A. PENDAHULUAN
Penyakit Tifoid merupakan penyakit yang mengancam kesehatan masyarakat di
Indonesia, oleh karena itu dalam meningkatkan kualitas masyarakat sejak dini, perlu
dilakukan upaya pengendalian Demam Tifoid sengan pemeriksaan berkala, pengobatan,
pengamatan penyakit, perbaikan kesehatan lingkungan dan penyuluhan kesehatan.
Demam Tifoid dan paratifoid merupakan salah satu penyakit infeksi endemik di
Asia, Afrika, Amerika Latin Karibia, dan Oceania, termasuk Indonesia. Penyakit ini
tergolong penyakit menular yang dapat menyerang banyak orang melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi. Demam tifoid disebabkan oleh Salmionella typhi.
Penyakit menular ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat dengan jumlah
kasus sebanyak 22 juta per tahun di dunia dan menyebabkan 216.000-600.000 kematian.
Study yang dilakukan di beberapa negara Asia pada anak usia 5-15 tahun menunjukan
insidensi dengan biakan darah positif mencapai 180-194 per 100.000 anak. Hasil telaah
kasus di rumah sakit besar di Indonesia menunjukan adanya kecenderungan peningkatan
jumlah kasus tifoid dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk
(Riskesdas, 2008)
B. LATAR BELAKANG
Demam Tifoid banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat kita, baik di
perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kualitas yang
mendalam dari hygine pribadi dan sanitasi lingkungan seperti hygine perorangan,
lingkungan yang kumuh, kebersihan tempat-tempat umum (rumah makan, restoran) yang
kurang serta perilaku masyarakat yang kurang mendukung untuk hidup sehat.
Dewasa ini penyakit Tifoid harus mendapat perhatian yang serius karena
permasalahannya yang makin kompleks sehingga menyulitkan upaya pengobatan dan
pencegahan. Permasalahan tersebut adalah gejala-gejalaklinis bervariasi dari ringan
sampai berat dengan komplikasi yang berbahaya, komorbid atau koinfeksi dengan
penyakit lain, resistensi yang meningkat dengan obat-obatan yang lazim dipakai,
terutama untuk masyarakat yang tinggal di daerah yang bersifat endemik. Berdasarkan
kajian diatas, dirasakan sangat perlu suatu upaya terpadu dan saling memahami pada
kegiatan pengobatan atau pencegahan oleh seluruh tenaga kesehatan yang terlibat dalam
pengendalian penyakit ini.
C. TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatkan upaya pencegahan, penemuan dini, serta pengobatan, dan perawatan tifoid
secara tepat, akurat dan berkualitas, sehingga mendatangkan angka kesembuhan yang
tinggi serta dapat menekan endemisitas serendah mungkin.
Tujuan Khusus
1. Tersusunnya langkah-langkah kemitraan dalam pencegahan, dengan melibatkan
masyarakat, stake holder, dan unit pelayanan kesehatan
2. Meningkatkan penemuan penderita secara dini
3. Meningkatkan mutu pengobatan dan perawatan dengan angka kesembuhan yang
tinggi
4. Suksesnya penanggulangan komplikasi karier
5. Terlaksananya kegiatan pengobatan dan pencegahan menurut pedoman tatalaksana
yang sama, pada semua unit pelayanan kesehatan
F. SASARAN
Seluruh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bernung
2. Pelayanan
pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tifoid
3. Rujukan
pasien √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tifoid
Mengetahui
Koordinator UKM