PENGUKURAN ANTROPOMETRI
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Semua balita yang ada di posyandu dilakukan pengukuran Antropometri (BB,PB/TB)
2. Tujuan Khusus
a. Pelacakan gizi buruk untuk balita
b. gizi buruk yang ditemukan mendapatkan perawatan dan pemberian PMT Pemulihan
D. Sasaran
Semua balita yang ada di delapan (8) desa di wilayah kerja UPT. Puskesmas Bernung.
F. Penyelenggara
- Petugas gizi
- bidan desa dan kader posyandu balita
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Jadwal kegiatan operasi timbang dilaksanakan setiap bulan di 8 desa yaitu Kebagusan,
Wiyono, Taman sari, Bernung, Sungai langka, Negri sakti, Suka banjar, Kurungan nyawa.
H. Rencana Pembiayaan
Menggunakan biaya operasional kesehatan (BOK)
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN
MONITORING PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI
(MP ASI) KE DESA WILAYAH UPT. PUSKESMAS BERNUNG
A. Pendahuluan
Dalam upaya mengatasi masalah yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Bernung yaitu
penimbangan dan ASI eksklusif pada balita, pelaksana gizi berencana melakukan kegiatan
meliputi : promosi/edukasi tentang ASI eksklusif dan penimbangan. Kegiatan ini dilakukan
dengan monitoring MP ASI di wilayah kerja Puskesmas Bernung.
B. Latar Belakang
MP ASI adalah makanan pendamping yang diberikan kepada bayi disamping pemberian ASI
eksklusif , pemberian MP ASI yang salah akan berpengaruh terhadap berat badan anak balita
sehingga pemberian MP ASI yang tepat akan mengurangi kejadian penurunan berat badan
pada anak balita. Berdasarkan hal tersebut, dipandang perlu melakukan kegiatan monitoring
MP ASI di wilayah kerja Puskesmas Bernung sehingga ibu balita dapat memahami
pentingnya pemberian MP ASI yang baik dan benar kepada anak balita.
C. Tujuan
Tujuan umum : untuk meningkatkan pengetahuan ibu balita mengenai MP ASI.
Tujuan Khusus :
1. Masyarakat dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan MP ASI
2. Peserta dapat mengetahui pentingnya MP ASI pada anak balita
3. Masyarakat dapat mengetahui cara pemberian dan jenis MP ASI yang baik dan benar.
H. Rencana Pembiayaan
Menggunakan biaya operasional kesehatan (BOK)
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENYULUHAN/PEMBERIAN TABLET FE PADA REMAJA PUTRI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERNUNG
A. Pendahuluan
Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam tubuh, namun mempunyai
peranan esensial untuk kehidupan, kesehatan, dan reproduksi. Besi (FE) merupakan mineral
mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu 3-5 gram di
dalam tubuh manusia dewasa.
Walaupun terdapat luas di dalam makanan banyak penduduk dunia mengalami
kekurangan besi, termasuk di Indonesia.. kekurangan besi sejak tiga puluh tahun terakhir
diakui berpengaruh terhadap produktifitas kerja, kemampuan belajar dan kekebalan tubuh.
Esensial besi terutama menyerang golongan rentan, seperti anak-anak, remaja, ibu hamil dan
menyusui serta pekerja berpenghasilan rendah.
B. Latar Belakang
1. Pelaksana gizi dalam memberikan pelayanan kesehatan memperhatikan kebutuhan
masyarakat
2. Dalam menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan Pelaksana gizi perlu memberikan
penyuluhan kesehatan kepada remaja putri bahwa pentingnya zat besi (fe) bagi tubuh.
3. Dalam perencanaan Pelaksana gizi perlu menyusun kegiatan tentang penyuluhan gizi yang
didalamnya terdapat materi tentang zat besi (fe) kepada remaja putri.
C. Tujuan
Tujuan umum : supaya remaja putri mengetahui pentingnya zat besi (fe) bagi tubuh.
Tujuan Khusus :
1. diharapkan remaja putri mengetahui pentingnya zat besi bagi tubuh
2. Menurunkan angka kejadian anemia
E. Rencana Pembiayaan
Menggunakan biaya operasional kesehatan (BOK)
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PEMBINAAN BATRA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BERNUNG
A. Pendahuluan
. Upaya pelayanan kesehatan tradisional merupakan pelayanan kesehatan yang secara
tidak langsung memiliki peranan dalam menunjang pencapaian indikator Renstra
Kementerian Kesehatan melalui pemanfaatan pelayanan kesehatan tradisional ramuan dan
ketrampilan dalam tumbuh kembang balita, kesehatan ibu hamil dan nifas, maupun
pemanfaatan pijat untuk kesegaran tubuh.
B. Latar Belakang
Pengobatan Tradisional, adalah program pembinaan terhadap pelayanan pengobatan
tradisional, pengobat tradisional dan cara pengobatan tradisional.
Pada tingkat rumah tangga pelayanan kesehatan oleh individu dan keluarga memegang
peran utama. Pengetahuan tentang obat tradisional dan pemanfaatan tanaman obat
merupakan unsur penting dalam meningkatkan kemampuan individu/keluarga untuk
memperoleh hidup sehat.
Di tingkat masyarakat peran pengobatan tradisional termasuk peracik obat
tradisional/jamu mempunyai peranan yang cukup penting dalam pemerataan pelayanan
kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
C. Tujuan
Tujuan umum
Pelayanan Kesehatan Tradisional sendiri dapat digunakan masyarakat dalam mengatasi
gangguan kesehatan secara mandiri (self-care), baik untuk pribadi maupun untuk keluarga
melalui pemanfaatan Taman Obat Keluarga (TOGA). Hal ini sangat berguna, khususnya di
daerah yang mengalami keterbatasan dalam memperoleh akses pelayanan kesehatan.
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan fungsi dan kualitas masyarakat dalam kemandirian hidup sehat
2. Meningkatkan pengetahuan petugas kesehatan dalam mamanfaatkan tanaman obat.
3. Memanfaatkan tanaman obat sebagai pendamping pengobatan konfensional di
Puskesmas.
4. Melayani masyarakan dalam upaya pemanfaatan pengobatan tradisional di Puskesmas
(akupresur dan ramuan)
5.Melestarikan bahan-bahan tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan tradisional
D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan
Kegiatan pokok : Pembinaan Dan Pengawasan Pelayanan Kesehatan Tradisional
Rincian Kegiatan :
1. Memperkenalkan kepada masyarakat nama dan fungsi tanaman
2. Memberikan informasi kepada masyarakat cara penggunaan tanaman untuk dimanfaatkan
sebagai obat
H. Rencana Pembiayaan
-
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENDATAAN BATRA
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
Pusat Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer mempunyai tanggung jawab
terhadap pengelolaan kegiatan yang berdampak pada kesehatan tradisional masyarakat.
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang memenuhi kriteria tertentu dapat
diintegrasikan pada Fasilitas Kesehatan meliputi;
a. Mengikuti kaidah- kaidah ilmiah;
b. Tidak membahayakan kesehatan pasien/ klien;
c. Tetap memperhatikan kepentingan terbaik pasien/ klien;
d. Memiliki potensi promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif dan meningkatkan kualitas
hidup pasien/klien secara fisik, mental dan sosial; dan
e. Dilakukann oleh tenaga kesehatan tradisional.
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan derajat kesehatan masyarakat dengan penggunaan
obat- obat tradisisonal.
2. Tujuan Khusus
a. Membangun sistem pelayanan kesehatan tradisional yang bersinergi dengan
pelayanan kesehatan konvensional;
b. Membangun sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang bersinergi
dan dapat berintegrasi dengan pelayanan kesehatan konvensional di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan;
c. Memberikan perlindungan kepada masyarakat;
d. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tradisional;dan
e. Memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan pemberi pelayanan kesehatan
tradisional.
E. PELAKSANAAN
a. Kegiatan pendataan dan pembinaan BATRA ini terlaksana di Pelayanan Kesehatan
Pengobatan Tradisional keluarga dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
pengobatan tradisional melalui kegiatan pemantauan dan pendataan metoda yang
digunakan dan kunjungan pasien.
b. Penyuluhan pada masyarakat dan pengobat tradisional mengenai pengobatan obat
tradisional dan penggunaan obat tradisional di lingkungan wilayah puskesmas.
c. Sosialisasi obat- obat tradisional dan manfaatnya melalui pelaksanaan tanaman obat
keluarga (TOGA).
F. SASARAN
Sasaran pelayanan kesehatan tradisional komplementer adalah:
a. Pengobat tradisional yang ada di wilayah puskesmas;
b. Masyarakat
N KEGIATAN TRIWULAN
SASARAN
O. POKOK I II III IV
1. Pembinaan Pengobat Tradisional √ √ √ √
Mayarakat & Pengobat
2. Penyuluhan √ √ √ √
Tradisional
3. Sosialisasi Masyarakat √ √ √ √
H. RENCANA PEMBIAYAAN
-
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilaksanakan setiap tiga bulan sesuai jadwal kegiatan.
Pelaporan kegiatan dilaksanakan setiap bulan untuk mengetahui sejauh mana kegiatan ini
terlaksana.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PENYULUHAN, SOSIALISASI PROGRAM BATRA
UPT. PUSKESMAS BERNUNG
A. PENDAHULUAN
Di era keterbukaan ini banyak bermunculan praktek pengobat tradisional sebagai
penyelenggara pengobatan alternatif kepada masyarakat. Untuk meningkatkan pengetahuan
dan keterampilan Pengobat Tradisional (BATRA) dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat maka dilakukan monitoring evaluasi kegiatan batra.
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun,
berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik
bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan
tradisional memang bermanfaat bagi kesehan, dan kini digencarkan penggunaannya karena
lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun ketersediaannya.
B. LATAR BELAKANG
Upaya pengobatan tradisonal dengan obat-onat tradisional merupakan salah satu
bentuk peran serta masyarakat dan sekaligus merupakan teknologi tepat guna yang potensial
untuk menunjang pembangunan kesehatan. Hal ini disebabkan antara lain karena pengobatan
tradisional telah ada sejak dahulu kala dimanfaatkan oleh masyarakat serta bahan-bahannya
banyak terdapat di seluruh pelosok tanah air.
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan pelayanan Pengobat Tradisonal ( BATRA )
terhadap masyarakat lebih bermutu sehingga terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
Membina upaya pengobat tradisional.
Tujuan Khusus :
1. membina upaya pengobatan tradisional
2. memberikan perlindungan kepada masyarakat
3. menginventarisasi jumlah pengobat tradisional, jenis dan cara
pengobatannya.
D. KEGIATAN
1. Pertemuan Lintas Sektoral
2. Pertemuan Lintas Program
3. Pembinaan kepada pengobat
4. Inventarisasi jumlah pengobat alternatif,jenis dan cara pengobatanya.
5. Melakukan Pelacakan lanjutan
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Menerima laporan jumlah pengobat tradisional dari petugas
2. Melakukan inventarisasi laporan,dengan cara merekapitulasi laporan dari petugas
wilayah
3. Melakukan pelacakan lanjutan untuk pengobat tradisional yang belum memiliki STPT
dan SIPT, sebagai perlindungan kepada pengobat tradisional maupun masyarakat
4. Memberikan pembinaan kepada pengobat tradisional.
5. Melakukan analisa data hasil rekapitulasi untuk dilaporkan ke Dinas kesehatan ke
bagian yansus, sebagai bukti pelaksanaan kegiatan.
F. SASARAN
- Pengobat tradisional yang ada di wilayah puskesmas
- Masyarakat
G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan dilaksanakan setiap 4 bulan sekali di 8 desa yaitu Kebagusan,
Wiyono, Taman sari, Bernung, Sungai langka, Negri sakti, Suka banjar, Kurungan nyawa.
H. RENCANA PEMBIAYAAN
Dana Operasional Puskesmas
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
POSYANDU LANSIA
A. Pendahuluan
Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu
wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka
bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Posyandu lansia merupakan pengembangan dari
kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi lansia yang penyelenggaraannya
melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Posyandu lansia merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di desa-
desa yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya bagi warga yang
sudah berusia lanjut. Posyandu lansia adalah wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut yg
dilakukan dari, oleh, dan untuk kaum usia yg menitikberatkan pd pelayanan promotif dan
preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitative. Posyandu lansia merupakan
upaya kesehatan lansia yg mencakup kegiatan yankes yg bertujuan u/ mewujudkan masa tua
yg bahagia dan berdayaguna.
B. Latar Belakang
Lansia sering dianggap sebagai golongan yang lemah, tetapi sesungguhnya lansia
memiliki peran yang berarti bagi masyarakat. Lansia memiliki penalaran moral yang bagus
untuk generasi dibawahnya. Lansia memiliki semacam gairah yang tinggi karena secara
alami, manusia akan cenderung memanfaatkan masa-masa akhirnya secara optimal untuk
melakukan pewarisan nilai dan norma. Hal ini justru mempermudah kita untuk membina
moral anak-anak. Masa lanjut usia adalah masa dimana individu dapat merasakan kesatuan,
integritas, dan refleksi dari kehidupannya. Jika tidak, ini akan menimbulkan ketimpangan
dan bahkan dapat mengakibatkan patologis, semacam penyakit kejiwaan (Latifah, 2010).
Jika ini terjadi maka keadaan masyarakat juga terganggu, dimana lansia sebagai penguat
transformator nilai dan norma berkurang, baik secara kualitas dan kuantitas. Banyak contoh
yang terjadi dimasyarakat kita, dimana lansia berlaku yang kurang sopan atau bahkan kurang
beradab sehingga secara tidak langsung akan mengganggu ketentraman kehidupan
bermasyarakat. Lansia di Indonesia, menurut Depkomindo 2010, pada tahun 2008 berjumlah
23 juta orang, sedangkan lansia yang terlantar mencapai 1,7 juta sampai 2 juta orang. Wujud
dari usaha pemerintah ini adalah dicanangkannya pelayanan bagi lansia melalui beberapa
jenjang yaitu pelayanan kesehatan ditingkat masyarakat adalah Posyandu Lansia. Pelayanan
kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan tingkat lanjutan adalah
Rumah Sakit. Dengan demikian, posyandu lansia sangat kita perlukan, dimana posyandu
lansia ini dapat membantu lansia sesuai dengan kebutuhannya dan pada lingkungan yang
tepat, sehingga para lansia tidak merasa lagi terabaikan didalam masyarakat..
C. Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan angka harapan hidup usia lanjut
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan jenis dan jangkauan pelayanan kesehatan usia lanjut.
2. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan usia lanjut
3. Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan lansia
I. Rencana Pembiayaan
-
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PROGRAM ISPA
A. PENDAHULUAN
Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang sering terjadi pada
anak. Episode batu-pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 2-3 kali per tahun (Rudan et
al Bulletin WHO 2008). Pneumonia adalah pembunuh utama balita di dunia, lebih banyak
dibanding dengan gabungan penyakit AIDS, malaria, dan campak. Pneumonia disebut
sebagai pandemi yang terlupakan atau the forgotten pandemic.
Pneumonia adalah penyakit umum yang terjadi di seluruh kelompok umur dan
merupakan penyebab kematian peringkat atas diantara orang tua dan orang yang sakit
menahun. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2
tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun atau orang yang memiliki masalah kesehatan
(malnutrisi, gangguan imunologi).
B. LATAR BELAKANG
Salah satu penyakit ISPA yang perlu mendapat perhatian juga adalah penyakit
influenza, karena penyakit influenza merupakan penyakit yang dapat menimbulkan wabah
sesuai dengan Permenkes Nomor 1501/Menkes/Per/X/2010 tentang jenis penyakit menular
tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan.
C. TUJUAN
Tujuan umum : menurunnya angka kesakitan tentang ISPA dan Pneumonia
Tujuan Khusus :
1. Meningkatkan tentang pengetahuan ISPA dan Pneumonia
2. Menyembuhkan penderita
3. Mencegah kematian
D. KEGIATAN
1. Melakukan promosi kesehatan untuk pengendalian ISPA
2. Menemukan kasus ISPA di Puskesmas
3. Memberikan pengobatan ISPA yang dilakukan oleh dokter atau tenaga perawat dengan
bimbingan dokter Puskesmas
G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan dilaksanakan setiap bulan di 8 desa yaitu Kebagusan, Wiyono,
Taman sari, Bernung, Sungai langka, Negri sakti, Suka banjar, Kurungan nyawa.
H. RENCANA PEMBIAYAAN
-
I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Evaluasi kegiatan meliputi pencatatan dan pelaporan hasil capaian program sesuai
dengan target yang ditentukan.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN
PROGRAM DETEKSI DINI HEPATITIS B PADA IBU HAMIL
DI PUSKESMAS BERNUNG
A. Pendahuluan
Hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh bakteri, parasit, virus, autoimmune, alkohol.
Dari keseluruhan penyebab tersebut yang menjadi masalah kesehatan masyarakat adalah Hepatitis virus.
Hepatitis virus terdapat beberapa jenis yaitu Hepatitis A dan E, yang ditularkan secara fecal oral,
bersifat akut, sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa, dapat sembuh sempurna dan tidak
menjadi kronis, sedangkan Hepatitis B, C dan D ditularkan secara parenteral, dapat menjadi kronis, sirosis
lalu menjadi kanker hati. Karena Hepatitis B dan C dapat menjadi kronis, sebagian besar dari
masyarakat yang terinfeksi Hepatitis B dan C (Hepatitis D akan timbul apabila seseorang terinfeksi
Hepatitis B) ini terlambat diketahui, sehingga diketahui pada saat mereka sudah menjadi kronis, sirosis
bahkan kanker hati. Oleh karena itu perlu dilakukan Deteksi Dini Hepatitis B dan C, agar dapat dikurangi
akibat lebih lanjut dari penyakit ini.
B. Latar Belakang
Dengan diketahuinya besaran masalah hepatitis secara global dan dampaknya terhadap kesehatan
masyarakat, maka pada tanggal 20 Mei 2010, World Health Assembly (WHA) dalam sidang di Geneva
telah menyetujui mengadopsi resolusi hepatitis (Resolusi WHA 63.18 Tahun 2010 tentang Hepatitis), yaitu
semua Negara di dunia sudah saatnya melakukan pengendalian hepatitis.
C. Tujuan :
1. Tujuan umum : Terlaksananya kegiatan deteksi dini Hepatitis B di Puskesmas Bernung.
2. Tujuan Khusus :
a. Deteksi dini Hepatitis B pada kelompok masyarakat berisiko tinggi.
b. Melakukan rujukan kasus pada mereka yang menunjukkan hasil pemeriksaan laboratorium
Hepatitis B reaktif.
c. Penyuluhan atau KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi) tentang Hepatitis B.
d. Melakukan upaya pencegahan.
D. Kegiatan Pokok dan Rincian Kegiatan.
Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1. Deteksi Dini Hepatitis pada Ibu Hamil a. Deteksi Dini Hepatitis B pada Ibu Hamil yang
berkunjung ke Puskesmas dan kiriman / rujukan
dari Bidan Praktek Mandiri / Klinik swasta.
b. Penanganan hasil deteksi Dini Hepatitis B reaktif
dan non reaktif.
2. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) a. Menyediakan dan mendistribusikan media KIE
tentang Hepatitis B dan C dan faktor risiko
b. Melaksanakan KIE baik perorangan, kelompok
maupun melalui media massa.
c. Interaksi secara verbal (missal : konseling) untuk
meningkatkan pengetahuan dan diharapkan
terjadinya perubahan sikap dan perilaku.
3. Pencatatan dan Pelaporan Merekapitulasi data layanan hepatitis B ke
dalam formulir pelaporan puskesmas dan
melaporkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
F. Sasaran
Sasaran dalam kegiatan ini adalah :
1. Ibu hamil.
2. Bayi dari ibu hamil dengan Hepatitis B positif.
G. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal kegiatan dilaksanakan setiap bulan di UPT. Puskesmas Bernung.
H. Rencana Biaya
-
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PROGRAM HIV/AIDS
A. Pendahuluan
HIV/AIDS telah menimbulkan kekhawatiran diberbagai belahan bumi. HIV/AIDS
adalah salah satu penyakit yang harus diwaspadai. AIDS sangat berakibat pada penderitaan .
AIDS merupakan sekumpulan gejala penyakit yang menyerang tubuh manusia setelah
sistem kekebalannya di rusak oleh virus HIV. Penyakit HIV/AIDS telah menjadi pandemik
yang mengkhawatirkan masyarakat karena di samping belum ditemukan obat dan vaksin
pencegahan penyakit ini juga memiliki window periode dan fase simptomatik (tanpa gejala)
yang relatif panjang dalam perjalanan penyakitnya..
B. Latar Belakang
Jumlah kasus HIV/AIDS dari tahun ke tahun di seluruh bagian bagian dunia terus menerus meningkat
meskipun berbagai upaya terus dilaksanakan. Dari berbagai cara penularan seperti melalui hubungan seksual
yang tidak aman, pengguna narkoba suntik,transfusi darah dan penularan pada bayi dan ibu yang terinfeksi
masing – masing penularan memiliki resiko cukup besar. Oleh karena itu perlu upaya untuk memutus mata
rantai penularan yang lebih luas.
C. Tujuan :
1. Tujuan umum : pencegahan dan penangulangan HIV-AIDS di masyarakat
2. Tujuan Khusus :
G. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan dilaksanakan setiap bulan di 8 desa yaitu Kebagusan, Wiyono,
Taman sari, Bernung, Sungai langka, Negri sakti, Suka banjar, Kurungan nyawa.
H. Rencana Pembiayaan
-
I. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan
Evaluasi kegiatan meliputi pencatatan dan pelaporan hasil capaian program sesuai
dengan target yang ditentukan.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
PSN (PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK) DAN ABATISASI
DI WILAYAH KERJA UPT. PUSKESMAS BERNUNG
A. PENDAHULUAN
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD seperti juga penyakit menular lainnya
didasarkan pada usaha pemutusan rantai penularannya. Pada penyakti DBD yang
merupakan komponen epidemiologi adalah terdiri dari virus dengue, nyamuk Aedesaegypti
dan manusia. Belum adanya vaksin untuk pencegahan penyakit DBD dan belum
ada obat-obatan khusus untuk penyembuhannya maka pengendalian DBD tergantung pada
pemberantasan nyamuk Aedes aegypti. Penderita penyakit DBD d i u s a h a k a n
sembuh guna menurunkan angka kematian, sedangkan yang sehat
terutama pada kelompok yang paling tinggi resiko terkena, diusahakan agar
jangan mendapatkan infeksi virus dengan cara memberantas vektornya (Dinkes,2008).
B. LATAR BELAKANG
Pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) adalah kegiatan
memberantas telur dan jentik nyamuk penular penyakit DBD ( Aedesaegypti) di tempat-
tempat perkembang biakannya.(DepkesRI,2005). Sampai saat ini pemberantasan
vektor masih merupakan pilihan yang terbaik untuk m e n g u r a n g i j u m l a h
penderita DBD. Strategi pemberantasan vektor ini
p a d a prinsipnya sama dengan strategi umum yang telah dianjurkan oleh WHO dengan
mengadakan penyesuaian tentang ekologi vektor penyakit di
Indonesia. Strategi tersebut terdiri atas perlindungan,
p e m b e r a n t a s a n v e k t o r d a l a m W a b a h d a n pemberantasan vektor untuk
pencegahan Wabah, dan pencegahan penyebaran penyakit DBD.
C. TUJUAN
Tujuan umum : untuk memutus mata rantai penularan DBD melalui gerakan 3M plus, yaitu
singkatan dari Menguras, Menutup, Mengubur, serta menghindari
pertumbuhan vektor-vektor baru.
Tujuan Khusus : masyarakat tahu dan mengerti bagaimana cara melakukan pemberantasan
sarang nyamuk (PSN).
F. SASARAN
Masyarakat diwilayah kerja UPT.Puskesmas Bernung
G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan dilaksanakan setiap ada kasus terkena DBD
H. RENCANA PEMBIAYAAN
Dana operasional Puskesmas
I. EVALUASI PELAKSANAN KEGIATAN
Evaluasi kegiatan meliputi pencatatan dan pelaporan hasil capaian program sesuai
dengan target yang ditentukan.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN
TUJUAN DAN TATA NILAI PUSKESMAS BERNUNG
A. PENDAHULUAN
Dalam rangka mempercepat peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat
dan keberhasilan suatu program yang maksimal di lingkup wilayah
kerjaPuskesmas diperlukan suatu komunikasi dan koordinasi yang terencana dan terukur
dengan baik terutama dengan lintas program dan lintas sektor yangterkait. Hal tersebut
dimaksudkan untuk menentukan tujuan,sasaran dantata nilai program yang
sesuai dengan kebutuhan masyarakat di wilayah puskesmas.
B. LATAR BELAKANG
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan upaya yang sesuai dengan pedoman dan
memenuhi kebutuhan dan harapan sasaran upaya perlu adanya penetapan t u j u a n
upaya yang mengacu pada pedoman yang ada dan perlu disepakati
bersama. Tata nilai dalam pelaksanaan upaya puskesmas dikomunikasikan kepada
semua pihak yang terkait dan kepada sasaran. Efektivitas dan efisiensikegiatan pelaksanaan
upaya sejalan dengan tata nilai SENYUM yang ada di Puskesmas Bernung.
C. TUJUAN
Tujuan Umum : dapat terlaksananya program-program Puskesmas dengan tata nilai
SENYUM yang ada di Puskesmas Bernung.
Tujuan Khusus :
1. Mengetahui tujuan dari masing-masing program.
2. Mengetahui sasaran dari program yang ada.
3. Mengetahui kegiatan-kegiatan yang ada dalam masing-
m a s i n g program.
4. Menselaraskan tata nilai SENYUM dengan setiap program yang ada di Puskesmas Bernung.
D. KEGIATAN POKOK
1. Kepala Puskesmas bersama Kepala Tata Usaha mengadakan rapat untuk pertemuan
pemegang program
2. Kepala puskesmas mengagendakan rapat puskesmas.
3. Kepala puskesmas mengumumkan siapa saja pemegang program yang ada
di puskesmas.
4. Pemegang program menentukan kegiatan yang akan
d i l a k s a n a k a n masing-masing program dalam waktu satu tahun kedepan.
5. Pemegang program berkonsultasi dengan
b e n d a h a r a B O K u n t u k masalah pendanaan.
6. Pemegang program berkonsultasi dengan kepala puskesmas
t e n t a n g kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun kedepan
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas Bernung, metode dilaksanakan dengan cara
survey kontak dengan pemegang program.
F. SASARAN
- Pemegang masing-masing program
- Masyarakat
G. JADWAL KEGIATAN
Jadwal kegiatan dilaksanakan setiap akhir bulan.
H. RENCANA PEMBIAYAAN
Dana operasional Puskesmas
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
B. LATAR BELAKANG
Sanitasi tempat – tempat umum sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak
menimbulkan berbagai masalah kesehatan, misalnya menimbulkan penyakit berbasis
lingkungan.
C. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakat dalam pengamanan
kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia.
B. Tujuan Khusus
Terpantaunya kualitas air minum melalui upaya pengawasan :
1. Diketahuinya kualitas air yang memenuhi syarat kesehatan
2. Meningkatnya kualitas air melalui upaya perbaikan
3. Meningkatnya pengertian, kesadaran, kemauan melakukan
pengawasan kualitas air.
D. KEGIATAN POKOK
No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan
1 perkenalan menerangkan maksud kunjungan
2 pengamatan melakukan pengamatan terhadap sumber dan
sarana air bersih
3 Pengambilan melakukan pengambilan sampel air pada sarana
sampel yang memiliki tingkat resiko sedang dan rendah
4 Pengiriman Mengirim sampel air ke labkesda/kab untuk diuji
sampel kualitas dan kuantitas sumber daya air
5 kesimpulan menyampaikan kesimpulan dan saran kepada
pemilik sarana
E. SASARAN
Sarana air bersih yang dimiliki masyarakat baik secara pribadi maupun yang dipakai
secara umum seperti; sumur gali, perlindungan mata air, dan perpipaan.
F. JADWAL KEGIATAN
No Kegiatan J F M A M J J A S O N D
Pengambila √ √ √ √
n sampel
G. CARA PELAKSANAAN
Cara melaksanakan kegiatan ini dengan cara pengambilan sampel air langsung pada
sarananya, yang dilakukan tiap tiga bulan sekali sesuai jadwal yang ditentukan oleh dinas
kesehatan.
H. RENCANA PEMBIAYAAN
Dana operasional Puskesmas
I. EVALUASI
Evaluasi kegiatan meliputi pencatatan dan pelaporan dari hasil uji lab pengambilan
sampel air dari sarananya dengan hasil setelah sampel air diamati oleh uji laboratorium
sanitasi berdasarkan Petugas Sanitarian Kesehatan Lingkungan.
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN
SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
A. PENDAHULUAN
STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui
pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan.
STBM terdiri dari 5 pilar:
1. Stop buang air besar sembarangan;
2. Cuci tangan pakai sabun;
3. Pengelolaan air minum/makanan rumah tangga;
4. Pengelolaan sampah rumah tangga;
5. Pengelolaan limbah cair rumah tangga.
Program nasional STBM dikhususkan untuk skala rumah tangga, sehingga program ini
adalah program yang berbasis masyarakat, dan tanpa memberikan subsidi sama sekali bagi
rumah tangga.
B. LATAR BELAKANG
Diwilayah Puskesmas Bernung masalah utama program STBM adalah buangan air besar
atau jamban terlalu dekat dengan sumur air bersih. Karena itu perlu dilaksanakan kegiatan
untuk merubah masyarakat agar mau membangun septictank dengan jarak yang sudah
menjadi acuan Standar yang sudah ditentukan.
3. Verifikasi
Verifikasi dilaksanakan bila dalam satu Kelurahan sudah mengklaim ODF, tujuan
verifikasi sendiri adalah membuktikan apakah wilayah satu kelurahan tersebut benar-
benar semua warganya sudah membuat/merubah jarak jamban dengan sumur air bersih
atau tidak. Bila sudah terbukti ODF bisa diajukan Kelurahan tersebut untuk mendapat
sertifikasi ODF dari Pemkot.
F. SASARAN
Seluruh masyarakat wilayah Kecamatan Gedong Tataan.
G. TARGET
Semua Kelurahan Diwilayah Kecamatan Gedong Tataan.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
A. PENDAHULUAN
Penjualan pestisida yang baik dan memenuhi syarat merupakan salah satu upaya
untuk mencapai tingkat kesehatan masyarakat yang optimal dan menjaga keamanan dalam
pemakaian, Tingginya tingkat kesehatan masyarakat merupakan modal dasar pembangunan
jangka panjang.
B. LATAR BELAKANG
Tempat pengelolaan makanan diwilayah Puskesmas Bernung sebagian besar sudah
memenuhi syarat kesehatan, namun kualitas makanan yang dijual masih ada yang tidak
memenuhi syarat secara mikro biologi dan kimia, oleh karena itu perlu suatu kegiatan
pengawasan yang berkesinambungan untuk mewujudkan Tempat Pengolahan Makanan
yang Memenuhi syarat kesehatan dengan menjual makanan yang sehat, aman dan bergizi
untuk dikonsumsi.
C. TUJUAN
Tujuan Umum : Terwujudnya Tempat Penjualan pestisida yang aman, jauh dari bahaya
Tujuan Khusus : - Meningkatkan Jumlah keamanan dalam penjualan pestisida sesuai
syarat kesehatan
- Terwujudnya penjualan pestisida yang aman bagi masyarakata
D. KEGIATAN POKOK
Pelaksanaan kegiatan penyehatan makanan meliputi :
1. Pembinaan Sarana Tempat Penjualan (TPP) dengan inspeksi sanitasi dan
Konseling
2. Pengawasan Penjualan pestisida ke berbagai penjual
E. JADWAL KEGIATAN
NO KEGIATAN PELAKSANAAN KEGIATAN
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGU SEP OKT NOP DES
1. Inspeksi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Sanitasi TPP
G. SASARAN
Semua Tempat Penjualan pestisida di wilayah Puskesmas Bernung .
H. BIAYA
Dana operasional Puskesmas
I. EVALUASI
Evaluasi kegiatan pemantauan tempat penjualan pestisida dilakukan setiap Bulan,
dikatakan tercapai bila TPM yang dikunjungi sebesar 95% dari target bulanan komulatif
dan semua TPM yang dikunjungi memenuhi syarat, untuk kegiatan sampling dievaluasi
setiap selesai pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan ke Dinas kesehatan setiap 3bulan sekali.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
A. PENDAHULUAN
Rumah makan, depot dan warung adalah setiap tempat usaha komersil yang
lengkap kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum di tempat
usahanya. Hygiene sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor makanan,
orang, tempat dan perlengkapan yang dapat atau mungkin dapat menimbulkan penyakit
atau gangguan kesehatan.
Pengawasan sanitasi makanan pada rumah makan, depot, warung, adalah
pemantauan secara terus menerus terhadap rumah makan, depot, warung atas
perkembangan tindakan atau kegiatan atau persyaratan sanitasi makanan dan keadaan
yang terdapat setelah usaha tindak lanjut dari pemeriksaan.
Pemeriksaan merupakan usaha melihat dan menyaksikan secara langsung serta
menilai tentang keadaan, tindakan atau kegiatan yang dilakukan serta memberikan
petunjuk / saran perbaikan.
Kegiatan pengawasan sanitasi makanan meliputi pendataan tempat pengelolaan
makanan, pemeriksaan berkala, member saran perbaikan, melakukan kunjungan kembali,
memberi peringatan dan rekomendasi kepada pihak terkait serta laporan hasil
pengawasan.
B. LATAR BELAKANG
Berdasarkan pengamatan awal beberapa rumah makan, depot dan warung yang
letaknya cukup strategis dan sering dilalui banyak kendaraan bermotor, ada beberapa
penjamah makanan yang menunjukkan perilakuyang tidak sehatdalam menjamah
makanan, missal menggunakan lap kotor untuk membersihkan meja dan mengolah
makanan ketika sedang sakit.
Demikian juga dengan sarana disekitarnya, dimana sering ditemukan adanya
rumah makan , depot, warung yang melakukan pencucian peralatan makanan tanpa
menggunakan sabun, peralatan hanya dicelupkan ke sumber air pencucian yang sudah
kotor, serta bahan makanan belum jadi disimpan dalam ruangan yang tidak dilengkapi
dengan pelindung dari hama.
F. SASARAN
1. Rumah makan
2. Restoran
3. Jasa boga / catering
4. Industri makanan
5. Kantin
6. Warung
7. Makanan jajanan
A. EVALUASI
Evaluasi kegiatan pemantauan tempat pengelola makanan dilakukan setiap Bulan,
dikatakan tercapai bila TPM yang dikunjungi sebesar 95% dari target bulanan komulatif
dan semua TPM yang dikunjungi memenuhi syarat, untuk kegiatan sampling dievaluasi
setiap selesai pelaksanaan kegiatan dan dilaporkan ke Dinas kesehatan setiap 3bulan sekali.
I. BIAYA
-
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
F. SASARAN
Sasaran kegiatan ini adalah - Home industry makanan - warung makan - pedagang kaki
lima - kantin sekolah -TempatTempatUmum (Masjid ,Gereja,perkantoran ,pasar,sekolah, dll )
- Rumah masyarakat
NO KEGIATAN 2016
1 2 3 4 5 6 7 8 9 `10 11 12
1 Pendataan Sarana
Sanitasi Dasar
H. RENCANA BIAYA
Dana operasional Puskesmas
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN
PELAKSANAAN DEKLARASI ODF
A.LATAR BELAKANG
Kebijakan Nasional tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
adalah strategi dalam upaya pelaksanaan kegiatan sanitasi dipedesaan dengan
pendekatan pemberdayaan masyarakat. Kebijakan ini juga merupakan bagian dari
terintegrasinya dengan kebijakan percepatan pembangunan sanitasi
p e r m u k i m a n ( P P S P ) d i m a n a Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pelaku utama dalam
proses pembangunan. Salah satu upaya percepatan bidang Sanitasi dalam mencapai target
MDG yang selaras dengan rencana jangka menengah pembangunan pemerintah
adalah dicanangkannya target untuk 20.000 desa sampai tahun 2014. Program ini
terintegrasi dengan kebijakan sanitasi total berbasis masyarakat dengan pendekatan
STBM yang mencakup 5 pilar sanitasi dasar yang meliputi Stop BAB s e m b a r a n g a n
(SBS),cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), Pengolahan Air Minum
d a n Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT), Pengolahan Sampah Rumah Tangga
(PS-RT) dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC-RT).
B . T U J U A N
Tujuan diselenggarakanya kegiatan Deklarasi ODF Kabupaten Pesawaran ini adalah :
Tujuan u m u m : Terciptanya komitmen semua masyarakat Kabupaten Pesawaran
untuk BAB di jamban yang sehat.
Tujuan khusus :
1. Terlaksananya Pembacaan Deklarasi ODF bagi masyarakat Pesawaran yang
dipimpin oleh Bupati Pesawaran.
2. Terlaksananya Sosialisasi Program STBM ( ODF ) melalui Pameran STBM,
siaran keliling disertai Kirab Penghargaan Otonomi AWard ( JPIP ) bidang Sanitasi
dengan konvoi kendaraan roda empat dan Sepeda motor.
3. Pemberian penghargaan bagi tenaga sanitarian Puskesmas/ fasilitator
S T B M tingkat Kecamatan, Natural Leader STBM dan Camat peduli STBM.
C.PESERTA
Peserta penyelenggaraan kegiatan Deklarasi ODF ini adalah :
1. Dinas Kesehatan
2. Rumah sakit
3. Puskesmas
4. Kader kesehatan lingkungan
E. JENIS KEGIATAN
1. Upacara pembacaan Deklarasi ODF
2. sosialisasi STBM/ODF :
- Siaran keliling
3. pembinaan oleh Kepala Dinkes
F. JADWAL KEGIATAN
1. Persiapan pembacaan Deklarasi ODF dan penyerahan piagam
2. Penandatanganan ODF
3. Pembinaan Kepala Dinas kesehatan Kabupaten Pesawaran
G. SARANA PENDUKUNG
1. Pusling
2. Sepeda motor
3. Spanduk/banner,baliho,leaflet.
H. BIAYA
Biaya Operasional Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran, serta sumber-sumber lain yang
sah.
I. EVALUASI
Evaluasi dilakukan pada saat akhir acara dan masih berlangsung
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
A. PENDAHULUAN
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk me ingkatkan kesadaran, keamanan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal (UU Kesehatan No.23 Tahun 1992). Untuk mencapai tujuan tersebut berbagai
program atau kegiatan telah dan akan dilaksanakan atau dikembang baik oleh Pemerintah,
swasta maupun masyarakat, salah satu diantaranya adalah program penyediaan air bersih.
Dalam kaitan dengan hal-hal tersebut maka seharusnya air bersih yang digunakan
selain harus mencakupi dalam arti kuatitas untuk kebutuhan sehari-hari dan juga harus
memenuhi persyaratan kualitas yang telah ditetapkan baik kualitas fisik, bakteriologis
maupun kimia.pendekatan penyehatan air diawali dengan kegiatan pengawasan kualitas air
yang di tindak lanjuti oleh kegiatan perbaikan kualitas air dan pembinaan pemakai air untuk
pengamanan kualitas air dengan melibatkan peran serta masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
Program penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan tujuannya adalah
menyediakan air bersih dan sarana yang memadai serta memenuhi syarat kesehatan.
Program diharapkan dapat memperbaiki status kesehatan masyarakat melalui penurunan
angka kesakitan yang disebabkan oleh penyakit yang ditularkan melalui air.
C. TUJUAN
Tujuan Umum :
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengamankan
kualitas air untuk berbagai kebutuhan dan kehidupan manusia.
Tujuan Khusus :
Mendapatkan suplay air bersih untuk masyarakat.
Mempertahankan kualitas air bersih
Pemeriksaan air bersih untuk kegiatan evaluasi
Mendapatkan Air Reverse Osmosys yang bebas bakteri dan virus.
D. SASARAN PROGRAM
Pemeriksaan air bersih di Ruang IBS, Instalasi Gizi, CSSD unit RO.
Unit RO untuk Ruang Hemodialisa Ruang CSSD, Apotik.
E. KEGIATAN
1) Pemeliharaan Unit water treatmen
2) Klorinasi air bersih pada reservoar
3) Pemeriksaan air bersih
4) Pemeriksaan kualitas tds air ro
F. PEMBIAYAAN.
Dana operasional BOK
G. WAKTU PELAKSANAAN
terlampir
H. PELAKSANA
Pelaksana pemeriksaan dilakukan oleh petugas sanitasi dan pihak terkait yang ditunjuk
B. EVALUASI
Evaluasi dilakukan pada akhir kegiatan dilakukan.
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006
KERANGKA ACUAN
PERTEMUAN RUTIN KADER KESLING
A. LATAR BELAKANG
Pertemuan rutin kader kesling merupakan bentuk pertemuan serta masyarakat di bidang
kesehatan lingkungan yang dikelola oleh petugas sanitarian dengan sasaran seluruh
anggota masyarakat.
Disamping melaksanankan tugas-tugas pokok, kegiatan kader juga difokuskan pada
inspeksi sarana air bersih. Kader sebagai pelaksana kegiatan perlu terlebih dulu memahami
tentang penyediaan sarana air bersih.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan kader tentang kegiatan sanitarian kesehatan lingkungan air
bersih.
2. Tujuan Khusus
• Meningkatkan pemahaman kader tentang air bersih
• Meningkatkan pengetahuan kader tentang sarana penyediaan air bersih
• Meningkatkan kemampuan kader dalam melaksanakan deteksi air bersih untuk
dikonsumsi
C. PESERTA
• Peserta adalah kader
D. NARA SUMBER
Petugas sanitarian Kesehatan Lingkungan
E. WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan di Puskesmas Bernung setiap tiga bulan sekali
F. TEMPAT PELAKSANAAN
Kegiatan dilaksanakan di aula Puskesmas
G. SUMBER DANA
Dana operasional Puskesmas
H. JADWAL
pertemuan bersama kader dilakukan setiap bulan
I. EVALUASI
Evaluasi dilakukan pada saat berakhirnya acara kegiatan .
Mengetahui,
Kepala UPT Puskesmas Bernung
drg.Ida Farida,M.Kes
NIP. 19821118 200902 2 006