Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul PEMANFAATAN SUMBER
BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
yang diberikan dalam mata kuliah Belajar Pembelajaran di Universitas Veteran Bangun
Nusantara Sukoharjo.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis
penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah
ini
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.

Sukoharjo, November 2019

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..1

DAFTAR ISI……….………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang……..…………………………….………………………………3
B. Rumusan Masalah…………………….………………………………………….3
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………3

BAB II PEMBAHASAN
A. Perlunya pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran……………………...4
B. Perkembangan sumber belajar dalam pembelajaran..........................................5
C. Fungsi sumber belajar...................................................................................8
D. Peran sumber belajar dalam pembelajaran………………………………………..9
E. Pola-Pola intruksional……………………………………………………………..12
F. Kuaitas dan hasil pembelajaran………………………...………………………….15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan………………………………………………………………………18
B. Saran……………....……………………………………………………………...18

DAFTAR PUSTAKA………………………...……………………………………………..19

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1) Latar Belakang
Dasar semua proses belajar adalah pengalaman dan proses belajar yang paling
efektif serta permanen diperoleh dari pengalaman yang bersifat konkrit dan
langsung. Namun demikian pengalaman semacam ini tidak selalu dapat diberikan
kepada siswa. Untuk itu perancang system Instruksional harus dapat memilih
pengganti pengalaman tadi dengan symbol dalam bentuk kata-kata, baik yang
diucapkan maupun tertulis. Hanya pengalaman yang bersifat realistic dan hidup
yang dapat mengoptimalkan proses belajar siswa. Karena perlu dicarikan
suplemen dan penguatan dalam bentuk lain, yaitu dengan pemakaian media.

2) Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan tentang betapa pentingnya media instruksional edukatif
dalam proses pembelajaran maka dikemukakan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan Pemanfaatan sumber belajar dalam


pembelajaran?
2. Bagaimana perkembangan Sumber belajar dalam pembelajaran ?
3. Apa sajakah peran sumber belajar dalam pembelajaran ?

3) Tujuan

1) Untuk mengetahui dan memahami Tentang Pemanfaatan sumber belajar


dalam pembelajaran.
2) Untuk memahami perkembangan sumber belajar dalam pembelajaran.
3) Untuk mengetahui peran sumber belajar dalam pembelajaran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN


Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang dilakukan
dan pola-pola yang dilakukan oleh guru. Sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan
mana seseorang mempelajari sesuatu. Sumber belajar meliputi pesan,orang,bahan,alat teknik
dan latar.
Sumber belajar ialah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat di mana
bahan
pelajaran terdapat atau asal belajar seseorang. Dengan demikian sumber belajar itu
merupakan bahan untuk menambah ilmu pengetahuan yang mengandung hal – hal baru.

A. PERLUNYA PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN.


Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu tiap orang
untuk belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang,
bahan, alat, teknik, dan latar (AECT 1994), Menurut Dirjen Dikti (1983: 12), sumber belajar
adalah segala sesuatu dan bagaimana seseorang mempelajari sesuatu. Degeng (1990: 83)
menyebutkan sumber belajar mencakup semua sumber yang mungkin dapat dipergunakan
oleh pebelajar agar terjadi prilaku belajar. Dalam proses belajar komponen sumber belajar
dapat dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi, baik sumber belajar yang
direncanakan maupun sumber belajar yang dimanfaatkan.

Sumber belajar yang beraneka ragam disekitar kehidupan peserta didik, baik
yang didesain  maupun non desain belum dimanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran.
Sebagian besar guru kecenderugan dalam pembelajaran memanfaatkan buku teks dan guru
sebagai sumber belajar utama. Ungkapan ini diperkuat oleh Parcepal dan Ellington (1984),
bahwa dari sekian banyaknya sumber belajar hanya buku teks yang banyak dimanfaatkan.
Seperti halnya, banyak sumber belajar di perpustakaan yang belum dikenal dan belum
diketahui penggunaannya. Keadaan ini diperparah dimana pemanfaatan buku sebagai sumber

4
belajar masih bergantung pada kehadiran guru, jika guru tidak hadir maka sumber belajar lain
termasuk bukupun tidak dapat dimanfaatkan oleh peserta didik. Oleh karena itu kehadiran
guru secara fisik mutlak diperlukan, disisi lain sebenarnya banyak sumber belajar disekitar
kehidupan peserta didik yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran.

Dalam kaitan dengan pemanfaatan alam sekitar dalam pembelajaran Science, Richarson
dalam Suthardi, (1981:147) mengemukakan, “Science necessarily begins in the environment
in which we live. Consequently the students study of science should have this orientation”.
Dari alam sekitar peserta didik dapat dibimbing untuk mempelajari berbagai macam masalah
kehidupan. Akan tetapi pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar sangat tergantung
pada guru. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi usaha pemanfaatan alam sekitar
sebagai sumber belajar yaitu
1. kemauan guru
2. kemampuan guru untuk dapat melihat alam sekitar yang dapat digunakan untuk
pembelajaran
3. kemampuan guru untuk dapat menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran.

Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu


peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab itu guru
dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber
belajar. Menurut Ditjend. Dikti (1983: 38-39), guru harus mampu:

1. Menggunakan sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari.


2. Mengenalkan dan menyajikan sumber belajar.
3. Menerangkan peranan berbagai sumber belajar dalam pembelajaran.
4. Menyusun tugas-tugas penggunaan sumber belajar dalam bentuk tingkah laku.
5. Mencari sendiri bahan dari berbagai sumber.
6. Memilih bahan sesuai dengan prinsip dan teori belajar.
7. Menilai keefektifan penggunaan sumber belajar sebagai bagian dari bahan
pembelajarannya.
8. Merencanakan kegiatan penggunaan sumber belajar secara efektif.

B. PERKEMBANGAN SUMBER BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN


1. Sumber Belajar Praguru

5
Pada zaman praguru, sumber belajar utamanya adalah orang dalam lingkungan
keluarga atau kelompok karena sumber belajar lainnya dianggap belum ada atau masih
sangat langka (Sadiman, 1989: 143). Bentuk benda yang digunakan sebagai sumber
belajar antara lain adalah : batu-batu, debu, daun-daunan, kulit pohon, kulit binatang dan
kulit karang. Isi pesan itu sendiri ada yang disajikan dengan isyarat verbal dan ada yang
menggunakan tulisan. Perbedaan ini terletak pada tingkat kemajuan peradaban masing-
masing suku bangsa itu sendiri. Sumber belajar jumlahnya langka, sedangkan pencari
pengetahuan jumlahnya lebih banyak, maka pengetahuan diperoleh dengan coba-coba
sendiri. Oleh sebab itu kondisi pendidikan masih sederhana dan berada di bawah kontrol
keluarga dan anggota masyarakat, pendidikan masih tertutup, rumusan tujuan
pembelajaran tidak dirumuskan dalam kurikulum. Sehingga tidak ada keteraturan isi
pembelajaran.

 2.      Lahirnya Guru sebagai Sumber Belajar Utama


Pendidikan pada zaman praguru tahap demi tahap berubah. Akibat perubahan itu
terjadi pula perubahan pada sistem pendidikan dan pada kondisi sumber belajar
komponen lainnya dari sistem tersebut. Dengan demikian terjadi perubahan pada cara
pengelolaan, isi ajaran, peranan orang, teknik yang digunakan, desain pemilihan bahan,
namun demikian sumber belajar masih sangat terbatas, sehingga kedudukan orang
merupakan belajar utama. Proses belajar tidak lagi ditangani oleh anggota keluarga,
tetapi sudah diserahkan kepada orang tertentu. Orang yang menangani secara khusus
tentang pendidikan disebut Guru dibantu dengan sumber belajar penunjang yang
berbentuk masih sederhana dan jumlahnya terbatas sekali. Oleh sebab itu kelancaran
Proses Instruksional dan Kualitas pendidikan sangat bergantung pada kualitas guru.

3.   Sumber Belajar Dalam Bentuk Cetak


Adanya perkembangan industri yang cepat, pada akhirnya dapat diproduksi
peralatan dan bahan yang jumlahnya besar. Dengan diketemukannya alat cetak, maka
lahirlah sumber belajar baru yang berbentuk cetak lainnya yang belum pernah ada
sebelumnya. Konsekuensi diketemukannya sumber belajar tersebut adalah terjadinya
perubahan tugas dan peranan guru dalam pembelajaran. Semula guru merupakan sumber
belajar utama yang mempunyai tugas sangat berat, dengan lahirnya sumber belajar cetak
maka tugas guru menjadi ringan. Contoh sumber belajar cetak adalah: buku, komik,
majalah, koran, panplet. Dengan lahirnya sumber belajar cetak ini, maka isi pembelajaran

6
dapat diperbanyak dengan cepat dan disebarkan ke berbagai pihak dengan mudah,
sehingga merupakan kejutan baru dalam sistem instruksional pada saat

 4.  Sumber Belajar yang Berasal dari Teknologi Komunikasi


Dengan diketemukannya berbagai alat dan bahan (hardware dan software) pada
abad 17, efeknya sangat besar terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan. Setelah
timbul istilah teknologi dalam pendidikan yang pada akhir perang dunia kedua mulai
berubah menjadi ilmu baru yang disebut teknologi pendidikan dan teknologi
instruksional. Pengertian teknologi dalam pendidikan populer dengan istilah audio visual,
yakni pemanfaatan bahan-bahan audio visual dan berbentuk kombinasi lainnya dalam
sistem pendidikan.
Pada akhir perang dunia kedua mulai timbul suatu kecendrungan baru dalam
bidang audiovisual kearah dua kerangka konseptual baru yang paralel, yaitu teori
komunikasi dan konsep sistem (AECT, 1977). Karena pengaruh-pengaruh ilmu sosial
seperti: psikologi, sosiologi, komunikasi, teori belajar, maka cara mendesain sumber
belajar lebih terarah, lebih spesipik dan disesuaikan dengan karakteristik peserta didik.
Sumber belajar seperti ini lebih populer dengan istilah media instruksional. Misalnya:
program televisi pendidikan, program radio pendidikan, film pendidikan, slide
pendidikan, komputer pendidikan dan lain-lain. Keempat perkembangan sejarah sumber
belajar ini oleh Eric Ashby dalam Sadiman (1989), disebut sebagai empat perkembangan
keajaiban yang terjadi dalam dunia pendidikan sehingga dianggap sebagai revolusi
pendidikan.

5.  Sumber Belajar yang Didesain dan Dimanfaatkan.


Sumber belajar yang didesain untuk keperluan belajar telah banyak dikenal orang.
Namun demikan tidak semua sumber yang didesain untuk keperluan pendidikan. AECT
dalam Miarso (1986: 88) disebutkan bahwa ada kesangsian apakah fasilitas yang ada
dalam masyarakat, misalnya museum semuanya itu didesain khusus terutama untuk
pembelajaran peserta didik sekolah dalam bidang yang sesuai dengan kurikulum.
Kenyataan bahwa sumber-sumber ini dimanfaatkan untuk membantu belajar manusia,
membuat semuanya itu menjadi sumber belajar.

7
Kelompok yang kedua, sumber yang dimanfaatkan, sama pentingnya dengan
sumber belajar yang didesain. Beberapa sumber dapat dimanfaatkan untuk memberikan
fasilitas belajar karena memang sumber itu khusus didesain untuk keperluan belajar.
Inilah yang disebut bahan atau sumber instruksional. Sumber yang lain, ada sebagian dari
kenyataan yang dapat dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun dapat ditemukan,
diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar. Inilah yang disebut sebagai:
Sumber belajar dari dunia nyata. Jadi, sebagian sumber menjadi sumber belajar karena
didesain untuk itu, sedangkan yang lainnya menjadi sumber belajar karena dimanfaatkan.

C. FUNGSI SUMBER BELAJAR

Menurut Hanafi (1983 4-6 ) Sumber belajar memiliki fungsi sebagai berikut :

1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan:


a. mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu
secara lebih baik dan
b. mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi, sehingga dapat lebih
banyak membina dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan
cara:
a. mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan.
b. memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan
kemampuannnya.

3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:


a. perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan
b. pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:


a. meningkatkan kemampuan sumber belajar;
b. penyajian informasi dan bahan secara lebih kongkrit.

5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:


a. mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak
dengan realitas yang sifatnya kongkrit;

8
b. memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pendikan lebih luas, terutama dengan adanya media
massa, dengan jalan:
a. Pemanfaatan bersama secara lebih luas tenaga ataupun  kejadian yang langka
b. penyajian informasi yng mampu menembus batas geografis.

D. PERAN SUMBER BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran yang
dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual.
Pola komunikasi dalam belajar individual sangat dipengaruhi oleh peranan
sumber belajar yang dimanfaatkan dalam proses belajar. Titik berat pembelajaran
individual adalah pada peserta didik, sedang guru mempunyai peranan sebagai
penunjang atau fasilitator. Sehingga peranan sumber belajar sangat penting, pola
komunikasi dalam pembelajaran individual adalah sebagai berikut:

Dalam pembelajaran individual terdapat tiga pendekatan yang berbeda yaitu :

o Front line teaching method, dalam pendekatan ini guru berperan menunjukkan
sumber belajar yang perlu dipelajari.
o Keller Plan, yaitu pendekatan yang menggunakan teknik personalized system of
instruksional (PSI) yang ditunjang dengan berbagai sumber berbentuk audio visual
yang didesain khusus untuk belajar individual.
o Metode proyek, peranan guru cenderung sebagai penasehat dibanding pendidik,
sehingga peserta didiklah yang bertanggung jawab dalam memilih, merancang dan
melaksanakan berbagai kegiatan belajar.

Sumber belajar hendaknya dirancang berdasarkan prinsip:


a. Dialog, drama, diskusi yang disajikan menarik melalui permainan, kombinasi
warna dan suara.

9
b. Persuasif dan bukan menggurui atau mendikte.
c. Pemilihan sumber belajar yang tepat.
d. Bentuk sajiannya singkat, padat, jelas dan menyeluruh.

      Dalam pembelajaran individual, peranan guru dalam interaksi dengan peserta didik
lebih banyak sebagai konsultan, pengelola belajar, pengarah, pembimbing, penerima hasil
kemajuan belajar peserta didik. Waktu yang digunakan untuk melaksanakan tugas dalam
pembelajaran individual 10 % dari total waktu belajar, oleh sebab itu frekwensi
pertemuannya jarang sekali.

b.Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal


      Pola komunikasi dalam belajar klasikal yang dipergunakan adalah komunikasi
langsung antara guru dengan peserta didik. Hasil belajar sangat tergantung oleh kualitas
guru, karena guru merupakan sumber belajar utama. Sumber lain seolah-olah tidak ada
peranannya sama sekali, karena frekuensi belajar didominari interaksinya dengan guru.
Bentuk Komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Pemanfaatan sumber belajar selain guru, sangat selektif dan sangat ketat di bawah
petunjuk dan kontrol guru. Di samping itu guru sering memaksakan penggunaan sumber
belajar yang kurang relevan dengan ciri-ciri peserta didik dan tujuan belajar, hal ini terjadi
karena sumber belajar yang tersedia terbatas. Peranan Sumber Belajar secara keseluruhan
seperti terlihat dalam pola komunikasinya selain guru rendah. Keterbatasan penggunaan
sumber belajar terjadi karena metode pembelajaran yang utama hanyalah metode ceramah.
Menurut Percipal and Ellington (1984), bahwa perhatian yang penuh dalam belajar dengan
metode ceramah (attention spannya) makin lama makin menurun drastis. Misalnya dalam
50 menit belajar, maka pada awal belajar attention spannya berkisar antara 12-15 menit,
kemudian makin mendekati akhir pelajaran turun menjadi 3-5 menit.

10
Di samping itu British Audio Visual Association (1985), menyatukam bahwa 75 %
pengetahuan diperoleh melalui indera penglihatan, 13 % indera pendengaran, 6 % indera
sentuhan dan rabaan dan 6 % indera penciuman dan lidah. Sedangkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh perusahaan SOVOCOM COMPANY di Amerika dalam Sadiman
(1989: 155-156), tentang kemampuan manusia dalam menyimpan pesan adalah : verbal
(tulisan) 20%, Audio saja 10%, visual saja 20%, Audio visual 50%. Tetapi kalau proses
belajar hanya menggunakan methode (a) Membaca saja, maka pengetahuan yang
mengendap hanya 10% (b) Mendengarkan saja pengetahuan yang mengendap hanya 20%.
(c) Melihat saja pengetahuan yang mengendap bisa 50%. Dan (e) Mengungkapkan sendiri
pengetahuan yang mengendap bisa 80%. (f) Mengungkapkan sendiri dan mengulang pada
kesempatan lain 90%. Dari penjelasan tersebut diatas, bahwa guru harus pandai memilih
dan mengkombinasikan metode pembelajaran dengan belajar yang ada.

c.Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok

Pola komunikasi dalam belajar kelompok, menurut Derek Rowntere dalam bukunya
Educational Technologi in Curriculum Development (1982), menyajikan dua pola
komunikasi yang secara umum ditetapkan dalam belajar yaitu;

Teknik dan sumber belajar yang dimanfaatkan adalah :

 Buzz sessions (diskusi singkat) adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik


untuk didiskusikan singkat sambil jalan. Sumber belajar yang digunakan adalah
materi yang digunakan sebelumnya.
 Controllet discussion (diskusi dibawah kontrol guru), sumber belajarnya antara
lain adalah bab dari suatu buku, materi dari program audio visual, atau masalah
dalam praktek laboratorium

11
 Tutorial adalah belajar dengan guru pembimbing, sumber belajarnya adalah
masalah yang ditemui dalam belajar, harian, bentuknya dapat bab dari buku, topik
masalah dan tujuan instruksional tertentu.
 Team project (tim proyek) adalah suatu pendekatan kerjasama antar anggota
kelompok dengan cara mengenai suatu proyek oleh tim.
 Simulasi (persentasi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya).
 Micro teaching, (proyek pembelajaran yang direkam dengan video).
 Self helf group (kelompok swamandiri).

E. POLA-POLA INSTRUKSIONAL

. Pola Instruksional Tradisional


Pembelajaran tradisional pada umumnya guru mempunyai kedudukan sebagai satu-
satunya sumber belajar dalam sistem instruksional. Guru memegang kontrol dan kendali
sepenuhnya dalam menetapkan isi dan metode belajar, bahkan kadang-kadang juga dalam
menilai kemajuan belajar mahasiswa. Pola instruksional ini dapat disebut dengan diagram
berikut:

a. Pola Instruksional dengan sumber belajar berupa orang dibantu sumber lain.

Kecenderungan standarisasi masukan pada dasarnya beranggapan bahwa adanya


standar tersebut mempunyai nilai ekonomis, di samping juga dapat memperbaiki kontrol
atas proses kegiatan. Nilai ekonomis yang diperoleh dengan adanya standar masukan,
misalnya atas buku teks, satu bentuk dan desain gedung serta fasilitas sekolah, satu bentuk
papan tulis dan lain-lain sumber.

Perkembangan teknologi mula-mula dengan ciri instrumentasi sebagai perpanjangan


anggota badan manusia mengubah orientasi, mengubah teknik, dan juga mengubah situasi
belajar. Dalam situasi inilah maka dalam pola instruksional terdapat sub komponen baru
yaitu alat yang dipakai oleh guru sebagai sarana untuk membantu pelaksanaan kegiatan.

12
Pola instruksional yang memanfaatkan sumber belajar lain disamping guru, dapat
ditunjukkan dalam diagram berikut ini,

b. Pola Instruksional dengan sumber belajar berupa orang (guru) bekerja sama dengan
Sumber belajar lain.
Makin majunya ilmu dan cakrawala manusia mengakibatkan tiap generasi penerus
harus belajar lebih banyak untuk menjadi manusia terdidik. Agar sistem pendidikan secara
efektif, maka tidak memadai apabila dipakai sumber belajar yang berupa guru, buku, alat
audio visual, dan lain-lain. Mulai dirasakan perlu adanya cara baru dalam
mengkomunikasikan segala pengetahuan dan pesan baik secara verbal maupun non verbal.
Alat tidak lagi merupakan hasil pengetahuan manusia tetapi juga sarana untuk
mengkomunikasikan pengetahuan dan ketrampilan khusus, di samping untuk
mengembangkan terus pengetahuan, ketrampilan, dan teknik baru. Di samping itu mulai
disadari bahwa standarisasi pada masukan belum dapat menjamin hasil yang baik, kiranya
diperlukan adanya standarisasi dalam proses dengan jalan lebih memprogram proses itu
sendiri. Dalam hubungan ini sumber belajar tertentu khusus dipersiapkan untuk dapat
dipakai oleh peserta didik dalam kegiatan instruksional secara langsung. Sumber ini lazim
berupa media yang dipersiapkan secara khusus oleh kelompok guru- media yang
berinteraksi dengan peserta didik secara tidak langsung, yaitu melalui media. Guru dan guru
media ini saling berinteraksi dengan peserta didik berdasarkan satu tanggung jawab
bersama. Pola instruksional yang demikian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

c. Pola Instruksional dengan belajar mandiri.

Meningkatnya kebutuhan baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, semakin


dirasakan terbatasnya sumber belajar yang berupa guru. Di samping meningkatnya tuntutan
profesional terhadap guru, juga berkembangnya lapangan kerja baru yang memberikan

13
jaminan hidup yang lebih baik, akan membatasi jumlah guru yang baik. Memperbanyak
guru yang baik tidak mungkin dapat dilaksanakan secara fisik, tetapi masih dimungkinkan
memperbanyak karyanya berupa berbagai media instruksional. Guru yang baik dapat
ditugaskan untuk mempersiapkan bahan pembelajaran yang lengkap secara sistematis dan
terprogram dalam bentuk modul atau paket untuk keperluan belajar mandiri lainnya.
Apabila peserta didik sudah mempunyai disiplin yang tinggi, latar belakang pengalaman
cukup luas dan pola berpikir sudah lebih matang, maka interaksi langsung antar peserta
didik dengan media yang dipersiapkan oleh guru ahli, dapat berjalan tanpa intervensi guru
kelas. Dengan demikian kehadiran guru dapat sepenuhnya digantikan oleh sumber belajar
yang diciptakannya. Media semacam ini disebut guru-media. Pola instruksional ini dapat
digambarkan sebagai berikut:

d. Pola sistem Instruksional

Kombinasi keempat pola dasar instruksional di atas dapat dijelaskan dalam diagram
sebagai berikut:

Arus balik dan evaluasi


Perkembangan pola-pola instruksional tersebut diatas dapat dirangkum sebagai berikut:

Agar dapat gambaran yang jelas pola instruksional tersebut di atas dapat dijelaskan:

14
a. Dalam Pola 1, sumber belajar hanya berupa orang saja. Guru kelas memegang kendali
yang penuh atas terjadinya pembelajaran.
b. Dalam pola 2, sumber belajar berupa orang dibantu oleh sumber lain. Meskipun demikian
dalam pola ini guru kelas masih memegang kendali, hanya saja tidak mutlak, karena
dibantu oleh sumber lain. Dalam pola ini sumber belajar berfungsi sebagai alat bantu.
c. Dalam pola 3, sumber belajar berupa orang bekerjasama dengan sumber belajar lain
berdasarkan suatu pembagian tanggung jawab. Dalam hal ini kontrol terhadap kegiatan
pembelajaran di bagi bersama antara sumber manusia dan sumber lain. Sumber lain
tersebut merupakan bagian integral dari seluruh kegiatan belajar.
d. Dalam Pola 4, peserta didik belajar hanya dari satu sumber yang bukan manusia.

F. KUALITAS dan HASIL PEMBELAJARAN

Dalam batas-batas tertentu manusia dapat belajar dengan sendiri dan mandiri tanpa
bantuan orang lain, namun dalam batas-batas tertentu manusia dalam belajar memerlukan
bantuan pihak lain. Hadirnya orang lain dalam pembelajaran dimaksudkan agar belajar
menjadi lebih mudah, lebih efektif, lebih efisien dan mengarah pada tujuan, upaya inilah yang
dimaksud dengan pembelajaran. Pembelajaran yang baik belum dapat menjamin baiknya
prestasi belajar, masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar,
diantaranya adalah peserta didik itu sendiri. Hakekatnya pembelajaran secara umum
dilukiskan Gagne sebagai upaya yang tujuannya adalah membantu orang belajar. Peristiwa
pembelajaran terjadi apabila peserta didik secara aktif berinteraksi dengan sumber belajar
yang diatur oleh guru. Dalam interaksi pembelajaran tersebut, setiap peserta didik
diperlakukan sebagai manusia yang bermartabat, yang minat dan potensinya perlu
diwujudkan secara optimal.

Kualitas pembelajaran sangat dipengaruhi oleh metode pembelajaran yang dilakukan


yaitu strategi pengorganisasian pembelajaran makro dan mikro, strategi penyampaian
pembelajaran, serta strategi pengelolaan pembelajaran di bawah kondisi

yang ada yaitu karakteristik tujuan, karakteristik isi, kendala, dan karakteristik peserta didik.
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai
dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda. Efek ini bisa berupa efek yang
disengaja dirancang oleh sebab itu merupakan efek yang diinginkan, dan juga berupa efek
nyata sebagai hasil penggunaan metode pembelajaran tertentu.

15
Bila acuan pembelajaran adalah pada efek atau hasil pembelajaran yang diinginkan,
maka hasil ini harus ditetapkan lebih dahulu sebelum menetapkan metode pembelajaran.
Langkah ini akan terbalik, apabila acuan pembelajaran adalah pada efek atau hasil
pembelajaran yang nyata (actual) maka metode pembelajaran yang akan dipakai ditetapkan
lebih dahulu, selanjutnya mengamati hasil pembelajaran sebagai akibat dari penggunaan
metode di bawah kondisi pembelajaran yang ada. Pada tingkat yang amat umum sekali, hasil
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu: (1) keefektifan (effectivenees) (2)
efesiensi (efficiency), dan daya tarik (appeal).

Keefektifan Pembelajaran, biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si-belajar. Ada


4 aspek penting yang dapat dipakai untuk mempreskripsikan keefektifan pembelajaran yaitu:
(1) kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut tingkat kesalahan (2)
kecepatan unjuk kerja (3) tingkat alih belajar (4) tingkat retensi dari apa yang dipelajari.

Efisiensi Pembelajaran, biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah
waktu yang dipakai si-belajar dan/atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.

Daya Tarik Pembelajaran, biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan si-


belajar untuk tetap/terus belajar. Daya tarik pembelajaran erat kaitannya dengan daya tarik
bidang studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah
sebabnya pengukuran kecenderungan si belajar untuk terus dan atau tidak terus belajar dapat
dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.

Media

Ada hubungan historis antara Media dengan Teknologi Pembelajaran. Meskipun


istilah media sangat populer dan jelas, namun demikian mempunyai pengertian yang
membatasi keseluruhan konsep sumber belajar. Pembatasan ini merupakan hasil dari
pemberian konotasi yang terlalu ambisius terhadap istilah (AECT, 1977). Kecakupan ini
menghasilkan istilah-istilah seperti pembelajaran non manusia, pembelajaran melalui media,
yang tidak mencakup pembelajaran melalui perantaraan orang. Menggunakan istilah sumber
belajar dan komponen instruksional dengan memasukkan orang sebagai salah satu kelompok
sumber belajar (atau komponen) memperjelas ungkapan ini.

Sumber Belajar

Sumber Pengertian Contoh

16
Belajar
Pesan Ajaran/informasi yang akan disampaikan oleh Materi bidang studi IPS,
komponen lain: dapat berbentuk ide, fakta,
makna, dan data.
Orang Orang-orang yang bertindak sebagai Guru, Peserta didik, Pembicara,
penyimpan dan atau penyalur pesan Polisi, Tokoh Masyarakat.
Bahan Barang-barang (lazim disebut media atau Buku teks, majalah, video, tape
perangkat lunak/software) yang biasanya berisi recorder, pembelajaran terprogram,
pesan untuk disampaikan dengan mengguna- film.
kan peralatan. Kadang-kadang bahan itu sendiri
sudah merupakan bentuk penyajian.
Alat Barang-barang (lazim disebut perangkat OHP, proyektor film,tape recorder,
keras/hardware) digunakan untuk menyampai- video, pesawat TV, pesawat radio.
kan pesan yang terdapat dalam bahan.
Teknik Prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam Simulasi, permainan, studi
menggunakan bahan, alat, tata tempat dan lapangan, metode bertanya, pem-
orang untuk menyampaikan pesan belajaran individual, pembelajaran
kelompok ceramah, diskusi
Latar Lingkungan dimana pesan diterima oleh Lingkungan fisik;gedung sekolah,
peserta didik. perpustakaan, pusat sarana belajar,
studio, museum, taman, peninggal-
an sejarah, lingkungan non fisik,
penerangan, sirkulasi udara.

17
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan memahami penjelasan tentang tentang pemanfaatan dan pengembangan


sumber belajar maka dapat diketahui :

a. Sumber belajar mempunyai peran yang sangat erat dengan pembelajaran


yang akan  dilakukan, adapun peranan tersebut dalam pembelajaran :
-       Peranan sumber belajar dalam pembelajaran Individual.
-       Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Klasikal
-       Peranan Sumber Belajar dalam Belajar Kelompok
b. Jenis sumber belajar yang dirancang (learning resources by design) dengan  jenis
sumber belajar yang dimanfaatkan (learning resources by utilization),kedua jenis
sumber belajar tersebut jelas sangat menunjang sekali terhapat proses pembelajaran.
c. Fungsi sumber belajar yaitu :
-       meningkatkan produktifitas pembelajaran
-       Memberikan kemungkinan pembelajaran yang bersifat individual
-       Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:
-       Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan:
-       Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu:
-       Memungkinkan pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi
yang mampu menebus batas geografis.
d. Pemanfaatan sumber belajar
Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu
peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab
itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan
pemanfaatan sumber belajar.

B. Saran

18
Penulis memberikan saran bahwa pentingnya mengerti serta memahmi tentang
Pemanfaatan sumber belajar dalam pembelajaran itu sangat di butuhkan untuk
berhasilnya dalam proses pendidikan.

Daftar Pustaka

Anonim. 2014. Sumber Belajar. (Online), (http://forumgurunusantara.blogspot.co.id


/2012/10/sumber-belajar.html), diakses tanggal 26 Maret 2016
Association for Educational Comunication Technology (AECT), (1986) Definisi
Mularsih,Heni dan Karwono.2017.Belajar dan Pembelajaran serta Pemanfaatan Sumber
Belajar.Depok: Rajawali Pers
Teknologi Pendidikan (Penerjemah Yusufhadi Miarso), Jakarta: C.V. Rajawali.

19

Anda mungkin juga menyukai