1 PB
1 PB
Since 2011, poverty in Bengkulu City has been indicated as very high, far above the poverty
of Bengkulu Province's and Indonesia's poverty, but there have been very small amount of re-
searches related to the causes of this poverty. This study aims to identify the causes of poverty
in Bengkulu City through descriptive analysis on the structure of poor population in Bengkulu
City. The results show that poverty in Bengkulu City is influenced by the existence of unem-
ployed citizens, while higher education level cannot be a guarantee for avoidance from po-
verty.
25,00
20,00
15,00
10,00
5,00
0,00
2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 1. Perkembangan persentase penduduk miskin di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu dan
Indonesia Tahun 2014-2018
Sumber: Badan Pusat Statistik (Data diolah)
31
JIEP-Vol. 20, No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
Putri & Setiawina (2013) menje- miskin diperoleh indeks keparahan ke-
laskan bahwa karakteristik penduduk miskinan, semakin besar nilai indeks
berupa pendidikan, umur dan jenis pe- keparahan kemiskinan maka semakin
kerjaan signifikan mempengaruhi ke- besar ketimpangan pengeluaran antar
miskinan. Berangkat dari hal tersebut penduduk miskin (Badan Pusat Statis-
maka perlu dilakukan identifikasi awal tik, 2018).
penyebab kemiskinan di Kota Bengku- Sebagaimana penduduk dapat di-
lu yang dilihat dari karakter penduduk analisa berdasarkan struktur penduduk,
miskin itu sendiri berupa pendidikan maka penduduk miskin juga dapat di-
dan status pekerjaannya. Hasil indenti- analisa berdasarkan strukturnya. Hal
fikasi ini diharapkan dapat menjawab ini serupa dengan penelitian yang di-
kebijakan yang lebih efektif dalam me- lakukan oleh Sunaryanto (2012) yang
nurunkan kemiskinan di Kota Beng- menganalisa fertilitas penduduk Pro-
kulu. vinsi Bengkulu berdasarkan struktur u-
sia penduduk. Selain dapat dilihat dari
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HI- struktur usianya, penduduk juga dapat
POTESIS diamati berdasarkan struktur pendidik-
Kemiskinan dapat didefinisikan an dan struktur kegiatan atau aktivitas-
sebagai kondisi di mana pengeluaran nya. Penelitian oleh Rahman, Mustafi,
penduduk tidak dapat memenuhi kebu- & Azad (2013) menunjukkan bahwa
tuhan ekonomi pokok berupa makanan pendidikan seseorang berpengaruh sig-
dan bukan makanan. Penentuan kemis- nifikan terhadap kelahiran anak perta-
kinan diukur berdasarkan perbanding- ma yang kemudian mempengaruhi per-
an pengeluaran penduduk terhadap ga- tumbuhan jumlah penduduk. Penelitian
ris kemiskinan (Badan Pusat Statistik, serupa juga dilakukan oleh Ismail &
2018). Maimunah (2016) yang menyimpulkan
Ukuran kemiskinan dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan berpengaruh
dari beberapa jenis pendekatan. BPS signifikan terhadap tingkat kelahiran
selaku penyedia data statistik dasar penduduk.
menghitung kemiskinan dalam bentuk Kajian yang meneliti faktor yang
indikator yaitu jumlah penduduk mis- mempengaruhi kemiskinan sudah ba-
kin, persentase penduduk miskin, in- nyak, dilakukan dintaranya oleh Putra
deks kedalaman kemiskinan dan indeks & Arka (2018) menyatakan bahwa
keparahan kemiskinan. tingkat pengangguran memiliki penga-
Jumlah penduduk miskin meru- ruh yang dominan terhadap tingkat ke-
pakan ukuran seberapa besar jumlah miskinan di provinsi Bali. Kemudian
penduduk yang pengelurannya di ba- terdapat hasil penelitian lainnya yang
wah garis kemiskinan. Saat jumlah dikemukakan oleh Probosiwi (2016)
penduduk miskin dibagi terhadap ju- dalam penelitiannya bahwa tingkat pe-
mlah penduduk maka diperoleh persen- ngangguran tidak berdampak secara
tase penduduk miskin. Berikutnya, de- signifikan terhadap kemiskinan yang
ngan melihat ketimpangan pengeluaran terjadi di Kota Yogyakarta. Selain itu
penduduk miskin terhadap garis kemis- pada penelitian lain menunjukkan bah-
kinan diperoleh indikator indeks keda- wa pendidikan dan investasi berpenga-
laman kemiskinan, semakin besar in- ruh signifikan terhadap kemiskinan, se-
deks kedalaman kemiskinan maka se- dangkan variabel pertumbuhan ekono-
makin lebar jarak rata-rata pengeluaran mi tidak mempengaruhi kemiskinan
penduduk miskin terhadap garis kemis- secara signifikan yang ada di Kabupa-
kinan. Lebih jauh, dengan mengukur ten Berau (Marini, 2016).
sebaran pengeluaran antar penduduk
32
JIEP-Vol. 20, No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
70
60
50
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
33
JIEP-Vol. 20, No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
60
50
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 3. Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Dan Jenjang Pendidikan Yang Ditamatkan
Penduduk Miskin Kota Bengkulu
Sumber: Badan Pusat Statistik (Data diolah)
25
20
15
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
34
JIEP-Vol. 20, No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
Hasil analisa ini sesuai dengan peneli- daknya pengangguran terbuka, baik pa-
tian yang dilakukan oleh Didu & Fauzi da penduduk yang tidak memiliki ijzah
(2016) yang menguji pengaruh tingkat pendidikan formal maupun penduduk
pendidikan terhadap kemiskinan me- yang memiliki ijazah SLTP yang mana
nyatakan bahwa tingkat pendidikan se- masing-masing yang mencapai hampir
cara sigifikan berpengaruh negatif ter- enam kali lipat dan mencapai dua kali
hadap kemiskinan di Kabupaten Lebak, lipat dibanding tahun 2014. Fenomena
semakin rendah tingkat pendidikan pen- ini sesuai dengan penelitian Megasari,
duduk maka semakin besar peluangnya Amar, & Idris (2015) bahwa pengang-
untuk jatuh ke bawah garis kemiskinan. guran secara signifikan mempengaruhi
Lebih lanjut, Rahayu & Fajriyah (2016) kemiskinan di Indonesia.
membenarkan bahwa dengan semakin Pengamatan pada persentase pe-
tinggi pendidikan penduduk akan sema- ngeluaran untuk makanan penduduk
kin memperkecil kesenjangan penge- miskin tahun 2015, merepresentasikan
luaran penduduk miskin terhadap garis bahwa peningkatan persentase pendu-
kemiskinan dan juga memperkecil dis- duk miskin tidak beriringan dengan pe-
tribusi pengeluaran antarpenduduk mis- ningkatan persentase pengeluaran untuk
kin. makanan. Hal tersebut berbanding ter-
Kemudian sejak tahun 2012 hing- balik dengan teori bahwa semakin
ga 2018 mayoritas penduduk miskin be- mampu penduduk maka persentase pe-
rasal dari penduduk berpendidikan ting- ngeluaran untuk konsumsi makanan a-
gi sebagaimana penelitian oleh Agus- kan semakin menurun. Sementara yang
tina et al. (2018) dan Tambun & Hera- terjadi pada penduduk tidak miskin jus-
waty (2018). Hal ini mengisyaratkan tru mengalami peningkatan persentase
bahwa penduduk berpendidikan belum konsumsi untuk makanan pada tahun
mampu terserap secara maksimal oleh tersebut. Hal ini senada dengan peneli-
lapangan pekerjaan yang ada di Kota tian lain bahwa konsumsi berpengaruh
Bengkulu. negatif terhadap tingkat kemiskinan pa-
Pada tahun 2015, persentase pen- da masyarakat migran di Kota Makassar
duduk miskin naik menjadi lebih dari 21 (Rahman & Alamsyah, 2019).
persen. Hal ini disebabkan oleh mele-
70
60
50
40
30
20
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Gambar 5. Perkembangan Persentase Pengeluaran Untuk Makanan Pada Penduduk Miskin dan Tidak
Miskin
Sumber: Badan Pusat Statistik (Data diolah)
35
JIEP-Vol. 20, No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
36
JIEP-Vol. 20, No 1, Maret 2020
ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851
37