Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Perumusan Pancasila

Pancasila ialah sebagai dasar negara indonesia yang lahir dengan melalui proses dan juga
digali dari budaya bangsa sehingga dijadikan ialah sebagai idoelogi nasional. Istilah pada
pancasila pertama kali tersebut ditemukan dalam buku Sutasoma karangan yang dibuat oleh
Empu Tantular sebagai Sejarah pembuatan pancasila didalam bukunya tertulis dengan  istilah
pancasila tersebut mempunyai dua pengertian yakni :
1. Berbatu sendi, yang 5(lima).
2. Pelaksanaan pada lima kesusilaan , yakni dilarang berbuat keras, jangan berjiwa dengki, tidak
boleh mencuri,berbohong, mabuk atau juga minuman keras.

Pancasila ialah dasar dari negara indonesia yang merupakan suatu filosofi, terdiri atas dua
kata yang berasal dari bahasa Sanskerta, panca yang berarti lima, dan sila yang berarti prinsip
atau juga dasar. Perumusan Pancasila pada tanggal 29 April di tahun 1945.

Pemerintah Jepang telah membentuk sebuah lembaga yang bernama dalam bahasa jepang
yaitu “Dokuritsu Jumbi Choosakai” dan juga didalam bahasa indonesia adalah suatu Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI ) dengan yang beranggotakan 62
anggota BPUPKI , yang diangkat di tanggal 28 Mei tahun 1945 yang sebagai ketua ialah Dr.
Radjiman Widyoningrat dan juga Wakilnya R. Panji Soeroso serta Ichibangase (orang jepang).
BPUPKI tersebut mulai bekerja di tanggal 29 Mei tahun 1945.

Dengan tugasnya ialah membuat rancangan dasar negara dan juga membuat rancangan
Undang-Undang Dasar(UUD). Sidang Pertama BPUPKI ialah (29-31 Mei 1945 dan juga 1 juni
1945 ) mempunyai berbagai masukan-masukan mengenai dasar Negara Indonesia.

1. Muhammad Yamin ( 29 Mei 1945 )

Sejarah Perumusan Pancasila

Dalam Usulannya Muhamad Yamin dengan tidak menggunakan teks yang langsung dengan
menggunakan lisan,yakni sebagai berikut:

1. Peri Kebangsaan
2. Peri kemanusiaan
3. Peri ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Sosial ( keadilan Sosial )

Setelah berpidato tersebut Muhamad Yamin menyampaikan usul tertulis didalam UUD yang
dirancang. Pad rancangan Pembukaan Undang-undang dasar itu. mempunyai lima rumusan
mengenai asas negara merdeka yang berisi yakni :

 Ketuhanan Yang Maha Esa,


 Kebangsaan persatuan Indonesia
 Rasa kemanusiaan yang adil dan beradap,
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan,
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

2. Soepomo ( 31 Mei 1945 )

Sejarah Perumusan Pancasila

Soepomo menyatakan 5(lima) asas untuk Negara Republik Indonesia,antara lain  ialah
sebagai berikut :

1. Persatuan
2. Kekeluargaan
3. Keseimbangan lahir dan batin
4. Musyawarah
5. Keadilan rakyat.

3. Soekarno ( 1 juni 1945 )

Sejarah Perumusan Pancasila

Dalam memberi suatu masukan mengenai asas negara indonesia, Ir. Soekarno tersebut juga
menyumbang masukan , ialah sebagai berikut :

 Kebangsaan Indonesia
 Internasionalisme atau juga Peri Kemanusiaan
 Mufakat atau juga demokrasi
 Kesejahteraan Sosial
 Ketuhanan yang Berkebudayaan

Sidang BPUPKI (29 Mei 1945 sampai dengan 1 juni 1945 ) belum bisa untuk menetapkan
ketiga usulan rumusan dasar negara ini menjadikan suatu dasar dalam negara indonesia,
kemudian Pada saat itu juga dibentuk Panitia yang beranggotakan iala Sembilan orang (9) yang
dikenal dengan sebutan “Panitia sembilan”. anggotanya ialaha Sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno, Ketua merangkap anggota


2. H. Agus salim, anggota
3. Mr. Ahamd Soebardjo, anggota
4. Mr Muhammad Yamin, anggota
5. Drs. Mohammad Hatta, Anggota
6. Mr. AA. Maramis, anggota
7. Kyai Hadi Wachid Hasyim , anggota
8. Abdul Kahar Muzakkir, anggota
9. Abikusno Tjokrosujoso, anggota

Pada tanggal 22 juni tahun 1945 Anggota dari Panitia Sembilan tersebut, berhasil
merumuskan naskah Rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD), yang
setelahnya dikenal ialah sebagai Piagam jakarta ( Djakarta charter ) yang berisi , antara lain ialah
sebagai berikut :
 Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya
 Kemanusiaan yang adil dan beradap
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan.
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Dengan Berdasarkan Perintah Presiden No. 12 thn 1968 tanggal 13 april di tahun 1968,
tentang Rumusan Dalam dasar negara Indonesia dan juga  Tata cara dituliskan. Rumusan suatu
pancasila yang benar (shohih) dan juga sah ialah yang tercantum didalam pembukaan Undang-
Undang Dasar (UUD) 1945 yang ditetapkan dan juga disahkan oleh PPKI pada tanggal 18
agustus tahun 1945 yakni Pancasila,dan juga rumusan dari Pancasila yakni :

1. Ketuhanan Yang maha esa.


2. Kemanusiaan yang adil dan beradap
3. Persatuan indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan
perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Hasil sidang BPUPKI 1 dan 2


Pada saat itu juga BPUPKI mulai bekerja untuk menyususn dan merumuskan Undang-undang Dasar yang
nantinya akan menjadi dasar negara Indonesia kelak. Selama menyelesaikan tugasnya, BPUPKI melakukan
sidang selama dua kali, yaitu pada tanggal 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945 dan juga pada tanggal 10 Juli 1945
hingga 16 Juni 1945.

1. Sidang BPUPKI 1 (pertama)

Pada sidang yang pertama, BPUPKI membahas mengenai dasar negara Indonesia. Pada saat itu ada 3 orang
yang memberikan pandangannya mengenai dasar negara, yaitu Mr. Muhammad Yamin, Prof. Dr. Supomo, dan
Ir. Soekarno. Perumusan pada sidang awal PUPKI ini memang sedikit rumat dan lama karena memang
menyangkut dasar negara yang akan mewakili seluruh rakyat Indonesia. Meskipun usulan dari ketiga orang ini
telah diberikan akan tetapi masih belum menemukan mufakat dari seluruh anggota.

Hingga akhirnya terbentuklah panitia khusus yang merumuskan usulan dari anggota. Panitia ini terdiri dari 9
orang sehingga disebut dengan panitia kecil yang di ketuai oleh Ir Soekarno. Dari pertemuan inilah akhirnya
disepakati rumusan dasar negara yang dikenal dengan Piagam Jakarta yang berisi 5 poin. Poin pertama
membahas mengenai ketuhanan dan agama, kedua mengenai kemanusiaan, ketiga mengenai persatuan,
keempat mengenai permusyawaratan, dan yang terakhir tentang keadilan sosial.

2. Sidang BPUPKI 2 (kedua)

Pada sidang kedua ini membahas mengenai Undang Undang Dasar yang dibahas oleh Panitia Perancang
Undang Undang Dasar. Panitia ini dibentuk dengan beranggotakan 19 orang dan diketuai oleh Ir. Soekano.
Panitia ini memiliki tugas untuk menyusun dan menyempurnakan rancangan UUD yang telah disepakati
sebelumnya. Bahkan dibentuk pula panitia yang nantinya akan mengelola tata bahasa dalam Undang Undang
Dasar. Akhirnya terbentuklah 3 hal pokok yang akan masuk dalam UUD, yaitu pernyataan kemerdekaan
bangsa Indonesia, pembukaan UUD, dan isi (batang tubuh) UUD.

Hasil rancangan tersebut akhirnya disetujui oleh BPUPKI. Akan tetapi segala kelancaran yang terjadi ini malah
justru berdampak tidak mulusnya perjalanan perjuangan bangsa Infonedia. Karena pemerintah Jepang
menganggap bahwa tugas tugas BPUPKI yang telah selesai, akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945 BPUPKI
resmi dibubarkan oleh pemerintah Jepang.

Pembubaran ini dengan cepat dilakukan karena terdapat beberapa alasan lain. diantaranya adalah karena
pemerintah Jepang beranggapan bahwa proses perwujudan kehendak Indonesia terlalu cepat dilakukan.
Selain itu juga karena panitia didalamnya menolak keterlibatan pemerintah Jepang dalam perumusan
persiapan kemerdekaan Indonesia.

Hasil Sidang PPKI 1, 2, 3 (Tanggal 18, 19, 22 Agustus 1945)


 Sejarah

PPKI atau panitia persiapan kemerdekaan Indonesia ( Dokuritsu Junbi Inkai) adalah sebuah panitia yang

dibentuk setelahdibubarkannya  BPUPKI karena telah dianggap menyelesaikan tugasnya. PPKI dibentuk pada

tanggal 7 Agustus 1945. Anggota PPKI terdiri dari 21 orang dan tanpa sepengetahuan Jepang ditambah 6

orang anggota yang dapat mewakili rakyat Indonesia. Anggota PPKI tersebut tidak hanya terbatas pada wakil-

wakil dari Jawa yang berada di bawah pemerintahan tentara keenam belas, tetapi juga dari berbagai pulau

yaitu 12 wakil dari Jawa, 3 wakil dari Sumatra, 2 wakil dari Sulawesi, 1 wakil dari Kalimantan, 1 wakil dari

Sunda Kecil (Nusa Tenggara), 1 wakil dari maluku, dan 1 wakil lagi dari golongan penduduk Cina. PPKI

dipimpin oleh Ir.Soekarno dengan wakilnya, Moh. Hatta dan penasihatnya, Ahmad Subarjo. Badan ini

diresmikan pada tanggal 9 Agustus 1945 di Dalat, Saigon oleh Jendral Terauchi selaku panglima armada

Jepang untuk Asia Tenggara.

Sidang Pertama PPKI Tanggal 18 Agustus 1945


Pada pelaksanaanya sebelum menggelar sidang PPKI pertama Ir.Soekarno menambahkan 9 anggota PPKI
baru yang sebagian terdiri dari golongan muda, yaitu Sukarni, Chairul Saleh, dan Wikana. Namun ketiga
golongan muda tersebut kurang berkenan, mereka masih menganggap bahwa PPKI merupakan badan yang di
bentuk oleh  Jepang. Oleh sebab itu,  Ir.Soekarno hanya mengumumkan 6 orang sebagai anggota baru PPKI
yaitu  Ki Hajar Dewantara, Mr. Kasman Singodimejo,  Wiranata Kusumah, Sayuti Melik, Mr. Iwa Kusuma
Sumantri, dan Mr. Ahmad Subarjo.

Hasil Sidang Pertama PPKI 18 Agustus 1945

 Pengesahan UUD 1945

Sidang PPKI pertama dilaksanakan di sebuah Gedung Cuo Sangi In di Jalan Pejambon. Pada rapat ini
Soekarno-Hatta meminta sejumlah tokoh untuk merevisi ulang kembali piagam Jakarta, khusunya pada kalimat
“Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” . Hal tersebut memicu
rasa keberatan bagi pemeluk agama lain ( selain agama Islam). Akhirnya setelah melakukan perundingan yang
dilakukan kurang lebih selama 15 menit yang dipimpin oleh Bung Hatta semua tokoh mencapai kesepakatan
untuk merubahnyamenjadi “ Ketuhanan Yang Maha Esa”.

  Penetapan Ir.Soekarno sebagai Presiden dan Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden .

Penetapan Soekarno-Hatta sebagai presiden dan wakil presiden diusulkan oleh Otto Iskandardinata
secara aklamasi.
 Pembentukan Komite Nasional

Pembentukan Komite Nasional ditujukan untuk membantu tugas presiden selama Majelis Permusyawaratan
Rakyat belum terbentuk.

Sidang PPKI Kedua Tanggal 19 Agustus 1945


Setelah sebelumnya PPKI melakukan sidang pertamanya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI melakukan
sidang keduanya pada tanggal 19 Agustus 1945. Pada sidang ke dua ini terdapat 3 hal yang dibahas serta
dihasilkan pada akhir persidangan. Untuk lebih jelasnya simak yang dibawah ini.

Hasil Sidang PPKI Kedua Tanggal 19 Agustus 1945

1) Dibaginya wilayah Indonesia menjadi 8 provinsi meliputi wilayah Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
Timur, Sunda Kecil, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Setiap provinsi dipimpin oleh seorang Gubernur yang
segaligus telah ditetapkan juga pada sidang kedua ini.
Berikut di bawah ini rincian setiap wilayah provinsi dan gubernur yang ditetapkan sebagai pemimpinnya.

1. Sumatra dengan Teuku Mohammad Hassan sebagai gubernurnya.


2. Jawa Barat dengan Sutarjo Kartohadikusumo sebagai gubernurnya.
3. Jawa Tengah dengan R. Panji Suroso sebagai gubernurnya.
4. Jawa Timur dengan R.A Suryo sebagai gubernurnya .
5. Sunda Kecil dengan Mr. I Gusti Ketut Puja Suroso sebagai gubernurnya.
6. Maluku dengan Mr. J. Latuharhary sebagai gubernurnya.
7. Sulawesi dengan Dr.G.S.S.J. Ratulangi  sebagai gubernurnya.
8. Kalimantan dengan Ir. Pangeran Mohammad Nor sebagai gubernurnya.

2) Pembentukan Komite Nasional (daerah).


3) Menetapkan 12  Kementrian Kabinet Dalam Lingkungan Pemerintahan.
       Pada sidang PPKI yang Kedua ini juga telah disepakati pembentukan 12 kementrian sebagai berikut.
1. Departemen dalam negeri  : RRA Wiranata Kusumah
2. Departemen luar negeri  : Mr. Achmad Soebardjo
3. Departemen kehakiman  : Prof. Dr. Mr Soepomo
4. Departemen pengajaran : Ki Hajar Dewantoro
5. Departemen pekerjaan umum  : Abukusno Cokrosuyoso
6. Departemen perhubungan  : Abikusno Comrisuyoso
7. Departemen keuangan  : AA maramis
8. Departemen Kemakmuran  : Ir. Surachman
9. Departemen kesehatan  : dr. Buntaran Martoatmojo
10. Departemen sosial : Mr. Iwa Kusuma Sumantri
11. Departemen keamanan rakyat  : Supriyadi
12. Departemen Penerangan  : Mr. Amir syamsudin

Setelah menentukan pembentukan ke-12 kementrian rapat dilanjutkan dengan kembali membahas masalah
kebangsaan. Sebagai Berikut.

• Panitia kecil yang dipimpin oleh Otto Iskandardinata memasukan urusan kepolisian kedalam Departemen
Dalam Negeri.
• Presiden Ir.Soekarno menunjuk Otto Iskandardinata, Abdul Kadir, dan Kasman Singodimejo untuk
mempersiapkan pembentukan tentara kebangsaan dan kepolisian negara.
Ketika presiden dan wakil presiden akan pulang seusai rapat selesai pukul 14.55 WIB para pemuda meminta
keduanya untuk menghadiri rapat yang diadakan golongan muda yang akan dilaksanakan di Jalan Prapatan
No. 10 . Permintaan tersebut lantas disetujui oleh presiden dan wakil presiden bersama-sama Ki Hajar
Dewantara dan Mr. Kasman. Dalam pertemuan tersebut golongan pemuda meminta agar secepatnya presiden
dan wakil presiden melakukan perebutan kekuasan dari Jepang yang dilakukan secara serentak. Presiden
menangggapi hal tersebut dan mengatakan apa yang golongan muda kehendaki tidak bisa dilakukan dengan
cara yang tergesa-gesa . Selanjutnya Adam Malik membacakan pernyataan tentang lahirnya Tentara Republik
Indonesia  yang berasal dari bekas tentara Peta dan Heiho, ususlan tersebut disetujui oleh presiden namun
untuk pelaksanaannya belum dapat dilakukan saat itu, hal tersebut pula yang menutup rapat ini.

Artikel terkait:Peristiwa Rengasdengklok Latar Belakang, Tujuan Kronologis Lengkapnya

Pada malam harinya presiden, wakil presiden serta para pemimpin lainnya mengadakan rapat di Jalan Gambir
Selatan (sekarang Merdeka Selatan) No.10 untuk membahas tokoh-tokoh yang akan dicalonkan sebagai
anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Sidang Ketiga PPKI Tanggal 22 Agustus 1945


PPKI kembali mengadakan rapat ketiganya pada tanggal 22Agustus 1945 dengan hasil sebagai berikut.

Hasil Sidang PPKI Ketiga Tanggal 22 Agustus 1945


Pada sidang yang ketiga ini PPKI memiliki agenda utama yaitu membicarakan Komite Nasional Indonesia
Pusat (KNIP) dan Partai Nasional Indonesia (PNI).

 Pembentukan Komite Nasional

Pada tanggal 29 Agustus 1945 137 orang anggota KNIP secara resmi dilantik di Gedung Kesenian Pasar Baru,
Jakarta.  KNIP terdiri dari golongan muda dan masyarakat dari berbagai daerah serta anggota PPKI sebagai
intinya. Dalam sidang pertama KNIP berhasil menunjuk Kasman singodimejo sebagai ketua dan M. Sutarjo
sebagai wakil ketua pertama, Latuharhary sebagai wakil ketua kedua, dan Adam malik sebagai wakil ketua
ketiga.

 Pembentukan PNI

PNI diketuai oleh Ir.Soekarno. Pembentukan PNI pada awalnya ditujukan sebagai satu-satunya partai
diIndonesia dengan tujuan yang seperti disebutkan dalam risalah sidang PPKU yaitu mewujudkan negara
Republik Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan kedaulatan rakyat. Namun dalam
perkembangannya muncul maklumat pada tanggal 31 Agustus 1945 yang berisikan penundaan segala
kegiatan yang dilakukan PNI yang akhirnya dilimpahkan kepada KNIP. Sejak saat itu gagasan yang hanya ada
satu partai di Indonesia tidak pernah lagi dimunculkan.

 Pembentukan BKR ( Badan Keamanan Rakyat)

PPKI memutuskan beberapa hal sehubungan dengan dibentuknya BKR sebagai berikut.
1)Pembubaran Peta di wilayah Jawa dan Bali serta Laskar Rakyat yang berada di Sumatra.
2)Pemberhentian anggota heiho.
3)Pembentukan tentara kebangsaan Indonesia harus dilakukan segera demi kedaulatan negara
Republik Indonesia.
4)Penolakan rencana pembelaan yang direncanakan BPUPKI yang dinilai dapat memicu politik
peperangan karena Indonesia sendiri menjalankan politik perdamaian.

. Nasionalisme dalam Arti Sempit


Nasionalisme dalam arti sempit adalah perasaan kebangsaan atau cinta terhadapa bangsanya yang sangat tinggi
dan berlebihan. Hal ini sering disamakan dengan jingoisme atau chauvinisme seperti yang pernah dianut bangsa
Jerman di masa Hitler pada tahun 1933-1945. Pada saat itu, bangsa Jerman menganggap dirinya
sebagai Deutcshland Uber Alles in der Welf (Jerman di atas segala-galanya dalam dunia).
Nasionalisme dalam Arti Luas
Nasionalisme dalam pengertian luas diartikan sebagai perasaan cinta atau bangga terhadap tanah air dan
bangsanya yang tinggi, akan tetapi terhadap bangsa lain tidak memandang rendah. dalam mengadakan hubungan
dengan bangsa lain, ia selalau mengutamakan persatuan dan kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsanya.
Namun ia menempatkan bangsa lain tersebut sebagai negara yang berdiri sama tingi dan duduk sama rendah.
Misalnya adalah bangsa Indonesia.

Perbedaan antara nasionalisme dan patriotisme


Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah
negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia.

Contoh: cinta dan bangga terhadap budaya Indonesia.

Patriotisme adalah sikap yang berani, pantang menyerah dan rela berkorban demi bangsa dan
negara. Patriotisme berasal dari kata “patriot” dan “isme” yang berarti sifat kepahlawanan atau
jiwa pahlawan, atau “heroism” dan “patriotism” dalam bahasa Inggris. Pengorbanan ini dapat
berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga. Patriotisme juga merupakan suatu kebajikan
yang benar-benar fitri (fitrah manusia) dan mempunyai tempat di dalam kehidupan moral
manusia. Perasaan taat setia merupakan senjata mental yang cukup kuat untuk mempertahankan
negara.

SEMANGAT PENDIRI NEGARA DALAM MERUMUSKAN DAN


MENETAPKAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA
Posted By Aina Mulyana »
Saturday, January 7, 2017

Semangat Pendiri Negara dalam Merumuskan dan Menetapkan


Pancasila sebagai Dasar Negara
Para pejuang yang termasuk dalam masa proklamasi kemerdekaan dalam
fakta sejarah termasuk angkatan 45. Adapun hakekat dan nilai angkatan
1945  adalah sebagai berikut:

Sifat dan Jiwa Angkatan 45


1.   “Pro Patria” dan “Primus Patrialis” yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan
mendahulukan kepentingan tanah air.
2.   Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan sosial dari semua lapisan masyarakat
terhadap perjuangan kemerdekaan
3.   Jiwa toleransi atau tenggang rasa antar agama, suku, dan golongan
4.   Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab
5.   Jiwa kesatria, kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.

Semangat 45
1.  Semangat menentang dominasi asing dalam segala bentuk, terutama
penjajahan dari suatu bangsa terhadap bangsa lain.
2.      Semngat pengorbanan seperti pengorbanan benda, jiwa dan raga
3.      Semangat tahan derita dan tahan uji
4.      Semangat kepahlawanan
5.      Semangat persatuan dan kesatuan
6.      Perpacaya pada diri sendiri.
7.    Sifat, Jiwa dan semangat 45 itulah yang harus dijadikan contoh sikap postip
generasi muda terhadap makna proklamasi dan suasana kebatinan
konstitusi yang pertama. 

Selain sifat, jiwa dan semangat 45 di atas yang harus kita jadikan contoh
terdapa pula pula ekses negatif angkatan 45 yang perlu kita hindari, yakni:
1. Kolabortor dan koperator dalam arti kerjasama dengan pihak penentang
kemerdekaan;
2.  Persaingan tidak sehat antar golongan
3.  Separatisme, yaitu pemisahan dari negara kesatuan
4. Oportunitas, yaitu paham yang ingin menguntungkan diri sendiri dipihak
manapun ia berdiri.
Terdapat banyak cara untuk menunjukan sikap postif kita terhadap
proklamasi kemerdekaan, salah satunya  dengan mempertahankan
kemerdekaan serta mengisinya  dengan pembangunan dalam segala
aspek kehidupan. Dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan
itulah sifat, jiwa dan semangat 45 perlu kita teladani, dan ekses negatif
yang disebutkan di atas perlu kita hindari.
Bagaimana cara mengisi kemerdekaan itu sendiri? Tentu banyak cara
yang dapat dilakukan. Seorang petani misalnya, dia harus giat bekerja
untuk mendapat hasil yang lebih baik, seorang dokter harus bekerja secara
baik agar mendapatkan hasil yang optimal, begitu pula seorang siswa
harus belajar dengan baik untuk mempersiapkan kehidupan di masa yang
datang, dan banyak contoh lainnya.

Lalu bagaimana sikap positif kita terhadap suasana kebatinan konstitusi


yang pertama (UUD 1945)? Sebagaimana telah kita bahas pada bagian
terdahulu bahwa inti suasana kebatinan konstitusi yang pertama (UUD
1945) adalah Pancasila. Oleh karena itu, sikap positip yang harus
ditampilkan terhadap suasana kebatinan UUD 1945 adalah mengamalkan
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Salah satu contoh mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,


antara lain:
1.   Berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kita wajib percaya dan taqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
2.   Berdasarkan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab; dalam pergaulan
kita tidak boleh membeda-bedakan manusia berdasarkan ras atau warna
kulit, suku bangsa, golongan, pangkat, kdedukan dan hal lainnya yang
merendahkan harkat dan martabat orang lain.
3.   Berdasarkan sila Persatuan Indonesia; kita harus bangga berbangsa dan
bertanah air Indonesia, menggunakan produk dalam negeri,
menempatakan persatuan dan kesatuan, dan lainnya.
4.   Berdasarkan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam pemusyawaratan/perwakilan, kita harus menghargai pendapat orang
lain dalam bermusyawarah, ikut serta dalam pemilihan umum dengan
penuh rasa tanggung jawab.
5.   Berdasarkan sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, kita wajib
menghargai hasi karya orang lain, mau melaksanakan gotong royong,  dan
kegiatan kerjabakti.

Anda mungkin juga menyukai