Anda di halaman 1dari 7

GIGI TIRUAN DAN PERILAKU IBADAH

Emini
Email : eminisoecipto@yahoo.com

Abstrak
Latar Belakang: Penggunaan gigi tiruan pada lansia
memberikan dampak positif menambah kepercayaan Pendahuluan
diri, khususnya dalam melaksanakan ritual
keagamaan dan interaksi sosial. Penduduk Indonesia pada kelompok
Tujuan Umum: Mengetahui pengaruh penggunaan lansia berkembang lebih cepat dibandingkan
gigi tiruan terhadap praktik keagamaan. kelompok umur lainnya. Menurut Kantor
Metode: Penelitian ini menggunakan metode Kementrian Koordinator Kesejahteraan
kualitatif. Data primer penelitian ini adalah catatan
wawancara dengan 6 partisipan yang merupakan
Rakyat (KESRA), jumlah penduduk lansia
lansia muslim pengguna gigi tiruan lepas dengan di Indonesia pada tahun 2010 mencapai 23,9
persetujuan dan telah menandatangani informed juta atau 9,77% dan usia harapan hidup
concent. Sedang data scundar berupa literature- (UHH) sekitar 67,4 tahun. Pada 2020
literatur yang berhubungan erat dengan penelitian perkiraan penduduk lansia di Indonesia
yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah dan internet
Hasil Peneltian:Kehilangan gigi geligi selain dapat
mencapai 28, 8 juta atau 11, 34% dengan
mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis, seperti UHH sekitar 71,1 tahun. Perkembangan
kurangnya percaya diri dan keterbatasan aktifitas lansia yang sangat pesat merupakan
sosial pada umumnya juga berpengaruh terhadap fenomena global yang menimbulkan
praktik keagamaan. tantangan dalam meningkatkan kesehatan
Dampak Penelitian: Penggunaan gigi tiruan dapat
berpengaruh rasa percaya diri dan memperjelas
fisik maupun mental.1 Tingginya angka
dalam membaca Al-Quran. penduduk lanjut usia tersebut diikuti oleh
tingginya angka permasalahan kesehatan,
Kata kunci: keagamaan, lansia, gigi tiruan lepas. khususnya kesehatan gigi mulut dengan
kehilangan gigi yang disebabkan oleh
Abstract penurunan kondisi fisik lanjut usia.
Background: The use of artificial teeth in elderly Menurut penelitian menyimpulkan
positive impact adds confidence, particularly in the
bahwa lansia menggunakan gigi dapat
performance of religious rituals and social
interaction. berpengaruh terhadap kualitas hidup.
General Purpose: Knowing the influence of denture Berikiut ini penelitian-penelitian yang
use of religious practice. pernah dilakukan pada lansia pengguna gigi
Methods: This study uses qualitative methods. The tiruan, penelitian Sinta Winarso dalam
primary data of this study is the record interviews Program Pendidikan Dokter Spesialis (2010)
with 6 participants in which the Muslim elderly
denture users last with signed informed consent and menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
concent. Data are literature-literature scundar be yang bermakna pada kualitas hidup sebelum
directly related to the research came from books, dan sesudah pemakaian gigi tiruan. Hasil
scholarly journals and the internet riset Wong MCM (2004) menyimpulkan
Peneltian Results: Loss of teeth can affect other
kehilangan gigi geligi dapat mempengaruhi
physical and psychological conditions, such as lack
of confidence and social activity limitations generally keadaan fisik dan psikologis, seperti
also influential religious practice. kurangnya percaya diri dan keterbatasan
Impact study: Use of artificial teeth can have a sense aktifitas sosial.
of confidence and clarify the reading of the Quran. Dengan adanya masalah tersebut
diatas mengganti gigi yang hilang dengan
Keywords: religious, elderly, denture loose.
gigi tiruan bagi lansia sangat penting, karena pencernaan. Di samping itu, orang yang
lansia dengan kehilangan gigi geligi dan tidak ada giginya tidak bisa membaca AL-
tidak diganti berpengaruh terhadap Quran dengan baik.9 Pemasangan gigi tiruan
pengunyahan, berbicara dan estetika. ini tidak termasuk mengubah ciptaan Allah
Mengganti gigi yang hilang dengan gigi bahkan justru sangat dibutuhkan untuk
tiruan untuk memperbaiki keadaan agar mengunyah makanan, berbicara, dan
tidak menjadi lebih parah. Usaha estetika. Beberapa pendapat mengenai
memperbaiki gigi yang hilang menurut pemasangan gigi tiruan dimaksudkan untuk
Islam diperbolehkan dengan tujuan untuk pengobatan dan bukan untuk bergaya
pengobatan. Seseorang yang mempunyai gigi, dibolehkan.
kemudian gigi tersebut lepas karena kecelakaan, Penelitian ini bertujuan mengetahui
atau dipukul oleh orang lain atau terbentur benda dampak penggunaan gigi tiruan lepas pada
keras, atau karena sebab lain maka dibolehkan lansia terhadap rasa percaya diri khususnya
baginya untuk menggantinya dengan gigi tiruan, dalam melaksanakan ritual keagamaan dan
karena itu termasuk dalam pengobatan. Gigi asli interaksi sosial.
yang lepas atau hilang diganti dengan gigi tiruan
Hasil Penelitian terhadap lansia
bukanlah termasuk merubah ciptaan Allah tetapi
termasuk pengobatan. Landasan pengguna gigi tiruan lepas di Balai
diperkenankannya berobat secara umum, Pengobatan Klinik Gigi DENTICA, Pondok
sebagaimana termasuk dalam hadis: Labu, Jakarta Selatan, menunjukkan bahwa
“Berobatlah kalian, wahai hamba-hamba pengguna gigi tiruan berpengaruh terhadap
Allah. Sesungguhnya Allah tidak rasa percaya diri khususnya dalam
memberikan penyakit kecuali Dia juga menjalankan ritual keagamaan dan interaksi
memberikan obatnya, selain satu penyakit sosial.
(yaitu) tua.”7 Sedangkan masalah pemasangan
gigi tiruan menurut pendapat Syekh Sholeh Metode
Munaji, “Memasang gigi buatan sebagai Penelitian menggunakan pendekatan
pengganti gigi yang dicabut karena sakit atau kualitatif dan merupakan pendekatan yang
karena rusak adalah sesuatu yang dibolehkan sistematis, subjektif, yang menguraikan
tidak apa-apa untuk dilakukan. Kebolehan ini
berlaku secara umum, tidak dibedakan apakah
pengalaman hidup yang bermakna.
gigi itu dipasang secara permanen atau tidak, Penggunaan metode kualitatif bertujuan
yang penting bagi pasien memilih yang sesuai untuk mendapatkan data yang lebih
dengan keadaannya setelah meminta pendapat komprehensif, mendalam, kredibel dan
kepada dokter spesialis.”8 Pemasangan gigi bermakna. Pendekatan metode kualitatif
tiruan menurut pendapat Himpunan Putusan adalah metode riset yang sesuai dengan ilmu
Tarjih (HPT) Muhammadiyah dengan kesehatan, terutama yang mengutamakan
merujuk dari ayat-ayat Al-Quran dan hadis- respon manusia sebagai landasan pemberian
hadis Nabi saw, bahwa masalah yang pelayanan kesehatan. Creswell, J.W,
menyangkut masalah muamalah dan tidak menjelaskan bahwa penelitian riset kualitatif
adanya larangan, maka kembali kepada mempelajari setiap masalah individu dengan
prinsip yang umum. Artinya, prinsip menempatkan pada situasi alamiah.10
muamalah mubah, kecuali ada dalil yang Pada penelitian ini partisipan yang
merujuk kepada kebalikannya. Memasang menjadi subjek penelitian ini adalah lansia
gigi tiruan itu merupakan suatu yang datang untuk dibuatkan gigi tiruan
hajat/kebutuhan bagi orang yang tidak ada lepas di Balai Pengobatan Klinik Gigi
lagi giginya, untuk mengunyah makanan Dentica. Pemilihan partisipan dengan
sebelum ditelan atau untuk membantu menggunakan informan. Pada penelitian
kualitatif ini yang menjadi informan dipilih prinsip cerobong yaitu satu tehnik
sebanyak 6 orang partisipan dan 4 orang wawancara yang dimulai dengan
informan. mengungkapkan hal-hal yang bersifat umum
Kriteria partisipan yang ditetapkan kemudian diarahkan ke bagian yang lebih
yaitu lansia muslim umur 60 tahun ke atas khusus.
yang membuatkan gigi tiruan lepas dan Penelitian ini dilakukan di Balai
bersedia menjadi partisipan penelitian ini Pengobatan Klinik Gigi Dentica Jln.Pinang
dengan menandatangi informed concent. V. Gang, H. Arif RT09/RW09. No. 48
Alasan pemilihan klinik Dentica dikarena Pondok Labu Jakarta Selatan dalam dua
kemudahan dalam mendapatkan informasi tahap yaitu tahap sebelum menggunakan
pada partisipan. gigi tiruan pada tanggal 17 - 27 Agustus
Penelitian ini menggunakan 2012 dan tahap setelah menggunakan gigi
pengumpulan data dengan tehnik wawancara tiruan lepas tanggal 15-17 Oktober 2012.
yang mendalam (in-depth interview) dengan Rentang waktu penelitian antara sebelum
pertanyaan terbuka. Tehnik ini digunakan dan setelah penggunaan gigi tiruan, karena
agar partisipan dapat menjelaskan waktu satu minggu berbeda dengan tiga
pengalamannya secara terbuka sesuai minggu proses adaptasi. Alasan pemilihan
dengan apa yang sedang diteliti. Wawancara lokasi penelitian di Balai Pengobatan Klinik
yang dilakukan adalah pertama untuk Gigi Dentica karena kemudahan dalam
pengambilan data, dan yang kedua untuk mendapatkan informasi.
memvalidasi data.
Sumber data pada penelitian ini Penelitian ini menggunakan
adalah: pendekatan fenomenologi, pengalaman
Sumber primer: adalah partisipan nyata pengguna gigi tiruan terhadap praktik
yang memenuhi kriteria sebagai partisipan keagamaan lansia. Metodologi
dalam hal ini lansia pengguna gigi tiruan fenomenologi diskriptif bertujuan untuk
lepas di Balai Pengobatan Klinik Gigi menggali pemahaman yang mendalam dari
Dentica dan telah menandatangi informed pengalaman lansia pengaruh penggunaan
concent, catatan wawancara dengan gigi tiruan terhadap praktik keagamaan.
partisipan sebanyak 6 orang sebelum dan Untuk mencapai tujuan analisis data
sesudah menggunakan gigi tiruan. kualitatif, maka penulis menggunakan
Sumber Sekunder: informan pada metode studi kasus.
penelitian ini sebanyak 4 orang yaitu 2 Penelitian ini melengkapi penelitian
orang dokter gigi, 2 orang perawat gigi dan sebelumnya pada lansia pengaruh pengguna
juga literatur yang berhubungan langsung gigi tiruan terhadap kualitas hidup,
dengan permasalahan antara lain buku-buku penelitian ini memberikan pandangan yang
kesehatan dan hadis-hadis, artikel, majalah komprehensif tentang pengaruh penggunaan
yang berkaitan erat dengan penggunaan gigi gigi tiruan terhadap praktik keagamaan.
tiruan lansia muslim.
Dalam penelitian ini penulis Hasil
menggunakan pendekatan wawancara Hasil penelitian ini menunjukkan,
dengan pedoman umum. Penulis melakukan kehilangan gigi baik sabagian maupun
wawancara secara mendalam kepada enam seluruhnya mempunyai dampak dalam
partisipan yang datang ingin membuatkan pengunyahan, berbicara dan penampilan.
gigi tiruan. Tehnik wawancara yang penulis Menurut Mobley. C.C, kehilangan gigi yang
gunakan dalam penelitian ini adalah dengan tidak diganti dengan gigi tiruan, akan
mempengaruhi kehidupan lanjut usia, antar dengan kehilangan gigi menyatakan
lain kesulitan pengunyahan, kesulitan pentingnya gigi sebagai fungsi
berbicara dan penampilan.11 Kehilangan gigi pengunyahan. Menurut Forster dkk,12
yang tidak diganti mengakibatkan menyatakan bahwa semakin meningkat usia
penghalusan makan tidak dapat halus, seseorang semakin buruk status nutrisi
terjadinya kekurangan nutrisi protein, seseorang. Walaupun dampak pengunyahan
energy pada lansia. Kehilangan gigi dalam tersebut tidak langsung bisa dirasakan,
membaca Al-Quran tidak jelas dan dengan namun perhatian akan pentingnya gigi
hilang gigi wajah tidak simetris sehingga hendaknya diperhatikan. Gigi merupakan
berkurangnya rasa percaya diri dalam salah satu organ tubuh manusia yang tidak
menjalankan ritual keagamaan. terpisahkan dari organ tubuh lainnya,
Semua subyek setelah menggunakan sehingga perlu dijaga akan kesehatannya.
gigi tiruan, dalam mengunyah makanan Kehilangan gigi membuat memilih
lebih halus sehingga asupan gizi terpenuhi. jenis makanan. memberi “cela” pada
Berbicara lebih jelas, dalam melafazkan estetika, tetapi juga membuat fungsi
ayat-ayat suci Al-Quran dengan baik sesuai mengunyah menurun dan mempengaruhi
mahraj’ sebagaimana terdapat dalam kaidah- asupan nutrisi. Akhirnya, hal ini akan
kaidah Islam dan tajwidnya. Mengganti gigi mempengaruhi kondisi kesehatan umum dan
yang hilang dengan gigi tiruan berpengaruh kualitas hidup seseorang.
terhadap penampilan, dengan mengganti Kehilangan gigi berpengaruh terhadap
sela gigi, wajah menjadi normal kembali. aktivitas sosial. Hal tersebut sejalan dengan
Dengan penampilan wajah yang kembali pendapat McGrath dan Bedi kehilangan gigi
seperti semula normal merasa nyaman, lebih geligi dapat mempengaruhi keadaan fisik
percaya diri dalam melakukan ritual seperti penampilan estetik, terganggunya
keagamaan dan interaksi sosial. sistem mastikasi, mempengaruhi
Lansia berusaha memperbaiki kenyamanan bicara. Selanjutnya keadaan ini
keadan cacat pada organ tibuh karena juga dapat mempengaruhi lansia secara
kecelakaan atau cacat sejak lahir, psikologis maupun sosial, seperti kurangnya
berdasarkan usaha untuk pengobatan, agar percaya diri dan keterbatasan aktivitas
tidak terjadi lebih parah. Lansia yang d sosial. 13
atang di Balai Pengobatan Klinik Gigi untuk Gigi berpengaruh dalam membaca
membuatkan gigi tiruan, hal ini karena Al-Quran, sebenarnya dalam Islam
mereka mempunyai tujuan dengan harapan diuraikan akan peranan gigi seperti dalam
mendapatkan pahala di dunia dan akhirat hadis Rasulullah, masalah gigi telah
dari Allah SWT. Usaha memperbaiki diketahui sejak dahulu dalam Islam, ditinjau
kelaianan dengan mengganti gigi yang dari segi Islam peranan gigi ternyata lebih
hilang dengan gigi tiruan dapat mengunyah luas. Selain yang disebut di atas gigi
makanan dengan maksimal, makanan mempunyai nilai ibadah, misalnya
dicerna dengan baik sehingga asupan gizi melafazkan ayat-ayat suci Al-Qur’an dengan
terpenuhi. Dalam hal bicara, membaca Al- baik sesuai mahraj sebagaimana terdapat
Quran yang diterima Allah SWT, ucapan dalam kaidah-kaidah Islam dan tajwidnya.
yang benar. Manusia dianjurkan untuk menjaga
kebersihan giginya pada masa Nabi dengan
Pembahasan siwak, pembersih gigi warisan Rasulullah
Pengalaman Lansia Sebelum SAW selanjutnya tercermin dalam hadis
Menggunakan Gigi Tiruan Lepas, lansia Rasulullah. (HR.Bukhari). Dengan
kekurangan yang dimiliki seseorang dalam kehilangan gigi posterior lebih banyak
hal bicara akan mempengaruhi interaksi menimbulkan gangguan pengunyahan
dengan orang lain. Dalam berinteraksi dibandingkan dengan gangguan proses
mengalami gangguan bicara akan menjadi bicara. Menurut Sherly Ida Diana,14 fungsi
tidak nyaman dan dapat berubah arti dengan gigi tiruan sebagian lepasan untuk
apa yang dimaksudkan, Pembacaan ayat- memulihkan cara bicara (speech).
ayat suci Al-Quran yang diterima Allah Penggunaan gigi tiruan agar
SWT, pembacaan secara benar. penampilan bentuk wajah simetris sehingga
Kehilangan gigi berpengaruh dalam menjalankan ritual keagamaan lebih
terhadap praktik keagamaan lansia dengan percaya diri. Mengganti gigi yang hilang
hilangnya gigi merasa tidak nyaman dalam dengan gigi tiruan akan lebih nyaman saat
menjalankan ritual keagamaan. Kehilangan menjadi imam, menjalankan ritual
gigi yang tidak diganti akan mengalami keagamaan dan percaya diri sehingga lebih
kesulitan dalam mengunyah makanan, khusuk.
dirasakan bicara tidak jelas dan penampilan Motivasi mengganti gigi yang hilang
yang tidak simetris, hal tersebut tidak bisa dengan gigi tiruan untuk pengunyahan,
dihindari oleh lansia. berbicara dan estetika. Alasan fungsi
pengunyahan, tujuan utama dari mengunyah
Pengalaman Lansia setelah adalah untuk memecah makanan menjadi
menggunakan gigi tiruan lepas, lansia halus, sehingga bisa lebih mudah masuk ke
menyatakan gigi tiruan dapat menggantikan saluran pencernaan. Selain itu, ludah
fungsi gigi asli sebagai pengunyah makanan, mempunyai sebuah enzim yang mengawali
kehilangan gigi dapat menurunnya semua proses pencernaan. Semakin halus
kemampuan mengunyah dikarenakan makanan dikunyah, semakin banyak bagian
meningkatnya usia maupun adanya kelainan dari makanan tersebut yang terlapisi oleh
di dalam mulut. Bertambahnya usia enzim dari ludah, sehingga proses
seseorang pada tahap usia lanjut keadaan pencernaan dimulai dengan baik, dan sangat
tubuh akan mengalami kemunduran, memperingan kerja dari organ pencernaan
sehingga fungsi diri juga akan mengalami yang lain. Dalam kondisi ini, tubuh akan
kemunduran seperti kulit menjadi keriput, menyerap nutrisi dan mineral dari makanan
rambut memutih, pendengaran kurang, dengan lebih baik.
penglihatan tidak tajam dan kesehatan gigi Alasan fungsi bicara, kehilangan gigi
mulut mengalami kemunduran dengan berdampak pada kejelasan suara, beberapa
hilangnya gigi sebagian sampai seluruh gigi. bagian sebagai alat penghasil suara seperti
Alat bicara terdiri dari beberapa gigi, palatum dan tulang alveolar.
organ dalam mulut yaitu gigi, palatum, Kehilangan salah satu alat bicara yang tidak
tulang alveolar, lidah, bibir, pita suara dan lengkap dan kurang sempurna dapat
mandibula. Alat bicara yang tidak lengkap mempengaruhi suara membuat bicara tidak
dan kurang sempurna dapat mempengaruhi jelas, karena mengalami kehilangan salah
suara, termasuk kehilangan gigi tergantung satu bagian diantaranya kehilangan gigi. Hal
posisi, jumlah dan susunan gigi dalam ini sependapat, dengan pernyataan Suzan
fungsi bicara. Jika gigi anterior atas hilang Elias,15 proses bicara merupakan
maka akan terjadi perubahan artikulasi suara serangkaian bunyi oral yang disusun
yang memerlukan singgungan pada bagian sehingga mempunyai arti yang dapat
gigi anterior atas, baik pada tepi insisal, dimengerti oleh kedua belah pihak yaitu,
maupun pada permukaan palatal. Pada pendengar dan pembicara.
Al-Quran adalah bacaan yang sosial. Subyek dalam penelitian ini semua
merupakan mukjizat, turun dalam bahasa mengatakan sebelum mengganti gigi dengan
arab yang jelas, kepada manusia yang paling gigi tiruan merasakan berkurangnya
fasih, yaitu Muhammad SAW. Beliau kepercayaan diri, membatasi aktifitas sosial
pernah menyatakan bahwa dirinya adalah dan menghindari hubungan personal yang
orang arab yang paling fasih. Tidak ada dekat, disamping itu dengan hilangnya gigi
orang yang membaca Al-Quran dengan tidak dapat membaca Al-Quran dengan baik.
huruf latin kecuali dia buta aksara arab. Setelah datang di Balai Pengobatan Klinik
Sebenarnya cara itu tidak dapat diterima. Gigi DENTICA membuatkan gigi yang
Bahkan cenderung malah menyesatkan. hilang dengan gigi tiruan merasa lebih
Sebab karakter huruf arab sangat jauh percaya diri dalam melakukan ritual
berbeda dengan huruf latin. Malah kalau keagamaan, menjadi imam dan memberi
boleh dibilang, semua huruf arab itu tidak khotbah.
ada padanannya dalam huruf latin. Tidak
ada orang yang bisa menybutkan huruf Daftar Pustaka
“syin” seperti dalam kata “syajarah” kecuali
1. Petersen PE, Yamamoto T, “Improving
dia belajar dulu menyembunyikannya di
the Oral Health of Older People: the
depan seorang yang ahli membaca Al-
ApproAch of the WHO Global Oral
Quran. Sebab huruf ‘syin’ itu punya
Health Programme.” Community
karakter, sifat dan cara menyembunyikan
Dental Oral Epidemiololgy 2005.
yang spesifik, unik dan tidak ada
2. Situs Resmi Kementerian Koordinator
padanannya dalam bahasa lain.
Bidang Kesejahteraan Rakyat. Hari
Alasan fungsi penampilan, masalah
Lanjut Usia Nasional. 30 Juni 2009.
kehilangan gigi menjadi buruknya
http://www.menkokesra.go.id
penampilan (loss of appearance) karena
3. Winarso Sinta, “Peran Gigi Tiruan
kehilangan gigi terutama bagian depan akan
L1Sinta Winarso, “Peran Gigi Tiruan
mengurangi daya tarik wajah seseorang.
Lepas Terhadap Peningkatan
Juga pendapat Mobley,11 kehilangan gigi
Kualitas Hidup Pra Lanjut Usia Dan
yang tidak diganti dengan gigi tiruan, akan
Lanjut Usia.”Program Pendidikan
mempengaruhi kihidupan lanjut usia, antara
Dokter Gigi Spesialis. Jakarta:
terganggunya dalam penampilan.
Departemen Proasthodonsia
Sesungguhnya Allah tidak memperhatikan
Universitas Indonesia 2010.
tubuh ataupun penampilan kalian. Yang
4. McMillan AS Wong MCM,. “Emotional
diperhatikan adalah hati kalian. (Hadis
Effects of Tooth Loss in
Rasulullah- HR. Muslim). Begitulah kita
Community-Dwelling Elderly People
diingatkan oleh Rasul, penampilan luar
in Hong Kong.” International
bukanlah yang terpenting dalam hidup kita,
Journal Prosthodontics, (2004).
tetapi penampilan hati yang lebih penting.
5. Al-Utsaimin Syaikh Muhammad bin
Karena kerapihan hati lebih berkenan bagi
Shalih, Syariah Kitab Tauhid Jilid I
Allah dari kerapian pakaian yang kita
(Jakarta: Darut Falah, 1999.
kenakan.
6. HR. Bukhari, No.5933). Ahsin W. Al-
Berdasarkan uraian di atas dapat
Hafidz, Fikih Kesehatan (Jakarta:
disimpulkan, bahwa sebelum mengganti gigi
Amzah, 2007.
yang hilang dengan gigi tiruan berpengaruh
7. Abdurrahman Muhammad Faudah,
terhadap rasa percaya diri khususnya dalam
Fatwa-fatwa MEDIS Kontemporer.
melakukan ritual keagamaan dan interaksi
Solo: Pustaka Arafah, 2011.
8. Sholeh Munajid Syekh, dalam
http://www.ahmadzain.com/read/kar
ya-tulis/361/hukum-kawat-behel-
dan-gigi-palsu/ (diakses tanggal, 30
Mei 2012, jam ;9.12 wib).
9. Hukum, mayat yang bergigi emas,
http://www.lintas.me/go/lbm.mudim
esra.com.hukum-mayat-yang-
bergigi-emas/1/ (diakses tanggal 25
Februari 2012).
10. J.W. Creswell, Quality Inquiry and
Research Design Choosing Among.
Thousand Oaks: Sage Pub, Inc.
1998.
11. Mobley, C.C, Nutrition Issues For
Denture Patients. Porttan:
Quintessence International, 2005.
12. Forster, Sarah, Gariballa, Salah H, “Age
as a Determinant of Nutritional
Status: A cross sectional study. “
Nutrition Journal. 2005.
13. Bedi R, McGrath C, “Can Dentures
Improve The Quality of Life of
Those Who Have Experienced
Considerable Tooth Loss.” Journal
of Dentistry, 2001.
14. Sherly Ida Diana., Gigi Tiruan Sebagian
Lepasan I. Jakarta: Politeknik
Kesehatan Kementrian Jakarta I,
2001.
15. Susan Elias, Logopedi. Jakarta:
Universitas Trisakti, 2004.

Anda mungkin juga menyukai