Anda di halaman 1dari 26

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Konseptual

1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari dua kata

yaitu “pari” dan “wisata”. Pari berarti berulang-ulang, berkali-kali atau

berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian, jadi

pariwisata berarti perjalanan yang dilakukan secara berputar-putar,

berulang-ulang atau berkali-kali Definisi Pariwisata sebagai antisipasi

perkembangan dunia pariwisata yang telah mengglobal sifatnya, pemerintah

Indonesia mengeluarkan UndangUndang No. 10 Tahun 2009 tentang

kepariwisataan yang terdiri atas tujuh belas bab dan tujuh puluh pasal yang

mengandung ketentuan meliputi delapan hal, yaitu:

1) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau

sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan

rekreasi, pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik

wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara.

2) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata

3) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung

berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat,

pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.


4) Kepariwisataan adalah seluruh kegiatan yang berkaitan dengan

pariwisata dan bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul

sebagai wujud kebutuhan setiap orang dan negara serta interaksi antara

wisatawan, pemerintah daerah dan pengusaha.

5) Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan

kunjuangan wisatawan.

6) Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata

adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah

administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas

umum, fasilitas pariwisata, aksebilitas, serta masyarakat yang saling

terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

7) Usaha pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan jasa bagi

pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.

8) Pengusaha pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang

melakukan kegiatan usaha pariwisata.

Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,

termasuk pengusaha objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha

yang terkait dalam bidang tersebut (Kodyat dan Ramaini, 1992:85).

Pengertian pariwisata sebagai suatu perjalanan yang dilakukan sementara

dari suatu tempat tinggal ke tempat tinggal lain yang dimaksud bukan untuk
berusaha mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata

untuk menikmati perjalanan tersebut.

Tujuan perjalanan tersebut adalah untuk bertamasya dan rekreasi dalam

memenuhi keinginan-keinginannya (Yoeti, 1996:177-178).

Parwisata adalah istilah yang diberikan apabila seseorang wisatawan

melakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain aktivitas dan

kejadian yang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan

(Sutrisno, 1998:23). Pariwisata secara singkat dapat dirumuskan sebagai

kegiatan dalam masyarakat yang berhubungna dengan wisatawan

(Soekadijo, 2000:2).

Kegiatan pariwisata terdiri atas tiga unsur sebagaimana

dikemukakan oleh Munasef (1995:10-11), yaitu:

1) Manusia (man), adalah orang yang melakukan perjalanan dengan

maksud menikmati keindahan suatu tempat (alam).

2) Ruang (space), adalah daerah atau ruang lingkup tempat melakukan

perjalanan.

3) Waktu (time), adalah waktu yang digunakan selama dalam perjalanan

dan tinggal di daerah tujuan wisata.

Menurut Wahab (1989), ada 4 manfaat pariwisata dalam

pembangunan yaitu: Pariwisata adalah faktor penting untuk menggalang

persatuan bangsa yang rakyatnya memilki daerah yang berbeda, dialek, adat

istiadat dan cita rasa yang beraneka ragam.


1) Pariwisata menjadi faktor penting dalam pengembangan ekonomi,

karena kegiatannya mendorong perkembangan beberapa sektor

ekonomi nasional misalnya:

a. Meningkatkan urbanisasi karena pertumbuhan terus

pembangunan dan pembaharuan fasilitas wisata, prasarana dan

suprasarana pariwisata.

b. Menciptakan industri-industri baru yang berkaitan dengan jasa-

jasa wiata lainnya: transportasi, akomodasi (hotel, pondok, dan

lain-lain) yang memerlukan perluasan industri seperti peralatan

hotel dan kerajinan tangan.

c. Menambah permintaan akan hasil-hasil pertanian karena

bertambahnya pemakaian.

d. Memperluas pasar barang-barang lokal.

e. Menunjang pendapatan Negara dengan valuta asing sehingga

mengurangi defisit di dalam neraca pembayaran dan dengan

demikian memajukan perekonomian nasional.

f. Memberi dampak positif pada tenaga kerja di Negara itu,

karena pariwisata memperluas lapangan kerja baru.

g. Membantu pembangunan daerah-daerah terpencil dalam suatu

Negara jika daerah itu memiliki daya tarik pariwisata.

2) Pariwisata internasional sangat berguna sebagai sarana untuk

meningkatkan saling pengertian internasional dan sebagai

penenang dalam ketegangan-ketegangan politik.


3) Pariwisata juga berperan meningkatkan kesehatan. Pergantian

tempat dan iklim serta menjahukan diri dari segala kehidupan rutin

sehari-hari, semua ini akan menambah daya tahan dan sangat

menurunkan ketegangan syaraf.

2. Jenis-jenis pariwisata

Ada beberapa jenis pariwisata yang menjadi dasar wisatawan untuk

melakukan kunjungan wisata, jenis-jenis pariwisata berhubungan dengan

atau sesuai dengan minat wisatawan dalam melakukan kunjungan wisata.

adapun jenis-jenis pariwisata sebagai berikut:

a. pariwisata budaya

pariwisata budaya adalah pariwisata yang di lakukan wisatawan

berdasasrkan ketertarikannyadengan seni budaya suatu daerah atau

masyarakat setempat

b. pariwisata bahari

pariwisata bahari adalah pariwisata yang banyak dilakukan di

pantai danau dan laut.

c. pariwisata olah raga

pariwisata olah raga adalah pariwisata yang dilakukan berbasis

olah raga atau pesta olah raga seperti arum jeram, hiking dan lain-lain.

d. Pariwisata cagar alam

pariwisata cagar alam adalah pariwisata yang dilakukan deengan

tujuan ingin menikmati cagar alam, hutan lindung dan sebagainya.

e. pariwasata agro
pariwisata agro adalah pariwisata yang dilakukan dengan tujuan

berwisata sambal melihat dan menikmati, memperdalam

pengetahuannya terhadap pertanian, perkebunan, peternakan dan

sebagainya.

f. pariwisata kuliner

pariwisata kuliner adalah pariiwisata untuk menikmati makanan

khas dari berbagai daerah yang disenangi.

g. pariwisata keagamaan

pariwisata keagamaan adalah pariwisata yang dilakukan dengan

motif menjalankan ibadah agama/kepercayaan tertentu seperti

pariwisata rohani dan sebagainya.

h. pariwisata lokal

pariwisata lokal adalah pariwisata yang dilakukan dilingkungan

atau sekitar tempat tinggalnya sendiri.

i. pariwisata regional

pariwisata regional adalah pariwisata yang dilakukan di daerah

misalnya untuk Sumatera Utara di Medan, Binjai, Sibolga, Balige,

Nias dan lain sebagainya.

j. Pariwisata Nasional

parwisata nasional adalah pariwisata yang dilakukan di luar

daerahnya misalnya masyarakat Sumatera Utara, menjalankan

pariwisata ke Jakarta, Bandung, Bali dan sebagainya.

k. Pariwisata Internasional
pariwisata internasional adalah pariwisata yang dilakukan di luar

negara sendiri seperti dsri Indonesia ke negara jepang, Hongkong dsn

lain sebagainya.

3. Potensi Wisata dan Daya Tarik Wisata

Menurut Sujali (1999), potensi wisata sebagai kemampuan dalam

suatu wilayah yang mungkin dapat dimanfaatkan untuk pengembangan,

seperti alam, manusia serta hasil karya manusia itu sendiri. Potensi wisata

dibagi menjadi dua macam yaitu, potensi alam dan potensi manusia.

1. Potensi Wisata Alam

Potensi wisata alam adalah keadaan, jenis flora atau fauna suatu

daerah, bentang alam seperti pantai, hutan, gunung, bukit dan lain

sebagainya (keadaan fisik suatu daerah).

2. Potensi Wisata Buatan Manusia

Potensi wisata manusia juga sebagai daya tarik wisata, segala

sesuatu yang berasal dari karya manusia, dan dapat dijadikan sebagai

objek wisata seperti serta tata cara manusia.

Menurut Undang-Undang No 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan,

daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan,

dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam budaya dan hasil

buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

menurut Karyono (1997) 3 daya tarik wisata yaitu:

1. Ada suatu yang bisa dilihat (something to see).


2. Ada sesuatu yang bisa dilakukan (something to do).

3. Ada sesuatu yang bisa dibeli (something to buy).

Daya Tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi unsur penarik

bagi wisatawan untuk melakukan kunjungan wisata. Setiap destinasi wisata

harus memiliki daya tarik agar wisatawan mau melakukan kunjungan wisata,

Muljadi (2012) menyatakan sebuah destinasi wisata harus memiliki daya tarik

tersendiri untuk mendatangkan wisatawan, dengan adanya daya tarik wisata

yang kuat maka maka menjadi magnet untuk menarik para wisatawan.

bebrapa pengertian tentang daya tarik parisata berdasarkan pendapat para ahli

sebagai berikut:

1) daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,

kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam,

budaya dan hasil buatan manusiayang menjadi sasaran atau kunjungan

wisatawan (Undang-undang nomor 10 tahun 2009)

daya tarik pariwisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik

wisata, istilah yang sering digunakan yaitu segala sesuatu yang menjadi

daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Yoeti,

1985)

2) daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menarik dan bernilai

untuk dikunjunhgi dan di lihat (Pendit, 1994)


3) daya tarik wisata diartikan sebagai objekl wisata (baik yang bersifat

tangible maupun intangible) yang memberikan kenikmatan kepada

wisatawan (Demanik dan Weber, 2006)

Dengan demikian yang dimaksud dengan daya Tarik wisata adalah segala

sesuatu baik yang dapat dilihat maupun diraskan (tangible) atau yang tidak

dapat dilihat (intangible) yang menjadi faktor pendorong wisatawan untuk

melakukan kunjungan wissata.

4. Pengembangan Pariwisata

Potensi pariwisata hendaknya dirancang dan dibangun secara

profesional dalam bentuk pengembangan potensi pariwisata sehingga dapat

menarik wisatawan dan mendatangkan jasa layanan yang sangat berguna bagi

perkembangan daerah, pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

Pengembangan itu sendiri merupakan suatu strategi yang dipergunakan untuk

memajukan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi kepariwisataan suatu

objek dan daya tarik wisata sehingga dapat dikunjungi wisatawan serta

mampu memberikan manfaat bagi masyarakat disekitar objek dan daya tarik

wisata maupun bagi pemerintah. Disamping itu pengembangan pariwisata

bertujuan untuk memberikan keuntungan bagi wisatawan maupun

masyarakat. Karena itu Suwantoro, Gamal. 2004 Dasar dasar pariwisata,

menyatakan bahwa upaya pengembangan pariwisata menyangkut

perencanaan, pelaksanaan pembangunan dan pengembangannya meliputi 5

unsur yaitu:

1) objek dan daya Tarik wisata


2) prasarana wisata

3) sarana wisata

4) infrastruktur

5) masyarakat/lingkungan

kemudian sondakh, Angelina 2010. Menjelaskan bahwa pada dasarnya

terdapat tiga faktor yang penting dalam pengembangan pariwisata yaitu:

1) perbaikan infrastruktur

2) perbaikan promosi

3) perbaikan keamanan

Perkembangan pariwisata sebagai suatu industri secara ideal harus

berlandaskan pada empat prinsip dasar, yaitu: (Purwanto, 2002:86)

1. Kelangsungan ekologi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata harus

menjamin terciptanya pemeliharaan dan proteksi terhadap sumber daya

alam yang menjadi daya tarik pariwisata, seperti lingkungan laut, hutan,

pantai, danau, dan sungai.

2. Keberlangsungan kehidupan sosial dan budaya yaitu bahwa

pengembangan pariwisata harus mampu meningkatkan peran

masyarakat dalam pengawasan tata hidup melalui sistem nilai yang

dianut masyarakat setempat sebagai identitas masyarakat tersebut.

3. Keberlangsungan ekonomi, yaitu bahwa pengembangan pariwisata

harus dapat menciptakan kesempatan kerja bagi semua pihak untuk


terlibat dalam aktivitas ekonomi melalui sistem ekonomi yang sehat

dan kompetitif.

4. Memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat

melalui pemberian kesempatan kepada mereka untuk terlibat dalam

pengembangan pariwisata.

Yoeti (1987) mengungkapkan, Pengembangan pariwista adalah salah satu

cara untuk membuat objek wisata menjadi menarik dan dapat membuat para

pengunjung tertarik untuk mengunjungi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

pengembangan pariwisata adalah:

1. Transportasi

Transportasi merupakan salah satu faktor untuk kemudahan

bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Unsur-unsur yang mempengaruhi

pergerakan tersebut adalah konektifitas antar daerah, tidak ada

penghalang, serta tersedianya sarana angkutan. Transportasi wisata harus

menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat memberi kenyamanan kepada

wisatawan.

2. Atraksi Wisata

Atraksi wisata merupakan daya tarik yang membuat wisatawan

datang berkunjung. Atraksi wisata tersebut antara lain fasilitas

olahraga, tempat hiburan, museum dan peninggalan sejarah, dan

sebagainya.

3. Fasilitas Wisata
Fasilitas yang mendukung keberadaan suatu objek wisata adalah

ketersediaan akomodasi seperti hotel, restoran, prasarana perhubungan

akan berfungsi dengan baik sebagai komponen pariwisata jika

memenuhi persyaratan lokasi. Persyaratan lokasi menuntut lingkungan

yang dapat mendukung citra hotel, demikian juga dengan syarat

aksesibilitas yang menuntut hotel harus mudah ditemukan dan mudah

dicapai.

Wearing dalam Heny (2013) juga beranggapan bahwa masyarakat lokal

berperan penting dalam pengembangan wisata karena sumber daya dan

keunikan tradisi dan budaya yang melekat pada komunitas tersebut

merupakan unsur penggerak utama kegiatan pariwisata. Di lain pihak,

komunitas lokal yang tumbuh dan hidup berdampingan dengan suatu objek

wisata menjadi bagian dari sistem ekologi yang saling kait mengait.

Masyarakat lokal berperan sebagai tuan rumah dan menjadi pelaku penting

dalam pengembangan pariwisata dalam keseluruhan tahapan mulai tahap

perencanaan, pengawasan, dan implementasi. Ilustrasi yang dikemukakan

tersebut menegaskan bahwa masyarakat lokal berkedudukan sama penting

dengan pemerintah dan swasta sebagai salah satu pemangku kepentingan

dalam pengembangan pariwisata.dalam rangka pengembangan pariwisata ini

diperlukan pendekatan terhadap tiga aktor utama yang berperan dalam

pembangunan dan pengembangan pariwisata menurut Pitana dan Gayatri tiga

aktor tersebut adalah Masyarakat, Swasta yang bergerak di sektor pariwisata

dan Pemerintah.
Terkait dengan peran pemerintah dalam pengembangan pariwisata

Pendit, I nyoman S. 1999. Menyebutkan dua faktor penting terkait peran

pemerintah (politik) suatu negara, dalam hal ini adalah Pemerintah daerah,

yaitu yang secara langsung dan secara tidak langsung mempengaruhi

pertumbuhan serta perkembangan industri pariwisata tersebut.

Pertama yang secara langsung mempengaruhi adalah sikap pemerintah

terhadap kunjungan wisatawan, kedua secara tidak langsung yaitu adanya

situasi dan kondisi yang stabil dalam perkembangan politik ekonomi serta

keamanan dalam negara atau daerah itu sendiri, pemerintah berkewajiban

untuk mengeluarkan kebijakan yang berpihak pada perlindungan dan

peningkatan sektor pariwisata, lalu rakyat mendukung berbagai kebijakan

terkait pariwisata yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Dengan demikian

pengembangan potensi pariwisata pada dasarnya merupakan suatu strategi

dan upaya yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta dan masyarakat secara

sinergi guna mendorong tumbuh dan kembangnya sektor pariwisata yang

akan melahirkan iklim ekonomi yang kondusif bagi negara, daerah serta

masyarakat dan pelaku usaha pariwisata itu sendiri.

5. Dampak Pariwisata Terhadap Perekonomian

Dampak ekonomi dari kegiatan wisata atau berbagai kegiatan ekonomi

dapat dikelompokkan pada tiga kategori yaitu manfaat langung, tidak

langsung dan lanjutan. Manfaat langsung dapat diakibatkan dari pengeluaran

wisatawan yang langsung, seperti pengeluaran untuk restoran, penginapan,

transportasi lokal dan lainnya. Selanjutnya, unit usaha yang menerima


dampak langsung tersebut akan membutuhkan input (bahan baku dan tenaga

kerja) dari sektor lain, dan hal ini akan menimbulkan dampak tidak langsung.

Selanjutnya jika sektor tersebut mempekerjakan tenaga kerja lokal,

pengeluaran dari tenaga kerja lokal akan menimbulkan dampak lanjutan di

lokasi wisata tersebut (Prasetyo, 2011:12).

Dampak pariwisata terhadap kondisi sosial ekonomi masyrakat lokal

dapat dikategorikan menjadi delapan kelompok besar yaitu: dampak terhadap

penerimaan devisa, pendapatan msyarakat, kesempatan kerja, harga-harga,

distribusi manfaat/keuntungan, kepemilikan dan kontrol, pembangunan pada

umumnya seta pendapatan pemerintah (Pitana, 2005:109).

Dampak sosial ekonomi terhadap pengembangan pariwisata adalah suatu

usaha atau cara untuk memajukan serta mengembangkan sesuatu yang sudah

ada. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata selalu akan

diperhitungkan dengan keuntungan dan manfaat bagi masyarakat yang ada di

sekitarnya. Pengembangan pariwisata harus sesuai dengan perencanaan yang

matang sehingga baik bagi masyarakat, baik juga dari segi ekonomi, sosial,

dan juga budaya. Pariwisata juga dapat memberikan keuntungan bagi

wisatawan maupun komunitas tuan rumah dan dapat menaikkan taraf hidup

melalui keuntungan secara ekonomi yang dibawa ke kawasan tersebut (Yoeti,

2008:273).

Perkembangan pariwista memiliki dampak positif dan negatif. Dampak

positif dai pengembangan pariwisata, yaitu: (Waluyu, 2013:2-3)


1. Memperluas lapangan pekerjaan.

2. Bertambahnya kesempatan berusaha.

3. Meningkatkan pendapatan.

4. Terpeliharanya kebudayaan setempat.

5. Dikenalnya kebudayaan setempat oleh wisatawan.

Sedangkan dampak negatif dari pariwisata yaitu:

1. Terjadinya tekanan tambahan penduduk akibat pendatang baru dari

luar daerah.

2. Timbulnya komersialisasi.

3. Berkembangnya pola hidup konsumtif.

4. Terganggunya lingkungan.

5. Semakin terbatasnya lahan pertanian.

6. Pencemaran budaya.

7. Terdesaknya masyarakat setempat.

6. Pengertian Pendapatan

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian

pendapatan adalah hasil kerja (usaha dan sebagainya). Sedangkan menurut

akuntansi keuangan, pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau

penurunan kewajiban suatu organisasi sebagai akibat dari perjualan barang

dan jasa kepada pihak lain dalam periode akuntansi tertentu. Meskipun
demikian, ada perbedaan pengertian pendapatan untuk perusahaan jasa,

perusahaan dagang dan perusahaan manufaktur. Pada perusahaan jasa,

pendapatan dari penjualan barang dagangan, sedangkan pendapatan

perusahaan manufaktur berasal dari penjualan produk selesai. pendapatan

masyarakat dapat digolongkan menjadi dua yaitu:

1. pendapatan permanen

pendapatan permanen adalah pendapatan yang selalu diterima

pada setiap periode tertentu dan dapat diperkirakan sebelumnya,

misalnya pendapatan dari gaji, upah. Pendapatan ini juga

pendapatan yang diperoleh dari semua faktor yang menentukan

kekayaan seseorang (yang menciptakan kekayaan)

2. pendapatan sementara

pendapatan sementara adalah pendapatan yang tidak bisa

diperkirakan sebelumnya (Fuad, dkk, 2006: 168).

Pendapatan merupakan uang bagi sejumlah pelaku usaha yang telah

diterima oleh suatu usaha dari pembeli sebagai hasil dari proses penjualan

barang maupun jasa. Pendapatan atau dapat disebut dengan keuntungan

ekonomi merupakan pendapatan total yang diperoleh pemilik usaha setelah

dikurangi biaya produksi (Sukirno, 2005:37).

pendapatan yang diterima oleh seseorang maupun badan usaha tentunya

dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tingkat pendidikan dan pengalaman

seorang, semakin tinggi tingkat pendidikan dan pengalaman maka makin


tinggi pula tingkat pendapatannya. Kemudian juga tingkat pendapatan

sangat dipengaruhi oleh modal kerja, jam kerja, akses kredit, jumlah tenaga

kerja, tanggungan keluarga, jenis barang dagangan (produk) dan faktor

lainnya. Pada umumnya masyarakat selalu mencari tingkat pendapatan

tinggi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya, akan tetapi dibatasi

oelh beberapa faktor tersebut (Pitma, 2015:38).

7. Jenis-jenis Pendapatan

Adapun jenis pendapatan di bagi dalam dua bentuk bentuk (Raharja,

1999:267), yaitu:

a. Pendapatan Ekonomi

Pendapatan ekonomi adalah sejumlah uang yang dapat digunakan

oleh keluarga dalam suatu periode tertentu untuk membelanjakan diri

tanpa mengurangi atau menambah asset netto (net asset), termasuk

dalam pendapatan ekonomi upah gaji, pendapatan bunga deposito,

penghasilan transfer dari pemerintah, dan lain-lain.

b. Pendapatan Uang

Pendapatan uang adalah sejumlah uang yang diterima keluarga

pada periode tertentu sebagai balas jasa atau faktor produksi yang

diberikan karena tidak memperhitungkan pendapatan, terutama

penghasilan transfer cakupannya lebih sempit dari pendapatan ekonomi.

Macam-macam pendapatan menurut perolehannya:

a. Pendapatan kotor adalah pendapatan yang diperoleh sebelum dikurangi

pengeluaran dan biaya lain.


b. Pendapatan bersih adalah pendapatan yang diperoleh setelah dikurangi

pengeluaran dan biaya lain.

8. faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan dari kegiatan

penjualan antara lain: (Swastha, 2000:201)

1. Kondidisi dan kemampuan pedagang

transaksi jual beli melibatkan pihak pembeli dan pedagang. Pihak

pedagang harus meyakinkan pembeli agar dapat mencapai sasaran

penjualan yang diharapkan sekaligus mendapatkan pendapatan atau

keuntungan yang di inginkan.

2. Kondisi Pasar

Pasar sebagai kelompok pembeli barang dan jasa meliputi baik

tidaknya keadaan pasar tersebut, jenis pasar, kelompok pembeli,

frekuensi pembeli dan selera pembeli.

3. Modal

Dalam kegiatan usaha penjualan semakin banyak produk yang dijual

akan berakibat pada kenaikan keuntungan. Untuk meningkatkan

produk yang dijual suatu usaha harus membeli barang dagangan

dengan jumlah yang besar. Untuk itu dibutuhkan tambahan modal

untuk membeli barang dagangan atau membayar biaya operasional

agar tujuan kewirausaha meningkatkan keuntungan dapat tercapai

sehingga pendapatan dapat meningkat.

4. Kondisi organisasi perusahaan


Semakin besar suatu perusahaan akan memiliki bagian penjualan yang

semakin kompleks untuk memperoleh keuntungan yang semakin besar

dari pada usaha kecil.

5. Faktor lain

faktot lain yang mempengaruhi usaha yaitu periklanan dan kemasan

produk.

9. Dampak Pariwisata Terhadap Pendapatan

Pengembangan pariwisata tentu saja akan memberikan dampak terhadap

kondisi sekitar pariwisata, baik itu berupa dampak positif maupun dampak

negatif, Saat terjadi aktifitas pariwisata maka secara langsung akan

mendapatkan suatu dampak tertentu pula. dampak ini terjadi karena adanya

perubahan aktifitas masyarakat yang sebelumnya tidak ada kegiatan

pariwisata, selain berpengaruh pada masyarakat, juga berpengaruh pada

pemerintah daerah bahkan berpengaruh pada negara berikut ini adalah

dampak dari pengembangan pariwisata:

a. Dampak positif

Dampak positif merupakan pengaruh yang ditimbulkan dari suatu

perbuatan yang berakibat baikbagi seorang maupun lingkungan.

Menurut Muljadi (2010,83) pengembangan pariwisata memberikan

dampak positif antara lain:

1) memberikan pekerjaan dan penghasilan pada masyarakatdaerah

setempat dilokasi pariwisata dikembangkan

2) menhasilkan devisa bagi negara yang bersangkutan


3) sebagai perangsang bagi pengembangan aktifitas-aktifitas ekonomi

lainnya, misalnya pertanian, pengerajin, dan lain-lain.

4) dapat membantu mebiayai pembangunan prasarana yang

mempunyai manfaat serbaguna

5) merupakan perangsang dan dapat membantu membiayai

pemeliharaan monument-monumen budaya

6) merupakan dorongan untuk melindungidan menghidupkan kembali

pola-pola budaya yang tradisional, misalnya tarian musik, upacara

adat, pakaian dan lain-lain

7) memberikan dorongan untuk memperbaikidan mempertahankan

lingkungan hidup yang bersih dan menarik karena hal ini penting

bagi berhasilnya pariwisata

8) dapat memberikan rangsangan untuk melindungi dan memelihara

ciri-ciiri khas lingkungan yang khusus misalnya pantai-pantai dan

lain-lain

9) tukar menukar kebudayaan

10) berkembangya Pendidikan kejujuran pendapatan dan bebrapa

pariwisata merupakan sumber dana bagi suatu daerah dimana

pariwisata itu berada. pendapatan dari sektor pariwisata akan meningkat

tergantung dari kunjungan wisata dan pengelolaan wisata tersebut, semakin

meningkat kunjungan wisata berarti semakin bertambah pengeluaran

wisatawan dan itu berdampak pada kenaikan harga barang dan jasa yang

diperlukan wisatawan. Dari proses tersebut akan berakibat pada


bertambahnya lapangan kerja yang artinya akan menaikkan pendapatan

masyarakat yang ada di kawasan wisata tersebut. dengan naiknya pendapatan

masyarakat setempat, berarti kesejahteraan masyarakat akan meningkat dan

terdapat banyak alternatif jenis usaha sehingga meningkatkan motivasi

masyarakat untuk bekerja yang diwujudkan dalam keterlibatan mereka pada

pemanpaatan pariwisata yang ada (Sulaksmi, 2007:29)

Pengembangan pariwisata bisa mengentaskan kemiskinan daerah. Hal ini

dapat terjadi karena pariwisata menyangkut banyak bidang seperti pertanian,

perikanan, peternakan, dan lain sebagainya yang dapat dihasilkan masyarakat

di daerah tujuan wisata. Perbaikan pendapatan dapat deiring dengan

perbaikan kesehatan, Pendidikan, dan lain-lain (Sulaksmi, 2007:29-30)

10. Masyarakat

1) Pengertian masyarakat

Masyarakat (community) dapat diterjemahkan sebagai masyarakat

setempat dimana menunjuk pada waraga sebuah desa, kota, suku atau

bangsa, baik kelompok besar atau kecil yang hidup Bersama sedemikian

rupa sehingga dapat memenuhi kepentingan hidup yang utama (Septiandi,

2019:28) secara ekonomi pembangunan pariwisata selain mendatangkan

devisa bagi negara juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat

sekitar kawasan wisata, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pengembangan pariwisata dapatt meningkatkan kesempatan kerja dan

berwirausaha bagi warga sekitar kawasan wisata sekaligus meningkatkan

pendapatan masyarakat.
2) Bentuk partisipasi masyarakat

partisipasi yaitu masyarakat ikut serta dalam kerja sama secara langsung

dan mendukung dalam menentukan keputusan. Dalam pengembangan

pariwisata, partisipasi masyarakat salah satu kunci agar pengembangan

wisata berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dengan

demikian partisipasi masyarakat local sangat diperlukan baik dalam

perencanaan, pelaksanaan, pengembangan hingga akhir yaitu evaluasi

kerja. Tujuannya untuk mewujudkan sikap rasa memiliki pada diri

masyarakat lokal sendiri. sehingga timbul kesadaran dan tanggung jawab

untuk ikut serta dalam mengembangkan daya Tarik wisata. Menurut

Septiandi (2019:30-31), bentuk partisipasi yang dilakukan masyarakat

dalam pengembangan wisata adalah sebagai berikut:

a) bentuk partisipasi yang mengawali aktifitas kepariwisataan yaitu

masyarakat membuka usaha seperti rumah makan, restaurant dan

pemandu wisata

b) bentuk partisifasi proses awal keopariwisataan yaitu masyarakat

mulai melakukan musyawarah Bersama untuk membicarakan

mengenai keinginan mereka terhadap aktifitas pariwisata di desa

mereka

c) bentuk partisifasi dalam perencanaan yaitu pembentukan

POKDARWIS (kelompok sadar wisata), pembuatan sarana dan

prasarana yang menunjang kepariwisataan


d) bentuk parisifasi dalam pelaksanaan yaitu masyarakat terlibat

secara langsung atas pelaksanaan semua perencanaan yang telah

direncanakan seperti sarana dan prasarana yang menunjang

kepariwisataan dan antraksi

e) bentuk partisifasi dalam pengembangan yaitu memelihara antraksi

yang sudah ada maupun yang sedang direncanakan, promosi

melalui website, baliho ataupun brosur

f) bentuk partisifasi dalam avaluasi program yaitu masyarakat belum

bisa menilai sampai mana perencanaan yang diprogramkan

membuahkan hasil karena belum berjalannya badan pengelola

secara maksimal

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian relevan merupakan hasil yang mengemukakan beberapa konsep

yang relevan dan terkait dengan penelitian mengenai “Dampak

Pengembangan Pariwisata Gunung Rinjani Terhadap Pendapatan Masyarakat

Di Desa Sembalun Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur”.

Penelitian terdahulu digunakan oleh peneliti sebagai refrensi dan acuan untuk

menyusun penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pertama Juhannis (2015) Melakukan penelitian dengan judul “Dampak

Perkembangan Pariwisata Terhadap Kondisi Social Ekonomi Masyarakat Di

Pulau Liukang Loe Kabupaten Bulukumba” penelitian menggunakan metode

kualitatif dan metode kuantitatif, berdasarkan hasil penelitian menunjukkan

perkembangan pariwisata pulau liukang loe kabupaten bulukumba


memberikan dampak yang berpengaruh pada kondisi sosial dan ekonomi

yang indikatornya berupa pendapatan, mata pencaharian, dan kondisi suku

masyarakat.

Kedua Rizki Hari Nur Cahyaningsih (2016) Melakukan penelitian dengan

judul Dampak Pengembangan Objek Wisata Pantai Suwuk Terhadap Kondisi

Sosial Ekonomi Penduduk Desa Tambakmulyo Kecamatan Puring

Kabupaten Kebumen, Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif

kualitatif, Berdasarkan hasil penelitian menujukkan dampak kondisi sosial

diantaranya jenis organisasi seperti karang taruna mengalami peningkatan,

pola pergaulan bertambah baik, tingkat pelayanan kesehatan mengalami

peningkatan, sedangkan dampak kondisi ekonomi diantaranya jenis pekerjaan

semakin bervariasi, pendapatan meningkat, pola konsumsi meningkat,

pembangunan sarana dan prasarana dan kepemilikan barang berharga seperti

motor mengalami peningkatan.

Ketiga Hary Hermawan (2016) Melakukan penelitian dengan judul Dampak

Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Terhadap Ekonomi Masyarakat

Lokal, penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, dari hasil penelitian

diketahui bahwa penghasilan masyarakat meningkat, meningkatkan peluang

kerja dan berusaha, meningkatkan kepemilikan dan control masyarakat lokal,

meningkatkan pendapatan pemerintah melalui retribusi pariwisata, sedangkan

indikasi dampak negatif terhadap ekonomi lokal berupa kenaikan harga

barang tidak ditemukan.


Keempat Rahmita Putri Febrina (2017) Melakukan penelitian dengan judul

dampak pengembangan objek wisata ndayung raffting terhadap social budaya

dan ekonomi masyarakat (studi pada masyarakat desa gubungklakah

kecamatan poncokusumo kabupaten malanng) penelitian ini menggunakan

metode kualitatif, berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa dampak sosial

budaya yang terjadi pertama adalah meningkatkan keterampilan masyarakat

sedangkan dampak ekonomi yang terjadi pertama yakni, meningkatkan

kesempatan kerja bagi masyarakat.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian tentang, Dampak

Pengembangan Pariwisata Gunung Rinjani Terhadap Pendapatan Masyarakat

Di Desa Sembalun Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur adalah

terletak pada obyek penelitian diamana penelitian terdahulu di atas penelitian

lebih memfokuskan pada masalah pengembangan wisata sebagai obyek

wisata, sedangkan dalam penelitian ini meneliti masalah pengembangan

wisata gunung rinjani sebagai penopang ekonomi masyarakat yang ada di

kawasan wisata gunung rinjani.

penelitian terdahulu juga meneliti masalah dampak pengembangan

pariwisata terhadap sosial ekonomi dan pendapatan masyarakat local secara

umum sedangkan dalam penelitian ini lebih fokus pada penelitian tentang

dampak pengembangan pariwisata gunung rinjani terhadap pendapatan

masyarakat, dan yang jadi fokus penelitian ini adalah pengembangan

masyarakat dalam bidang sosisal, ekonomi, budaya dan lingkungan,

sedangkan pendapatan masyarakat sebagai obyek penelitian atau pendapatan


masyarakat yang diterima dari oleh pelaku usaha pariwisata yang ada di Desa

Sembalun Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur.

Anda mungkin juga menyukai