DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
MATARAM
2021
PROPOSAL PENYULUHAN MASYARAKAT DI DESA SEKOTONG
DENGAN TEMA MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT MENUJU
DESA TANGGUH BENCANA BANJIR
A. Latar Belakang
Berdasarkan karakteristik geologis dan geografis wilayah, Indonesia merupakan
kawasan rawan akan bencana banjir. Berkisar 30% dari 500 sungai yang ada di Indonesia
melintasi wilayah yang memiliki penduduk sangat padat. Lebih dari 220 juta penduduk,
sebagian dari mereka miskin dan tinggal di daerah rawan akan bencana banjir. Biasanya
bencana banjir tersebut terjadi di wilayah Indonesia bagian Barat karena menerima curahan
hujan yang lebih tinggi dibandingkan dengan di bagian Timur. Di Indonesia banjir adalah
ancaman musiman yang terjadi apabila meluapnya tubuh air dari saluran yang ada dan
menggenangi wilayah sekitarnya. Banjir merupakan wilayah ancaman alam yang paling sering
terjadi dan paling banyak merugikan dari segi kemanusiaan maupun ekonomi.
Nusa Tenggara Barat memiliki tingkat kerentanan terhadap potensi bencana akibat
faktor hidrometeorologi yang cukup tinggi. Samudera Hindia dan Laut Flores yang mengapit
wilayah ini turut mempengaruhi cuaca dan iklim di NTB. Kondisi topografi NTB yang berbukit
- bukit sekaligus dekat dengan laut menjadikan faktor lokal memiliki kontribusi yang besar
dalam pembentukan cuaca. Hujan dengan intensitas lebat, durasi hujan yang cukup lama serta
distribusi curah hujan yang tidak merata berpotensi menyebabkan banjir dan longsor di suatu
tempat. Setiap kali memasuki musim hujan, NTB harus segera siaga dalam menghadapi
bencana akibat faktor meteorology.
Pulau Lombok merupakan salah satu pulau yang ada di Indonesia yang memiliki
bencana alam yang meliputi kawasan rawan bencana gunung berapi, kawasan rawan banjir,
kawasan rawan tsunami, kawasan rawan angin topan, kawasan rawan gelombang pasang,
kawasan rawan kekeringan, kawasan rawan tanah longsor, kawasan rawan abrasi pantai dan
kawasan rawan gempa bumi (RTRW Lombok Barat, 2011-2031). Kabupaten Lombok Barat
menduduki peringkat pertama kejadian bencana alam, tercatat total 11 kejadian bencana dan
skor total bencana sebesar 45 dengan klasifikasi rawan tinggi, sedangkan untuk kabupaten/kota
yang berada di Provinsi NTB berada dibawah Kabupaten Lombok Barat(BNPB,2019). Potensi
bencana alam yang sering terjadi di Lombok Barat yaitu berada di Kecamatan Sekotong,
Kecamatan Sekotong menduduki peringkat pertama dari kejadian bencana alam yang ada di
Kecamatan Sekotong dibandingkan 9 kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Barat (BPBD
Lombok Barat, 2019).
Kecamatan Sekotong merupakan kawasan rawan bencana banjir. Bencana yang sudah
terjadi menimbulkan dampak bagi masyarakat yang ada di Kecamatan Sekotong, dampak yang
dimaksud adalah masyarakat yang terdampak oleh bencana yang sudah terjadi di Kecamatan
Sekotong (BPBD Lombok Barat, 2019). Berikut adalah rentetan kejadian bencana banjir di
Kecamatan Sekotong yaitu pada tahun 2019 terjadi bencana banjir di Desa Cendimanik dengan
2 Dusun yang terdampak membuat 300 kk atau 920 jiwa penduduk mengungsi, kemudian pada
tahun 2018 yaitu merendam enam dusun di desa Cendi Manik dan ratusan rumah warga di
beberapa dusun terendam banjir.
Mengacu pada undang-undang no 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana,
Pemerintah Daerah menjadi penanggung jawab dalam penyelenggaran penanggulangan
bencana. Tanggung jawab pemerintah dalam hal ini yaitu pengurangan risiko bencana dengan
program pembangunan, perlindungan masyraakat dari dampak bencana, penjaminan
pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena bencana, dan pengalokasian anggaran
penanggulangan bencana. Sedangkan kewajiban masyarakat tercantum dalam pasal 26 dan 27
terkait dengan “Hak dan Kewaiban Masyarakat”, serta PP no. 21 Tahun 2008 tentang
Penyeelnggaraan Penanggulangan Bencana” khususnya pada paragraph 5 pasal 87 poin (1)
yaitu, partisipasi dan peran serta lembaga dan organisasi kemasyarakatan, dunia usaha, dan
masyarakata sebagaimana dimaksud dalam pasal 75 ayat (1) huruf e bertujuan untuk
meningkatkan partisipasi alam rangka membantu penataan daerah rawan bencana ke arah lebih
baik dan rasa kepedulian daerah rawan bencana.
B. Nama Kegiatan
Penyuluhan Mitigasi Bencana Pada Daerah Rawan Banjir
C. Tema Kegiatan
Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Menuju Desa Tangguh Bencana Banjir
D. Bentuk, Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan
1. Bentuk : Ceramah Dan Tanya Jawab
2. Waktu
a. Hari/Tanggal : Senin, 1 November 2021
b. Waktu : 16.00
3. Tempat : Sekotong1, Desa Sekotong, Kecamatan Sekotong
E. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan masyarakat mampu memahami cara mitigasi atau
penanggulangan bencana banjir dan kesiapsiagaan saat terjadi bencana banjir
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan masyarakat mampu :
F. Manfaat Kegiatan
Penyuluhan ini sangat bermanfaat bagi masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan tentang
mitigasi atau penanggulangan bencana banjir dan kesiapsiagaan saat terjadi bencana banjir
G. Jadwal Kegiatan
Hari/Tgl : Senin, 1 November 2021
Jam : 16.00
H. Sasaran Kegiatan
Masyarakat di Sekotong1, Desa Sekotong, Kecamatan Sekotong
I. Kepanitiaan
Terlampir
J. Penyelenggaraan Kegiatan
Mahasiswa Stikes Yarsi Mataram Program Studi Ners Tahap Akademik, Semester VII Kelas
A1 Kelompok 1
K. Konsep Kegiatan
Pemaparan Materi
L. Rab
Terlampir
SUSUNAN KEPANITIAAN
Panitia Pelaksana
NIM.022STYC18 NIM.026STYC18
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
Panitia Pelaksana