Oleh :
Sampai dengan saat ini penyebab utama preeklamsia masih belum diketahui
secara pasti. Beberapa ahli percaya bahwa preeklamsia diawali dengan adanya
kelainan pada plasenta, yaitu organ yang berfungsi menerima suplai darah dan nutrisi
bagi bayi selama masih di dalam kandungan.Teori lain menjelaskan preeklampsia
sering terjadi pada Primigravida, Kehamilan Post Matur /Post Term serta Kehamian
Ganda. Berdasarkan teori teori tersebut preeklampsia sering juga disebut“ Deseases Of
Theory” . Beberapa landasan teori yang dapat dikemukakan diantaranya adalah
(Nuraini, 2011) :
1. Teori Genetik
Berdasarkan pada teori ini preeklampsia merupakan penyakit yang dapat
diturunkan atau bersifat heriditer, faktor genetik menunjukkan kecenderungan
meningkatnya frekuensi preeklampsi pada anak-anak dari ibu yang menderita
preeklampsia, serta peran Renin-Angiotensin-Aldosteron-System (RAAS) dimana
enzim renin merupakan enzim yang dihasilkan oleh ginjal dan berfungsi untuk
meningkatkan tekanan darah bekerja sama dengan hormon aldosteron dan
angiotensin lalu membentuk sistem
2. Teori Immunologis
Preeklampsia sering terjadi pada kehamilan pertama dan jarang timbul pada
kehamilan berikutnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa pada kehamilan pertama
pembentukan blocking antibodies terhadap antigen plasenta tidak sempurna.
3. Teori Prostasiklin & Tromboksan
Pada preeklampsia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga
terjadi penurunan produksi prostasiklin yang pada kehamilan normal meningkat,
aktifitas penggumpalan dan fibrinolisis, yang kemudian akan diganti trombin dan
plasmin. Trombin akan mengkonsumsi antitrombin mentebabkan pelepasan
tromboksan dan serotonin, sehingga terjadi vasospasme dan kerusakan endotel.
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama : biasanya klirn dengan preeklamsia mengeluh demam, sakit kepala
b. Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri
epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
c. Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik, DM.
2. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan
dengan eklamsia sebelumnya.
3. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah ikut KB
maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan pemberhentian
kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan kontrasepsi.
Sistem persyarafan
a. Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
Sistem Pencernaan
Palpasi abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II kiri atas), anoreksia, mual, dan
muntah.
4. Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap
Serum elektrolit
Sumber lain mengatakan Tanda vital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur
2 kali dengan interval 6 jam. Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream (
biasanya meningkat hingga 0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar
hematokrit menurun, BJ urine meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya >
7 mg/100 ml ( Suyono, 2002).
Tingkat kesadaran ; penurunan GCS sebagai tanda adanya kelainan pada otak USG ; untuk
mengetahui keadaan janin
B. Diagnosa Keperawatan
5. kolaborasi pemberian O2
Nyeri akut b.d Setelah dilakikan tindakan Manajemen Nyeri
Agen pencedera keperawatan diharapkan Observasi
fisiologis tingkat nyeri menurun dengan Identivikasi lokasi,
kriteria hasil : karakteristik, durasi,
Kontrol Nyeri frekuensi, kualitas,
Keluhan nyeri dari skala integritas nyeri
3-4 Identifikasi skala nyeri
Meringis dari skala 3-4 Identifikasi respon nyeri non
Sikap protektif dari skala 3-4 verbal
Terapeutik
Berikan teknik
nonfarmakologi untuk
mengurangi rasa nyeri
Edukasi
Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
Jelaskan stategi meredakan
nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
Risiko ketidak Setelah dilakikan tindakan Pemantauan Cairan
seimbangan cairan keperawatan diharapkan Observasi
b.d ketidak seimbangan cairan Monitor frekuensi dan
kekuatan nadi
Trauma/perdaraha menurun (dengan kriteria
Monitor frekuensi nafas
n hasil :
Monitor tekanan darah
d.d adanya Keseimbangan Cairan
perdarahan Dehidrasi dari skala 3-4
Monitor berat badan
Tekanan darah dari skala Monitor waktu pengisian
3-4 kapiler
Denyut nadi radial dari skala 3- Monitor elastisitas atau turgor
4 kulit
Monitor jumlah, waktu
dan berat jenis urine
Monitor kadar albumin dan
protein total
Terapeutik
Catat intake output dan
hitung balans cairan
dalam 24 jam
Berikan asupan cairan sesuai
kebutuhan
Berikan cairan intravena bila
perlu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
Kolaborasi pemasangan infus
Gangguan Setelah dilakukan intervensi Manajemen Eliminasi Urine) :
eliminasi urine b.d keperawatan selama waktu Observasi
penurunan tertentu diharapkan eliminasi Monitor eliminasi
kapasitas kandung urine pasien membaik. urine (Frekuensi,
kemih Kriteria Hasil konsistensi, volume
1. Pasien melaporkan sensasi dan warna).
berkemihnya meningkat. Terapeutik
2. Pasien melaporkan dapat Catat waktu-waktu
berkemih dengan tuntas dan haluaran
Tidak ada tandan – tanda berkemih
distensi kadnung kemih
Ambil sampe urine tenga (
Midstream ).
Edukasi
Identifikasi tanda dan
gejala infeksi saluran
kemih
Ajarkan mengambil spesimen
urine midstream
Risiko cedera Setelah dilakukan tindakan
Observasi
pada janin b.d keperrawatan selama 2x 24
Observasi TTV
hipertensi jam tidak terjadinya cedera
Observasi DJJ
pada janin dg kriteria hasil:
Terapeutik
Tingkat Cedera
Dampingi ibu saat merasa
Denyut jantung janin cemas
membaik dalam skala 5 (120- Diskusikan persiapan
160 kali permenit) persalinan dan
Tekanan darah membaik kelahiran
dalam skala 5 Edukasi
Gangguan mobilias membaik Anjurkan ibu untuk
dalam skala 5
beraktivitas dan
beristirahat ang cukup
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian terapi obat
D. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah tahap keempat dalam proses keperawatan dengan
berbagai tindakan keperawatan yang telah direncanakan.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan penilaian terhadap sejumlah informasi yang diberikan untuk tujuan
yang telah ditetapkan. Evaluasi keperawatan Asfiksia neonatorum dengan diagnosa
Keperawatan Ketidakefektifan pola napas adalah :
a. Klien tampak rileks dalam bernapas
b. Jalan napas klien kembali lancar
c. Kesadaran klien kembali membaik
REFERENSI