan diambil

• Sebelum memasukkan vaksin kedalam alat pembawa, periksa


indikator vaksin (VVM) kecuali BCG. Vaksin yang boleh digunakan
hanya bila Indikator VVM tingkat A atau B. Sedangkan bila VVM
pada tingkat C atau D tidak usah diterima karena tidak dapat
digunakan lagi.

• Masukan kotak cair dingin (cool pack) kedalam alat dan dibagian
tengah diletakkan termometer muller, untuk jarak jauh bila freeze
tag/watch tersedia dapat dimasukkan kedalam alat pembawa.

• Alat pembawa vaksin yang sudah berisi vaksin, selama perjalanan


dari Kabupaten /Kota ke Puskesmas tidak boleh kena sinar matahari
langsung
PENGGUNAAN VAKSIN DI UNIT
PELAYANAN

a. Di puskesmas dan unit pelayanan statis


lainnya (RS, Klinik Bersalin, Praktek Swasta).
b. Di Posyandu dan komponen lapangan lainnya
a. Di puskesmas dan unit pelayanan statis lainnya (RS,
Klinik Bersalin, Praktek Swasta).
• Jumlah vaksin yang diperlukan disesuaikan
dengan pengalaman pemakaian rata- rata
setiap hari pelayanan.

• Vaksin disimpan dalam vaksin carier yang


diberi kotak dingin cair.

• Letakkan vaksin carier di meja yang tidak


terkena sinar matahari langsung.

• Dalam penggunaan, letakkan vaksin diatas


spon / busa yang berada didalam vaksin
carier.

• Di dalam vaksin carier tidak boleh ada air


yang merendam vaksin. Ini untuk mencegah
kontaminasi vaksin dari bakteri lain.
b. Di Posyandu dan komponen lapangan

Prinsipnya sama seperti di komponen


Statis, intinya vaksin tetap pada suhu +2C
s/d +8, Hal yang perlu diperhatikan :

• Jumlah vaksin yang dibawa perlu ditambah


cadangan secukupnya.
• Vaksin disusun dalam vaccine carier.

• Sisa vaksin yg belum dibuka diberi tanda


khusus untuk didahulukan penggunaannya
pada jadwal pelayanan berikutnya selama
VVM masih dalam kondisi A atau B.

• Sisa vaksin yang sudah dibuka pada


kegiatan lapangan/pelayanan di luar gedung
lainnya tidak boleh digunakan lagi.
Masa Pemakaian Vaksin dari Vial yang sudah
dibuka di Unit Pelayanan Statis

VAKSIN MASA PEMAKAIAN


Polio 2 minggu

DPT – HB 4 minggu

TT 4 minggu

DT 4 minggu

Hepatitis B 4 minggu
OPEN VIAL POLICY
Penggunaan vaksin dari vial yang sudah dibuka pada
pelayanan statis (PUSK, RS, RB):
DPT-HB, DPT, TT : 4 minggu
POLIO : 2 minggu
BCG : 3 jam setelah dilarutkan
CAMPAK : 6 jam setelah dilarutkan
dengan syarat : Belum Exp (Kadaluarsa)
Suhu disimpan dalam +2°C – +8°C
Tidak pernah terendam air
Sterilitas terjaga
VVM A atau B
Pada botol ditulis tanggal mulai dipakai
Pada pelayanan dinamis tidak boleh dipergunakan kembali
Masa Kadaluarsa (Exp Date)
EXP: EXP BY : EXP BEFORE :
10/2008 10/2008
10/2008

Dapat dipakai Dapat dipakai Dapat dipakai


sampai dengan: sampai dengan : sampai dengan:
31/10/2008 30/09/2008 30/09/2008
Vaksin yang berkualitas tidak cukup hanya ditentukan melalui proses produksi
yang baik dan benar, tetapi tergantung juga pada proses penanganannya dan itu
merupakan tanggung jawab moral kita bersama...

Anda mungkin juga menyukai