Nim : 1852000015 Kelas : 7A Prodi : FKIP PGSD Mata Kuliah : Inovasi dan Analisis Kebijakan Pendidikan
A. Tujuan dari Kebijakan Pendidikan
Apabila dihubungkan dengan dunia pendidikan, tujuan kebijakan pendidikan dapat dikelompokkan menjadi berikut : 1. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Masyarakat Tujuan kebijakan dalam masyarakat dapat diamati dan ditelusuri dari hakikat tujuan pendidikan yang universal, hal ini dikarenakan pendidikan dalam arti umum merupakan suatu proses yang mentransfer nilai-nilai yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa baik dari segi pengetahuan maupun karakter. 2. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Politisi Tujuan kebijakan ini dapat diamati dan ditelusuri dari sumbangan pendidikan terhadap perkembangan politik pada tingkatan sosial yang berbeda. Pendidikan yang telah menjadi suatu kebijakan publik diharapkan dapat memberikan kontribusi yang positif supaya tercipta generasi masyarakat dalam aspek keseimbangan antara hak dan kewajiban sehingga wawasan, sikap, dan perilakunya semakin demokratis. 3. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Ekonomi Tujuan kebijakan dalam ekonomi dapat dilihat dan ditelusuri dari kesadaran pentingnya pendidikan sebagai investasi jangka panjang, yang didasarkan pada beberapa alasan yaitu: a. Pendidikan adalah alat untuk perkembangan ekonomi dan bukan sekadar pertumbuhan ekonomi. Dalam bidang ekonomi, pendidikan dapat berperan sebagai pasokan energi yang terus menjamin keberlangsungan serta pengembangan ekonomi karena pendidikan merupakan dasar yang perlu dikuasai untuk memacu produktivitas serta kinerja perekonomian secara nasional. Selain itu, pendidikan dapat menjadi benteng pertahanan yang kokoh untuk memajukan kesejahteraan dengan menciptakan berbagai usaha kreatif serta inovatif dalam rangka upaya pengurangan angka pengangguran yang terjadi terutama di negara tertinggal maupun berkembang bahkan di negara maju. b. Pendidikan mempunyai kedudukan yang cukup signifikan terutama ketika seseorang telah mengenyam pendidikan dalam menggali dan mengaktualisasikan potensi diri dan mempunyai kompetensi yang cukup mumpuni sesuai dengan bidangnya masing- masing.
4. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Norma Budaya
Pendidikan tidak dapat dan tidak boleh dipisahkan dari kebudayaan. Proses pendidikan adalah proses pembudayaan, dan proses pembudayaan adalah proses pendidikan. Demikian pula dalam proses membangun karakter anak, salah satu strateginya dapat dilakukan melalui proses pembudayaan di lingkungan sekolah atau melalui budaya sekolah. 5. Tujuan Kebijakan Dilihat dari Sisi Tingkatan Kinerja Guru dan Siswa Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting yang diperhatikan dalam pembangunan negara. Pendidikan juga dianggap sebagai faktor yang berperan dalam menentukan perkembangan sosial ekonomi,keilmuan, serta teknologi. Dengan kata lain, target pertumbuhan dan pembangunan dari setiap negara haruslah didahului oleh perencanaan pendidikan yang baik. Maka dari itu, untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas dan baik maka diperlukan guru yang berkualitas. Selain itu, untuk mewujudkan praktik pengajaran yang efektif, terlebih dahulu harus dilakukan peningkatan kualitas tenaga pengajar. Karena satu-satunya cara untuk mencapai hasil pendidikan yang maksimal adalah melalui pembelajaran yang efektif oleh guru-guru berkualitas. Oleh karena itu, perlu adanya upaya-upaya yang perlu dilakukan agar dapat memberikan pengaruh terhadap penigkatan kinerja guru.
B. Metode Perumusan Kebijakan
Patton dan Sawicki (1987 : 182-185) Mengindentifikasikan beberapa metode yang dapat digunakan pembuat kebijakan untuk Mengembangkan Alternative Kebijakan sebagai berikut : 1. Metode Status Quo Suatu alternative dipilih apabila klien, Pemegang Otoritas, Kelompok Masyarakat/instansi merasa bahwa masalah yang ada dapat diperbaiki dengan alternative yang bersangkutan. Untuk memilih alternative yang akan di adopsi perlu dilakukan evaluasi terhadap setiap alternative. Alternative dengan Status Quo ini dipilih dengan alasan : a. Tidak cukup dana untuk membuat alternative kebijakan baru b. Dengan kebijakan status quo dapat mengurangi tindakan resiko c. Dengan kebijakan status quo dapat mencapai sasaran kebijakan /program. d. Status Quo merupakan solusi yang bterbaik dikarenakan masalahnya sangat pelik sehingga tidak ada solusi yang optimal. 2. Metode Survai Cepat (Quick Surveys) Analisis kebijakan dapat menanyakan kepada teman atau kelompok tertentu mengenai suatu masalah dan minta saran bagaimana memecahkan masalah tersebut. Ini dimaksud untuk mendapatkan berbagai ide yanag baik dalam memecahkan masalah. Metode ini dapat menghasilakan serangkaian daftar saran alternative kebijakan untuk kemudian diolah oleh analis kebijakan. 3. Tinjauan Pustaka (Literature Review) Berbagai sumber literature seperti bukun dan jurnal berisi pengetahuan teoritik dan kasus dari berbagai bidang, seperti bidang perumahan,pendidikan, perpajakan,polusi dan sebagainya. Semuanya ini dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk menawarkan alternative kebijakan dalam memecahklan masalah. 4. Perbandingan dengan Pengalaman Nyata (Comparison Of Real-Worls Experiences) Tujuan utama metode ini adalah untuk mengetahui pengalaman yang memperlihatkan bahwa suatu alternative dapat diimplementasikan. Contoh : belajar dari pengalaman pembangunan di Negara-negara dunia ketiga baik di Asia maupun Amerika Latin pada tahun 1950-1960-an, kebijakan pembangunan yang tersentral tidak dapat mengatasi kemiskinan dan ketimpangan yang ada dalam masyarakat. Oleh karenanya mulai dasawarsa 1970 banyak Negara berkembang mengadopsi decentralized planning approach. 5. Metode Analogy, Metaphor, and Synetics. Analogi dan Metaphor digunakan untuk memecahkan masalah baik dalam hal mendefinisikan masalah maupun untuk membentu analis dalam mengindentifikasikan kemungkinan alternative. Sedangkan Synetics adalah metode pemecahan masalah dalam kelompok melalui diskusi sehingga kesempatan untuk menemukan alternatifnya meningkat. 6. Curah Pendapat (Brainstorming) Metode ini dapat dilakukan melalui konferensi yang kreatif guna menghasilkan serangkaian daftar (checklist) ide/gagasan untuk memecahkan masalah. Brainstorming menunjuk pada diskusi kelompok tentang masalah dan berbagai kemungkinan alternatif pemecahannya.