Anda di halaman 1dari 18

“ PENGGUNAAN PROMOSI DALAM PEMBENTUKAN BRAND

AWARENESS YANG DILAKUKAN UMKM DI ERA PANDEMI


COVID-19 : Studi Kasus Pada Instagram “ Kaneki ” Coffee ”

Oleh:
Sesha Hardina (2019-41-096)

METODOLOGI PENELITIAN KUALITATIF


SEMESTER GENAP 2020/2021

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS PROF DR. MOESTOPO (BERAGAMA)
JAKARTA
2021
BAB1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia saat ini tengah berada di era pandemi covid-19. Keadaan ini
tentunya menjadi masalah yang serius yang dihadapi oleh masyarakat
Indonesia. Pasalnya tidak hanya sektor kesehatan yang menjadi masalah pokok,
melainkan masalah perekonomian juga. Permasalahan penurunan perekonomian
ini di sebabkan oleh penurunan aktivitas ekonomi masyarakat di era pandemi.
Di era pandemi Covid-19 ini pelaku usaha dituntut bertahan dalam
menghadapi kondisi yang berbeda dari biasanya. Pandemi ini telah
menyebabkan berbagai masalah, seperti halnya permasalahan ekonomi.
Pasalnya pandemi ini telah menyebabkan kelumpuhan ekonomi di dunia,
khusunya di Indonesia sendiri. Kelumpuhan ekonomi ini salah satunya
disektor UMKM.
Penurunan omset pendapatan yang dialami para pelaku usaha menjadi
problem yang harus segera diatasi mengingat UMKM sendiri merupakan salah
satu penggerak perekonomian di Indonesia yang banyak menyerap tenaga kerja.
Di era pandemi ini kondisinya menjadi kurang fleksibel dan sangat terbatas dalam
melakukan pergerakan. Tentunya perlu adanya strategi dalam meningkatkan
brand awareness pada sebuah produk atau pelaku usaha dalam mengahadapi
kondisi ini. Kondisi keterbatasan pelaku usaha dalam memasarkan produknya
dilapangan secara langsung masih belum efektif karena mengingat pandemi
covid-19 masih berlangsung dan pemerintah pastinya akan membatasi kegiatan
tersebut.
Maka dari itu pelaku usaha harus mengganti strategi pemasaran
tersebut dengan strategi yang lebih efektif. Seperti halnya membuka lapak
mereka secara online atau disebut perdagangan secara e-commerce. Cara lain
yang juga harus dilakukan pelaku usaha selain membuka lapak secara e-
commerce, yakni mereka juga harus pandai dalam menawarkan produknya
secara terus menerus melalui digital marketing. Mereka harus mendesain lapak
mereka semenarik mungkin agar para konsumen tertarik berbelanja ke lapak
mereka. Mereka juga dapat memanfaatkan media sosial sebagai ajang promosi
produk yang mereka tawarkan.
Hal tersebut dirasa lebih efektif karena dapat langsung dilihat oleh
konsumen dan dapat menghemat pengeluaran untuk promosi. Digital marketing
bisa diartikan sebagai pemasaran produk yang dilakukan melalui jaringan internet
atau bisa juga dengan menggunakan media sosial untuk meningkatkan brand
awareness pada produk. Keunggulan yang dimiliki digital marketing ini tentunya
tidak terbatas jarak dan waktu dimana siapapun dapat mengakses ataupun
menggunakanya. Salah satu sarana yang banyak digunakan para pelaku usaha di
era pandemi covid-19 ini adalah media sosial.
Media sosial telah menjadi jembatan untuk meraih keuntungan. Jika
dahulu media sosial hanya sebagai ekspresi diri, kini di era pandemi saat ini media
sosial juga dipakai untuk lahan bisnis. Salah satu media sosial yang digunakan
untuk berbisnis adalah Instagram. Instagram adalah salah satu sosial media
platform yang memiliki jumlah pengguna yang tinggi. Setelah sukses menjadi
aplikasi yang diminati banyak orang, selain hanya untuk kepentingan pribadi,
Instagram juga dijadikan peluang bisnis bagi para penggunanya.
Sekarang ini, terdapat banyak pengguna akun Instagram yang
memanfaatkan aplikasi ini untuk memasarkan dan menjual produk/jasa, melalui
share foto-foto produk pemasar. Selain karena user interface yang nyaman,
banyak fitur Instagram yang dapat digunakan untuk meningkatkan penjualan,
contohnya adalah Instagram Shop, Instagram Story, Instagram Live, Highlight,
Instagram TV, dan penggunaan Hastag di Instagram.
Ada beberapa alasan yang dapat menjadi dasar bahwa Instagram cocok
untuk digunakan oleh pengusaha-pengusaha yang sedang mencoba bangkit
kembali akibat dari dampak pandemi covid-19. Instagram sangat cocok sebagai
platform untuk promosi dan jualan, karena pertama yaitu Instagram adalah
platform sosial media paling hit di Indonesia saat ini. Jumlah penggunanya
tumbuh amat cepat, sangat populer di kalangan milineal (hampir semua anak
millineal urban punya akun IG) dan merupakan platform visual (foto dan video)
yang cocok dengan masyarakat indonesia yang lebih gemar visual dibandingkan
baca. Kedua, Instagram itu gratis dan tidak ada biaya untuk bergabung dengan
platform sosmed ini, Anda hanya perlu smartphone dan paket data untuk bisa
bergabung dan punya akun IG. Ketiga, Set-Up akun IG sangat mudah. Sehingga
para pembisnis pasti bisa membuat akun IG dengan mudah dan tidak butuh
keahlian khusus. Keempat, Instagram terintegrasi dengan Facebook dan
(mungkin nanti) dengan Whattsapp. Kita semua tahu bahwa IG adalah milik FB
dan keduanya terintegrasi, kampanye di satu platform bisa terhubung ke platform
lain, sehingga kampanye marketing bisa lebih efektif dan cost-efficient. Dengan
alasan-alasan tersebut, para pembisnis dapat mencoba dan memanfaatkan
Instagram sebagai alat untuk promosi dan jualan produk di era pandemi covid-19
ini.

B. Rumusan Masalah
Bagaimana strategi promosi yang digunakan oleh “Kaneki” Coffee dalam
menggunakan media sosial instagram untuk meningkatkan brand awarenessnya?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi
promosi yang digunakan “Kaneki” Coffee dengan memanfaatkan Instagram
sebagai platform yang mereka gunakan untuk memasarkan dan membangkitkan
kembali brand awareness dari produk mereka.

D. Signifikasi Penelitian
Signifikansi penelitian ini secara teoritis diharapkan memberikan
kontribusi mengenai bagaimana brand awareness yang dilakukan para UMKM di
era pandemi Covid-19. Jika dahulu media sosial hanya sebagai ekspresi diri, kini
di era pandemi saat ini media sosial juga dipakai untuk lahan bisnis. Kemudian
jika secara praktisnya, signifikansi penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan untuk para pelaku UMKM agar mencoba dan memanfaatkan Instagram
sebagai alat untuk promosi dan jualan produk di era pandemi Covid-19 ini.
BAB II
KERANGKA KONSEP
A. Strategi Promosi
Promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi, dan
mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia
menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang
bersangkutan. Dapat disimpulkan bahwa promosi adalah komunikasi
informasi yang dibuat untuk memberitahu, membujuk dan mengingatkan
tentang produk perusahaan, sehingga dapat mengarahkan seseorang atau
organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran.
Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan menciptakan
pertukaran dalam pemasaran. Dapat dilihat bahwa strategi promosi merupakan
kegiatan yang direncanakan dengan maksud membujuk, merangsang
konsumen agar mau membeli produk perusahaan sehingga tujuan untuk
meningkatkan penjualan diharapkan dapat tercapai. Promosi merupakan salah
satu faktor penentu keberhasilan suatu program pemasaran untuk memberikan
informasi mengenai adanya suatu produk.

B. UMKM
Berdasarkan undang-undang Nomer 20 tahun 2008, Usaha kecil dan
Menengah (UKM) merupakan jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan
bersih paling banyak Rp.200.000.000 tidak termasuk tanah atau bangunan
tempat usaha dan usaha yang berdiri sendiri. Keberadaan UMKM di
Indonesia sangatlah berperan dalam menekan tingkat pengangguran. Pasalnya
perkembangan pelaku usaha di Indonesia semakin tahun terus mengalami
kenaikan. Berdasarkan data dari depko.go.id data perkembangan UMKM
di Indonesia terus mengalami kenaikan dari jumlah unit dan jumlah
PDB dari tahun 2010 sampai dengan 2017. Rumusan terhadap definisi
UMKM berbeda antara satu negara dengan negara lainnya dan berbeda pula
definisi yang dibuat oleh berbagai lembaga dunia, tidak ada suatu kesepakatan
terhadap definisi UMKM. Umumnya, UMKM didefinisikan berdasarkan
kriteria dan ciri yang dapat berupa jumlah tenaga kerja yang dipergunakan,
jumlah kapital dan omset dari kegiatan yang dihasilkan, serta dapat pula
didefiniskan berdasarkan karakteristik UMKM, seperti skala usaha, teknologi
yang digunakan, organisasi dan manajemen, orientasi pasar, dan sebagainya.
UMKM tidak hanya berbeda dari aspek modal, omzet, dan jumlah tenaga
kerja, perbedaan UMKM dengan usaha besar dapat pula dibedakan
berdasarkan ciri dan karakteristik yang erdapat dalam UMKM itu sendiri.
Menurut Saifuddin Sarief, ciri – ciri UMKM dapat dijelaskan berdasarkan
kelompok usahanya. Usaha mikro, umumnya di ciri-cirikan oleh beberapa
kondisi berikut:
1. Belum melakukan manajemen/pencatatan keuangan, sekalipun yang
sederhana, atau masih sangat sedikit yang mampu membuat neraca
usahanya.
2. Pengusaha atau SDM-nya berpendidikan rata-rata sangat rendah,
umumnya tingkat SD, dan belum memiliki jiwa wirausaha yang memadai.
3. Pada umumnya, tidak/belum mengenal perbankan, tetapi lebih mengenal
rentenir atau tengkulak.
4. Umumnya, tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas lainnya,
termasuk NPWP.

5. Tenaga kerja atau karyawan yang dimiliki pada umumnya kurang dari 4
orang.
6. Pada umumnya, pelaku usaha mikro memiliki sifat tekun, sederhana, serta
dapat menerima bimbingan (asal dilakukan dengan pendekatan yang
tepat).
B. Penggunaan Media Sosial Untuk Promosi Brand.
Pengguna media sosial berkembang dengan pesat di seluruh dunia,
termasuk juga di Indonesia. Bagi individu, motivasi menggunakan media
sosial adalah mencari informasi, berbagi informasi, hiburan, relaksasi, dan
interaksi sosial. Bagi organisasi atau perusahaan, media sosial banyak
digunakan sebagai media atau alat untuk melakukan komunikasi pemasaran.
Tidak seperti media tradisional yang hanya mampu menerapkan komunikasi
satu arah, media sosial mampu menerapkan komunikasi dua arah atau lebih.
Menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi pemasaran tidak hanya
seperti menggunakan internet dan tehnologi, akan tetapi harus menggunakan
taktik dan strategi komunikasi.

D. Brand Awareness.
Kesadaran merek atau brand awareness adalah kesanggupan seseorang
calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa merek merupakan
bagian dari kategori produk tertentu. Dyan (2010). Peran brand awareness dalam
membantu suatu merek dapat dipahami bagaimana brand awareness tersebut
menciptakan suatu nilai. Nilai-nilai tersebut adalah Jangkar yang menjadi pengait
bagi asosiasi lain, Familiar (menjadi terkenal), Komitmen, Mempertimbangkan
merek, Durianto dkk (2004). Uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa bahwa
brand awareness merupakan tujuan umum komunikasi pemasaran, adanya brand
awareness yang tinggi diharapkan kapanpun kebutuhan kategori muncul, brand
tersebut akan dimunculkan kembali dari ingatan yang selanjutnya dijadikan
pertimbangan berbagai alternatif dalam pengambilan keputusan.
Brand awareness adalah alat pengukur untuk konsumen mengingat
kembali dari suatu produk yang dianggap sangat berkesan dari sebuah
pengalaman konsumen, ini juga salah satu tingkat kesadaran konsumen untuk
sebuah produk yang dianggap memiliki value yang dirasakan oleh konsumen
secara sadar. Pencapaian dari sebuah brand awareness adalah konsumen mampu
mengingat kembali merek baru pada sebuah produk, brand awareness juga harus
mampu mempertahankan sebuah kualitas produk sehingga dapat memberi
perbedaan pada merek-merek yang sudah ada. Selanjutnya Pentingnya promosi
adalah untuk menggerakan merek dari keadaan tidak sadar, menuju pengenalan,
meuju mengingat, pada akhrnya menuju kesadaran puncak atau disebut top of
mind. Tingkat kesadaran merek menurut Aeker dalam kartajaya dari sebuah
katagori secara berurutan dari tingkat tertinggi hingga terendah yaitu :

1. Top of mind ( puncak pemikiran ) Adalah merek yang disebut


pertama dalam suatu tugas pengingatan kembali tanpa bantuan.
2. Brand recall ( pengingatan kembali terhadap merek ) Adalah
pengingatan kembali merek berdasarkan pada permintaan
seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam suatu kelas
produk.
3. Brand recognition ( pengenalan merek ) Adalah tingkat
minimal dari kesadaraan merek, ini penting khususnya ketika
seseorang pemebeli memilih suatu merek pada suatu pembelian.
4. Unaware of brand(tidak menyadari akan merek) Adalah
tingkat yang paling rendah, pengakuan merek, berdasarkan
sesuatu tes pengiatan kembali lewat bantuan.

E. Meningkatkan Brand Awareness Melalui Media Sosial.


Ekuitas merek memiliki beberapa kategori yaitu kesadaran merek (brand
awareness) adalah ukuran kekuatan eksistensi merek di benak pelanggan. Brand
Awareness terdiri dari brand recall dan brand brand recognition. Meningkatnya
brand awareness merupakan salah satu output yang ditargetkan oleh para pemasar.
Perusahaan melakukan advertising di media sosial untuk meningkatkan
awareness, selain itu beberapa perusahaan juga menunjuk brand ambasador untuk
menulis atau berbagi rekomendasi. Para pemasar melakukan hal terebut karena
kemampuan media sosial yang dapat melakukan viral dan buzz marketing, yang
menggunakan online WOM. Hal ini searah dengan salah satu alasan atau individu
menggunakan media sosial, yaitu untuk berbagi informasi, opini, dan pengalaman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi meningkatnya brand awareness
tersebut, yaitu :
(1) Pesan atau advertising tersebut harus dapat menarik perhatian
konsumen dan mampu mengajak konsumen untuk ikut
berpartisipasi.
(2) Menggunakan jalur pemasaran yang tepat dan sesuai dengan target
konsumen yang dituju.
(3) Menggunakan brand ambasador yang sesuai dengan brand dan target
konsumen.
(4) Memberikan dorongan atau stimulus untuk membuat intensi
berpartisipasi pada konsumen.
Salah satu keunggulan dari media sosial adalah dapat menampilkan iklan
sesuai dengan selera para pengguna. Bagi pemasar hal ini dapat menguntungkan
karena dapat mempermudah dalam melakukan segmentasi target pelanggan.
Sebelum adanya regulasi tentang privacy control pada media sosial, para pemasar
menargetkan iklan kepada semua pengguna media sosial tersebut, hal tersebut
sangat tidak efektif dan menganggu para pengguna lainya yang bukan menjadi
target. Setalah adanya regulasi tentang privacy control tersebut, pemasar lebih
efektif dan komunikasi yang dilakukan lewat iklan sesuai dengan target mereka,
serta para pengguna juga merasa iklan tersebut berguna karena sesuai dengan
selara dan kebutuhan mereka.
Menurut Kottler (2008),“Promosi penjualan terdiri dari kumpulan alat-alat
insentif yang beragam, sebagian besar berjangka pendek, dirancang untuk
mendorong pembelian suatu produk/jasa tertentu secara lebih cepat dan/atau lebih
besar oleh konsumen atau pedagang”. Selanjutnya Tjiptono (2008) menyatakan
bahwa promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu program
pemasaran untuk memberikan informasi mengenai adanya suatu produk. Dari
definisi diadapat dikatakan bahwa promosi merupakan cara perusahaan
memperkenalkan produk kepada konsumen untuk membangun kesadaran merek.
Periklanan melalui media sosial merupakan segala bentuk komunikasi
nonpersonal berbayar, tentangsebuah organisasi, produk, jasa, atau ide yang
menggunakan media sosial sebagai medianya (Belch, 2009). Kata “berbayar”
menunjukkan bahwa sebuah pesan periklanan biasanya menggunakan media yang
harus dibayar sedangkan kata “nonpersonal” menunjukkan bahwa pesan dalam
periklanan disampaikkan kepada kelompok orang atau individual secara
bersamaan dengan menggunakan media massa (Wenats, dkk, 2012). Promosi
melalui media sosial Instagram merupakan salah satu strategi komunikasi
pemasaran dalam membangun kesadaran merek di lingkungan Generasi Z.
Pemanfaatan dalam pemilihan media sosial inilah yang merupakan bagian dari
komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan. Dari pemanfaatan
instagram sebagai media sosial pemasaran dalam menyampaikan informasi kepad
publik, diharapkan dapat memberikan hasil berupa pengetahuan yang berguna
bagi publik yang membaca bahkan melihatnya, dalam hal ini adalah para
pelanggan dari Kaneki Coffee.

F. Kerangka Pemikiran
Kaneki Coffee
(UMKM)

Strategi Promosi

Digital Marketing
(Pembuatan konten menarik
di feeds instagram Kaneki
Coffee (@kaneki.jkt)
Brand Awareness

Konsumen
BAB III
METODELOGI

A. Paradigma Penelitian
Paradigma penelitian merupakan kerangka berpikir yang menjelaskan
bagaimana cara pandang peneliti terhadap fakta kehidupan sosial dan
perlakuan peneliti terhadap ilmu atau teori yang dikonstruksi sebagai suatu
pandangan yang mendasar dari suatu disiplin ilmu tentang apa yang menjadi
pokok persoalan yang semestinya dipelajari. Paradigma penelitian juga
menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria
pengujian sebagai landasan untuk menjawab masalah penelitian (Guba &
Lincoln, 1988: 89-115).
Pada penelitian ini kami menggunakan paradigma kualitatif
konstruktivisme. Paradigma konstruktivisme ialah paradigma dimana kebenaran
suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu
realitas sosial bersifat relatif. Menurut paradigma konstruktivisme, realitas sosial
yang diamati oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang yang
biasa dilakukan oleh kaum positivis. Kajian paradigma konstruktivisme ini
menempatkan posisi peneliti setara dan sebisa mungkin masuk dengan subjeknya,
dan berusaha memahami dan mengonstruksikan sesuatu yang menjadi
pemahaman si subjek yang akan diteliti.
Paradigma ini kami gunakan sebagai peneliti dengan tujuan untuk
mengetahui dan membangun pemahaman mengenai strategi promosi dalam
meningkatkan brand awareness yang dilakukan oleh Kaneki Coffee sebagai objek
penelitian kami.

B. Pendekatan Penelitian ( Kualitatif )


Penelitian kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan riset
yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami. Pelaksanaan
riset ini bersifat mendasar atau membumi dan bersifat naturalistik atau alami.
Oleh karena itu tidak dapat dilakukan di laboratorium, melainkan di lapangan.
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang lebih mengutamakan pada
masalah proses dan makna/persepsi, di mana penelitian ini diharapkan dapat
mengungkap berbagai informasi kualitatif dengan deskripsi-analisis yang teliti
dan penuh makna, yang juga tidak menolak informasi kuantitatif dalam bentuk
angka maupun jumlah. Pada tiap-tiap objek akan dilihat kecenderungan, pola
pikir, ketidakteraturan, serta tampilan perilaku dan integrasinya sebagaimana
dalam studi kasus genetik (Muhadjir, 1996).
Dalam perspektif paradigmatis, pada hakikatnya tujuan utama penelitian
kualitatif adalah pemahaman. Untuk mencapai tujuan tersebut, rumusan maslah
yang menuntun arah jalannya. Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa tujuan
penelitian adalah untuk menjawab masalah. Karena itu tujuan penelitian harus
sejalan dengan rumusan masalahnya. Indikator-indikator suatu konsep dapat
dipaparkan dalam bagian ini sehingga konstelasi permasalahan yang akan dikaji
menjadi lebih jelas.

C. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian case study research
(studi kasus). Menurut Suharsimi Arikunto studi kasus adalah pendekatan yang
dilakukan secara intensif, terperindi dan mendalam terhadap gejala-gejala tertentu.
Pengertian studi kasus menurut Basuki adalah suatu bentuk penelitian atau
studi suatu masalah yang memiliki sifat kekhususan, dapat dilakukan baik dengan
pendekatan kualitatif maupun kuantitatif, dengan sasaran perorangan ataupun
kelompok, bahkan masyarakat luas.
Sedangkan Stake menambahkan bahwa penekanan studi kasus adalah
memaksimalkan pemahaman tentang kasus yang dipelajari dan bukan untuk
mendapatkan generalisasi, kasusnya dapat bersifat komplek maupun sederhana
dan waktu untuk mempelajari dapat pendek atau panjang, tergantung waktu untuk
berkonsentrasi.

D. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian yang besifat kualitatif. Penelitian yang digunakan
yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah berupa
penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus (case study). Penelitian ini
memusatkan diri secara intensif pada satu obyek tertentu yang mempelajarinya
sebagai suatu kasus. Data studi kasus dapat diperoleh dari semua pihak yang
bersangkutan, dengan kata lain dalam studi ini dikumpulkan dari berbagai sumber
(Nawawi, 2003: 1). Penelitian studi kasus akan kurang kedalamannya bilamana
hanya dipusatkan pada fase tertentu saja atau salah satu aspek tertentu sebelum
memperoleh gambaran umum tentang kasus tersebut. Sebaliknya studi kasus akan
kehilangan artinya kalau hanya ditujukan sekedar untuk memperoleh gambaran
umum namun tanpa menemukan sesuatu atau beberapa aspek khusus yang perlu
dipelajari secara intensif dan mendalam. Studi kasus yang baik harus dilakukan
secara langsung dalam kehidupan sebenarnya dari kasus yang diselidiki.
Walaupun demikian, data studi kasus dapat diperoleh tidak saja dari kasus yang
diteliti, tetapi, juga dapat diperoleh dari semua pihak yang mengetahui dan
mengenal kasus tersebut dengan baik. Dengan kata lain, data dalam studi kasus
dapat diperoleh dari berbagai sumber namun terbatas dalam kasus yang akan
diteliti (Nawawi, 2003: 2).

E. Objek Penelitian
Objek penelitian yang kita teliti adalah Kaneki Coffee, merupakan UMKM
berbentu coffee shop yang memiliki beberapa cabang di daerah sekitar Jakarta.
Kami memilih Kaneki Coffee sebagai objek penelitian dikarenakan memenuhi
kriteria yang kita harapkan. Kaneki coffee aktif mempromosikan tempatnya di
sosial media yaitu instagram. Masa pandemi tidak menghalangi kaneki coffee
untuk terus mempromosikan tempatnya. Seperti yang kita ketahui dimasa
pandemi banyak tempat kopi yang menghentikan promosinya dikarenakan tempat
tersebut sudah tidak memiliki harapan untuk melanjutkan usahanya tersebut.
Maka dari itu kami memilih kaneki sebagai objek penelitian karena masih
bertahan mempromosikan tempatnya dimasa pandemi ini. Kaneki juga merupakan
tempat kopi yang memiliki kapasitas untuk memenuhi penelitian kami.

F. Pemilihan Informan
Informan yang kita pilih adalah pemilik usaha dari Coffee Shop itu sendiri.
Hal ini dikarenakan pemilik usaha tersebut sudah pasti paham dengan teknik
pemasaran apa saja yang sudah dan akan dilakukan Kaneki Coffee untuk rencana
kedepannya pada saat adanya pandemi seperti saat ini. Metode Penarikan Sampel
yang digunakan adalah dengan melalui wawancara langsung. Kelompok kami
akan mendatangi Kaneki Coffee yang terletak di Pondok Kelapa, Jakarta Timur.

G. Metode Pengumpulan Data


Untuk mengumpulkan data yang diperlukan, penulis menggunakan metode
observasi dan wawancara. Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data yang sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya
merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa penglihatan,
penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi yang diperlukan untuk
menjawab masalah penelitian. Hasil observasi berupa aktivitas, kejadian,
peristiwa, objek, kondisi atau suasana tertentu, dan perasaan emosi seseorang.
Observasi ini kami lakukan sebagai peneliti untuk memperoleh gambaran nyata
suatu peristiwa atau kejadian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kami
buat.
Kemudian, teknik pengumpulan data berikutnya adalah wawancara.
Wawancara merupakan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif.
Wawancara dapat digunakan apabila peneliti menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan peneliti berkeinginan untuk mengetahui hal-hal yang
berhubungan dengan informan lebih mendalam. Dengan demikian mengadakan
wawancara atau interview pada prinsipnya merupakan usaha untuk menggali
keterangan yang lebih mendalam dari sumber yang relevan berupa pendapat,
kesan, pengalaman pikiran dan sebagainya. Wawancara ini dilakukan untuk
mendapatkan informasi mengenai bagaimana strategi promosi dalam
meningkatkan brand awareness yang dilakukan Kaneki Coffee sebagai UMKM di
era pandemi COVID-19.

H. Metode Analisis Data


Teknik analisis data merupakan proses penelitian yang membutuhkan
usaha lebih karna dalam teknik analisi data satu penelitian dengan penelitian yang
lainnya tidak bisa disamakan, terutama menenai penggunaan metode penelitian
tersebut. Penelitian ini menggunakan analisis data yang bersifat kualitatif, analisis
ini akan mendeskripsikan mengenai bagaimana strategi promosi dalam
meningkatkan brand awareness yang dilakukan Kaneki Coffee sebagai UMKM di
era pandemi COVID-19.

I. Metode Keabsahan Data

J. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian bagi kami yang meneliti adalah tempat kaneki
coffee yang berada jauh dari tempat tinggal masing-masing orang dari yang
meneliti. Keterbatasan lain bagi kami yang meniliti adalah pandemi Covid-19.
Kami tidak bisa berinteraksi secara berdekatan dengan informan yang mana akan
mempengaruhi proses kami dalam mendapatkan hasil wawancara yang kami
harapkan. Pada masa pandemi ini, kami dan informan diharuskan mengikuti
protokol kesehatan seperti untuk masker dan selalu menjaga jarak, tetapi dengan
kita menggunakan masker akan mempengaruhi artikulasi dan volume suara dari
setiap perkataan dan kalimat yang dilontarkan oleh informan.
Daftar Pustaka

Achmad Alfin “ANALISIS STRATEGI UMKM DALAM MENGHADAPI KRISIS DI ERA


PANDEMI COVID-19”.Jurnal Inovasi Penelitian. Vol.1 No.8 Januari 2021,hal.1545.

T.R. Anggia., L. Kawet., I. Ogi. “ANALISIS PENGARUH STRATEGI PROMOSI, HARGA,


DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN SURAT KABAR MANADO
POST” Jurnal EMBA. Vol.3 No.2 Juni 2015.

Lidya Mongi, L. Mananeke, A. Repi. “KUALITAS PRODUK, STRATEGI PROMOSI DAN


HARGA PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU SIMPATI
TELKOMSEL DI KOTA MANADO” Jurnal EMBA Vol.1 No.4 Desember 2013.

T.R. Anggia., L. Kawet., I. Ogi, Loc. Cit.

Tanjung, Azrul.M (2017) Koperasi dan UMKM sebagai fondasi perekonomian Indonesia..

Ibid.

Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 19 No.3, Desember 2015.

IRVAN, ANGGA MUHAMAD (2020) PERANCANGAN STRATEGI PROMOSI


DALAM MEMBENTUK BRAND AWARENESS COFFEE SHOP ALANGKAH
INDAHNYA KEBERSAMAAN (AIK COFFEE) PADA TAHUN 2019.
Kertajaya, Hermawan. 2010. Brand Opreation.

La Moriansyah. “PEMASARAN MELALUI MEDIA SOSIAL: ANTECEDENTS DAN CONSEQUENCES”


Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol. 19 No.3, Desember 2015: 187-196

Nikmatur Ridha, PROSES PENELITIAN, MASALAH, VARIABEL DAN PARADIGMA


PENELITIAN, (Medan : Jurnal Hikmah, 2017),

Hidayat, Dedy N. 2003. Paradigma dan Metodologi Penelitian Sosial Empirik Klasik.
Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Jakarta.

Wahyuni, http://diglib.uin-suka.ac.id/12295/2/BAB/20V/pustaka.pdf,Yogyakarta 2017.hal.21

Dini Pramitha susanti dan siti mufattahah, penerimaan diri pada istri pertama poligami yang
tinggal dalam satu rumah.

http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psycholog/2008/artikel.pdf

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi (ed.). 1989. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
LP3S.

Anda mungkin juga menyukai