DITETAPKAN
KEGAGALAN
OLEH
BANGUNAN
PENILAI AHLI
Pasal 34 PP RI no.29/2000 :
Kegagalan bangunan merupakan keadaan bangunan yang
tidak berfungsi, baik secara keseluruhan maupun sebagian dari
Segi teknis, manfaat, keselamatan dan kesehatan kerja, dan atau
keselamatan umum sebagai akibat kesalahan penyedia jasa dan
atau pengguna jasa setelah penyerahan akhir pekerjaan
konstruksi
Jangka waktu pertanggung jawaban atas kegagalan bangunan
sesuai pasal 34 PP RI 29/2000 :
1) Ditentukan sesuai dengan umur konstruksi yang direncanakan
maksimal 10 tahun, sejak penyerahan akhir pekerjaan konstruksi
2) Penetapan umur konstruksi yang direncanakan harus jelas dan
tegas dinyatakan dalam dokumen perencanaan, serta
disepakati dalam kontrak konstruksi
3) Jangka waktu pertanggung jawaban atas kegagalan
bangunan harus dinyatakan dengan tegas dalam kontrak kerja
konstruksi.
Penilai ahli harus memiliki sertifikasi keahlian dan terdaftar pada
lembaga, sesuai PP RI pasal 36 no 29/2000 :
1) Kegagalan Bangunan Dinilai Dan Ditetapkan Oleh Satu Atau
Lebih Penilai Ahli Yang Profesional Dan Kompoten Dalam
Bidangnya Dan Bersifat Independen Dan Mampu Memberikan
Penilaian Secara Obyektif, Yang Harus Dibentuk Paling Lambat
1 Bulan Sejak Diterimanya Laporan Mengenai Terjadinya
Kegagalan Bangunan
2) Penilai dipilih dan disepakati bersama oleh penyedia jasa dan
pengguna jasa
3) Pemerintah berwewenang untuk mengambil tindakan tertentu
apabila kegagalan menimbulkan gangguan pada
keselamatan umum termasuk dalam memberikan pendapat
dalam penunjukkan.
▪ Menetapkan sebab-sebab terjadinya kegagalan bangunan
▪ Menetapkan tidak berfungsinya sebagian atau keseluruhan
bangunan
▪ Menetapkan pihak yang bertanggung jawab atas kegagalan
bangunan serta tingkat dan kesalahan yang dilakukan
▪ Menetapkan besarnya kerugian, serta usulan besarnya ganti rugi
yang harus dibayar oleh pihak-pihak yang melakukan kesalahan
▪ Menetapkan jangka waktu pembayaran kerugian
▪ Pelaksanaan ganti rugi dalam hal kegagalan konstruksi dapat
dilakukan dengan mekanisme pertanggungan pihak ketiga
atau asuransi, dengan ketentuan :
1) Persyaratan dan jangka waktu ditetapkan atas dasar
kesepakatan
2) Premi dibayar oleh masing-masing pihak, dan biaya premi
yang menjadi tanggungan penyedia jasa menjadi bagian
unsur biaya pekerjaan konstruksi.
▪ Dalam hal pengguna jasa tidak bersedia memasukkan premi
maka resiko kegagalan bangunan menjadi tanggung jawab
pengguna jasa
PROFESIONALISME BENAR-BENAR DIWUJUDKAN