Anda di halaman 1dari 8

LATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

PUSAT PELATIHAN MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN PERTANIAN


TAHUN 2021

Tanggal : 02 Juni 2021


Sifat : Soal A-Sinkronus Wawasan Kebangsaan dan Nilai Nilai Bela Negara
Kelompo
: Gelombang 5 Gol II Angkatan III Kelompok 1/2
k
Kelompok Ganjil/Genap (coret/hapus yang tidak diperlukan)
No. Nama Instansi/Unit Kerja
1 Ayu Andini Pratiwy A.Md.Kes Perpustakaan Nasional
2 Dena Silviawati, A.Md. Perpustakaan Nasional
3 Grecia A. T. Sijabat A.Md.Akun BPOM
4 Lusiana Friska L, Gaol A.Md.Ak BPOM
5 Yunitaa Pertiwi A.Md Perpustaakaan Nasional

Berikan pemecahan masalah pada kasus-kasus sebagaimana tersebut dibawah ini dari sudut
pandang Wawasan Kebangsaan (meliputi kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan
petahanan keamanan) dan Bela Negara (terkait posisi dan peran dalam sistem pertahanan
negara, penjabaran nilai-nilai bela negara kedalam praktik kehidupan sehari-hari dan rencana
aksi penerapan nilai-nilai bela negara sesuai tugas dan fungsi masing-masing:
1. Kasus fenomena nasionalisme anak-anak muda jaman sekarang ini.
Jawaban : Generasi muda selalu memiliki peran penting dan strategis dalam perkembangan
suatu bangsa dan negara karena mereka adalah kelompok sosial yang menentukan masa
depan sebuah bangsa. Begitu juga Indonesia. Sejarah mencatat bahwa kelompok muda
memiliki keterlibatan aktif dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia sejuk
dulu hingga kini. Salah satu bukti tersebut dapat kita soroti dalam esensi peringatan hari
Sumpah Pemuda yang jatuh setiap 28 Oktober. Tanggal ini selalu disambut secara gegap
gempita oleh pemerintah dan masyarakat untuk mengajak anak muda berperan aktif dalam
pembangunan negeri ini. Sumpah Pemuda miliki pengaruh yang sangat luar biasa. Bahkan
hal tersbut menjadi titik awal terbentuknya persatuan dan kesatuan Indonesia serta
menjadi cikal bakal tumbuhnya semangat nasionalisme dan patriotisme untuk
membebaskan negeri tercinta dari belenggu penjajah Belana dan langkah awal dalam
melahirkan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.
Memang banyak generasi muda yang mampu mengukir prestasi seperti dalam berbagai
lomba maupun olimpiade sains di berbagai negara yang telah diselenggarakan. Tetapi suatu
hal yang memprihatinkan aktivitas generasi muda yang telah ditulis dan diteliti oleh
beberapa Harian Terkemuka Ibu Kota, bahwa tidak sedikit anak-anak muda kita yang
terjebak dalam “The Pursuit of Wow” mengejar kegemerlapan, mengedepankan
kenikmatan-kepuasan, mengabaikan idealisme dalam arti lebih materialis dan idividualistik,
serta sikap-sikap yang acuh tak acuh terhadap kemajuan negara-bangsa. Pendeknya tidak
sedikit anak-anak muda yang lebih mengedepankan budaya hedonik yang ditandai oleh
pengejaran kepuasan dan kenikmatan. Maraknya patologis seksual dan budaya kekerasan.
Lebih mengerikan lagi dalam hasil penelitian tersebut siswa-siswi, mahasiswa, dan generasi
muda umumnya banyak terlibat dalam tawuran, “kumpul kebo”, maupun pelecehan-
pelecehan seksual lainnya dari perkosaan sampai dengan “berteman tapi mesra” tanpa
merasa berdosa. Begitu juga di kalangan orang tua sekarang ini nampaknya penyakit
masyarakat tentang, selingkuh, KKN, khususnya korupsi masih melekat dan merajalela di
Indonesia.
Perlu adanya redefinisi atas pemahaman dan pelaksanaan nila - nilai nasionalisme dalam
diri individu bangsa Indonesia khususnya diri pemuda Indonesia. Kegagalan meredefinisi
nilai-nilai nasionalisme telah menyebabkan belum lahirnya sosok pemuda Indonesia yang
dapat menjadi teladan. Padahal tantangan pemuda saat ini berbeda dengan era 1928 atau
1945. Jika dulu nasionalisme pemuda diarahkan untuk melawan penjajahan , dan sekarang
nasionalisme diposisikan secara proporsional dalam menyikapi kepentingan pasar yang
diusung dengan kepentingan global dan nasionalisme yang diusung untuk kepentingan
Negara. Dengan demikian peran orang tua masih sangat mendominasi segala sector
kehidupan berbangsa dan bernegara. Diharapkan pemerintah pusat dapat mempercepat
distribusi pembangunan di semua daerah agar tidak tumbuh semangat etnonasionalisme
dalam diri bangsa ini. Menempatkan semangat nasionalisme pada posisi yang benar .
Nasionalisme tidak dapat diartikan secara sempit. Nasionalisme harus didefinisikan sebagai
suatu upaya untuk membangun keunggulan kompetitif, dan tidak lagi didefinisikan sebagai
upaya menutup diri dari pihak asing seperti proteksi atau semangat anti semua yang berbau
asing. Profesionalisme adalah salah satu kata kunci dalam upaya mendefinisikan makna
nasionalisme saat ini. Dengan demikian nasionalisme harus dilengkapi dengan sikap
profesionalisme.
2. Kasus korupsi pejabat birokrasi baik di Pusat maupun di Daerah yang berdampak terhadap
efektivitas, efisiensi dan produktivitas birokrasi.
Jawaban : Menurut pandangan kelompok kami, jika suatu kasus korupsi telah terjadi tentu
pemecahan masalah yang harus dilakukan adalah dengan segera menindak pelaku dan
kemudian pihak yang berwenang melakukan penyelidikan demi terselesaikannya kasus.
Namun, selain hukuman, orang yang melakukan tindak korupsi yang merugikan negara dan
masyarakat juga harus belajar kembali mengenai wawasan kebangsaan dan bela negara.
Bukan belajar untuk sekedar tahu namun juga harus menyadari, meresapi, dan
menanamkan dalam hati nilai-nilai dari kebangsaan dan bela negara tersebut. Ini juga
berlaku sebagai pencegahan tindak korupsi, sehingga diharapkan jika sudah memahami dan
ditanamkan dalam hati maka akan menghindarkan diri dari tindak korupsi ini.
A. Pemecahan masalah kasus korupsi dari sudut wawasan kebangsaan:
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara yang dilandasi
pancasila, UUD 1945, NKRI dan bhinneka tunggal ika.
Wawasan nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai jati diri,
lingkungan geografi, dan sumber dayanya, serta segala potensi fisik dan non fisik yang
terkandung dan lahir dari interaksi elemen-elemen tersebut, sebagai elemen kekuatan
dan lingkungan strategis nasional dalam satu kesatuan yang utuh berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945.
Pemecahan masalah korupsi dari sudut pandang wawasan kebangsaaan yang bahan
materinya dikutip dari https://id.berita.yahoo.com/makna-wawasan-nusantara-ketahui-
fungsi-012037250.html yang dipublikasikan tanggal 23 Maret 2021:
1. Kesatuan Politik, yaitu menyadari bahwa wilayah nasional dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan wilayah dan seluruh bangsa serta menjadi modal milik
bersama rakyat Indonesia, menyadari bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa religius
yang meyakini adanya Tuhan yang Maha Esa yang mengatur alam dan manusia,
memiliki rasa senasib sepenanggungan, sebangsa setanah air dan punya satu tekad
dalam mencapai cita-cita bangsa, setia pada pancasila sebagai ideologi negara. Maka
tindakan yang bisa diambil ialah dengan mencabut segala aktivitas organisasi
politiknya, karena bisa dikatakan tidak setia kepada pancasila yang mana sebagai
pedoman hidup yang baik bagi bangsa Indonesia.
2. Kesatuan Ekonomi, yaitu menyadari bahwa kekayaan nusantara adalah modal dan
milik bangsa Indonesia yang harus dikelola untuk keperluan sehari-hari dan merata di
semua wilayah, mendorong perkembangan ekonomi yang harus seimbang disetiap
daerah, dan perekonomian ditujukan demi kemakmuran rakyat. Tindakan yang
seharusnya diambil ialah dengan menyita seluruh kekayaan pelaku korupsi.
3. Kesatuan Sosial Budaya, yaitu mendorong kehidupan bangsa agar berada pada
tingkat kemajuan masyarakat yang sama, merata, dan seimbang, serta menyadari
bahwa budaya Indonesia adalah satu kesatuan dalam keberagaman yang menjadi jati
diri bangsa dan sebagai modal pembangunan. Tindakan yang dapat diambil ialah
dengan sanksi sosial. Dalam masyarakat sanksi sosial biasanya akan terjadi secara
otomatis, seperti dijauhi dari lingkungannya.
4. Kesatuan Pertahanan dan Keamanan, yaitu menyadari bahwa ancaman pada satu
pulau atau daerah merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia keseluruhan,
menyadari bahwa sebagai warga negara memiliki hak dan kewajiban dalam membela
bangsa dan negara. Tindakan yang dapat diambil ialah dengan melakukanpembinaan
kesadaran bela negara di lingkup pekerjaan.
B. Pemecahan masalah kasus korupsi dari bela negara:
Pembinaan kesadaran bela negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan, pendidikan, dan/atau pelatihan kepada
warga negara agar menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai
dasar bela negara. Terdapat indikator nilai dasar bela negara yang terdiri dari:

1. Cinta tanah air

2. Sadar berbangsa dan bernegara

3. Setia kepada pancasila

4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara

5. Kemampuan awal bela negara


3. Kasus penyalahgunaan dan peredaran narkoba hampir ke semua segmen dan sektor
kehidupan
Jawaban : Kasus penyalahgunaan narkoba memberikan dampak yang signifikan dalam
berbagai aspek kehidupan. Dalam konteks kesehatan, penyalahguna narkoba mengalami
masalah baik fisik dan psikisnya. Dalam konteks ekonomi, banyak di antara mereka yang
berakhir dengan kesulitan finansial karena tidak mampu lagi bekerja. Dengan
kompleksitasnya masalah yang dialami para penyalahguna narkoba, maka penanganannya
pun harus proporsional. Simplexius Asa, seorang dosen UNDANA, sekaligus seorang pakar
hukum yang telah bergelut dalam penanggulangan narkoba selama belasan tahun lamanya,
mengatakan, upaya penyelamatan anak bangsa dari jeratan penyalahgunaan narkoba harus
dari hati. Karena seperti diulas di awal, dampaknya sangat kompleks, tak hanya dalam
kesehatan atau ekonomi semata, tapi juga dalam hal sosial, hukum dan spiritual juga sangat
berat dirasakan.
Diperlukannya kerjasama yang baik dari pemerintah, aparat dan masyarakat dalam
rangka penanggulangan dan pencegahan narkoba seperti melakukan pengawasan yang
lebih ketat ketempat-tempat yang memungkinkan oknum lain melakukan transaksi ilegal.
Contohnya dikafe, kafe tersebut berizin tetapi digunakan oleh oknum lain untuk transaksi
ilegal. Kerena dengan izin mendirikan kafe tersebut orang lain tidak akan curiga. Itulah
diperlukannya pengawasan ketat dan kerjasama yang baik agar akar permasalahan dari
peredaran narkoba dapat di basmi. Dan diperlukannya sosialisasi terutama bagi kalangan
muda tentang bahaya dan efek samping yang disebabkan oleh narkoba untuk kesehatan
dan masa depannya dan hukum yang akan didadapatkan jika mengedarkan narkoba. Dan
para orangtua harus ketat mengawasi pergaulan anaknya. Dan sosialisasi kepada
masyarakat untuk peduli kepada lingkungan sekitar dan tidak perlu takut memberikan
informasi adanya pengedaran narkoba kepada aparat. Penerangan melalui berbagai media
tentang bahaya narkoba memiliki dampak yang positif.
4. Kasus potensi turunya Indek Kepuasan Masyarakat karena kondisi kerja (WFH/WFO) dengan
adanya pandemik Covid-19 dikaitkan Saudara sebagai PNS yang notabene sebagai Pelayan
Publik Profesional
Jawaban : Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif
yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. (pasal 1 ayat 1 UU no 25 Tahun
2009). Menurut data yang dilansir dari masing-masing laporan Kementertian Indeks
Kepuasan Masyarakat adalah sebagai, berikut:
    TAHUN
NO KEMENTRIAN 2019 2020
1 KEMENTRIAN PERTAHANAN 88.79% 89.63%
2 KEMENTRIAN LUAR NEGERI 87.80% 92.59%
3 KEMENTRIAN PERINDUSTRIAN 91.00% 94.54%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tren dari tahun 2019-2020 kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan pemerintah memiliki trend positif, meningkat dari tahun 2019 ke
tahun 2020. Walaupun ditahun 2019 Indonesia mengalami pandemi Covid-19. Adanya
pembatasan tatap muka, pembatasan pegawai yang bertugas mengakibatkan setiap
pelayan masyarakat untuk tetap memberikan pelayanan yang maksimal dan berinovasi nya
seluruh pelayan masyarakat agar bisa tetap untuk melayani walaupun dilakukan secara
online.
Namun, akan berbanding terbalik terhadap masyarakat yang masih kurang paham
terhadap pelayanan yang disediakan secara online. Hal tersebut akan menyulitkan mereka.
Belum meratanya akses internet di seluruh Indonesia hal ini juga yang menyebabkan
menurunnya kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang dilakukan oleh pelayan
publik.
Pemecahan masalah pada kasus potensi turunnya Indek Kepuasan Masyarakat karena
kondisi kerja (WFH/WFO) dengan adanya pandemik Covid-19 dikaitkan Saudara sebagai PNS
yang notabene sebagai Pelayan Publik Profesional dari sudut pandang:
1. Wawasan Kebangsaan (meliputi kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan petahanan
keamanan)
2. Posisi dan peran dalam sistem pertahanan Negara
3. Penjabaran nilai-nilai bela negara kedalam praktik kehidupan sehari-hari
4. Rencana aksi penerapan nilai-nilai bela negara sesuai tugas dan fungsi masing-masing

Dampak yang ditimbulkan dari Covid 19 tidak hanya dari sisi kesehatan namun sudah
lintas sektoral seperti perekonomian, bisnis, sosial kemasyarakatan, lingkungan bahkan
aktivitas dalam bekerja pun ikut terdampak adanya virus ini. Sebelum adanya virus ini, rata-
rata orang yang bekerja akan selalu pergi ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan atau
memberikan pelayanan kepada stakeholder. Namun dengan adanya virus Covid-19, yang
penyebarannya sangat cepat melalui interaksi dengan orang/benda yang sebelumnya telah
terinfeksi atau terdampak virus, menyebabkan adanya perubahan perilaku ditengah
masyarakat. Hal ini juga berkaitan adanya himbauan-himbauan berupa physical dan social
distancing, mengurangi aktivitas di luar rumah serta mengurangi ke tempat-tempat yang
digunakan untuk berkumpulnya orang salah satunya adalah kantor. Perubahan tatanan
sosial kemasyarakatan dalam aktivitas bekerja salah satunya adalah konsep bekerja dalam
bentuk Work from Home.

Dilingkungan Perpustakaan Nasional RI, kondisi pandemi Covid 19 juga menyebabkan


layanan onsite menjadi kurang maksimal karena adanya pembatasan pengunjung, yaitu 2000
pengunjung perhari, serta diberlakukannya sistem WFH dan WFO bagi pegawai yang dapat
mempengaruhi Indeks Kepuasan Masyarakat. Namun, Perpustakaan Nasional RI
mengantisipasi hal tersebut dengan cara meningkatkan layanan secara online, seperti I-
Pusnas, Khastara, e-Resource, OPAC (Online Public Access Catalog), Pendaftaran
Keanggotaan Online, Pendaftaran ISBN Online, dan, Konsultasi Online.

Dengan adanya inovasi layanan online ini, pemustaka tidak perlu datang
keperpustakaan langung dan pegawai Perpustakaan Nasional RI sebagai pelayan publik bisa
tetap melayani secara professional, jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat baik secara
WFH/WFO. Perlu ditekankan dalam pelaksanaan WFH ini adalah bahwa WFH bukan berarti
tidak masuk kantor lantas tidak bekerja melainkan pekerjaannya dapat diselesaikan dimana
saja dengan menggunakan teknologi dan informasi. Spirit penerapan WFH di lingkungan PNS
saat ini adalah agar pegawai tetap memberikan pelayanan terbaik dan menjaga produktivitas
dengan memberikan fleksibilitas lokasi bekerja, baik WFH maupun WFO selama adanya
pandemi Covid-19.

Berikut penerapan nilai-nilai bela Negara yang dapat menangani masalah potensi
turunnya Indek Kepuasan Masyarakat karena kondisi kerja (WFH/WFO) dengan adanya
pandemik Covid-19;

1. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah dengan


cara mengikuti kebijakan WFH/WFO.
2. Menjalankan tugas secara professional dengan cara tetap disiplin dan memberikan
pelayanan prima saat WFH/WFO.
3. Mentaati, melaksanakan dan tidak melanggar semua peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi pelopor
dalam penegakan peraturan/perundangan ditengah-tenagh masyarakat.
4. Berpikir, bersikap dan berbuat yang sesuai peran, tugas dan fungsi ASN dimanapun
berada.
5. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun.
6. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa dan
Negara sesuai tugas dan fungsi masing-masing.
7. Selalu ikhlas membantu masyarakat dalam menghadapi situasi dan kondisi yang penuh
dengan kesulitan.
8. Selalu menjaga kesehatan baik fisik maupun psikis dengan pola hidup sehat serta
menjaga keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
9. Selalu menjaga kebugaran dan menjadikan kegemaran berolahraga sebagai gaya hidup.
10. Senantiasa menjaga kesehatannya dan menghindarkan diri dari kebiasaan-kebiasaan
yang dapat mengganggu kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai