Class : PR23-3SP
Lecture : Dr. Yolanda Stellarosa, M.Si
Group Member :
Alisa Destiara A 19110231165
Bunga Khodijah 19110231478
Febrian De Luna N 19110231488
Pinta Prasista 19110231097
JUDUL PENELITIAN
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya,
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Makna Peran Public Relation Pada Film
SOUL (Analisa Semiotika Roland Barthes)”. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam
rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai Final Exam Methode
Communication Research II. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan tugas akhir ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat:
(1) Dr. Yolanda Stellarosa, M.Si selaku dosen Komunikasi dan Bisnis
(2) Teman seangkatan di Program Studi Komunikasi Public Relation
(3) Bapak dan Ibu serta saudara tercinta yang telah memberikan bantuan dan dukungan
baik material maupun moral;.
Akhir kata, semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala kebaikan semua
pihak yang telah membantu.
Purwokerto, 31 Januari 2022
Penulis
JUDUL PENELITIAN............................................................................................1
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
Daftar Lampiran/Gambar....................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................2
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................11
1.3 Tujuan Penelitian.........................................................................................................12
1.4 Manfaat Penelitian.......................................................................................................12
1.4.1 Manfaat Teoritis......................................................................................................12
1.4.2. Manfaat Praktis......................................................................................................12
1.4.3. Manfaat Akademis.................................................................................................13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................13
2.1 Penelitian Terdahulu...................................................................................................14
2.2 Deskripsi Teori Semiotika..........................................................................................15
2.2.1 Teori Semiotika oleh Roland Barthes................................................................16
2.2.2 Teori Hirarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow...........................................18
2.2.3 Teori Psikoanalisis oleh Sigmund Freud........................................................20
2.3 Pemaknaan Dalam Film..............................................................................................23
2.3.1 Pengertian Film.....................................................................................................23
2.3.2 Film Soul.................................................................................................................25
2.3.3 Film Soul (2020) vs Luca (2021)........................................................................27
2.4 Public Relation dalam Film........................................................................................29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................31
3.1 Metode Penelitian........................................................................................................31
ii
3.2 Unit Analisis Data........................................................................................................32
3.3 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................................33
3.4 Fokus Penelitian..........................................................................................................35
3.5. Teknik Analisis Data..................................................................................................35
3.6 Teknik Pemeriksaan Kepercayaan..........................................................................36
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................................37
iii
Daftar Gambar
iv
BAB I
PENDAHULUAN
makna yang berbeda-beda, dan film memberikan makna yang berbeda melalui
ekspresi, tindakan, dan karakter indera yang unik dan efektif terkait dengan
menciptakan makna tertentu tergantung pada konteksnya. Selain itu, tujuan film
adalah untuk menunjukkan bakat dan kreativitas sebagai karya seni manusia, ia
arti yang berbeda, dan lewat simbol tersebutlah film memberikan makna yang
indrawi yang khas dan efisien, aksi dan karakteristik yang dikomunikasikan
dengan kemahiran mengekspresikan image yang ditampilkan dalam film yang
kemudian menghasilkan makna tertentu yang sesuai konteksnya. Selain itu, film
bakat dan kreativitas, sehingga film memiliki cara dan kemampuan untuk
unik pada masyarakat oleh karena itu film sebagai media massa menjadi
Film yang merupakan salah satu dari alat media massa juga memiliki
untuk membiaskan batas antara sebuah kenyataan dan fantasi disebut dengan
(Piliang, 2012:53). Fungsi dari adanya hiperealitas di dalam suatu film adalah
penonton.
Proses pembuatan film tidak luput dari proses berpikir tentang ide apa
khalayak pecinta film. Salah satu pertimbangan dalam pembuatan film adalah
tentang adaptasi dari suatu karya sastra berupa novel dan/atau komik. Proses
adaptasi suatu karya tersebut dapat memberikan efek yang lebih mendalam
2
karena adanya proses transformasi dari bentuk karya seni yang awalnya hanya
adanya pengangkatan isu atau masalah yang terjadi di masyarakat. Isu atau
masalah yang diangkat ke dalam film tersebut disusun di dalam naskah dan
nantinya ditunjukkan oleh para aktor yang saling berperan mengisi karakter
kritis mengenai isu yang ada di dalam masyarakat dan diharapkan mampu
ditontonnya.
latar tempat, dan suasana latar untuk membangun makna yang lebih mudah
dipahami ketika sedang menyaksikan film. Sudut pengambilan adegan film turut
scene atau adegan yang nantinya disatukan lagi menjadi kesatuan yaitu film.
Di antara sekian banyak media, film adalah bidang yang paling menarik
dan populer. Karena berisi audio dan video, merupakan tempat dimana
sutradara dapat dengan bebas menuangkan pesan dan kesan yang ingin
pesan yang ingin disampaikan oleh sutradara. Jadi kita tidak perlu repot-repot
3
bermimpi seperti membaca buku atau mendengarkan radio. Film sudah
mencakup keduanya, jadi yang harus penonton lakukan adalah menonton dan
kejahatan, peristiwa mistik, romansa dan seks serta masih banyak lagi yang
membentuk realitas sosial kita melalui mata yang tajam dari pengambilan
pemahaman, pendapat dan perasaan. Ini karena kita terkadang dipaksa oleh
protagonis ketika kita menonton film. Untuk membantu Anda memahami latar
Alhasil, Anda bisa langsung merasakan bagaimana perasaan sang aktor dalam
film tersebut, entah sedang senang, sedih atau marah. Oleh karena itu, tidak
dapat disangkal bahwa sinema merupakan medan yang sangat efektif untuk
film menciptakan ekspresi paling kuat yang dibuat oleh pikiran manusia.
terhadap kehidupan seseorang sangat besar, pikiran, gaya hidup, tindakan, dan
bahkan kata-kata yang melihatnya. Karena film memiliki pesan moral, film juga
pikiran dan tindakan Anda. Bisa berkaitan dengan nilai kehidupan, nilai agama,
nilai budaya, atau nilai sosial lainnya dan lebih dikenal dengan nilai moral.
4
Menurut Mac Quail dalam Bagus Fahmi (2017), film pertama kali
ditemukan pada abad 19, tetapi memiliki fungsi yang sama dengan medium
drama, lawak dan sajian teknis lainnya pada masyarakat umum. Kehadiran film
sebagian merupakan respon terhadap “penemuan” waktu luang diluar jam kerja
terhadap kebutuhan menikmati waktu senggang secara hemat dan sehat bagi
lain secara tatap muka atau tidak langsung melalui media, untuk tujuan
ini terdiri dari simbol-simbol yang digunakan partisipan dalam komunikasi, baik
verbal (lisan dan tulisan) maupun non-verbal (berbagai sinyal yang tidak meliputi
gerakan tubuh, gambar, warna, dan kata-kata) atau bahasa). Sebagai simbol
5
perasaan. Film memiliki andil dalam pembentukan kognisi atau mengantarkan
dipahami dan diterima oleh audiens dalam waktu yang sama. Salah satu film
luar negeri yang dapat dijumpai di Indonesia adalah Film Soul. Film Soul
merupakan film animasi yang dirilis oleh Disney, Film Soul ini dikerjakan oleh
berjudul Inside Out pada tahun (2015), Up (2009), Monsters inc (2001).
sutradara di Film Soul tersebut, dan waktu penyelesaiannya dalam film ini
proses produksi film Soul rilis ditahun 2020. Film Soul mengambil latar di era
Beberapa hal yang menarik dari film Soul diantaranya adalah pengisi suara
terkenal yang kemudian memberi jiwa pada setiap adegan dan karakter pada
film, animasi dan visual pixar yang tidak akan diragukan lagi dalam dunia
perfilman, menceritakan perjalanan jiwa pada karakter film yang memiliki makna
sangat dalam dan bisa disajikan hingga mudah dicerna berbagai kalangan usia,
film film diputar serta film ini merupakan bentuk dari gambaran film animasi yang
bukan sekedar memberi hiburan tetapi juga memberi renungan pada kehidupan
6
kita. Film memberikan makna melalui lambang dan reka adegan yang membuat
Terdapat beberapa teori yang cocok untuk menjadi landasan teori pada
film Soul, beberapa diantaranya adalah teori semiotika dari Roland Barthes,
teori hirarki kebutuhan dari Abraham Maslow dan teori psikoanalisis dari
Sigmund Freud. Peneliti menilai bahwa film Soul lebih tepat dianalis dengan
teori semiotik, hal ini dikarenakan teori ini menerangkan makna konotasi
Teori semiotik Barthes yang dikutip Vera (2014:27), bermula secara harfiah
Barthes percaya bahwa hubungan antara penanda dan petanda tidak terbentuk
secara alami tetapi arbitrer. Jika Saussure menekankan makna hanya pada
pertama adalah hubungan antara penanda (ekspresi) dan petanda (isi) dalam
sebuah tanda dengan realitas eksternal. Itulah yang disebut Barthes sebagai
7
denotasi, yaitu makna tanda yang paling nyata. Sementara itu, untuk
terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi pembaca dan nilai-
budaya pengguna, dan interaksi antara konvensi teks dan konvensi yang
dialami dan diharapkan oleh pengguna. Saat melihat artikel berita, menjadi jelas
bahwa simbol verbal, visual, dan jenis lain yang menggambarkan bagaimana
bukan hanya maknanya. Oleh sebab itu, teori semiotika sangat cocok dalam
Berkenaan dengan film dengan banyak simbol dan tanda, fokus utama
peneliti adalah pada kajian semiotika. Semiotika akan sangat membantu dalam
semiotika adalah studi tentang tanda. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, kita
akan melihat semiotika Roland Barthes. Dalam semiotika, Roland Barthes akan
8
fokus pada tiga poin dalam kajiannya tentang pesan dan adegan: makna,
implikasi, dan mitos. Melalui tiga poin ini, kita akan menggali lebih dalam makna
dan pesan Jiwa Pete Docter. Ide terkenal Roland Barthes adalah "two order of
Pesan moral dalam sebuah film yang ditandai dalam gambar visual
tentunya akan memberi kesan mendalam bagi yang menonton. Kesan tersebut
tersebut yang memberikan peneliti ide untuk meneliti film “Soul”. Karena film
terhadap setiap perilaku bahkan pemaknaan logo dan kalimat pada setiap yang
diucapkan. Namun hal tersebut dapat dipelajari agar individu dapat saling
memahami dan tidak terjadi miss komunikasi serta mencapai tujuan yang
film Soul dengan mengambil judul penelitian yaitu Makna Peran Public Relation
Dalam Film Soul (Analisa Semiotika Roland Barthes). Peneliti ingin semua
orang terutama orang tua dan anak dapat belajar mengenai proses “mengenal
diri sendiri” dalam proses tumbuh kembang. Hal ini didasari dengan adanya
kondisi “parental burnout” pada orang tua dalam mendidik anaknya terutama di
9
rumah. Dengan film “soul” orang tua diharapkan mampu belajar mengenai hak
yang didapatkan oleh seorang anak berdasarkan bakat dan potensi dimiliki.
1. Bagaimana peran public relation dalam film “Soul” karya Pete Docter?
2. Apa saja makna penanda (signifier) dan petanda (signified) pesan moral
1. Untuk mengetahui peran public relation dalam film soul karya Pete Docter.
10
1.4 Manfaat Penelitian
Film ini merupakan karya Pete Doctor yang tidak hanya memberikan
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mancanegara. Setiap film memiliki makna yang tersirat sesuai dengan dialog
maupun adegan dalam film. Bahkan film animasi bisa memberikan efek
pesan moral yang sangat baik melalui efek atau audio visual, sehingga
penonton mendapat pesan dari film tersebut. Ditinjau dari kajian pustaka
12
Barthes Pada Film Man dan sikap praktisi karena adanya rasa
Of Taichi). keingintahuan, kesamaan, kebiasaan
dan hubungan timbal balik.
M Abdur Rosyidin/ 2017/ Kualitatif Simbol-simbol pesan moral yang ada
Pesan Moral Pada pada sinetron Mahabharata yaitu, dialog
Sinetron Mahabarata dari parah tokoh film, gerak tubuh,
episode 51 (Studi ekspresi dari para tokoh dalam film,
Analisis Semiotika Model latar belakang dan musik ilustrasi
Roland Barthes).
Yoyon Mudjono/ 2011/ Kualitatif Jurnal ini membahas mengenai
Kajian Semiotika dalam semiotika yang terdapat dalam sebuah
Film. Jurnal Ilmu film. Semiotika merupakan suatu studi
Komunikasi, Vol. No.1, ilmu atau metode analisis untuk
April 2011 ISSN: 2088- mengkaji tanda dalam suatu konteks
981X. skenario, gambar, teks, dan adegan di
film menjadi sesuatu yang dapat
dimaknai.
Dimas Suryo Prayogo/ Kualitatif Film judul Jakarta Maghrib
2012/ Analisis Semiotik menceritakan mitos-mitos tentang
pada Film Jakarta maghrib, serta sifat individualitas warga
Maghrib Jakarta. Film ini menjelaskan bahwa
maghrib saat ini bukan persoalan
religius semata. Bagi masyarakat
Jakarta, maghrib sudah menjadi
persoalan sosio-kultur dan penanda
sosial.
menunjukkan bidang kajian yang mempelajari arti atau makna suatu tanda
atau simbol. Menurut Segers (Sobur: 2015), bidang kajian yang disebut
13
semiotika telah banyak dibicarakan di negara-negara Anglo-Saxon. Semiotika
kaitannya dengan karya Charles Sanders Pierce dan Charles Morris. Baik
sistem komunikasi yang terdiri dari tanda-tanda, tetapi dari sudut pandang
pikiran manusia, dunia itu sendiri juga terdiri dari tanda dan makna. Semiotika
interpretasi simbol dalam konteks naskah, gambar, teks, dan adegan sebuah
film. Sementara itu, kata “semiologi” berasal dari bahasa Yunani semeion
yang berarti “tanda” atau seme yang berarti “penafsir suatu tanda”. Semiotika
memiliki asal-usul dalam studi klasik dan skolastik logika, retorika dan etika.
dan lain-lain dalam bahasa Yunani semeion, yang diartikan sebagai lebih dari
di bawah praktik sosial yang dibangun sebelumnya. Tanda dari era masa
Yunani itu masih berarti menunjuk pada ke sesuatu yang lain. Merokok
misalnya, menunjukkan adanya api (Wibowo, 2011:5). Saat ini film dapat
merujuk pada tanda dan makna yang tersirat serta tersurat. Sehingga
memberikan efek makna yang positif maupun negatif dari tiap pesan yang
14
2.2.1 Teori Semiotika oleh Roland Barthes
mencakup berbagai sistem simbol yang bekerja sama dengan baik untuk
yang dikemukakan oleh Roland Barthes, yaitu tabel registrasi dan istilah.
Saussure, yang memiliki sebutan konotatif dan mitologis. Ada tiga hal
15
memiliki arti yang sebenarnya. Konotasi di sisi lain, mengungkapkan
terlihat dalam kenyataan (indikatif) dan tanda yang tersirat, sebagai lawan
Dengan kata lain, Cobley & Jansz menyatakan bahwa "singa" adalah
tetapi juga memiliki kedua bagian dari tanda inklusif yang mendasari
16
2.2.2 Teori Hirarki Kebutuhan oleh Abraham Maslow
Abraham Maslow sebagai teori pendukung untuk menjelaskan
sehari-hari. Ada 5 hal dalam hirarki tersebut dimulai dari yang paling
bawah
yaitu:
istirahat)
2. Rasa aman
pertemanan)
17
5. Aktualisasi diri (pencapaian potensi maksimal seseorang, termasuk
daripada yang lain. Misalnya, jika seseorang haus, mereka akan mencoba
untuk menghilangkan rasa haus mereka. Orang bisa hidup tanpa makanan
aktualisasi diri.
memenuhi kebutuhan yang berbeda ini ditolak oleh dua kekuatan: motivasi
18
tumbuh dan berkembang. Kemampuan ini adalah sifat bawaan setiap
individu sehari-hari.
Psikologi telah diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri sejak tahun
saat itu, psikologi berkembang pesat dan berbagai aliran telah lahir. Salah
pada saat yang bersamaan. Peran penting dari naluri dan agresi bawah
19
Psikoanalisis Freud dapat diklasifikasikan sebagai ilmu manusia baru,
tunduk pada banyak kontradiksi. Bahkan saat ini, teori ini telah dikritik oleh
akal bagi orang untuk memberikan bukti ilmiah dengan menggunakan teori
dalam teori kepribadian, dalam sebagian besar teori kepribadian, ikut serta
kepribadian sebagai arah utama psikologi, yang dengan mudah dapat kita
kemudinya. Dalam konsep ini, tugas dari Ego adalah mencegah atau
dicegah oleh Ego. Dalam konsep ini Freud memiliki pandangan bahwa
tuntutan dari naluri dalam Id akan dikendalikan jika fungsi logis rasional
20
dalam Ego. Dalam teori psikoanalisis oleh Sigmund Freud terdapat 3 unsur
1. Id
pertimbangan moral
2. Ego
manusia. Ego belum mengenai apakah hal tersebut baik atau buruk.
3. Superego
lalu serta semua tingkah laku dan refleksi yang dipelajari (Ahmad, 2017).
air adalah adalah alam sadar dan yang tenggelam adalah alam tak sadar.
21
kekuatan alam bawah sadar, dorongan biologis, serta insting sebelum usia
bawah sadar terdapat hal-hal yang sulit untuk dibawa ke alam sadar, tetapi
film adalah karya cipta dan seni adalah media tontonan massal
cakram video dan/atau hasil. Penemuan teknis lainnya dari segala bentuk
dan jenis. Ukuran melalui proses kimia, proses elektronik, atau proses lain
22
dan sebagainya. Dengan atau tanpa suara, film adalah rangkaian gambar
Semiotics of Media menganalisa film dari tiga jenis atau kategori utama:
berikut.
a) Film Fitur
narasi yang terdiri dari tiga tahap. Pra-produksi adalah periode di mana
skrip dibuat. Skenario ini dapat berupa novel, cerita pendek, cerita fiksi,
atau kisah nyata yang diubah atau adaptasi cetak lainnya. Itu juga dapat
b) Dokumenter
c) Film Animasi
optik gerakan dalam serangkaian gambar objek dua atau tiga ukuran.
23
dengan papan cerita persiapan, serangkaian sketsa menggambarkan
Sebuah film secara struktural terdiri dari banyak frame, adegan, dan
tertentu dalam cerita dan menempatkan kamera pada posisi terbaik untuk
disampaikan melalui film animasi 'Soul'. Cerita film ini sangat sederhana.
The Great After, di mana jiwa orang mati berada. Joe menjelajahi alam
24
agung sebelumnya, di mana jiwa-jiwa mereka yang akan dilahirkan belum
siap untuk mati. Di sinilah kisah nyata dimulai dan Soul ternyata menjadi
jazz menjadi keraguan dan keraguan tentang arti makna hidup. Meneliti
dan mengembangkan karakter Joe tidak dipaksakan karena ada alur cerita
biasa yang benar-benar belajar untuk hidup, dan dia akan memiliki
penonton yang bisa berhubungan dengan cerita ini. Cerita, yang berfokus
pada karakter Joe, yang memiliki kekuatan tendensi datar, juga tidak
Joe dan pemain berusia 22 tahun itu saling melengkapi kekuatan dan
kelemahan masing-masing.
sangat penting. Ide di balik film ini datang dari Docter. Suatu hari Pete
berpikir tentang apa yang harus dilakukan sebelum makan siang dan
memenangkan penghargaan.
25
Peneliti percaya bahwa film ini layak ditonton bagi mereka yang tidak
kehidupan. Jiwa akan membuka hati dengan cara yang sederhana dan
bersahaja. Tujuan hidup itu sendiri sangat filosofis, sehingga tidak mudah
untuk dipahami walaupun terkesan sepele. Ada banyak orang paruh baya
Jika dicermati, film tentang tujuan hidup ini terlalu sulit untuk
dipahami oleh anak kecil. Mengingat tujuan utama film ini adalah untuk
sangat berkualitas. Jika anak-anak pun memahami pesan dan tanda yang
untuk empat film animasi lainnya: Families: New Age, Forward, Above the
Moon dan Wolf Moves. Karena pandemi COVID-19, Golden Globe 2021
akan divirtualisasikan di Los Angeles dan New York, AS. Tidak seperti
26
Soul, Disney dan Pixar kembali menggarap animasi pada tahun 2021
(Jack Dylan Grazer) raksasa dan dia seseorang yang menyukai hal baru.
Alberto Scorfano terjadi di pantai indah Riviera Italia dari akhir 1950 hingga
1960-an. Film ini kurang lebih tentang monster laut remaja yang berada
dalam tahap di mana dia ingin tahu tentang apa yang dilarang orang
tuanya: bumi dan dunia terestrial. Akhirnya, Luca bertemu dengan Alberto,
antara mereka. Luca, yang terlalu naif terhadap dunia permukaan, terlalu
mudah tergerak oleh Alberto, yang tidak tahu banyak tentang dunia
munculnya dan konflik teman baru antara Luka dan Alberto, nostalgia
bernostalgia. Konflik yang disajikan oleh Luca mungkin tidak serumit film
Pixar sebelumnya.
27
Perbedaan antara Soul dan Luca adalah pada film Luca tidak terlalu
penonton yang memberikan banyak tanda bahwa hal yang terjadi dalam
film adalah hal yang banyak terjadi pula pada kehidupan sesungguhnya.
(2018), menjelaskan bahwa public relation adalah proses kontinu dari usaha-
Sebuah film tentu saja tersirat dan tersurat makna, hal tersebut
sutradara dan crew selalu berupaya untuk menyampaikan pesan baik dan
buruk pada peran yang dimainkan oleh aktor bahkan dalam bentuk animasi.
28
Seorang public relation harus dapat mengidentifikasi atau mengenali hal-
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Paradigma kritis ialah salah satu cara pandang terhadap realitas sosial yang
Habermas praksis bukanlah tingkah laku buta atas naluri belaka, melainkan
dipakai peneliti dalam Analisis Film Soul didasarkan teori Roland Barthes.
jenis penelitian model analisis semiotik Roland Barthes. Model ini dipilih
dalam film Soul, serta mendeskripsikan pesan moral aktualisasi diri. Unit
Analisis dalam penelitian ini adalah audio dan visual, yaitu scene adegan dan
30
aktualisasi diri pada tiap tokoh yang terjadi di dalam film Soul. Dimana scene
merupakan potongan dari suatu film yang terdiri dari adegan-adegan, dan
dialog-dialog. Berbeda dengan shot yang hanya terdiri dari satu adegan,
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua macam jenis data untuk
a. Data Primer
b. Data Sekunder
31
3.3 Teknik Pengumpulan Data
yang berdasarkan pada pencarian data berupa DVD film, buku (text book),
skripsi, jurnal, situs internet, dan lain sebagainya yang dianggap relevan
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini peneliti hanya meneliti scene yang
32
sebuah model sistematis yaitu, gagasan tentang signifikasi dua tahap (two
order of signification).
Dalam analisa film Soul ini peneliti menggunakan 2 tahap analisis, yaitu:
a. Deskripsi makna denotatif, yakni makna dari tanda yang terdefinisi secara
a. Penanda Denotatif
b. Petanda Denotatif
c. Tanda Denotatif
d. Penanda Konotatif
e. Petanda Konotatif
f. Tanda Konotatif
33
3.4 Fokus Penelitian
dan pertanda dalam film Soul karya Pete Docter yang mengandung makna
Mencari topik yang menarik ialah langkah awal yang harus dilakukan
dianggap menarik dan layak untuk diteliti. Topik yang bagus akan
b. Merumuskan masalah
c. Merumuskan Manfaat
34
d. Menentukan metode penelitian
Dengan cara menetapkan adegan film Soul yang mana saja yang akan
diskriminasi gender
f. Menganalisis data
g. Menarik kesimpulan
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini mengungkap tentang simbol-simbol komunikasi non verbal yang
35
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Pada Bab ini terdiri dari dua sub Bab yaitu kajian pustaka dan kajian teori.
Kajian pustaka berisi pembahasan tentang karya tulis para ahli yang
memberikan teori atau opini yang berkaitan dengan fokus penelitian. Kajian
Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni deskripsi subyek penelitian dan
Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yang pertama mengupas tentang
temuan penelitian dan yang kedua berisi tentang temuan dengan teori.
BAB V : PENUTUP
Penutup berupa Kesimpulan data dan Saran Penelitian. Menyajikan inti dari
film “Soul” di Jakarta dan waktu penelitian dilakukan bulan Februari 2022.
36
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur. 2015. Analisis Teks Media. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya
Bagus Fahmi. 2017. Representasi Pesan Moral Dalam Film Rudy Habibie Karya
Hanung Bramantyo (Analisis Semiotika Roland Barthes). Skripsi: FISIP
Universitas Riau
Danesi, Marcel. 2010. Pesan Tanda dan Makna: Buku Teks Dasar Mengenai
Semiotika dan Teori Komunikasi. Yogyakarta: Jalasutra
Effendy, Onong U. 2008. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT.
Citra Aditya Bakti.
37
Kristanto, J.B. 2007. Katalog Film Indonesia. 1926-2007. Jakarta. Penerbit
Nalar.
McQuail, Denis. 2003. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Edisi Kedua.
Jakarta: Erlangga
Normawati, Maryam, S., & Priliantini, A. (2018). Pengaruh Kampanye "Let's
Disconnect to Connect" Terhadap Sikap Anti Phubbing (Survei Pada
Followers Official Account Line Starbucks Indonesia). Jurnal Komunikasi
Media dan Informatika, Vol. 7, No. 3, 155-164.
Sobur, A, 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Putu Krisdiana, Nara Kusuma. 2019. Analisis Semiotika Roland Barthes Pada
Ritual Otonan di Bali. Skripsi: Manajemen Komunikasi Univesitas Telkom
Bali.
Piliang, Yasraf Amir. Semiotika dan Hipersemiotika; Gaya, Kode & Matinya
Makna, Matahari, Bandung, 2012
Rahmar Hidayat, Deden. 2011. In Zaenudin A. Naufal. Teori dan Aplikasi
Psikologi Kepribadian dalam Konseling. Ghalia Indonesia
Vera Nawiroh. (2014). Semiotika Dalam Riset Komunikasi. Bogor : Ghalia
Indonesia
Wibowo, Wahyu. 2011. Semiotika Komunikasi: Aplikasi Praktis Bagi Penelitian
dan Skripsi Komunikasi. Jakarta: Mitra Wacana Media
Wiraatmadja, S. (2003). Pengantar Psikologi Umum. Ungaran: STT Simpson.
Wirianto, R. dan Girsang, L.R.M. 2016. Representasi Rasisme pada Film “12
Years A Slave” (Analisis Semiotika Roland Barthes). Jakarta
38
LAMPIRAN
39
Scenes 1
Dimaknai dari profil seorang guru musik bernama Joe Gardner yang
merasa hidupnya kurang bermakna, tidak memberi kebahagiaan orang
sekitar baik murid maupun ibunya seorang penjahit. Saat scene ini, Joe
mendapat kesempatan masuk menjadi pianis musisi idolanya yaitu Dorothea
Williams. Namun, dalam perjalanan tidak sengaja masuk kedalam lubang,
hingga ketika bangun Joe menjadi karakter berwarna biru dan berkacamata
persis seperti pada scene diatas.
Konotasi
Mitos
40
perjalanan untuk mengingat kembali apa yang telah dilakukan selama hidup.
Sementara itu, ada yang berpendapatan bahwa orang yang sedang dalam
kondisi koma akan mendapat pengalaman spiritual yang akan memberikan
arti hidup kepada dirinya paska diberi kesempatan kembali untuk hidup.
Scene 2
Konotasi
41
Mitos
Konotasi
42
Seminar Dirimu merupakan representatif dalam jiwa manusia dalam
mengekspresikan dirinya, scene ini berkonotasi bahwasanya seorang Joe
Gardner sedang berusaha untuk kembali ke tubuhnya dan mengingat
keseharian yang dilakukannya. Ternyata, keseharian dirinya begitu
membosankan dan kurang bergairah. Tetapi seorang Joe tidak menyerah
untuk mendapat apa yang dicitakannya menjadi soerang pianis terkenal.
Mitos
Scene 4
43
inilah yang menimbulkan percikan api dalam diri 22 yang melengkapi dirinya
untuk dapat hidup ke alam dunia. Scene ini memberikan gambaran seorang
Joe yang terjebak dalam tubuh kucing berusaha memahami kebingungan
jiwa yang belum pernah masuk dalam kehidupan nyata.
Konotasi
Konotasi dalam scenes ini adalah pada akhirnya proses yang dilalui oleh
Joe untuk kembali ketubuh asli akhirnya berhasil karena dibantu oleh
seorang yang digambarkan menjadi pelaut dengan kapal besarnya. Kapal
besar tersebut memberikan tumpangan kepada Joe untuk menemukan lokasi
dan cara kembali. Meskipun dilain sisi, cara tersebut melanggar aturan dunia
soul.
Mitos
Secara mitos, seseorang yang berlayar yang membantu para jiwa yang
kehilangan arah adalah malaikat. Malaikat adalah bentuk dari kepercayaan
seseorang yang memiliki banyak arti, namun seorang pelaut ini adalah sosok
yang memiliki solusi atas kegelisahan dan kegalauan Joe dalam menemukan
tubuh dirinya dan kembali kedunia agar memperbaiki kondisi hidupnya.
Scenes 5
44
Gambar 5. Scene Pertemuan Joe Gardner
Denotasi
Konotasi
Mitos
Mitosnya adalah jika seseorang berani bertekad akan masa depan dan
memulai dengan action, pastinya akan terwujud. Namun jika hanya sekedar
rencana maka tersebut bisa jadi tidak terwujud. Joe memberikan bukti bahwa
45
semua yang kita impikan tidak semata-mata perlu rencana saja tetapi tekad
dan keberanian membuktikan kepada orang disekitar kita.
46