Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


Diajukan Untuk Mememuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keterampilan
Belajar Klinik

Dosen Pengampu : Ida Widiawati, SST., M.Kes

Disusun oleh :
1. Binda Emillya Tari Agusthea
2. Elga Nurmaisya
3. Farah Salsabila
4. Gebby Febriana
5. Intan Febri Ayu Santika
6. Lizia Palentari
7. Nadia Izzati
8. Wardah Fajriah

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
PROFESI BIDAN
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pendahuluan yang berjudul
“asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan“ dengan baik dan tepat waktu.
Laporan pendahuluan ini penulis susun untuk memenuhi salah satu tugas
praktik profesi stase III asuhan kebidanan holistik kehamilan di Politeknik
Kemenkes Bandung. Dalam penyusunan Laporan Pendahuluan ini penulis telah
mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu,
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ida
Widiawati, SST., M.Kes selaku mentor dan dosen yang telah memberikan tugas.
Penulis menyadari bahwa dalam tugas ini masih jauh dari kesempurnaan,
hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan tugas ini.

.
Bandung, 15 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................2
PENDAHULUAN.........................................................................................2
1.1 Latar Belakang......................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................3
1.3 Tujuan..................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum....................................................................................4
1.3.2 Tujuan khusus....................................................................................4
1.4 Manfaat.................................................................................................4
BAB II............................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................6
2.1 Kehamilan...........................................................................................6
2.2 Tanda dan Gejala Kehamilan..............................................................6
2.3 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester I.......................................9
2.4 Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Trimester II....................19
2.5 Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Trimester III...................21
2.6 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil............................................................25
2.7 Penilaian Status Gizi.........................................................................26
2.8 Tanda Bahaya....................................................................................28
2.9 Pathway Kehamilan Trimester I.........................................................34
2.10 Pathway Kehamilan Trimester II......................................................35
2.11 Pathway Kehamilan Trimester III....................................................36
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................37

ii
2

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah kematian ibu di Indonesia masih tinggi dan merupakan fokus
utama pemecahan masalah kesehatan di Indonesia. Menurut data yang
diperoleh WHO pada tahun 2009 AKI dan AKB yaitu Badan Kesehatan
Dunia (WHO) telah mengupayakan berbagai kegiatan untuk menurunkan
AKI dan AKB namun hasilnya masih belum terlihat nyata. Salah satu upaya
nyata WHO yaitu safe motherhood hanya mampu menurunkan sebagian kecil
dari tingginya AKI dan AKB di dunia. Berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI)
mencapai 359 per100.000 kelahiran hidup, jika dilihat dari target Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini sangat jauh dari target yang harus di
capai pada tahun 2015.Perwujudan target penurunan AKI dalam MDGs
kedepannya akan dilanjutkan melalui Sustainable Development Goals(SDGs)
dari 17 tujuan menjadi 169 target SDGs yang telah disepakati, target
penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) masuk dalam tujuan ketiga yakni
Ensure Healthy Lives and Promote Well-being for all ages. Pada tahun 2030,
target penurunan AKI secara global adalah 70 kematian per 100.000 kelahiran
hidup (Kemenkes 2016). Jumlah kematian ibu per kabupaten/ kota Provinsi
Jawa Barat periode bulan januari – juli tahun 2020 sebesar 416 kasus, jumlah
kasus kematian ini hampir sama dengan tahun 2019 (417), namun pada tahun
2020 ini masih cenderung ada kenaikan karena belum semua kab/kota
melaporkan kematian ibu. Penyebab kematian ibu masih didominasi oleh
perdarahan 28% dan hipertensi 29%, meskipun penyebab lain-lain juga masih
tinggi yaitu 24% (Dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2020)
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat memaparkan Jumlah kematian
ibu per kabupaten/ kota Provinsi Jawa Barat periode bulan januari – juli tahun
2020 sebanyak 1.649 kasus, meningkat dibandingkan tahun 2019 pada
periode yang sama yaitu sebesar 1.575 kasus. Sedangkan di Kota Bandung
3

kasus angka kematian ibu sejumlah 28/34.366 kelahiran hidup pada tahun
2020, jumlah ini hampir sama dengan jumlah kematian ibu pada tahun 2019
dengan penyebab perdarahan (12 kasus), hipertensi pada kehamilan (3 kasus),
gangguan sistem peredaran darah (2 kasus), infeksi (3 kasus), serta 8 kasus
dengan penyebab yang lain. (Dinas Kesehatan Kota Bandung, 2020)
Asuhan kebidanan meliputi Kehamilan dan Persalinan adalah
peristiwa yang alamiah atau natural bagi perempuan. Meskipun alamiah,
kehamilan, persalinan dan masa setelah persalinan dapat terjadi adanya suatu
komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih lanjut
(Bobak, 2005). Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang penting dalam
kehidupan seorang wanita pada umumnya (Prawiroharjo, 2009).
Sebagai ibu hamil hal-hal yang harus dilakukan salah satunya adalah
memeriksakan kehamilannya. Pada saat ini banyak ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya hanya pada awal kehamilan saja, sedangkan
keharusan untuk kunjungan selanjutnya tidak dilakukan. Hal demikian dapat
menghambat peluang seorang tenaga kesehatan untuk mengetahui atau
mendeteksi secara dini berbagai penyulit atau gangguan kesehatan yang
terjadi pada ibu hamil sehingga dapat membahayakan ibu dan janin jika
mengalami keterlambatan dalam penanganan (Prawiroharjo,2009).
Menurut Kemenkes (2015), pemeriksaan kehamilan harus sesuai
dengan kebijakan pemerintah dalam kesejahteraan ibu hamil yaitu
melaksanakan (10T) atau pelayanan antenatal terpadu timbang berat badan
dan ukur tinggi badan, tekanan darah, nilai status gizi (Ukur LILA), ukur
tinggi fundus uteri/tinggi rahim, tentukan presentasi janin dan denyut jantung
janin, skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus bila
diperlukan, tablet tambah darah, tes/periksa laboratorium,
tatalaksana/penanganan kasus dan temu wicara/konseling. Pelayanan
kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan antenatal
sekurang-kurangnya 6 kali selama masa kehamilan, dengan durasi waktu
minimal 2 kali pada trimester I (usia kehamilan 0-12 minggu), satu kali pada
trimester II (usia kehamilan 13-27 minggu) dan 3 kali pada trimester III (usia
4

kehamilan 28-40 minggu).


Dari latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk memberikan
asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan di Puskesmas Karangmalang
tahun 2020.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas penulis menarik rumusan masalah
yaitu bagaimanakah asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan yang
tepat, baik, dan efisien terhadap ibu hamil?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan menggunakan manajeman kebidanan.
1.3.2 Tujuan khusus
a. Melaksanakan pengkajian data pada ibu hamil
b. Mengidentifikasi masalah dan mendiagnosa
c. Mengidentifikasi masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Menentukan perencanaan
f. Melakukakan penatalaksanaan
g. Mengevaluasi tindakan
h. Mendokumentasikan asuhan kebidanan

1.4 Manfaat
1. Bagi penyusun
Dapat meningkatkan ilmu pengetahuan, wawasan, dan keterampilan
dalam memberikan asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan yang
tepat, baik, dan efisien terhadap ibu hamil
2. Bagi Institusi
5

Dapat dimanfaatkan sebagai sumber referensi atau sumber bacaan


khususnya tentang asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan yang
tepat, baik, dan efisien terhadap ibu hamil
3. Bagi Lahan Praktik
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan studi banding dalam
melaksanakan asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan yang tepat,
baik, dan efisien terhadap ibu hamil
4. Bagi Profesi Bidan
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam
pemberian asuhan kebidanan fisiologis holistik kehamilan yang tepat,
baik, dan efisien terhadap ibu hamil
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai persatuan antara sebuah telur dan sebuah sperma,
yang menandai awal suatu peristiwa yang terpisah, tetapi ada suatu rangkaian kejadian
yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah pembentukan gamet (telur dan
sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di dalam
uterus. Hanya jika semua peristiwa ini berlangsung baik, maka proses perkembangan
embrio dan janin dapat dimulai.
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari
perempuan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama
haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6, triwulan ketiga
dari bulan ke7 sampai ke-9.
Kehamilan merupakan suatu proses yang dimulai sejak bertemunya sperma dan
ovum didalam rahim wanita. Pertemuan sperma dan ovum lebih dikenal dengan nama
fertilisasi atau konsepsi yang membentuk zigot, berimplantasi ke dalam uterus dan
berkembang sampai dilahirkan menjadi seorang bayi.
Kehamilan adalah pertumbuhan janin intrauterin mulai sejak 280-300 hari dengan
perhitungan yang terbagi atas trimester I (0-12 minggu usia kehamilan), trimester II (13-
28 minggu usia kehamilan), dan trimester III (29-42 minggu usia kehamilan). Kehamilan
trimester III merupakan masa yang lebih berorientasi pada realitas untuk menjadi
orang tua yang menanti kelahiran anak, dimana ikatan antara orang tua dan janin
yang berkembang pada trimester ini.

2.2 Tanda dan Gejala Kehamilan


Untuk memastikan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap
beberapa tanda dan gejala hamil, antara lain :
1) Tanda Mungkin Hamil
Tanda-tanda yang memungkinkan seseorang hamil adalah :
a) Rahim membesar : sesuai dengan tuanya kehamilan
b) Pada pemeriksaan dijumpai :
(1) Tanda Hegar
7

Konsistensi rahim yang menjadi lunak, terutama daerah isthmus


uteri sedemikian lunaknya, sehingga jika kita letakkan 2 jari dalam
forniks posterior dan tangan satunya pada dinding perut atas
symphyse, maka isthmus ini tidak teraba seolah-olah corpus uteri
sama sekali terpisah dari cerviks
(2) Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke
jurusan pembesaran tersebut.
(3) Tanda Chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu atau merah
muda
(4) Kontraksi Braxton hicks
Pada saat palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak tiba-tiba
menjadi keras karena berkontraksi.
(5) Teraba Ballottement
Mendekati pertengahan kehamilan, Volume janin masih kecil
dibandingkan dengan volume cairan amnionnya. Akibatnya, tekanan
mendadak yang dikenakan pada uterus dapat menyebabkan janinnya
tenggelam dalam cairan amnion dan kemudian kembali keposisi
semula.
(6) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif.
Sebagian kemungkinan positif palsu.
2) Tanda Tidak Pasti Hamil
Tanda-tanda tidak pasti seseorang hamil adalah :
a) Amenore (tidak adanya menstruasi)
Amenorea ini disebabkan karena konsepsi dan nidasi, yang
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraff dan ovulasi.
Oleh karena itu sangat penting juga untuk mengetahui tanggal hari
pertama haid terakhir, agar kita dapat menentukan tuanya kehamilan
dan bila persalinan diperkirakan akan terjadi (Wiknjosastro, 2008)
b) Mual (Nause) dan Muntah (Emesis)
Mual dan muntah ini dapat terjadi oleh karena pengaruh
estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran asam lambung
yang berlebihan, sehingga menimbulkan mual dan muntah terutama
8

pagi hari yang sering disebut juga “morning sickness”. Umumya


terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan. Dalam batas-batas
tertentu keadaan ini masih fisiologik. Bila terlampau sering, dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut “hiperemesis
gravidarum” (Wiknjosastro, 2008).
c) Mengidam
Menginginkan makanan atau minuman tertentu , sering terjadi
pada bulan- bulan pertama akan tetapi menghilang dengan makin
tuanya kehamilan (Wiknjosastro, 2008).
d) Sering BAK
Terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama
kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan
kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala
bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan
kembali kandung kencing (Wiknjosastro, 2008).
e) Mammae menjadi tegang dan membesar
Mamae menjadi tegang dan membesar, keadaan ini disebabkan
pengaruh estrogen dan progesterone yang merangsang duktli dan
alveoli di mamae. Glandula montgomeri tampak lebih jelas
( Wiknjosastro, 2008 ).
f) Anoreksia (tidak nafsu makan)
Pada bulan- bulan pertama, kadang terjadi anoreksia. Tetapi
setelah itu nafsu makan timbul kembali. Hendaknya dijaga jangan
sampai salah pengertian makan untuk dua orang, sehingga kenaikan
tidak sesuai dengan usia kehamilan (Wiknjosastro, 2008 ).
g) Konstipasi dan Obstipasi
Pengaruh hormon progesteron sehingga dapat menghambat
pengaruh peristaltik usus yang menyebabkan kesulitan buang air
besar (Wiknjosastro, 2008).
h) Pigmentasi
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas. Pada
pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, yang dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola
9

mamae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen


yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam. Demikian pula line
alba di garis tengah abdomen menjadi lebih hitam (linea grisea).
Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari hormone kortikosteroid
plasenta yang merangsang melanofor dan kulit (Wiknjosastro, 2008).
3) Tanda Pasti Hamil
Tanda-tanda seseorang pasti hamil adalah :
a) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada 4-6
minggu sesudah pembuahan.
b) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu. Didengar
dengan stetoskop leanec, alat kardiotokografi, alat dopler, atau
dilihat dengan USG.
c) Terasa gerak janin dalam rahim. pada primigravida bisa dirasakan
ketika kehamilan berusia 18 minggu, sedangkan pada multigravida di
usia 16 minggu. Terlihat atau teraba gerakan janin dan bagian-bagian
janin.
d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin.

2.3 Perubahan Fisiologis Ibu Hamil Trimester I


Menurut Kusmiati (2009), perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil trimester I
antara lain:
1) Vulva dan Vagina
Karena pengaruh estrogen terjadi perubaha pada vulva dan vagina.
Akibatnya hipervaskularisasi, vagina dan vulva terlihat lebih merah atau
kebiruan yang sering disebut tanda chadwick. Selama masa hamil pH sekresi
vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah dari 4 minggu 6,5. Hal ini dapat
menyebabkan keputihan.
2) Servik Uteri
Servik menjadi lunak yang disebut tanda Goodell. Sekresi kelenjar
menjadi lebih banyak dan mengeluarkan pervaginam lebih banyak. Sebab
pelunankan servik karena pembuluh darah dalam servik bertambah. Keadaan
serviks pada kehamilan trimester I terjadi peningkatan hormone estrogen
sehingga terjadi Lochorea.
3) Uterus
10

a) Uterus membesar yang disebabkan oleh hipertrofi dan hiperplasi otot-ptot


polos rahim, serabus – serabut kologen yang ada menjadi higrokopik.
b) Uterus yang mengalami perubahan berat, bentuk dan posisi menekan
kandung kemih menyebabkan wanita hamil nocturia (sering kencing)
c) Pada mingguke 8 uterus membesar sebesar telur bebek.
d) Pada kehamilan 0 – 12 minggu, kavum uteri masih berisi gumpalan
darah/tegangan, besarnya kira-kira 2-3 jari di atas sympisis.
e) Untuk akomodasi pertumbuhan janin, rahim membesar akibat hipertrofi
dan hiperplasi otot polos rahim, serabut-serabut kelagennya menjadi
higroskopik. Endometrium menjadi desidua.
f) Pada bulan-bulan pertama kehamilan, bentuk rahim seperti buah alpukat.
g) Berat uterus akan naik secara luas bisa dari 300 gram sampai 1000 gram
pada akhir kehamilan (40 minggu).
h) Rahim pada kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek dan kehamilan 3 bulan
sebesar telur angsa.
i) Pada minggu pertama isthmus rahim mengadakan hipertrofi dan bertambah
panjang sehingga bila diraba terasa lunak, disebut tanda hegar.
j) Posisi rahim dalam awal kehamilan dalam letak antefleksi atau retrofleksi.
4) Ovarium
a) Ovulasi terhenti. Masih terdapat karpus luteum graviditas sampai
terbentuknya plasenta yang mengalami alih pengeluaran estrogen dan
progresteran
b) Terjadi pembentukan plasenta dan akan sempurna pada usia 16 minggu.
c) Corpus luteum menghasilkan hormones trogenprogesteron serta relaxin
mempunyai pengaruh menenangkan hingga pertumbuhan janin menjadi
baik hingga aterm.
5) Metabolisme
a) Pada wanita hamil Basal Metabolisme Rate (BMR) meningkat, sistem
endokrin juga meningkat.
b) Berat badan wanita hamil meningkat akan naik kira-kira 6,5 – 16,5 kg rata-
rata 12,5 kg. Pada triwulan I penambahan berat badan + 1 kg.
c) Metabolisme lemak juga terjadi kadar kolesterol meningkat sampai 350
mg/lebih per 100 cc.
d) Kalsium dibutuhkan rata-rata 1,5 mg per hari.
11

e) Fosfor : rata-rata 2 gram/hari


f) Zat besi + 800 mg atau 30-50 mg/hari
g) Air : wanita hamil cenderung mengalami retensi air.
6) Mammae
a) Terjadi peningkatan estrogen mempengaruhi pembesaran mammae
disebabkan hypertrofi dari alveoli. Hal ini sering menyebabkan
hypersentsitivitas pada mammae.
b) Terjadi hiperpigmentasi menyebabkan papila mammae membesar lebih
tegang dan hitam dan areola menjadi lebih hitam dan lebar serta glandula
Montgomery lebih jelas dan menonjol.
c) Timbulstrie pada payudara. Dapat teraba noduli-noduli akibat hipertrofi
kelenjar alveolus.
d) Bayangan vena-vena lebih membiru.
7) Sistem pencernaan
a) Pengeluaran asam lambung meningkat menyebabkan darah lambung terasa
panas.
b) Akibat peningkatan HCG dan estrogen menyebabkan pengeluaran air liur
terasa berlebihan (hipersalivasi).
c) Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan
makanan akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan.
d) Resorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi.
e) Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari
disebut morning sickness.
8) Sirkulasi Darah
a) Volume plasma meningkat rata-rata 50% sementara masa RBC meningkat
hanya 18 – 30% maka terjadi penurunan hematokrit selama kehamilan
normal sehingga disebut anmeia fisiologis.
b) Tekanan darah akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat
terjdi penurunan dalam perifer.
c) Hidung tersumbat / berdarah karena pengaruh hormon estrogen dan
progresteran (Mochtar, 1998)
9) Sistem Integumen
a) Mulai muncul lineanigra.
12

b) Meningkatkan sirkulasi dan aktivitas vasomotor, jaringan elastis kulit


mudah pecah menyebabkan striegravidarum.
c) Biasanya terdapat deposit pigmen pada dahi, pipi, hidung, dikenal sebagai
kloasmagravidarum.
d) Vulva terjadi hiperpigmentasi merah kebiruan disebut tanda Chadwick.
10) Tulang dan Gigi
a) Persendian panggul akan terasa lebih longgar.
b) Terjadi pelebaran pada ruang persendian.
c) Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium
janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk
memenuhi kebutuhan ini.
d) Bila konsumsi kalsium cukup, gizi tidak akan kekurangan kalsium
menurunkan risiko gingivitis
11) Sistem Pernapasan
a) Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek nafas.
b) Seorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam.
c) Yang lebih menonjol adalah pernafasan dada (thorack breathing).
12) Sistem Perkemihan
a) Ginjal bekerja lebih berat
b) Pada trimester I ibu mengeluh sering kencing karena vesika urinaria
tertekan uterus.

a. Ketidaknyaman Ibu Trimester I


Ketidaknyamanan yang terjadi pada ibu hamil trimester I menurut Kusmiati
(2009), Husin (2013) antara lain :
No Masalah Patofisiologi Penanganan
1. Sering buang Penyebabnya adalah perubahan 1. Kosongkan saat terasa
air kecil atau hormonal, meningkatnya jumlah dorongan untuk kencing
nocturia dan kecepatan darah yang beredar 2. Perbanyak minum pada siang
di tubuh, dan ukuran rahim yang hari.
membesar. 3. Kurangi minum di malam hari
untuk mengurangi nocturia
mengganggu tidur dan
menyebabkan keletihan.
4. Batasi minum bahan diuretika
alamiah : kopi, the, cola
dengan caffein
13

5. Jelaskan tentang tanda-tanda


UTI, posisi miring ke kiri.

2. Keputihan Keputihan saat hamil disebabkan 1. Tingkatkan kebersihan dengan


peningkatan kadar estrogen dan mandi setiap hari
aliran darah ke vagina. Cairan
tambahan yang keluar dari leher 2. Memakai pakaian dalam yang
rahim adalah sisa buangan dari terbuat dari katun lebih kuat
rahim dan vagina, bakteri normal daya serapnya.
dari vagina dan sel-sel mati dari
3. Hindari pakaian dalam dan
dinding vagina.
pantyhose yang terbuat dari
nilon.
4. Hindaripencucian vagina
(douching)
5. Gunakan bedak tabur untuk
(polider) mengeringkan, tetapi
jangan terlalu banyak /
berlebihan

3. Ngidam Perubahan hormonal membuat 1. Tidak seharusnya


makanan indra penciuman dan perasa menimbulkan kekhawatiran
lebih senditif asalkan cukup bergizi dan
makanan yang di inginkan
makanan yang sehat
2. Menjelaskan tentang bahaya
makanan yang tidak baik
3. Mendiskusikan makanan yang
dapat di terima yang meliputi
makanan yang bergizi dan
memuaskan ngidam atau
kesukaan tradisional

4. Mual dan 1. Produksi hormon kehamilan. 1. Hindari bau atau factor


muntah Ketika sel telur yang sudah penyebab
dibuahi menempel pada 2. Makan biscuit atau roti bakar
dinding rahim, tubuh akan sebelum bangun dari tempat
memproduksi hormon tidur di pagi hari
human chorionic 3. Makan sedikit tapi sering
gonadotropin (HCG). Hal 4. Duduk tegak setiap kali selesai
inilah yang menyebabkan makan
mual. 5. Hindari makanan yang
berminyak dan berbumbu
2. Adanya peningkatan kadar merangsang seperti terlalu
hormon estrogen. pedas atau terlalu asam
6. Makan makanan kering dengan
3. Sensitivitas terhadap aroma
minum diantara waktu makan
atau bau tertentu meningkat.
7. Minum-minuman berkarbonat
4. Stres 8. Bangun dari tidur secara
perlahan dan hindari
14

5. Wanita hamil berisiko melakukan secara tiba-tiba


mengalami mual saat hamil 9. Hindari menggosok gigi segera
terutama memiliki riwayat setelah makan,
emesis dengan kehamilan 10. Makan sedikit tapi sering
sebelumnya, mual saat
menggunakan kontrasepsi
yang mengandung estrogen.
6. Pengkonsumsi obat tablet fe

5. HipersalivasiWanita hamil yang mengalami Gunakan pembersih mulut jika


hipersalivasi, biasanya juga diperlukan dan kunyahlah permen
mengalami gejala mual-muntah. karet dan hisaplah permen yang
Kondisi ini merupakan suatu hal keras
yang saling berhubungan, tidak
hanya peningkatan salivasi yang
intensif menyebabkan mual-
muntah, tetapi juga keinginan ibu
dalam menghindari mual-muntah
dapat menyebabkan ibu hamil
menelan sedikit air ludah,
sehingga meningkatkan
volume/produksi saliva dalam
mulut. Pada ibu hamil yang
mengalami mual-muntah, setiap
kali menelan air liur maka akan
membilas kerongkongannya dan
membantu menetralisir asam
lambung. Oleh karena itu hal ini
dapat dianggap suatu hal yang
fiiologis
6. Nyeri Ulu Saat hamil, plasenta Makan sedikit demi sedikit tapi
hati memproduksi hormone sering dan hindari makanan yang
progesteron yang juga membuat berlemak
katup yang memisahkan ulu hati
dan perut menjadi rileks. Karena
itu, asam lambung bisa merambat
naik keperut, dan menyebabkan
rasa panas yang mengganggu.
7. Keringat Terjadinya peningkatan aliran Pakailah pakaian yang menyerap
bertambah darah kedalam kulit yang dapat keringat atau dari bahan katun,
mengakibatkan ibu hamil banyak minum sedikit sedikit
merasakan lebih hangat. Hal ini sesuai kebutuhan, dan mandi
yang dapat merangsang kelenjar setelah keringat kering
keringat untuk menstabilkan suhu
tubuh. Hormon progesterone
bersifat thermogenik yang dapat
menyebabkan hawa yang panas.
Sehingga peningkatan hormone
progesterone sehingga
15

mengakibatkan pembuluh darah


kecil pada kulit yang terbuka
lebar dan ibu hamil mengalami
kepanasan. Usia kehamilan yang
semakin bertambah sehingga
mempengaruhi tingkat kepanasan
pada ibu hamil. Keringat yang
berlebih pada ibu hamil dapat
menyebabkan kondisi yang tidak
menyenangkan, terlebih bila ibu
hamil sudah mengalami pengap
dan keringat sudah mulai
bercucuran di berbagai bagian
tubuh ibu hamil.
8. Sakit Kepala Perubahan hormonal yang terjadi Lakukan latihan nafas dalam dan
secara kolektif semasa hamil juga tehnik relaksasi supaya bisa
bisa jadi penyebab depresi. Dan rileks, minum 7 -8 gelas sehari
sakit kepala adalah hasil logisnya. sepaya tidak mengalami dehidrasi
Untuk meringankan sakit kepala dan istirahatlah yang cukup dan
tersebut, cobalah untuk rutin makan sesuai gizi seimbang
melakukan yoga dan meditasi.
Gangguan hormonal semasa
hamil juga bisa berdampak pada
sulitnya wanita untuk tidur.
Hasilnya, sakit kepala akan
muncul.
9. Hidung Jumlah estrogen yang tinggi Gunakan pavorizer udara dingin
tersumbat selama kehamilan dapat dan hindari penggunaan obat-
atau berdarah menyebabkan pembengkakan di obatan kombinasi
selaput lendir yang melapisi
hidung. Kondisi ini akan
menyebabkan produksi lendir
lebih banyak. Belum lagi saat
hamil, jumlah darah meningkat
dan menyebabkan pembengkakan
pada pembuluh darah di sekitar
lapisan hidung. Perubahan
hormon lain juga mungkin
menyebabkan gangguan hidung
saat hamil.

b. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester I


1) Oksigenasi (O2)
Konsumsi keseluruhan oksigen meningkat sekitar 15 – 20 % dalam
kehamilan sekitar setengah dari peningkatan ini disebabkan oleh rahim dan
isinya. Sisanya disebabkan terutama oleh peningkatan kerja ginjal dan jantung
ibu, penambahan yang lebih kecil adalah akibat kerja otot pernafasa dan
16

payudara (Mochtar, 2008)


2) Nutrisi
Untuk mengakomodasikan perbahan yang terjadi selama kehamilan.
Banyak nutrisi yang digunakan dalam jumlah besar daripada jumlah yang
dibutuhkan orang dewasa normal. Rekomendasi untuk meningkatkan asupan
nutrsi tertentu selama kehamilan telah diatur oleh nasional reseach cancil 1989
dalam bentuk RPA. Nutrisi-nutisi yang dibutuhkan antara lain :
a) Energi yaitu sumber energi adalah karbohidrat
b) Cairan yaitu asupan cairan yang cukup memperbaiki BAB yang kadang-
kadang menjadi masalah selama hamil. Jumlah masukan cairan yang
direkomendasikan dalam sehari sekitar 6-8 gelas (1500 sampai 2000 ml)
c) Vitamin yaitu terdapat peningkatan kebutuhan vitamin A, D, E, K selama
kehamilan serta vitamin B6 dan B12
d) Zat Besi yaitu kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat untuk
pembentukan plasenta dan sel darah merah sebesar 200 – 300 % perkiraan
beserta zat besi
3) Personal Hygiene
a) Kebersihan tubuh yaitu memberikan rasa nyaman dan memberikan
ketenangan karena tubuh yang dirawat akan menghindari dari infeksi
penyakit
b) Mulut (gusi dan gigi) dengan cara memeriksa gigi dengan teratur dan
merawat dengan baik pada masa kehamilan sangat penting karena
perubahan hormon saat hamil dapat mengakibatkan masalah pada gigi
c) Payudara dengan cara menjaga puting selama hamil sangat penting untuk
persiapan pada saat laktasi
d) Mandi minimal 2x sehari
e) Vulva merupakan pintu gerbang bagi kelahiran anak. Kebersihan vulva
harus dijaga betul-betul dengan lebih serius membersihkannya
4) Kebutuhan Istirahat
Kebutuhan istirahat pada ibu hamil TM I meningkat dikarenakan pada
kehamilan TM I banyak ketidaknyamanan yang menyebabkan kebutuhan
istirahat bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan istirahat maka istirahat pada
siang hari juga di tingkatkan
5) Eliminasi
17

Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi, di anjurkan untuk minum 8-12
gelas / hari
6) Seksualitas
Memahami seksualitas selama kehamilan, selama kehamilan berjalan
normal coitus diperbolehkan sampai akhir kehamilan, tetapi beberapa ahli
mengatakan jangan melakukan hubungan seksual 12 hari menjelang kelahiran.
Sangat perlu diperhatikan posisi melakukan hubungan seksual selama
kehamilan coitus tidak diperkenakan jika:
a) Terdapat perdarahan pervaginam
b) Terdapat riwayat abortus berulang
c) Abortus / partus prematurus iminens
c. Asuhan pada Ibu Trimester I
Prinsip pemberian ANC trimesetr I, pada usia kehamilan < 12 minggu yaitu :
1) Menegakkan diagnosa kehamilan baik dengan metode sederhana maupun
dengan memperhatikan perubahan fisiologi yang terjadi, serta kolaborasi untuk
dilakukan USG untuk penegakkan diagnosis pasti.
2) Penapisan kebiasaan ibu yang kurang baik, serta dapat menyebabkan gangguan
pada janin dan kehamilan, seperti merokok dan minum minuman keras.
3) Melakukan penapisan penyakit penyerta dalam kehamilan
4) Pemeriksaan berat badan dengan IMT.
5) Pemeriksaan tekanan darah.
6) Deteksi infeksi menular seksual termasuk HIV-AIDS, deteksi infeks bakteri
uria.
7) Pemenuhan kebutuhan asam folat 400µgram/hari (12 minggu), vitamin D,
vitamin B6, B12, untuk mengatasi mual dan anemia dalam kehamilan.
Pemberian Fe secara rutin tidak dianjurkan karena memiliki efek samping bagi
ibu.
8) Kebutuhan vitamin A sebesar 700 µgram selama kehamilan.
9) Menyiapkan psikologis ibu terhadap kehamilan yang terjadi.
10) Mengurangi keletihan akibat ketidaknyamanan yang terjadi pada awal
kehamilan.
11) Pemberian informasi sesuai kebutuhan ibu berdasarkan temuan.
12) Deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester I dan melakukan
tindakan kolaborasi atau rujukan dengan tepat.
18

13) Melibatkan keluarga dalam tiap tindakan.

2.4 Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Trimester II


a. Perubahan Psikologis pada Trimester II
1) Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang tinggi
2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
3) Merasakan gerakan anak
4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
5) Libido meningkat
6) Menuntut perhatian dan cinta
7) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
8) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain
yang baru menjadi ibu
9) Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru.
b. Perubahan Fisik pada Trimester II
1) Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu.
Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan puser
(umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita,
perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
2) Sendawa dan buang angin
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini
sudah biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama
kehamilan. Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan
membuat tidak nyaman.
3) Rasa panas di perut
Rasa panas di perut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
4) Pertumbuhan rambut dan kuku
19

Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat


dan rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,
seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang
tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
5) Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut
bagian bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak
menetap.
6) Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester
kedua, karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar
sehingga menyebabkan tekanan darah menurun.
7) Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh
termasuk ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan
menyebabkan jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak.
Akibatnya, hidung dan gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan
ini akan hilang setelah melahirkan.
8) Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit
yang menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai
dari pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah
disebut chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk
kurangnya vitamin folat.
9) Payudara membesar
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang
kekuningan yang disebut kolostrum. Putting dan sekitarnya akan semakin
berwarna gelap dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting,
dan itu adalah kelenjar kulit.
10) Sedikit Pembengkakan

Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir


20

40% wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.

2.5 Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada Trimester III


a. Perubahan anatomi fisiologi kehamilan trimester III (Asrinah dkk, 2010)
1) Rahim atau uterus
Uterus yang semula biasanya 30 gram akan mengalami hipertropi dan
hyperplasia karena pengaruh hormone estrogen dan progesterone sehingga
pada akhir kehamilan uterus ini menjadi 1000 gram, dengan panjang 20 cm.
2) Vagina dan vulva
Perubahan hormon estrogen mengakibatkan adanya hypervaskularisasi
sehingga vulva dan vagina tampak lebih merah, agak kebiruan (livide). Tanda
ini disebut dengan tanda Chadwick. Pada akhir kehamilan, cairan vagina mulai
meningkat dan lebih kental.
3) Serviks uteri
Serviks uteri pada kehamilan mengalami perubahan karena hormon
estrogen. Akibat kadar estrogen yang meningkat dan dengan adanya
hipervaskularisasi, maka konsistensi serviks menjadi lunak. Serviks uteri lebih
banyak mengandung jaringan ikat yang terdiri atas kolagen. Selain itu
prostaglandin bekerja pada serabut kolagen, terutama pada minggu-minggu
akhir kehamilan. Serviks menjadi lunak dan lebih mudah berdilatasi pada
waktu persalinan.
4) Mammae atau payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi, hormone yang mempengaruhi :
a) Estrogen
(2) Menimbulkan penimbunan lemak dan air serta garam sehingga
payudara tampak semakin membesar
(3) Tekanan serta syaraf akibat penimbunan lemak dan air serta garam
menyebabkan rasa sakit pada payudara.
b) Somatotropin
21

(1) Penimbunan lemak sekitar alveolus payudara


(2) Merangsang pengeluaran colostrum pada payudara
c) Progesterone
Mempersiapkan acinus sehingga dapat berfungsi :
(1) Menambah jumlah sel acinus
(2) Pegeluaran ASI belum berlangsung karena prolactin belum berfungsi
(3) Setelah persalinan, hambatan prolactin tidak ada sehingga membuat
ASI dapat keluar dengan lancer.
5) Kulit
Pada kulit terdapat deposit pigmen dan hyperpigmentasi alat-alat
tertentu akibat peningkatan MSH (Melanophore Stimulating Hormon).
Hyperpigmentasi dapat terjadi di wajah, leher, alveolar mammae dan
abdomen.
6) Sirkulasi darah
Volume darah semakin meningkat kira-kira 25% dimana jumlah
serumdarah lebih besar dari pada pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi
semacam pengenceran darah (hemodilusi) dengan puncaknya pada usia 32
minggu, terjadi supine hypotensive syndrome karena penekanan vena kava
inverior.
7) Sistem pernafasan
Pada usia kehamilan 33 sampai 36 minggu ibu hamil akan merasa
sesak nafas karena tekanan janin yang berada dibawah diafragma menekan
paru-paru ibu.
8) Traktus digestivus
Akibat meningkatnya kadar esterogen tubuh perasaan enek (nausea)
pada kehamilan muda. Tonus-tonus otot traktus digestivus menurun, sehingga
motilitas traktus digestivus berkurang. Hal ini untuk resorbsi tetapi
menimbulkan obstipasi. Juga terjadi pengeluaran air liur berlebihan yang
disebut salviasi.
9) Abdomen
Munculnya kontraksi Braxton hiks.
b. Perubahan Psikologis Kehamilan trimester III (Asrinah dkk, 2010)
1) Trimeter III sering disebut sebagai periode penantian, yang mana pada
trimester ketiga ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari
22

dirinya, dia menjadi tidak sabar untuk segera melihat bayinya, dan ada
perasaan yang tidak menyenangkan ketika bayinya tidak lahir tepat waktu.
2) Trimester III adalah waktu untuk mempersiapkan kelahiran dan kedudukan
sebagai orang tua, dan ini dapat menimbulkan perasaan khawatir.
3) Pada trimester III dapat timbul perasaan kekhawatiran terhadap bayinya,
khawatir bayinya mengalami ketidak normalan (kecacatan). Akan tetapi
kesibukan dalam mempersiapkan kelahiran bayinya dapat mengurangi
kekhawatirannya.
4) Hasrat seksual tidak seperti pada trimester kedua hal ini dipengaruhi oleh
perubahan bentuk perut yang semakin membesar dan adanya perasaan
khawatir terjadi sesuatu terhadap bayinya.
5) Wanita akan kembali merasakan ketidaknyamanan fisik yang semakin kuat
menjelang akhir kehamilan. Ia akan merasa canggung, jelek, berantakan, dan
memerlukan dukungan dari pasangannya yang sangat besar.
1. Ketidaknyamanan umum ibu hamil trimester III, yaitu :
a. Peningkatan frekuensi berkemih (nonpatologi)
Sering terjadi pada trimester pertama karena peningkatan berat uterus yang
akhirnya menekan kandung kemih. Frekuensi berkemih pada trimester ketiga
terutama pada primigravida karena penurunan kepala sehingga menekan kandung
kemih.
b. Konstipasi
Akibat penurunan peristaltik yang disebabkan relaksasi otot polos usus
besar ketika terjadi peningkatan hormon progesteron serta rahim yang semakin
membesar.
c. Kram tungkai
Disebabkan kalsium tidak adekuat atau ketidakseimbangan rasio kalsium
dan fosfor. Selain itu, karena uterus yang membesar memberi tekanan pembuluh
darah sehingga mengganggu sirkulasi atau pada saraf yang melewati foramen
obturator dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah.
d. Edema dependen
Akibat gangguan pada sirkulasi vena dan peningkatan tekanan vena pada
ekstremitas bawah karena tekanan uterus membesar pada vena panggul pada saat
duduk atau berdiri dan pada vena inferior saat tidur terlentang. Edema pada kaki
yang menggantung terlihat pada pergelangan kaki dan harus dibedakan dengan
23

edema karena preeklamsi.


e. Varises
Disebabkan oleh keturunan dan lainnya sama penyebab edema dependen.
f. Hiperventilasi dan sesak nafas (nonpatologi)
Sesak nafas terjadi pada trimester ketiga karena pembesaran uterus
menekan diafragma, selain itu diafragma mengalami elevasi kurang lebih 4 cm
selama kehamilan.
g. Kesemutan dan baal pada jari
Perubahan pada pusat gravitasi akibat uterus yang membesar dapat
menyebabkan postur dengan posisi bahu terlalu jauh ke belakang dan kepala
antefleksi. Postur ini menyebabkan penekanan pada saraf median dan ulnar
lengan, yang akan menyebabkan kesemutan dan baal pada jari. Hiperventilasi juga
menyebabkan kesemutan pada baal dan jari-jari.
h. Nyeri punggung bawah (nonpatologi)
Merupakan akibat pergerakan pusat gravitasi dan postur tubuh lordosis
akibat pembesaran uterus.
2. Komplikasi dan Penyulit Kehamilan Trimester III (Marmi dkk, 2011)
a. Kehamilan dengan hipertensi : hipertensi esensial, hipertensi karena kehamilan,
pre eklamsia, eklamsia
b. Perdarahan antepartum : solusio plasenta, plasenta previa, insertio velamentosa,
ruptur sinus marginalis, plasenta sirkumvalata
c. Kelainan dalam lamanya kehamilan : prematur, postmatur atau postdate, intra
uterin growth retardation (IUGR), intra uterin fetal death (IUFD)
d. Kehamilan ganda atau gemilli
e. Kelainan air ketuban : ketuban pecah dini (KPD), polihidramion, oligohidramion
f. Kelainan letak : letak sungsang, letak lintang
g. Kehamilan disertai penyakit : diabetes melitus, jantung, sistem pernafasan, sistem
pencernaan, sistem hematologi, sistem perkemihan,
h. Kehamilan dengan infeksi : rubella, hepatitis
i. Kehamilan dengan PMS : SYPHILIS, HIV/AIDS
j. Kehamilan dengan penyakit gangguan jiwa : depresi, psikosa, psikosa neurosa.
2.6 Kebutuhan Nutrisi Ibu Hamil

Zat Gizi Nilai Gizi


24

Trimester I Trimester II Trimester III


Energi (Kkal) +180 +300 +300
Protein (g) +17 +17 +17
Vitamin A (RE) +300 +300 +300
Tiamin (mg) +0,3 +0,3 +0,3
Riboflavin (mg) +0,3 +0,3 +0,3
Niasin (mg) +4 +4 +4
Vitamin B 12 +0,2 +0,2 +0,2
(mcg)
Asam folat (mcg) +200 +200 +200
Vitamin C (mg) +10 +10 +10
Kalsium (mg) +150 +150 +150
Fosfor (mg) +0 +0 +0
Besi (mg) +0 +0 +0
Seng (mg) +1,7 +1,7 +1,7
12
Iodium (mcg) +50 +50 +50

2.7 Penilaian Status Gizi


Gizi disebut juga nutrisi, merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan
serta hubungannya dengan kesehatan. Gizi dalam masa kehamilan sangat penting,
bukan saja karena makanan yang diperoleh mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi, tetapi
juga berpengaruh saat menyusui nanti. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal
perlu tambah kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini
berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama
hamil.
Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan menggunakan penilaian
antropometri ibu hamil terdiri dari:
1) Tinggi Badan
Pada Ibu hamil Pengukuran status gizi dengan tinggi badan tidak dapat
dilakukan karena biasanya tinggi badan pada wanita hamil sudah tidak dapat
bertambah lagi. Tinggi badan pada wanita hamil dapat digunakan untuk
mengukur status gizi sebelum terjadi kehamilan. Tinggi badan ibu hamil minimal
145 cm yang dapat dijadikan sebagai salah satu syarat status gizi ibu hamil yang
25

baik. pengukuran tinggi badan.


2) Berat Badan
Metode pemantauan status gizi yang umum dipakai ialah mencatat
pertambahan berat badan secara teratur selama kehamilan dan
membandingkannya dengan berat badan saat sebelum hamil, bila informasi
tersebut tersedia. Status gizi ibu hamil yang rendah selama proses kehamilan,
harus mengalami kenaikan berat badan sebanyak 12,5-18 kg. Yaitu pada
trimester pertama kenaikanya 1,5 - 2 kg, sedangkan pada trimester kedua 4,5 - 6,5
kg dan trimester ketiga 6,5 - 9,5 kg. Metode untuk untuk mengetahui status
gizi ibu hamil melalui pertambahan berat badan yang optimal selama masa
kehamilan adalah penting untuk mengetahui IMT (Indeks Massa Tubuh)
wanita sebelum kehamilan. Rekomendasi tentang pertambahan berat badan total
selama kehamilan ditentukan oleh IMT sebelum hamil. Pertambahan berat badan
mingguan yang dianjurkan pada trimester 3 adalah 0.6 kg/minggu. Asupan
kalori ditentukan dengan cara mengalikan berat badan optimal wanita tidak
hamil dalam kg dengan 35 kal dan kemudian tambahkan 300 kkal ke jumlah total.
26

Adapun kebutuhan kenaikan berat badan ibu hamil berdasarkan


IMT ialah:
IMT sebelum hamil Kenaikan BB selama
kehamilan

Rendah (<19,8) 12,5-28 kg


Normal (19,8-26) 11,5-16 kg
Tinggi (26,1-29) 7-11,5 kg
Obesitas (>29) 7 kg
Kembar dua (tanpa memandang IMT) 16-20 kg
Kembar tiga (tanpa memandang IMT) 23 kg

Target kenaikan berat badan ibu adalah 12,5-18 kg selama kehamilan,


yaitu:
a. Trimester 1: 1,5 - 2 kg
b. Trimester 2: 4,5 - 6,5 kg
c. Trimester 3: 6,5 - 9,5 kg
Dampak dari IMT rendah:
1. Bagi Ibu
1) Anemia
2) Persalinan lama
3) Persalinan dengan tindakan
4) Perdarahan postpartum.
2. Bagi Bayi
1) Abortus
2) IUFD
3) Kelainan kongenital
4) Anemia
5) Asfiksia
6) Bayi berat lahir rendah (BBLR).
3) Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukuran lingkar lengan atas adalah suatu cara untuk mengetahui
risiko KEK sampai dengan 45 tahun yang meliputi remaja, ibu hamil,

37
27

ibu menyusui dan pasangan usia subur (PUS). Ambang batas Lingkar
Lengan Atas (LILA) pada WUS dengan risiko Kekurangan Energi
Kronis adalah 23,5 cm, yang diukur dengan menggunakan pita ukur
(metlin). Apabila Lingkar Lengan Atas (LILA) kurang dari 23,5 cm
artinya wanita tersebut mempunyai risiko Kekurangan Energi Kronis
dan sebaliknya apabila Lingkar Lengan Atas (LILA) lebih dari 23,5
cm berarti wanita itu tidak berisiko dan dianjurkan untuk tetap
mempertahankan keadaan tersebut.
Selain itu, penilaian status gizi dengan kadar hemoglobin (Hb)
merupakan penilaian status gizi secara biokimia. Fungsinya untuk
mengetahui satu gangguan yang paling sering terjadi selama kehamilan
yaitu anemia gizi. Kadar Hb adalah parameter yang digunakan secara
luas untuk menetapkan prevalensi anemia. Hb merupakan senyawa
pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur
secara kimia dan jumlah Hb/100ml darah dapat digunakan sebagai
indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.

2.8 Tanda Bahaya


1. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester I (0 – 12 minggu)
a. Perdarahan Pada Kehamilan Muda
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjadinya
Perdarahan. Perdarahan dapat terjadi pada setiap usia kehamilan. Pada
kehamilan muda sering dikaitkan dengan kejadian abortus,
misscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan pada kehamilan muda
dikenal beberapa istilah sesuai dengan pertimbangan masing-masing,
setiap terjadinya perdarahan pada kehamilan maka harus selalu berfikir
tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan kegagalan
kelangsungan kehamilan (Hadijanto, 2008). (1) Abortus Abortus
adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup di luar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari
20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram (Hadijanto, 2008).

37
28

Menurut SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan


abortus (5%).
b. Muntah terus dan tidak bisa makan pada kehamilan
Mual dan muntah adalah gejala yang sering ditemukan pada
kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, gejala ini
biasa terjadi 6 minggu setelah HPHT dan berlangsung selama 10
minggu. Perasaan mual ini karena meningkatnya kadar h 20 Mual dan
muntah yang sampai menggangguaktifitas seharihari dan keadaan
umum menjadi lebih buruk, dinamakan Hiperemesis Gravidarum
(Wiknjosastro, 2002, p.275).
c. Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester I. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.
Anemia pada trimester I bisa disebabkan karena mual muntah pada ibu
hamil dan perdarahan pada ibu hamil trimester I (Saifuddin, 2002,
p.281).
d. Demam Tinggi Ibu
Menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab
kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan
oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan
timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat
terjadi demam dan gangguan fungsi 21 organ vital. Infeksi dapat
terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes,
2003).

37
29

2. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 2


a. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab
kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan
oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan
timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat
terjadi demam dan gangguan fungsi organ vital. Infeksi dapat terjadi
selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes, 2003).
b. Bayi kurang bergerak seperti biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam).
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika
bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal
Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin
didalam kandungan. 22 Beberapa ibu dapat merasakan gerakan
bayinya lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi
harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes,
2003).
c. Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah

3. Tanda Bahaya Kehamilan Trimester 3


a. Perdarahan Pervaginam

37
30

Dilihat dari SDKI tahun 2007 penyebab kematian ibu dikarenakan


perdarahan (28%). Pada akhir kehamilan perdarahan yang tidak
normal adalah merah, banyak dan kadang-kadang tidak disertai dengan
rasa nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasenta previa. Plasenta
previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
yang abnormal yaitu segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian
atau seluruh ostium uteri interna. Penyebab lain adalah solusio plasenta
dimana keadaan plasenta yang letaknya 23 normal, terlepas dari
perlekatannya sebelum janin lahir, biasanya dihitung sejak kehamilan
28 minggu.
b. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala selama kehamilan adalah umum, seringkali
merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit
kepala yang menunjukkan masalah yang serius adalah sakit kepala
hebat yang menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Kadang-
kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin
mengalami penglihatan yang kabur. Sakit kepala yang hebat dalam
kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Pusdiknakes, 2003).
c. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh
sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan
meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat,
yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan
gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur,
dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang
mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan
visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,
melihat bintik-bintik (spot), berkunangkunang. 24 Selain itu adanya
skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang
menujukkan adanya preeklampsia berat yang mengarah pada
eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah

37
31

dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema


retina dan spasme pembuluh darah) (Pusdiknakes, 2003).

d. Bengkak di muka atau tangan Hampir separuh dari badan ibu


Ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang
biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat
atau meletakkannya lebih tinggi. Bengkak dapat menunjukkan adanya
masalah serius jika muncul pada permukaan muka dan tangan, tidak
hilang setelah beristirahat, dan diikuti dengan keluhan fisik yang lain.
Hal ini bisa merupakan pertanda pre-eklampsia.
e. Janin Kurang Bergerak Seperti Biasa
Gerakan janin tidak ada atau kurang (minimal 3 kali dalam 1 jam).
Ibu mulai merasakan gerakan bayi selama bulan ke-5 atau ke-6. Jika
bayi tidak bergerak seperti biasa dinamakan IUFD (Intra Uterine Fetal
Death). IUFD adalah tidak adanya tanda-tanda kehidupan janin
didalam kandungan. Beberapa ibu dapat merasakan gerakan bayinya
lebih awal. Jika bayi tidur gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau 25
beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik (Pusdiknakes,
2003).
f. Pengeluaran Cairan Pervaginam (Ketuban Pecah Dini)
Yang dimaksud cairan di sini adalah air ketuban. Ketuban yang
pecah pada kehamilan aterm dan disertai dengan munculnya tanda-
tanda persalinan adala 26 kemudian kejang.
g. Kejang
Dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklampsia
(Saifuddin, 2002, p.212)
h. Selaput kelopak mata pucat
Merupakan salah satu tanda anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan keadaan hemoglobin di bawah 11 gr% pada
trimester III. Anemia dalam kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi

37
32

dan perdarahan akut bahkan tak jarang keduanya saling berinteraksi.


Anemia pada Trimester III dapat menyebabkan perdarahan pada waktu
persalinan dan nifas, BBLR (Berat Bayi Lahir Rendah yaitu kurang
dari 2500 gram) (Saifuddin, 2002).
i. Demam Tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu tubuh >38ºC dalam kehamilan
merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala
adanya infeksi dalam kehamilan. Menurut SDKI tahun 2007 penyebab
kematian ibu karena infeksi (11%). Penanganan demam antara lain
dengan istirahat baring, minum banyak dan mengompres untuk
menurunkan suhu (Saifuddin, 2002, p.249). Demam dapat disebabkan
oleh infeksi dalam kehamilan yaitu masuknya mikroorganisme
pathogen ke dalam tubuh wanita hamil yang kemudian menyebabkan
timbulnya tanda atau gejala–gejala penyakit. Pada infeksi berat dapat
terjadi demam dan gangguan fungsi 27 organ vital. Infeksi dapat
terjadi selama kehamilan, persalinan dan masa nifas (Pusdiknakes,
2003).

37
33

2.9 Pathway Kehamilan Trimester I

Fertilisasi Konsepsi Morulla Nidasi


Blastula, Trofoblas, Desidua
Embriogenesis Ansietas perubahan peran
Organogenesis (janin, plasenta, tali pusat) kurang pengetahuan Koping individu tidak efektif
Perubahan pada Bumil Krisis situasi krisis motivasi

Perubahan Fisiologis Perubahan Psikologis


GIT S. Integumen S. Urinaria S. Reproduksi S. Kardivaskuler
Progesteron meningkat
Estrogen meningka Uterus membesar Estrogen & progesteron Sirkulasi darah
HCG meningkat

Peningkatan asam lambung Hiperpigmentasi Tekanan pd VU meningkat Hipertrofi otot uterus Volume darah

Mual, muntah, anoreksia Peningkatan frekuensi BAK uterus membesar Hemodelusi

Ketidakseimbangan Nutrisi Resiko kekurangan Gangguan eliminasi urin perubahan bentuk anemia relatif
< kebutuhan volume cairan dan postur tubuh

Resiko jatuh Hb, O2


Areola Striae
Mamae gravidarum Resiko
ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer

37
34

2.10 Pathway Kehamilan Trimester II

37
35

2.11 Pathway Kehamilan Trimester III

Sistem
Reproduksi
Uterus serviks Vagina dan
payudara
perineum

Uterus membesar Terjadi ANC


kearah tulang pelunakan dan Vena lebih
Vaskularisas
belakang proliferasi hebat terlihat
i dan
dibawah kulit
hiperemia
Ketidaknya Perubahan untuk
Penekanan pada Terbentu mukus Kehamilan distensi saat
vena kava dan menyumbat manan TM Fisiologis
aorta, aliran darah pada TM 3 persalinan Puting lebih
turun
kanalis 3 TM 3 besar areola
servikalis lebih gelap

Otot uterus bagian Lobulus dan


atas berkontraksi alveoli
terbentuk

Metabolik Kardiovaskular urinaria digestivus endokrin


Respirasi kolostrum

Penurunan bag Pembesaran Prolaksin


Peningkatan Pembesaran Pembesaran meningkat
tekanan vena di uterus terendah janin uterus
uterus
bagian bawah uterus
Penurunan Estrogen dan
Akumulasi cairan Menekan vena Penekanan Menekan VU progesteron
motilitas otot
cava diafragma polos

Hipotensi arteri poliuria Prostaglandin


Nafas lebih Nyeri ulu hati
37 dan konstipasi
dalam dan sesak
Serviks lunak
mudah dilatasi
DAFTAR PUSTAKA

1. Fraser, D. Cooper, M. Myles Buku Ajar Bidan. Ed 13. Jakarta : EGC ; 2009
2. Cunningham, et al. Obstetri Williams. Ed 23. Vol 2. Jakarta : EGC ; 2014
3. Ai Yeyeh, Rukiyahdkk. 2009. Asuhan Kebidanan I (Kehamilan ).Cetakan
Pertama. Jakarta: Trans Info Media
4. Ambarwati. R. E., Wulandari, D. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Jogjakarta:
Mitra. Cendika Press
5. Aprilia, Y. 2010. Hipnostetri: Rileks, Nyaman, dan Aman Saat Hamil &
Melahirkan. Jakarta: Gagas Media
6. Asrinah, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta:
GrahaIlmu
7. Baety,Aprilia Nurul. 2012 .Kehamilan dan Persalinan Panduan Praktik
Pemeriksaan. Yogyakarta: Graha Ilmu
8. Hani Umi, dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologis.
Jakarta:Salemba Medika
9. Hanifa Wiknjosastro. 2008. Ilmu Kandungan. Edisi 2. EGC: Jakarta
10. Holden, et. al. 2019. Prenatal Yoga for Back Pain, Balance,and Maternal
Wellness: A Randomized,Controlled Pilot Study. Global Advances in Health
and Medicine. Vol: 8
11. Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan `1Kehamilan.Yogyakarta:
CV Andi Offset
12. Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC
13. Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan.Jakarta:Salemba
Medika
14. Mobarokabadi, S. 2019. The effect of P6 acupressure on nausea and vomiting
of pregnancy: A randomized, single-blind, placebo-controlled trial
15. Muslihatun. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Fitramaya
16. Prawirohardjo. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo

36
17. Rukiyah, A.Y, LiaYulianti, Maemunah, Lilik Susilowati. 2009. Asuhan
Kebidanan I (Kehamilan). Jakarta: Trans Info Media
18. Rustam, Mochtar. 2008. Sinopsis Obstetri: Sinopsis Fisiologi-Obstetri
Patologi. Jilid II. Jakarta: EGC
19. Saifuddin, Abdul Bari. 2009. Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta: PT BinaPustaka
20. Saifuddin, Abdul B. 2010. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo. Jakarta:
Tridasa Pinter
21. Sulistyawati. A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta:
Salemba Medika
22. Varney, Helen, dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1.
Jakarta: EGC
23. Walyani, Elisabeth.2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press

37

Anda mungkin juga menyukai