Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul PEMANFAATAN SUMBER
BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Belajar Pembelajaran di Universitas Veteran Bangun
Nusantara Sukoharjo.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..1
DAFTAR ISI……….………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……..…………………………….………………………………3
B. Rumusan Masalah…………………….………………………………………….3
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN
A. Perlunya pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran……………………...4
B. Perkembangan sumber belajar dalam pembelajaran..........................................5
C. Fungsi sumber belajar...................................................................................8
D. Peran sumber belajar dalam pembelajaran………………………………………..9
E. Pola-Pola intruksional……………………………………………………………..12
F. Kuaitas dan hasil pembelajaran………………………...………………………….15
DAFTAR PUSTAKA………………………...……………………………………………..19
2
BAB 1
PENDAHULUAN
1) Latar Belakang
Dasar semua proses belajar adalah pengalaman dan proses belajar yang paling
efektif serta permanen diperoleh dari pengalaman yang bersifat konkrit dan
langsung. Namun demikian pengalaman semacam ini tidak selalu dapat diberikan
kepada siswa. Untuk itu perancang system Instruksional harus dapat memilih
pengganti pengalaman tadi dengan symbol dalam bentuk kata-kata, baik yang
diucapkan maupun tertulis. Hanya pengalaman yang bersifat realistic dan hidup
yang dapat mengoptimalkan proses belajar siswa. Karena perlu dicarikan
suplemen dan penguatan dalam bentuk lain, yaitu dengan pemakaian media.
2) Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan tentang betapa pentingnya media instruksional edukatif
dalam proses pembelajaran maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :
3) Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik
yang didesain maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran.
Sebagian besar guru kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru
sebagai sumber belajar utama. Ungkapan ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington (1984),
bahwa dari sekian banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan.
Seperti halnya, banyak sumber belajar di perpustakaan yang belum dikenal dan belum
diketahui penggunaannya. Keadaan ini diperparah dimana pemanfaatan buku sebagai sumber
4
belajar masih bergantung pada kehadiran guru, jika guru tidak hadir maka sumber belajar lain
termasuk bukupun tidak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Oleh karena itu kehadiran
guru secara fisik mutlak diperlukan, disisi lain sebenarnya banyak sumber belajar disekitar
kehidupan peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran.
Dalam kaitan dengan pemanfaatan alam sekitar dalam pembelajaran Science, Richarson
dalam Suthardi, (1981:147) mengemukakan, “Science necessarily begins in the environment
in which we live. Consequently the students study of science should have this orientation”.
Dari alam sekitar peserta didik dapat dibimbing untuk mempelajari berbagai macam masalah
kehidupan. Akan tetapi pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar sangat tergantung
pada guru. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi usaha pemanfaatan alam sekitar
sebagai sumber belajar yaitu
1. kemauan guru
2. kemampuan guru untuk dapat melihat alam sekitar yang dapat digunakan untuk
pembelajaran
3. kemampuan guru untuk dapat menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran.
5
Pada zaman praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam lingkungan
keluarga atau kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada atau masih
sangat langka (Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda yang digunakan sebagai sumber
belajar antara lain adalah : batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit binatang dan
kulit karang. Isi pesan itu sendiri ada yang disajikan dengan isyarat verbal dan ada yang
menggunakan tulisan. Perbedaan ini terletak pada tingkat kemajuan peradaban masing-
masing suku bangsa itu sendiri. Sumber belajar jumlahnya langka, sedangkan pencari
pengetahuan jumlahnya lebih banyak, maka pengetahuan diperoleh dengan coba-coba
sendiri. Oleh sebab itu kondisi pendidikan masih sederhana dan berada di bawah kontrol
keluarga dan anggota masyarakat, pendidikan masih tertutup, rumusan tujuan
pembelajaran tidak dirumuskan dalam kurikulum. Sehingga tidak ada keteraturan isi
pembelajaran.
6
dapat diperbanyak dengan cepat dan disebarkan ke berbagai pihak dengan mudah,
sehingga merupakan kejutan baru dalam sistem instruksional pada saat
7
Kelompok yang kedua, sumber yang dimanfaatkan, sama pentingnya dengan
sumber belajar yang didesain. Beberapa sumber dapat dimanfaatkan untuk memberikan
fasilitas belajar karena memang sumber itu khusus didesain untuk keperluan belajar.
Inilah yang disebut bahan atau sumber instruksional. Sumber yang lain, ada sebagian dari
kenyataan yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun dapat ditemukan,
diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut sebagai:
Sumber belajar dari dunia nyata. Jadi, sebagian sumber menjadi sumber belajar karena
didesain untuk itu, sedangkan yang lainnya menjadi sumber belajar karena dimanfaatkan.
Menurut Hanafi (1983 4-6 ) Sumber belajar memiliki fungsi sebagai berikut :
8
b. memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pendikan lebih luas, terutama dengan adanya media
massa, dengan jalan:
a. Pemanfaatan bersama secara lebih luas tenaga ataupun kejadian yang langka
b. penyajian informasi yng mampu menembus batas geografis.
o Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan menunjukkan
sumber belajar yang perlu dipelajari.
o Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of
instruksional (PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual
yang didesain khusus untuk belajar individual.
o Metode proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding pendidik,
sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan
melaksanakan berbagai kegiatan belajar.
9
b. Persuasif dan bukan menggurui atau mendikte.
c. Pemilihan sumber belajar yang tepat.
d. Bentuk sajiannya singkat, padat, jelas dan menyeluruh.
Dalam pembelajaran individual, peranan guru dalam interaksi dengan peserta didik
lebih banyak sebagai konsultan, pengelola belajar, pengarah, pembimbing, penerima hasil
kemajuan belajar peserta didik. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan tugas dalam
pembelajaran individual 10 % dari total waktu belajar, oleh sebab itu frekwensi
pertemuannya jarang sekali.
Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah
petunjuk dan kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber
belajar yang kurang relevan dengan ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal ini terjadi
karena sumber belajar yang tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan
seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan penggunaan
sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah.
Menurut Percipal and Ellington (1984), bahwa perhatian yang penuh dalam belajar dengan
metode ceramah (attention spannya) makin lama makin menurun drastis. Misalnya dalam
50 menit belajar, maka pada awal belajar attention spannya berkisar antara 12-15 menit,
kemudian makin mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-5 menit.
10
Di samping itu British Audio Visual Association (1985), menyatukam bahwa 75 %
pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan, 13 % indera pendengaran, 6 % indera
sentuhan dan rabaan dan 6 % indera penciuman dan lidah. Sedangkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh perusahaan SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman
(1989: 155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal
(tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau proses
belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca saja, maka pengetahuan yang
mengendap hanya 10% (b) Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%.
(c) Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan sendiri
pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan mengulang pada
kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai memilih
dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.
Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam bukunya
Educational Technologi in Curriculum Development (1982), menyajikan dua pola
komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu;
11
Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah
masalah yang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik
masalah dan tujuan instruksional tertentu.
Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota
kelompok dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim.
Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).
Self helf group (kelompok swamandiri).
E. POLA-POLA INSTRUKSIONAL
a. Pola Instruksional dengan sumber belajar berupa orang dibantu sumber lain.
12
Pola instruksional yang memanfaatkan sumber belajar lain disamping guru, dapat
ditunjukkan dalam diagram berikut ini,
b. Pola Instruksional dengan sumber belajar berupa orang (guru) bekerja sama dengan
Sumber belajar lain.
Makin majunya ilmu dan cakrawala manusia mengakibatkan tiap generasi penerus
harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik. Agar sistem pendidikan secara
efektif, maka tidak memadai apabila dipakai sumber belajar yang berupa guru, buku, alat
audio visual, dan lain-lain. Mulai dirasakan perlu adanya cara baru dalam
mengkomunikasikan segala pengetahuan dan pesan baik secara verbal maupun non verbal.
Alat tidak lagi merupakan hasil pengetahuan manusia tetapi juga sarana untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan khusus, di samping untuk
mengembangkan terus pengetahuan, ketrampilan, dan teknik baru. Di samping itu mulai
disadari bahwa standarisasi pada masukan belum dapat menjamin hasil yang baik, kiranya
diperlukan adanya standarisasi dalam proses dengan jalan lebih memprogram proses itu
sendiri. Dalam hubungan ini sumber belajar tertentu khusus dipersiapkan untuk dapat
dipakai oleh peserta didik dalam kegiatan instruksional secara langsung. Sumber ini lazim
berupa media yang dipersiapkan secara khusus oleh kelompok guru- media yang
berinteraksi dengan peserta didik secara tidak langsung, yaitu melalui media. Guru dan guru
media ini saling berinteraksi dengan peserta didik berdasarkan satu tanggung jawab
bersama. Pola instruksional yang demikian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
13
jaminan hidup yang lebih baik, akan membatasi jumlah guru yang baik. Memperbanyak
guru yang baik tidak mungkin dapat dilaksanakan secara fisik, tetapi masih dimungkinkan
memperbanyak karyanya berupa berbagai media instruksional. Guru yang baik dapat
ditugaskan untuk mempersiapkan bahan pembelajaran yang lengkap secara sistematis dan
terprogram dalam bentuk modul atau paket untuk keperluan belajar mandiri lainnya.
Apabila peserta didik sudah mempunyai disiplin yang tinggi, latar belakang pengalaman
cukup luas dan pola berpikir sudah lebih matang, maka interaksi langsung antar peserta
didik dengan media yang dipersiapkan oleh guru ahli, dapat berjalan tanpa intervensi guru
kelas. Dengan demikian kehadiran guru dapat sepenuhnya digantikan oleh sumber belajar
yang diciptakannya. Media semacam ini disebut guru-media. Pola instruksional ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
Kombinasi keempat pola dasar instruksional di atas dapat dijelaskan dalam diagram
sebagai berikut:
Agar dapat gambaran yang jelas pola instruksional tersebut di atas dapat dijelaskan:
14
a. Dalam Pola 1, sumber belajar hanya berupa orang saja. Guru kelas memegang kendali
yang penuh atas terjadinya pembelajaran.
b. Dalam pola 2, sumber belajar berupa orang dibantu oleh sumber lain. Meskipun demikian
dalam pola ini guru kelas masih memegang kendali, hanya saja tidak mutlak, karena
dibantu oleh sumber lain. Dalam pola ini sumber belajar berfungsi sebagai alat bantu.
c. Dalam pola 3, sumber belajar berupa orang bekerjasama dengan sumber belajar lain
berdasarkan suatu pembagian tanggung jawab. Dalam hal ini kontrol terhadap kegiatan
pembelajaran di bagi bersama antara sumber manusia dan sumber lain. Sumber lain
tersebut merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan belajar.
d. Dalam Pola 4, peserta didik belajar hanya dari satu sumber yang bukan manusia.
Dalam batas-batas tertentu manusia dapat belajar dengan sendiri dan mandiri tanpa
bantuan orang lain, namun dalam batas-batas tertentu manusia dalam belajar memerlukan
bantuan pihak lain. Hadirnya orang lain dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar
menjadi lebih mudah, lebih efektif, lebih efisien dan mengarah pada tujuan, upaya inilah yang
dimaksud dengan pembelajaran. Pembelajaran yang baik belum dapat menjamin baiknya
prestasi belajar, masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar,
diantaranya adalah peserta didik itu sendiri. Hakekatnya pembelajaran secara umum
dilukiskan Gagne sebagai upaya yang tujuannya adalah membantu orang belajar. Peristiwa
pembelajaran terjadi apabila peserta didik secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar
yang diatur oleh guru. Dalam interaksi pembelajaran tersebut, setiap peserta didik
diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat, yang minat dan potensinya perlu
diwujudkan secara optimal.
yang ada yaitu karakteristik tujuan, karakteristik isi, kendala, dan karakteristik peserta didik.
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai
dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda. Efek ini bisa berupa efek yang
disengaja dirancang oleh sebab itu merupakan efek yang diinginkan, dan juga berupa efek
nyata sebagai hasil penggunaan metode pembelajaran tertentu.
15
Bila acuan pembelajaran adalah pada efek atau hasil pembelajaran yang diinginkan,
maka hasil ini harus ditetapkan lebih dahulu sebelum menetapkan metode pembelajaran.
Langkah ini akan terbalik, apabila acuan pembelajaran adalah pada efek atau hasil
pembelajaran yang nyata (actual) maka metode pembelajaran yang akan dipakai ditetapkan
lebih dahulu, selanjutnya mengamati hasil pembelajaran sebagai akibat dari penggunaan
metode di bawah kondisi pembelajaran yang ada. Pada tingkat yang amat umum sekali, hasil
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: (1) keefektifan (effectivenees) (2)
efesiensi (efficiency), dan daya tarik (appeal).
Efisiensi Pembelajaran, biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah
waktu yang dipakai si-belajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.
Media
Sumber Belajar
16
Belajar
Pesan Ajaran/informasi yang akan disampaikan oleh Materi bidang studi IPS,
komponen lain: dapat berbentuk ide, fakta,
makna, dan data.
Orang Orang-orang yang bertindak sebagai Guru, Peserta didik, Pembicara,
penyimpan dan atau penyalur pesan Polisi, Tokoh Masyarakat.
Bahan Barang-barang (lazim disebut media atau Buku teks, majalah, video, tape
perangkat lunak/software) yang biasanya berisi recorder, pembelajaran terprogram,
pesan untuk disampaikan dengan mengguna- film.
kan peralatan. Kadang-kadang bahan itu sendiri
sudah merupakan bentuk penyajian.
Alat Barang-barang (lazim disebut perangkat OHP, proyektor film,tape recorder,
keras/hardware) digunakan untuk menyampai- video, pesawat TV, pesawat radio.
kan pesan yang terdapat dalam bahan.
Teknik Prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam Simulasi, permainan, studi
menggunakan bahan, alat, tata tempat dan lapangan, metode bertanya, pem-
orang untuk menyampaikan pesan belajaran individual, pembelajaran
kelompok ceramah, diskusi
Latar Lingkungan dimana pesan diterima oleh Lingkungan fisik;gedung sekolah,
peserta didik. perpustakaan, pusat sarana belajar,
studio, museum, taman, peninggal-
an sejarah, lingkungan non fisik,
penerangan, sirkulasi udara.
17
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
18
Penulis memberikan saran bahwa pentingnya mengerti serta memahmi tentang
Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran itu sangat di butuhkan untuk
berhasilnya dalam proses pendidikan.
Daftar Pustaka
19