Dosen Pengampu:
Arni Karina SE, M.Si. M
Disusun Oleh:
Riska Maulidya
(193403516105)
A. Latar Belakang
B. Landasan Teori
1. UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan
bahwa untuk mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan negara, laporan pertanggungjawaban keuangan
pemerintah perlu disampaikan secara tepat waktu dan disusun mengikuti
standar akuntansi pemerintahan. Sehubungan dengan itu, UU Nomor 1
Tahun 2004 lebih lanjut mengamanatkan agar laporan keuangan
pemerintah dapat menghasilkan statistik keuangan yang mengacu kepada
manual Statistik Keuangan Pemerintah (Government Finance
Statistics/GFS) sehingga dapat memenuhi kebutuhan analisis kebijakan
dan kondisi fiskal, pengelolaan dan analisis perbandingan antarnegara.
2. Penjelasan UU No. 23 Tahun 2009 tentang Pertanggungjawaban atas
pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2007 menyatakan bahwa dalam
rangka meningkatkan pengelolaan keuangan negara dan upaya perbaikan
untuk menindaklanjuti temuan pemeriksaan BPK, selain yang
diamanatkan dalam Undang-Undang tersebut, Pemerintah perlu
melakukan beberapa hal berikut sebagaimana direkomendasikan oleh
DPR, yaitu antara lain agar Pemerintah meningkatkan kualitas informasi
keuangan pemerintah daerah sehingga dalam jangka panjang dapat
menyajikan laporan statistik keuangan pemerintah (Government Finance
Statistics).
3. Laporan hasil reviu BPK atas pelaksanaan transparansi fiskal tahun 2010
meng-highlight signifikansi dari statistik keuangan pemerintah melalui
reviu atas unsur transparansi fiskal:
a) Kejelasan Peran dan Tanggung Jawab, di mana BPK mereviu bahwa
peraturan yang mengatur peran dan fungsi lembaga pemerintahan, dan
antar lembaga pemerintah dan sektor publik dan swasta telah diatur.
Namun fungsi pemerintah secara keseluruhan belum terlihat karena
laporan LKPD yang belum terintegrasi dengan LKPP.
b) Ketersediaan Informasi bagi Publik, di mana BPK mereview bahwa
secara umum pemerintah telah melakukan upaya untuk berkomitmen
dalam menyediakan informasi fiskal kepada publik. Namun, pemerintah
belum sepenuhnya dapat menyajikan informasi fiskal mengenai, antara
lain, integrasi posisi fiskal nasional (gabungan Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah). Laporan Keuangan Pemerintah Pusat merupakan
konsolidasi dari laporan keuangan kementerian/lembaga, namun belum
termasuk laporan keuangan pemerintah daerah.
4. Sejalan dengan itu, Pemerintah telah menerbitkan PP 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang menggantikan PP 24
tahun 2005. Pasal 6 ayat (2) PP Nomor 71 Tahun 2010 mengatur bahwa
pemerintah menyusun Pedoman Umum Sistem Akutansi Pemerintah yang
akan menjadi acuan untuk penyusunan Sistem Akuntansi Pemerintah pusat
dan daerah, yang diperlukan dalam rangka mewujudkan konsolidasi fiskal
dan statistik keuangan pemerintah secara nasional.
5. Dalam rangka pelaksanaan tugas Kanwil Ditjen Perbendaharaan sebagai
Representasi Kementerian Keuangan di daerah di bidang pengelolaan
fiskal, Menteri Keuangan telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 169/PMK.01/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang antara lain
mengamanatkan Kanwil Ditjen Perbendaharaan untuk menyusun Laporan
Keuangan Konsolidasian Pusat Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dan Laporan Statistik Keuangan Pemerintah tingkat wilayah. Sejalan
dengan itu, Ditjen Perbendaharaan telah menerbitkan Peraturan Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-41/PB/2013 tanggal 12 November
2013 tentang petunjuk teknis penyusunan laporan keuangan pemerintah
konsolidasian tingkat wilayah dan laporan GFS tingkat wilayah dalam
rangka memberikan pedoman bagi Kanwil Ditjen Perbendaharaan
menyusun laporan dimaksud.
PEMBAHASAN
A. Definisi GFS
B. Tujuan GFS
Transaksi yang dicatat dalam GFS ada dua jenis, yaitu: transaksi dana dan
aliran ekonomi lainnya. Sebagian besar transaksi merupakan interaksi antara dua
unit institusional yang dilakukan dengan perjanjian saling menguntungkan.
Transaksi-transaksi tersebut diklasifikasikan sebagai pendapatan, belanja,
perolehan bersih aset nonfinansial, perolehan bersih aset finansial, atau kewajiban
bersih. Transaksi-transaksi yang menimbulkan pendapatan dan belanja dapat
mengakibatkan perubahan pada nilai kekayaan bersih. Sementara jenis transaksi
lainnya akan mengakibatkan perubahan aset dan atau kewajiban dalam jumlah
yang sama, tetapi tidak mengakibatkan perubahan pada nilai kekayaan bersih.
Laporan Kegiatan Operasi Pemerintah mencatat hasil-hasil seluruh transaksi
selama periode akuntansi.
Yang dimaksud Aliran dana ekonomi lain adalah laporan yang meliputi
perubahan harga dan kejadian-kejadian ekonomi lain yang mempengaruhi aset
dan kewajiban, seperti penghapusan hutang dan kerugian-kerugian yang luar
biasa. Laporan Aliran Dana Ekonomi Lain memberikan ringkasan tentang
perubahan-perubahan aset, kewajiban, dan kekayaan bersih. Neraca untuk sektor
pemerintah atau sektor publik adalah suatu laporan posisi keuangan atas aset
finansial dan aset nonfinansial yang dimiliki, posisi keuangan atas klaim dari unit
lain terhadap kepemilikan aset tersebut dalam bentuk kewajiban dan kekayaan
bersih dari sektor tersebut dimana nilainya sama dengan nilai total seluruh aset
dikurangi nilai total seluruh kewajiban.
Perlakuan yang komprehensif atas transaksi-transaksi dan aliran dana
ekonomi dalam sistem GFS memungkinkan terbentuknya neraca awal dan akhir
untuk dapat direkonsiliasi secara penuh. Yakni, posisi keuangan dari aset atas
kewajiban pada awal periode akuntansi ditambah dengan perubahan-perubahan
posisi keuangan sama dengan posisi keuangan pada akhir periode. Sistem statistik
yang terintegrasi seperti itu memungkinkan dilakukannya analisis terhadap efek
dari kebijakan dan kejadian ekonomi.
Data GFS dapat digunakan Kanwil DJPB dalam menyusun Kajian Fiskal
Regional maupun dalam melakukan spending review daerah. Untuk penyusunan
GFS wilayah dibutuhkan kompilasi data Bagan Akun Standar (BAS) detail dan
laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Data-data tersebut akan dimapping
ke dalam BAS GFS sehingga dapat menghasilkan laporan GFS wilayah yang
disebut Laporan Statistik Keuangan Pemerintah Tingkat Wilayah (LSKP-TW)
disusun setiap triwulanan, semesteran dan tahunan. Selanjutnya masing-masing
laporan GFS wilayah tersebut dikompilasi dengan laporan sektor publik lainnya
yakni Badan Usaha Milik Negara, dan unit pemerintah lainnya sebagai penyedia
data laporan, selanjutnya dikonsolidasikan menjadi laporan GFS pusat yang
dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan cq. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan
Keuangan Direktorat Jenderal Perbendaharaan.
Saran-saran:
Tujuan utama sistem GFS adalah untuk memberikan suatu kerangka kerja
konseptual dan kerangka akuntansi yang komprehensif sehingga dapat digunakan
untuk menaganalisis dan mengevaluasi kebijakan fiskal suatu negara baik di
sektor pemerintah (general government sector) maupun di sektor publik (public
sector) yang lebih luas.