PROFOSAL PENELITIAN
Oleh :
MUH. MUJMAL
55182042FE16
i
HALAMAN PENGESAHAN
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Dekan
FakultasEkonomi
TanggalPengesahan :…………………2020
ii
HALAMAN PENGESAHAN
NPM : 55182042FE16
Fakultas : Ekonomi
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 20 juni 2020 dan
dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.
Menyetujui,
Penguji 1,
penguji 2, penguji 3,
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala, atas limpahan
Wanasaba)”.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis menyadari bahwa bimbingan dan bantuan
menuju zaman yang mengenal Al-Qur’an & Sunnah sehingga jelas mana hak
dan batil.
2. Bapak Dr. H. Ali Bin Dahlan, S.H, M.M Selaku Rektor Universitas Gunung
4. Bapak Asrin, SE. M,Ak selaku Wakil Dekan Fakultas Ekonimi Universitas
5. Ibu Sirrul Hayati, Se, M.Ak selaku Kaprodi Fakultas Ekonomi Universitas
Gunung Rinjani .
iv
6. Drs. H. Fathurrahman., M.Si sebagai dosen pembimbing yang telah mau
8. Ayah dan Ibu yang telah membantu dengan mengorbankan waktu, uang,
kebersamaan ini bisa terus berlanjut sampai kita tua nantinya dan intinya
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik untuk perbaikan proposal ini. Tak lupa
penulis memohon maaf atas segala kekurangan dalam proposal ini, Akhirnya
penulis berharap semoga proposal ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan
bagi penelitian selanjutnya yang mengkaji masalah yang sama dan menjadi
MUH. MUJMAL
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI.......................................................Error! Bookmark not defined.vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR...........................................Error! Bookmark not defined.ix
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................6
1.3 Tujuan Peneliian ..........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................8
2.1 Penelitian Terdahulu ......................................................................................8
2.2 Landasan Teori ............................................................................................10
2.2.1 Theory of reasoned action (TRA)..........................................................10
2.2.2 Teori Atribusi.........................................................................................12
2.2.3 Wajib Pajak Oang Peribadi....................................................................14
2.2.4 Kepatuhan Pajak....................................................................................15
2.2.5 Kesadaran Perpajakan............................................................................18
2.2.6 Sikap Rasional.......................................................................................20
2.2.7 Lingkungan............................................................................................21
2.2.8 Sanksi Denda.........................................................................................22
2.2.9 Pelayanan Fiskus...................................................................................23
2.3 Kerangka Konseptual ..................................................................................25
2.4 Pengembangan Hipotesis .............................................................................27
2.4.1 Pengaruh Kesadaran Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak...............27
2.4.2 Pengaruh Sikap Rasional Terhadap Kepatuhan Pajak...........................27
2.4.3 Pengaruh Lingkungan Terhadap Kepatuhan Pajak................................28
2.4.4 Pengaruh Persepsi Sanksi Denda Terhadap Kepatuhan Pajak..............29
2.4.5 Pengaruh Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan pajak...............................30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................31
3.1 Klasifikasi Dan Definisi Operasional Variabel Penelitian .........................31
3.1.1 Klasifikasi Variabel Penelitian..............................................................31
3.1.2 Definisi Operasional Variabel...............................................................31
3.2 jenis penelitian .............................................................................................35
3.3 populasi dan sampel ....................................................................................35
3.3.1 populasi..................................................................................................35
3.3.2 Sampel...................................................................................................36
3.4 Jenis Dan Sumber Data ...............................................................................37
3.4.1. Jenis Data..............................................................................................37
3.4.2. Sumber Data.........................................................................................37
3.5 Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................38
3.6 Teknik Analisis Data ...................................................................................38
3.6.1. Uji Kualitas Data..................................................................................39
3.6.2. Uji Asumsi Klasik.................................................................................39
3.6.3. Analisis Regresi Berganda....................................................................40
3.8.4. Uji Hipotesis.........................................................................................42
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................44
LAMPIRAN- LAMPIRAN.................................................................................47
DAFTAR TABEL
HALAMAN
DAFTAR GAMBAR
HALAMAN
gambar 2.1 kerangka konseptual............................................................................26
x
BAB I
PENDAHULUAN
memiliki tiga sumber pendapatan yaitu pajak, bukan pajak dan dana hibah.
disebutkan bahwa pendapatan negara adalah semua penerimaan yang berasal dari
dalam dan luar negeri. Dari ketiga sumber pendapatan negara, pajak memiliki
)., karena pajak merupakan satu-satunya sumber penerimaan negara yang bersifat
kemakmuran rakyat.
adalah konteribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang peribadi atau
2015:1).
Begitu penting peranan pajak dalam kehidupan bernegara khusunya di
Indonesia, oleh karena itu pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pajak terus
besarnya pajak yang dibayarkan (Thomas, 2016:14). Sistem ini digunakan dalam
memungut pajak pusat/pajak negara, yang artinya adalah wajib pajak diberikan
sendiri kewajiban pajaknya (4M). (Jeni Susyanti dan Ahmad Dahlan, 2015:4).
dalam membayar pajak secara sukarela. Sistem ini tercermin dalam perhitungan
PPh di akhir tahun, keberhasilan sistem ini sangat bergantung dari kesadaran
peran aktif masyarakat dalam peroses penetapan utang pajak secara akurat, yang
perpajakan.
Menurut Nurmantu dalam Rahayu (2010:138) menyatakan bahwa kepatuhan
tersebuat dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam mendaftarkan diri,
mengenai segala hal yang ditafsirkan, analisis, dan diingat dari sekumpulan
informasi mengenai dunia sosial (Baron dan Byrne 2003). Mengingat perpajakan
merupakan salah satu bentuk interaksi masyarakat dengan pemerintah yang diatur
mengenai segala hal yang bersumber dari interaksi masyarkat dengan pemerintah
terhadap kecurangan.
untung rugi yang akan di dapat ketika melakukan pembayaran pajak. Apabila
wajib pajak merasa terbebani dan tidak merasakan secara langsung manfaat dari
Selain itu, apabila dalam lingkungan sekitar wajib pajak tidak kondusif
yang berlaku, prosedur yang berbelit-belit dan harus mengeluarkan biaya untuk
urusan di kantor pajak, para pemimpin dan tokoh masayarakat juga tidak
memberikan contoh yang baik untuk masyarakatnya, maka wajib pajak, di kantor
Isu kepatuhan perpajakan ini menjadi penting karena ketidak patuhan secara
pajak (WP badan dan WP OP) yang ada di Wilayah Jawa Tengah dan DIY dengan
pajak yang signifikan antara periode sebelum kerisis ekonomi dengan periode
sebagai variabel terikat, dan sikap wajib pajak terhadap sanksi denda PBB, sikap
wajib pajak terhadap sikap fiskus, dan sikap wajib pajak terhadap penghindaran
PBB dalam memenuhi kepatuhan WP PBB sebagai variabel bebasnya, baik secara
namun Suyatmin menambahkan dua variabel bebas lainya, yaitu sikap wajib
pajak terhadap kesadaran bernegara dan sikap wajib pajak terhadap kesadaran
signifikan dari sikap wajib pajak terhadap prioritas pembangunan daerah, sikap
wajib pajak terhadap sanksi denda PBB, sikap wajib pajak terhadap fiskus, sikap
wajib pajak terhadap penghindaran PBB, sikap wajib pajak terhadap kesadaran
terhadap kepatuhan wajib pajak yang dilakukan di kota Semarang, dimana hasil
penelitian yang di dapat menunjukkan sikap wajib pajak terhadap sanksi denda,
pelayanan fiskus dan kesadaran perpajakan secara parsial memiliki pengaruh yang
melakukan penelitian yang relatif sama. Meski demikian, penelitian yang akan
mengkaji mengenai tingkat kepatuhan wajib pajak badan dan wajib pajak PBB.
Hal ini tentu menimbulkan kesenjangan penelitian yang membutuhkan penelitian
atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul skripsi Analisis
Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris WPOP Wilayah
kepatuhan pajak.
pajak.
pajak.
pajak.
5. Mengetahui dan menganalisis pengaruh sikap fiskus terhadap kepatuhan
pajak.
1.4.1.1Manfaat Teoritis
berkembang.
TINJAUAN PUSTAKA
dan wajib pajak orang peribadi) sebagai variabelnya, pada masa sebelum dan
perbedaan yang signifikan antara kepatuhan wajib pajak pada masa sebelum
wajib pajak PBB sebagai variabel terikat, sedangkan sikap wajib pajak terhadap
perioritas pembangunan daerah, sikap wajib pajak terhadap sanksi denda PBB,
sikap wajib pajak terhadap fiskus dan sikap wajib pajak terhadap penghindaran
PBB sebagai variabel bebas, adapun sampel yang digunkan dalam penelitian ini
adalah wajib pajak PBB yang terdaftar di KP PBB yang ada di Semarang.
Penelitian ini berusaha mengetahui dan mengalisis apakah keempat faktor diatas
hasil penelitian ini menunjukan bahwa sikap wajib pajak terhadap pembangunan
daerah, sikap wajib pajak terhadap sanksi denda PBB, sikap wajib pajak terhadap
pelayanan fiskus dan sikap wajib pajak terhadap penghindaran sanksi PBB
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak PBB, baik
dilakukan oleh kahono (2003), dimana penelitian ini menggunakan wajib pajak
PBB yang terdaftar di KP PBB sebagai sampel, namun ditempat yang berbeda
dan kesadaran perpajakan sebagai variabel bebas. Adapun hasil yang didapat
WPOP di Kota Semarang sebagai variabel terikat dan sikap wajib pajak terhadap
sanksi denda, sikap wajib pajak terhadap pelayanan fiskus, sikap wajib pajak
didapat menunjukan bahwa sikap wajib pajak terhadap pelaksanaan sanksi denda,
sikap wajib pajak terhadap pelayanan fiskus dan sikap wajib pajak terhadap
wajib pajak.
Baliwetri sebagai sampel penelitiannya dan dengan kepatuhan wajib pajak dalam
perpajakan, sikap rasional, lingkungan wajib pajak berada, hukum pajak dan sikap
kesadaran pajak, sikap rasional, lingkungan, sanksi denda dan sikap fiskus
terhadap kepatuhan wajib pajak (studi empiris pada WPOP di Wilayah KPP
variabel terikat dan kesadaran pajak, sikap rasional, lingkungan, sanksi denda dan
sikap fiskus sebagai variabel bebasnya. Adapun hasil dari penelitian ini
dan sikap fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak,
yang berpengaruh pada para wajib pajak dalam pemenuhan kewajibannya. Dan
perbedaan penelitian saat ini dengan sebelumnya terletak pada tempat dan periode
yang digunakan dan berbeda pula pada sampel, cara penentuannya serta variabel
Theory of reasoned action (teori alasan bertindak), teori ini pertama kali
dikembangkan oleh Martin Fisbein dan Icek Ajzen (1975,1980). Metode inilah
yang mendasari adanya psikologi sosial. Ajzen (1980) menyatakan bahwa niat
1. Sikap
perilaku.
2. Norma subjektif
aturan dan norma sosial yang membentuk suatu perilaku. Fisben dan
tidak.
Tujuan dari perilaku menurut Fisbein dan Ajzen (1975), merupakan kekuatan
relevansi dari penelitian ini dengan theory of reasoned action diatas terletak ketika
dan aspek dirinya sendiri (Pita Kecil, 2017). Persepsi seseorang untuk membuat
penilaian mengenai oang lain sanggat dipengaruhi oleh faktor internal maupun
dipengaruhi oleh motif dan maksud dari pelaku yang didasari oleh penilaian
mereka tentang pajak itu sendiri. Penilaian pelaku terhadap pajak akan
mempengaruhi perilakunya untuk patuh atau tidak patuh terhadap ketentuan pajak
yang ada. Dan dalam hal ini teori atribusi sangat relevan untuk menerangkan
maksud tersebut.
ditimbulkan secara internal atau eksternal, Robbins (2001) dalam anisa (2012).
Perilaku seseorang yang didasari oleh faktor internal merupakan perilaku yang
secara sadar dilakukannya dan timbul secara sukarela, sedangkan perilaku yang
didasari oleh faktor eksternal merupakan perilaku yang timbul dari luar diri yang
McDermott, (2009 : 61) dalam (Ambar, 2017) Ketiga dimensi tersebut secara
adalah:
pintar”.
merasa sakit”
saya”
makanan saya”.
Penggunaan toeri atribusi dalam permasalahan kepatuhan wajib pajak ini
wajib pajak dalam menentukan sikap patuh atau tidak patuh terhadap peraturan
perpajakan.
wajib pajak orang peribadi subjek dalam negeri dan wajib pajak orang peribadi
Wajib pajak orang perbadi yang menjadi subjek dalam negeri menurut
Orang peribadi yang berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam
Wajib pajak orang peribadi yang menjadi subjek pajak luar negeri menurut
Orang peribadi yang tidak tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari
yang tidak tinggal di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka
bebas dan wajib pajak orang peribadi pengusaha tertentu (WP OPPT), serta orang
peribadi yang menjalankan usaha atau pekejaan bebas seperti karyawan atau
suka menurut (perintah dan sebagainya); taat (pada perintah, aturan, dan
organisasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuai dengan aturan yang telah
ditetapkan.
indikator tingkat pemenuhan kewajiban pajak terdiri dari tax ratio serta pengisian
(2004) dalam wulansari (2017) sebagai suatu iklim kepatuhan dan kesadaran
tata cara penetapan wajib pajak dengan kriteria tertentu dikemukakan dalam pasal
1 di mana wajib pajak dapat disebut patuh apabila memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
terakhir
pembayaran pajak;
Selain itu pada pasal 2 Peraturan Menteri Keuangan ini menjelaskan lebih
rinci mengenai wajib pajak patuh yang dimaksudkan pada pasal 1. Berikut adalah
penjelasannya:
dalam tahun terakhir untuk Masa Pajak Januari sampai November tidak
lebih dari 3 (tiga) Masa Pajak untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-
pada point ke 2 pasal 1 telah disampaikan tidak lewat dari batas waktu
penetapan sebagai wajib pajak Patuh dan tidak termasuk dalam pajak yang
point ke 3 harus disusun dalam bentuk panjang (long form report) dan
menyajikan rekonsiliasi laba rugi komersial dan fiskal bagi wajib pajak
macam yaitu, kepatuhan formal dan material. Seorang wajib pajak yang patuh
adalah wajib pajak yang tepat waktu dalam penyampaian SPT, serta mengisi SPT
Kesadaran wajib pajak akan perpajakan adalah rasa yang timbul dari dalam
diri wajib pajak atas kewajibannya membayar pajak dengan ikhlas tanpa adanya
unsur paksaan, agar mereka rela memberikan dana untuk pelaksaan fungsi
sikap yang positif mengenai pajak, sebab pajak merupakan iuran rakyat untuk
dana pembangunan, dan pajak merupakan iuran rakyat untuk dana pengeluaran
umum, pelaksanaan fungsi dan tugas pemerintah, dan percaya bahwa pajak yang
Berfikir rasional adalah suatu cara yang paling mudah untuk mengukur
keadaan yang akan diterima apabila mengambil keputusan, baik secara individual
pertimbangan wajib pajak atas untung rugi dalam memenuhi kewajiban pajaknya,
saat akan memenuhi kewajiban pajaknya, dan resiko yang akan timbul apabila
Annisa (2012). Lalu dalam kaitannya dengan peraturan perpajakan wajib pajak
2. Reward/pujian
kepentingan diri sendiri, maka kemungkinan wajib pajak tersebut lebih memilih
untuk tidak patuh dalam memenuhi kewajiban pajaknya, dengan kata lain ketika
sikap rasional wajib pajak untuk menguntungkan diri sendiri bertambah maka
2.2.7 Lingkungan
maupun lingkungan yang terdiri atas makhluk sosial yakni manusia, lingkungan
sosial merupakan suatu faktor yang bisa mempengaruhi individu/ kelompok untuk
(Saranailmu, 2019).
tidak kondusif, maka akan lebih mendukung wajib pajak untuk tidak patuh
terhdap peraturan yang ada. Contohnya: lingkungan bisnis wajib pajak berada
yang sulit menerapkan atau mengikuti peraturan yang berlaku, prosedur yang
berbeliti-belit dan harus mengeluarkan biaya untuk urusan di kantor pajak, para
pemimpin dan para tokoh rmasyakat yang tidak patuh terhadap peraturan
perpajakan juga memberi contoh yang tidak baik terhadap masyarakat, maka
compliance tersebut pada akhirnya membuat wajib pajak patuh untuk tidak dapat
2. Perekonomian
3. Prosedur pelaporan
untuk membayar sejumlah uang, yang mana hal tersebut dikenakan akibat adanya
sebelumnya (kamus.tokopedia).
Undang-undang dan peraturan secara garis besar berisikan hak dan
masyarakat. Agar undang-undang dan peraturan tersebut dipatuhi, maka harus ada
sanksi bagi pelanggarnya, demikian halnya untuk hukum pajak (Suyatmin, 2004).
Wajib pajak akan mematuhi pembayaran pajak bila memandang sanksi denda
akan lebih banyak merugikannya. Semakin banyak sisa tunggakan pajak yang
harus dibayar Wajib pajak, maka akan semakin berat bagi Wajib pajak untuk
melunasinya. Oleh sebab itu sikap atau pandangan Wajib pajak terhadap sanksi
denda diduga akan berpengaruh terhadap tingkat kepatuhan Wajib pajak dalam
Suyatmin (2004), Jatmiko (2006), telah menunjukkan bahwa sikap wajib pajak
terhadap sanksi denda berpengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Dalam
arti semakin baik persepsi wajib pajak mengenai hukum pajak maka semakin
segala keperluan yang dibutuhkan seseorang). Sementara itu fiskus adalah petugas
pajak. Dengan demikian, pelayanan fiskus dapat diartikan sebagai cara petugas
sebagai seorang pemeriksa. Padahal seharusnya untuk menjaga agar wajib pajak
sekedar pemeriksa.
Selain mengatur hak dan kewajiban bagi Wajib Pajak, ketentuan umum dan
tata cara perpajakan juga mengatur ketentuan bagi petugas pajak (Supramono dan
undangan.
5. Pegawai pajak tidak dapat dituntut, baik secara perdata maupun pidana
positif sikap wajib pajak terhadap fiskus maka semakin tinggi tingkat kepatuhan
perpajakan.
Apabila Wajib pajak memiliki tingkat kesadaran akan pentingnya pajak yang
denda yang tegas, dan pelayanan fiskus yang baik, maka tingkat kepatuhan wajib
Kesadaran
perpajakan
(x1)
Sikap H1
Rasional
(x2)
H2
H3
Lingkungan Kepatuhan
Perpajakan
(x3)
H4 (y)
H5
Sanksi
Denda
(x4)
Sikap
Fiskus
(x5)
2.4 Pengembangan Hipotesis
berikut:
Apabila penerapan peraturan pajak tegas, sanksi administrasi relatif berat, dan
fiskus sulit diajak kompromi, maka wajib pajak akan menganggap terdapat risiko
yang berat apabila tidak patuh. Oleh karena itu, wajib pajak akan bersikap rasional
berikut:
Kepatuhan pajak merupakan hasil dari tekanan secara langsung maupun tidak
pajak berada. Lingkungan yang kondusif akan lebih mendukung wajib pajak
untuk patuh.
Lingkungan yang kondusif seperti: lingkungan bisnis wajib pajak berada
menganggap pajak itu penting, prosedur sederhana dan biaya murah, dan ada
model dari tokoh masyarakat yang memberikan contoh untuk patuh pada
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak. Dalam arti, semakin
berikut:
Wajib pajak akan mematuhi pembayaran pajaknya apabila setiap wajib pajak
seemakin banyak sisa tunggakan pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak, maka
akan semakin berat bagi wajib pajak untuk melunasinya. Oleh karena itu sikap
atau pandangan wajib pajak terhadap sanksi denda akan berpengaruh terhadap
tingkat kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Dengan adanya sanksi
kepatuhan perpajakan. Dalam arti emakin berta sanksi denda yang diterapkan
berikut:
bergantung pada sikap petugas pajak dalam memberikan mutu pelayanan terbaik
pengetahuan dan pengalaman dalam hal perpajakan. Selain itu fiskus harus
Dengan demikian kepatuhan wajib pajak akan lebih meningkat apabila fiskus
kepatuhan perpajakan. Artinya semakin baik sikap fiskus dalam melayani wajib
berikut:
METODOLOGI PENELITIAN
1. variabel independent
atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (sugiyono,
2013: 39). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebasnya adalah kesadaran
2. varibel dependen
atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (sugiyono, 2013: 39). Dalam
1. Kepatuhan pajak
Kepatuhan pajak dapat di lihat dari para wajib pajak yang telah
2. Kesadaran pajak
kepahman wajib pajak terhadap fungsi pajak dan kesungguhan wajib pajak
(x1.5)
3. Sikap rasional
pajaknya dan risiko yang akan timbul apabila tidak membayar pajak.
pajak (x2.3)
4. Lingkungan
berikut:
(x3.4)
5. Sanksi denda
tingkat beban pajak itu terhadap wajib pajak sendiri. Indokkator sanksi
(x4.1)
2.Nilai denda bunga pajak per bulan sudah wajar (x4.2)
waktunya (x4.3)
bersangkutan (x4.4)
6. Sikap fiskus
imbalan dari wajib pajak. Indikator sikap fiskus Supriyati dan Hidayati
1.Kooperatif (x5.1)
Skala pengukuran yang digunakan untuk kelima variabel dalam penelitian ini
3.3.1 populasi
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang peribadi yang
16.757 WPOP.
3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Selanjutnya agar jumlah sampel yang
dengan rumus tertentu. Jumlah sampel pada penelitian ini dihitung dengan
N
n= 2
1+ N (moe)
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
moe : Margin of error maximum, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang masih
Berdasarkan data dari KPP Pratama Praya hingga tahun 2020 tercatat
sebanyak 16.757 WPOP. Oleh karena itu jumlah sampel untuk penelitian dengan
16.757
n=
1+16.757 (10 %)2
n = 99,40
Berdasarkan perhitungan di atas maka jumlah sampel adalah 99,40 dan untuk
1. Data Kualitatif adalah yaitu data yang disajikan dalam bentuk kata verbal
2. Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau dihitung secara
1. Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama
dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Sumber data sekunder adalah
catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi pemerintah, analisis
industri oleh media, situs Web, internet dan seterusnya (wulansari, 2017)
Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, baik dari individu atau
tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Umar (2003) dalam Annisa (2012).
dengan cara menyebarkan kuisioner pada sampel berupa wajib pajak orang
kecamatan wanasaba.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei
langsung dengan memberikan kuesioner pada setiap responden dan dalam hal ini
adalah wajib pajak orang pribadi yang berada pada masing-masing Desa di
Kecamatan Wanasaba yang memiliki usaha atau pekerjaan bebas. Pada penelitian
ini kuesioner yang diberikan berisi sejumlah pernyataan yang harus dijawab oleh
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik menggunakan SPSS. Metode analisis data yang digunakan pada
penelitian ini adalah regresi linier berganda yang bertujuan untuk mengungkapkan
akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen. Penjelasan kedua uji
1. Uji Validitas
Uji validitas yaitu untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
2009:49).
2. Uji Reliabilitas
memiliki koefisien alpha cronbach lebih dari 0,60 (Ghozali, 2006) yang
Agar dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik
sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat
dengan memenuhi kriteria BLUE (Best, Linear, Unbiased Estimator). Uji asumsi
1. Normalitas
2. Multikolinearitas
3. Heteroskedastisitas
dalam suatu model regresi terdapat persamaan atau perbedaan varians dari
Dalam penelitian ini analisis data yang digunakan adalah regresi linear
berganda (multiple regression). Analisis yang memiliki variabel bebas lebih dari
satu disebut analisis regresi linier berganda. Teknik analisis regresi linier berganda
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan dua atau lebih
variabel bebas terhadap variabel terikat (Y). Rumus regresi linear berganda
Dimana:
Y = Kepatuhan Pajak
a = Konstanta
b3 = Koefisien lingkungan
X1 = Kesadaran Pajak
X2 = Sikap Rasional
X3 = Lingkungan
X4 = Sanksi Denda
X5 = Sikap Fiskus
3.8.4. Uji Hipotesis
kepercayaan).
dari 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada pengaruh yang signifikan dari
signifikan lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima, artinya tidak ada
dependen.
3. Koefisien Determinasi (R2)
R2 memiliki nilai antara 0 dan 1 (0<R2<1), di mana bila makin tinggi nilai
Agus Nugroho jatmiko. 2006. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Pada Pelaksanaan
Sanksi Denda, Pelayanan Fiskus Dan Kesadaran Perpajakan Terhadap
Keapatuhan Wajib Pajak (Studi Empiris Terhadap Wajib Pajak Orang
Peribadi Di Kota Semarang) Tesis: Perogram Pasca Sarjana Universitas
Diponogoro
Ajen, Icek dan Fisben.1980. Teory Of Reasoned Action. Edisi Kesatu. Jogiyanto
2007
Ambar, (30 Agustus 2019). Teori Atribusi Penegrtian Jenis Dan Penerapannya
Diperoleh 26/06/2020.Dari Https://Pakarkomunikasi.Com/Teori-
Atribusi
Devano, Sony. Rahayu Siti Kurnia. 2006. Perpajakan Konsep, Teori Dan Isu.
Jakarta: Peranada Media Group
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online20 Juni 2013, Arti Kata Patuh.
Diperoleh 26/06/2020 Dari Https://Kbbi.Web.Id/Patuh
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Praya. (2019). Data Wajib Pajak dan
Kepatuhan Pajak tahun 2019
Pitakecil, (16 Maret 2017) Psikologi Sosial: Menegnal Teori Atribusi. Dipeoleh
26 Juni 2020, Dari Http://Nofiajaya.Blogspot.Com/2017/03/Psikologi-
Sosialteoriatribusi.Html?M=1
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia: Konsep dan aspek Formal,
Yogyakarta: Graha Ilmu
Saranailmu,(17 Juli 2019) Penegrtian Lingkungan Sosial Dan Jenisnya , Lengkap.
Diperoleh 26/06/2020 Dari Https://Www.Weschool.Id/Lingkungan-Sosial-
Pengertian-Danjenisnya-Terlengkap/
Sulud, Kahono. 2003. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib
Pajak Dalam Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan (Setudi Empiris
Wilayah KP PBB Semarang). Tesis:Perogram Pasca Sajana Universitas
Dipenogoro
Suyatmin. 2004. Pengaruh Sikap Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
Dalam Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan (Studi Empiris Di
Wilayah KP PBB Surakarta). Tesis:Perogram Pasca Sarjana Universitas
Diponogoro
Susyanti Jeni dan Dahlan Ahmad. 2015. Perpajakan Untuk Peraktisi Dan
Akademisi. Malang: Empatdua Media
LAMPIRAN- LAMPIRAN
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
Sehubungan dengan tugas akhir yang sedang saya kerjakan dengan judul
Sanksi Denda Dan Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak”, saya
Kuesioner ini akan digunakan sebagai bahan untuk menyelesaikan skripsi saya.
2. Umur :....................(tahun)
4. Pendidikan Terakhir:
a. SD sederajat
b. SMP sederajat
c. SMU sederajat
d. D3 sederajat
e. S1
f. S2
g. S3
kesadaran perpajakan, sikap rasional, lingkungan, sanksi denda dan sikap fiskus
memberi tanda silang (X) pada kotak jawaban yang dianggap tepat.
Keterangan:
TS : Tidak Setuju
N : Netral
S : Setuju
SS : Sangat Setuju
DAFTAR PERTANYAAN
1 2 3 4 5
STS ST N S SS
No
1 2 3 4 5
STS ST N S SS
NO
1 2 3 4 5
STS ST N S SS
NO
1 2 3 4 5
STS ST N S SS
No
1 2 3 4 5
STS ST N S SS
No
1 Fiskus telah memberikan pelayanan dengan
cepat dan memuaskan.