Anda di halaman 1dari 12

"MODEL- MODEL ASSESMENT DALAM PEMBELAJARAN"

OLEH KELOMPOK 10

- Febriana Ayu Murdani (2052000091)


- Fu'ad Tri Widodo (2052000104)
Pengertian Assesmen dan Pembelajaran
Assesmen yang dalam bahasa Inggris disebut dengan ”Assesment”
mengandung makna taksiran/penaksiran, penilaian, penilaian keadaan, beban,
pembebanan atau pemikulan. Menurut H.A.R Tilaar assesment adalah alat tes untuk
mengukur performan siswa dalam proses belajar. Salah satu contoh tes (assesment)
yang menjadi industri besar di Amerika adalah test TOEFL (tes bahasa Inggris) yang
digunakan untuk memasuki perguruan perguruan tinggi terkemuka di Amerika. Hal
senada diungkapkan oleh Tardif (1989) bahwa assesment adalah evaluasi terhadap
proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang dicapai oleh siswa, sesuai
kriteria yang ditetapkan, contoh assesment di Indonesia salah satunya adalah UN
(Ujian Nasional) yang dahulu dikenal dengan EBTANAS. Lebih lanjut Lefrancois
(1982:336) mengemukakan bahwa assesmen adalah alat ukur/evaluasi, bagi
guru/dosen untuk mengetahui, memonitor, merekam, mendorong, dan meningkatkan
atau memotivasi prestasi siswa yang akan menjadi umpan balik bagi diri siswa sendiri
untuk mengukur kelemahan dan kekuatannya dalam mengukur diri. Sedangkan
Assessment menurut Hopkins & Antes (1990:31) adalah alat ukur/evaluasi, bagi guru
untuk mengetahui kemajuan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran”.
Lebih tegas lagi Gagne & Briggs menjelaskan assesment adalah alat ukur keberuntungan guru dan siswa
untuk mengevaluasi diri mereka sendiri (self assesment) dalam meningkatkan keberhasilannya dan inisiatif diri.
Dalam pendidikan assessmen sering dirangkai dengan kata pembelajaran (Assesment Of Learning).
Pembelajaran menurut Reigeluth dan Degeng adalah ”Upaya untuk membelajarkan siswa”. Morton & Macbeth
seperti yang dikutip Beard & Senior (1980:76) mengungkapkan bahwa assesment of learning adalah evaluasi
pada landasan psikologis yang dilakukan oleh guru untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu
mengevaluasi diri, dimana guru dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dengan tahapan :

1. Menjadikan alat evaluasi sebagai umpan balik.


2. Memilih alat evaluasi yang objektif dan adil, dengan menginformasikannya kepada siswa,
3. Memberi kesempatan siswa untuk mengevaluasi diri,
4. Memberi kesempatan siswa untuk mengevaluasi teman.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita simpulkan bahwa assesmen dalam pembelajaran secara istilah adalah
upaya penilaian untuk mengukur (keberhasilan atau kegagalan) suatu proses pembelajaran sekaligus sebagai
umpan balik bagi guru dan siswa. Bagi siswa assessmen dapat dijadikan evaluasi dirinya sejauhmana mereka
memiliki kompetensi setelah mengikuti proses pembelajaran. Bagi guru assessmen dapat dijadikan alat
evaluasi yang objektif untuk mengukur sejauhmana kemampuan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran.
PAssesmen Alternatif
Penilaian alternatif menawarkan pada murid lebih banyak pilihan ketimbang ujian
tradisional. Sebagai contoh guru bahasa Indonesia di sekolah memberi murid menu penilaian seperti
menulis laporan tentang wawancara, menulis sendiri cerita atau mewawancarai tokoh. Penilaian
demikian digolongkan dalam penilaian autentik. Artinya penilaian yang dilakukan guru mengevalusi
pengetahuan siswa dalam konteks yang mendekati kehidupan nyata. Namun, dalam merancang
atau memilih alat evaluasi guru harus memperhatikan setidaknya tiga indikator sebelum assesment
dalam bentuk evaluasi diberikan kepada siswa didik. Hal ini dimaksudkan untuk suksesnya proses
pembelajaran. Tiga indikator tersebut adalah :
1. Indikator kondisi yang ada di linkungan pembelajaran dengan terlebih dahulu
memperhatikan tujuan dan karakteristik bidang studi, kendala dan karakteristik bidang studi,
karakteristik peserta didik.
2. Memilih metode pembelajaran yang dapat memenuhi standar kompetensi yang sudah
diarahkan dalam KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Metode pembelajaran yang
digunakan harus berpijak pada empat komponen KTSP yaitu :
a) Tujuan pendidikan sekolah
b) Struktur dan muatan kurikulum (content), yang mencakup mata
pelajaran, muatan lokal, pengembangan diri, beban belajar, ketuntasan belajar, kenaikan dan
kelulusan,penjurusan,pendidikan kecakapan hidup, pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global.
c) Kalender Pendidikan
3. Silabus dan RPP
Memilih assesmen alternatif yang sesuai dengan standar kompetensi dengan tidak mengabaikan indikator
kondisi pembelajaran serta metode yang digunalkan dalam proses pembelajaran tersebut. Intinya, sebagai guru
dituntut untuk dapat merancang sistem instruksional, merancang pesan, merancang strategi pembelajaran
yang efisien dan efektif sehingga proses pembelajaran dapat memberikan assesment yang baik bagi
masyarakat atas output yang dihasilkan oleh sekolah tersebut. Sebagai guru, untuk dapat mengelola proyek,
sumber, sistem dan informasi tentang assesment pembelajaran, khususnya dalam menganalisis permasalahan
di seputar assesment sekolah harus memiliki KSA yaitu :
1. Knowledge : pengetahuan dan wawasan
2. Attitude : Sikap yang baik sebagai seorang guru,dosen,atau manager lembaga pendidikan / kepala
sekolah.
3. Skill : Keahlian dalam menganalisa dan menyelesaikan permasalahan di seputar assesment dalam
kualitas proses pembelajaran.
Guru dituntut untuk mampu memilih dan menggunakan Alat evaluasi yang tepat dan bermanfaat dalam
memberikan umpan balik yang bernilai positif bagi pendidik dan sekolah sehingga pada akhirnya assesment
pembelajaran dari sekolah atau institusi dimana proses pembelajaran itu berlangsung dapat menjadi nilai plus
bagi kualitas sekolah itu sendiri.dan beberapa hal yang harus diperhatikan
dan dikuasai oleh para evaluator adalah dalam membuat alat evaluasi sebagai assesment tools diantaranya :
1. Pembuatan Quiz
2. Pembuatan assignment untuk siswa
3. Pembuatan pre test dan post tes dalam berbagai tipe soal
4. Self test bagi siswa
5. Presentasi jawaban

Sehingga peserta didik (siswa didik) yang melaksanakan Evaluasi tersebut lebih mempersiapkan diri dalam
menghadapi berbagai test, baik pre test atau post test, test sumatif atau formatif, baik evaluasi yang dilakukan
oleh evaluator dari luar maupun dari dalam,tidak akan menjadi faktor utama yang perlu dikhawatirkan dalam
penilaian assesmen pembelajaran bagi hasil evaluasi mereka.

Assesmen Alternatif adalah pilhan yang tepat , karena pemilihan alat evaluasi sebagai unsur
terpenting dan pamungkas dalam proses pembelajaran yang akan berpengaruh bagi
assesment sekolah dan unsur yang terlibat di sekolah tersebut.dengan terlebih dahulu
memperhatikan kondisi lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah
melihat ketersediaan sarana dan prasarana (ketersediaan jaringan yang menjadi indikator penting bagi
pembelajaran yang berbasis TIK). Assesmen Alternatif sebagai penilaian program atau proses pembelajaran
harus dilandaskan pada tiga kawasan penidikan dalam taksonomi Bloom yaitu :
1. Landasan Kognitif : Penilaian atas prestasi pengetahuan dan wawasan
2. Landasan Afektif : Penilaian atas respon & sikap siswa setelah PBM
3. Landasan Psikomotorik : Partisipasi siwa dalam melaksanakan tugas.
Dengan memperhatikan aspek kemampuan individu (self assesment) dalam delapan kecerdasan yang
berbeda dan kemampuan kinerja kelompok (performance assesment) dalam wujud assesmen kinerja siswa
dalam mengadaptasi test berbasis komputer,internet,maupun pembelajaran berjaringan atau pembelajaran
multimedia,baik pre test maupun post test,test pilihan ganda yang diperluas, test jawaban terbuka, tugas
individu, tugas kelompok, baik dalam bentuk wawancara, observasi, assesment portofolio ( dalam tahap
persiapan,tahap pelaksanaan,dan tahap penilaian), proyek pameran, atau demonstrasi karya.

Assesment portofolio adalah penilaian terhadap kumpulan berkas sebagai bukti fisik setiap
aktivitas siswa selama dan sesudah pembelajaran, bisa berupa dokumen hasil tes, tugas-tugas,
hasil karya, catatan tentang sikap-minat, ketrampilan, dan kompetensi siswa.
Assesment ini adalah salah satu bentuk penilaian autentik yang diadaptasi secara luas di sekolah-sekolah saat
ini. Diane Hart mendefinisikan portofolio sebagai "sebuah wadah yang memegang bukti keterampilan individu,
ide, minat, dan prestasi." Penilaian portofolio merupakan satu metode penilaian berkesinambungan, dengan
mengumpulkan informasi atau data secara sistematik atas hasil pekerjaan seseorang (Pomham, 1984). Seluruh
hasil belajar peserta didik (hasil tes, hasil tugas perorangan, hasil praktikum atau hasil pekerjaan rumah) dicatat
dan diorganisir secara sistematik.
Fungsi penilaian fortopolio adalah sebagai alat untuk mengetahui kemajuan kompetensi yang telah dicapai
peserta didik dan mendiagnosis kesulitan belajar peserta didik, memberikan umpan balik untuk kepentingan
perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran. Kumpulan hasil pekerjaan peserta didik dapat berupa: (1)
puisi; (2) karangan; (3) gambar/tulisan; (4) peta/denah; (5) desain; (6) paper; (7) laporan observasi; (8 ) laporan
penyelidikan; (9) laporan penelitian; (10) laporan eksperimen; (11) sinopsis;(12) naskah pidato/kotbah; (13)
naskah drama;(14) doa; (15) rumus;(16) kartu ucapan; (17) surat; (18 ) komposisi musik; (19) teks lagu; (20)
resep masakan.
Penilaian portofolio sering diibaratkan sebagai satu album photo dari suatu kegiatan yang merekam
aktivitas program dan para partisipannya. Portofolio ini juga sering dianggap sebagai suatu ‘showcases’ bagi
orang-orang yang tertarik atau memerlukan untuk mendapatkan gambaran mengenai program tersebut. Bagi
dunia pendidikan, penilaian portofolio cukup sering digunkan untuk mendokumentasikan kemajuan dan
pencapaian masing-masing siswa. Penilaian portofolio jika dilakukan secara benar dan sistematis dapat
menjadi alat pengukur praktek, prosedur, dan keluaran yang lebih baik jika dibandingkan alat pengukuran
tradisional.
Tidak semua portofolio merupakan portofolio penilaian. Portofolio juga bisa berisi hasil kerja dan catatan
tersendiri dari guru, atau dari seorang profesional, atau bahkan portofolio suatu perusahaan. Portofolio
penilaian sendiri memiliki beberapa komponen yang harus ada atau terdapat dalam portofolio tersebut.
Komponen-komponen tersebut antara lain :
• Merupakan bagian dari komponen hasil mata pelajaran
• Didasarkan pada hasil keluaran program
• Mencakup dokumentasi dari semua yang didemonstrasikan siswa dari setiap keluaran
• Dinilai oleh guru dengan menggunakan rubrik yang umum
Pada dasarnya ada beberapa tipe portofolio, seperti:
• Showcase – siswa meletakkan semua contoh terbaik atau produk terbaik yang dihasilkannya dari setiap
objektif.
• Kumulatif – Siswa meletakkan semua pekerjaan yang relevan untuk setiap objektif dalam portofolionya.
• Proses – Siswa meletakkan pre/post sample dari pekerjaan untuk setiap objektif dalam portofolionya.

Dalam setiap tipe portofolio harus terdapat komponen dasar sebagai mana tercantum diatas. Beberapa ahli
membagi portofolio menjadi dua yaitu Portofolio Proses dan Portofolio Produk. Portofolio proses berisi
dokumentasi dari tahapan-tahapan pembelajaran dan catatan kemajuan siswa. Sedangkan Portofolio Produk
hanya berisi kumpulan hasil kerja terbaik siswa. Untuk mengetahui proses dan membantu siswa mencapai
tujuan pembelajaran, biasanya guru menggunakan portofolio proses, sedangkan untuk mengetahui
penguasaan akhir digunakan portofolio produk.
Ada beberapa kelebihan dari Penilaian Portofolio ( sebagaimana dikutip oleh Julia Scherba dari Venn ) seperti:
• Menunjukkan evaluasi diri siswa, refleksi, dan pemikiran kritis
• Mengukur Kinerja dasar berdasarkan contoh original pekerjaan siswa
• Memberikan fleksibilitas dalam mengukur bagaimana siswa mencapai tujuan
• Memungkinkan guru dan siswa berbagi tanggung jawab dalam menentukan tujuan belajar dan untuk
evaluasi kemajuan.
• Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk mendapatkan masukkan yang ekstensif dari proses
pembelajaran
• Memfasilitasi pembelajaran kooperatif, termasuk evaluasi ‘peer’ dan tutoring
• Memungkinkan pembentukan struktur pembelajaran bertahap
• Memungkinkan guru dan siswa untuk mendiskusikan tujuan pembelajaran dan kemajuan dalam
dialog yang terstruktur maupun tidak.
• Memungkinkan pengukuran kemajuan siswa multi dimensi dengan memasukkan berbagai tipe
data dan material.
Bagi seorang guru, penilaian portofolio walaupun sedikit lebih rumit tetapi bisa memiliki banyak kegunaan.
Seperti misalnya:
• Mendorong pembelajaran mandiri
• Memperjelas pandangan mengenai apa yang dipelajari
• Membantu mempelajari pembelajaran
• Mendemonstrasikan kemajuan berdasarkan keluaran yang diidentifikasikan
• Membuat interseksi antara instruksi dan penilaian
• Memberikan jalan kepada siswa untuk menilai diri mereka sebagai pemelajar
• Memberikan kemungkinan untuk pengembangan dukungan ‘peer’
• Mengetahui bagaiman Portofolio dapat memperbaiki proses persiapan
Dengan demikian penilaian portofolio berbeda dengan penilaian lainnya, penilaian portofolio merupakan
rangkuman setiap aktivitas yang membutuhkan pencermatan, keobjektifan dan tranparansi. Penilaian portofolio
bukanlah hasil rekaan dan bersumber imajinatif. Hal ini menunjukkan program pembelajaran dalam persiapan
evaluasi harus berkelanjutan dari satu kegiatan kepada kegiatan lain guna peningkatan mutu kualitas
pendidikan bagi input maupun output di sekolah. Kegiatan tersebut dapat terlembaga secara baik dan
profesional baik di lembaga formal maupun non formal. Assesment positif sebagai penilaian hasil evaluasi
terhadap program atau proses haruslah diakui oleh masyarakat luas yang menjadi penilai objektif bukan
penilaian individualistis.
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai