Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ETIKOLEGAL DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

“PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN/PERMENKES YANG


MELANDASI TUGAS,FUNGSI DAN PRAKTIK BIDAN”

Guna Memenuhi Tugas Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan


Dosen Pengampu :

Nurul Lidya, SST,M.Kes

Disusun Oleh :

Kelompok 9 Kelas 1 B Kebidanan

Intan Putri Calista ( P17124021058)

Intan Rahma Dhianti ( P17124021059 )

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA 1

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmatNya sehingga dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini.

Makalah berjudul “Peraturan Perundang-Undangan/Permenkes Yang Melandasi Tugas,Fungsi


Dan Praktik Bidan” disusun guna memenuhi tugas yang telah di berikan oleh dosen.

Makalah ini dapat terselesaikan dengan bantuan dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Ibu drg. Ita Astit Karmawati, MARS, selaku direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Jakarta 1.
2. Ibu Alice Leiwakabessy,S.Pd.,MKM, selaku penanggung jawab mata kuliah Etikolegal
Dalam Praktik Kebidanan di jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta 1.
3. Ibu Nurul Lidya, SST,M.Kes, selaku dosen pengampu mata kuliah Etikolegal Dalam Praktik
Kebidanan di jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta 1.
4. Orang tua Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
5. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan makalah.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik yang
disengaja ataupun tidak bahkan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat.

Penulis

Jakarta, 17 Januari 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

BAB I................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN............................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................4

1.3 Tujuan........................................................................................................................................4

BAB II...............................................................................................................................................5

PEMBAHASAN...............................................................................................................................5

2.1 Undang-Undang RI No.36 Th.2009 tentang Kesehatan.......................................................5

2.2 NO.23 TAHUN 1992 TENTANG TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA
KESEHATAN..........................................................................................................................5

A. Tenaga Kesehatan......................................................................................................................5

B. Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan....................................................................6

2.3 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


369/MENKES/SK/III/2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN................................8

2.4 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


HK.02.02/MENKES/149/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAANPRAKTIK
BIDAN........................................................................................................................................10

BAB III...........................................................................................................................................15

PENUTUP......................................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................15

3.2 Saran........................................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16

LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan menurut WHO adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, jiwa dansosial, bukan
hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Adapun istilah kesehatan dalam undang-
undang adalah keadaan sehat, baik secara fisik, spiritual maupun sosial yang mungkink setiap orang
untuk hidup produktif.
Tujuan kesehatan di Indonesia adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
setiap individu agar terwujud derajat kesehatan yang optimal seperti diamanatkan Undang-undang
no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.Dalam melaksanakan profesinya, semua tenaga kesehatan
termasuk tenaga bidan tidak dapat melepaskan seluruh rangkaian tugas dari lingkup hukum,
terutama hukum kesehatan.
Bidan harus menyadari bahwa dalam menjalankan bisnis, mereka tidak bertanggung jawab secara
kesehatan kepada pasien, namun juga bertanggung jawab di bidang hukum.Hukum kesehatan adalah
peraturan peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan yang mengatur tentang pelayanan
medik dan sarana medik.Persyaratan-persyaratan dan perizinan untuk melaksanakan praktik,praktik
kebidanan dikatakan baik jika memenuhi persyaratan persyaratan praktik kebidanan.
1.2 Rumusan Masalah
Bidan sebagai profesi telah memiliki standar praktik untuk memberikan pelayanan terhadap
masyarakat yang telah diatur dalam peraturan-undangan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu
dalam makalah ini kami membahas topik yang berhubungan dengan peraturan peraturan-undangan
yang melandasi tugas, fungsi dan praktik kebidanan, yang meliputi :
1. Apa sajakah peraturan perundang-undangan yang mengatur Perundang-Undangan yang
Melandasi Tugas, Fungsi dan Praktek bidan?
2. Apa Permenkes Tenaga Kesehatan?
3. Apa UU yang mengatur Tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan ?
4. Apa UU yang mengatur Ketenaga kerjaan?
1.3 Tujuan
1. mahasiswa mampu mengetahui latar belakang peraturan perundang-undangan atau permenkes
yang melandasi tugas,fungsi,dan praktik bidan
2. mahasiswa mampu memahami masalah Peraturan danPerundang-Undangan yang melandasi
Tugas, Fungsi dan praktik bidan
3. mahasiswa mampu mengatasi masalah dengan tanggung jawab tenaga kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Undang-Undang RI No.36 Th.2009 tentang Kesehatan


Beberapa hal yg berhubungan dg Praktik Kebidanan dalam Undang-Undang RI No.36 Th.2009
tentang Kesehatan.

BAB 1 KETENTUAN UMUM

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.

BAB V
SUMBER DAYA DI BIDANG KESEHATAN

PASAL 22 :

1. Tenaga kesehatan harus memiliki kualifikasi minimum

2. Ketentuan mengenai kualifikasi minimum sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dg


Peraturan Menteri

PASAL 23 ayat 3:

Dalam menyelenggarakan pelayanan kes. Tenaga Kesehatan wajib memiliki izin dari
Pemerintah

Hukum kesehatan adalah rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang


kesehatan yang mengatur tentang pelayanan medic dan sarana medis.

2.2 NO.23 TAHUN 1992 TENTANG TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA
KESEHATAN
A. Tenaga Kesehatan
No.23 tahun 1992 tentang tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan Pada peraturan
pemerintah ini berisikan tanggung jawab dan tugas tenaga kesehatan termasuk didalam nya
tenaga bidan,hal ini tertuang pada BAB VII dan Pasal 50 sebagai berikut :
1.Tenaga kesehatan menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan
bidang keahlian dan keahlian tenaga kesehatan yang bersangkutan Ketentuan mengenai
kategori, jenis, dan kualifikasi tenaga kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2.Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

3.Tenaga kesehatan meliputi tenaga kesehatan sarjana, sarjana muda. Adapun yang
dimaksud tenaga kesehatan adalah tenaga kesehatan pada tingkat sarjana dan sarjana muda.
Di bidang kebidanan adalah bidan yang terdiri dari diploma tiga dan empat kebidanan

B. Tugas Dan Tanggung Jawab Tenaga Kesehatan


No. 23 Tahun 1992 BAB IV tentang tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan

1. Pasal 6 Pemerintah mengatur, membina, dan mengawasi penyelenggaraan perjalanan kesehatan.

2. Pada Pasal 7 Pemerintah menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkauoleh
masyarakat.

3. Pasal 8 Pemerintah menggerakkan peran serta masyarakat dalam menyelenggarakan dan


pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi pelayanan sosial sehingga kesehatan bagi
masyarakat yang kurang mampu tetap terjamin.

4. Pasal 9 Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

C. Peraturan Pemerintah RI No. 32 Th. 1996 tentang Tenaga Kesehatan

BAB V : STANDAR PROFESI & PERLINDUNGAN HUKUM

Pasal 21 :

setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi tenaga keseahatan

Pasal 22 :

Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk :

a. Menghormati hak pasien

b. Menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien

c. Memberikan informasin yg berkaitan dg kondisi dan tindakan yg akan dilakukan

d. Meminta persetujuan terhadap tindakan yg akan dilakukan


e. Membuat dan memelihara rekam medis

Pasal 24:

Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kes. Yg melakukan tugasnya sesuai dg standar
profesi tenaga kesehatan

Pasal 24:

Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kes. Yg melakukan tugasnya sesuai dg standar
profesi tenaga kesehatan.

Undang-Undang No. 13 Th. 2003 tentang Ketenagakerjaan

 Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama dan sesudah kerja

 Bidan termasuk kategori tenaga kerja yang mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat
penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan

 Bidan berhak memperoleh perlindungan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan

Pasal 81 ayat 1:

Pekerja atau buruh perempuan yg dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan
kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua haid

Pasal 81 ayat 2:

Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Pasal 82 ayat 1:

Pekerja atau buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum
saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut pernitungan dokter
kandungan atau bidan

Pasal 82 ayat 2:
Pekerja atau buruh perempuan yg mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh
istirahat 1,5 bulan atau sesuai dg surat keterangan dokter kandungan atau bidan

Pasal 83:

Pekerja atau buruh perempuan yg anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan
sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.

Pasal 84:

Setiap pekerja atau buruh yg menggunakan hak waktu istirahatnya, mendapat upah
atau gaji penuh.

2.3 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


369/MENKES/SK/III/2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN

Secara Umum Isi Kepmenkes ini mencakup : Definsi dan pengertian bidan, asuhan
kebidanan, praktek bidan dan standar kompetensi bidan (pengetahuan maupun
keterampilan). Hal-hal tersebut yang mendasari praktek bidan. Praktek kebidanan
dikatakan baik apabila memenuhi standar kompetensi sebagia berikut :

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2007, hal.3)

1) STANDAR KOMPETENSI BIDAN


Kompetensi ke 1 : Bidan mempunyai persyaratan pengetahuan dan keterampilan dari
ilmu-ilmu sosial, kesehatan masyarakat dan etik yang membentuk dasar dari asuhan
yang bermutu tinggi sesuai dengan budaya, untuk wanita, bayi baru lahir dan
keluarganya. (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2007, hal. 10)
2) PRA KONSEPSI, KB, DAN GINEKOLOGI
Kompetensi ke-2 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, pendidikan
kesehatan yang tanggap terhadap budaya dan pelayanan menyeluruh dimasyarakat
dalam rangka untuk meningkatkan kehidupan keluarga yang sehat, perencanaan
kehamilan dan kesiapan menjadi orang tua. (Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
2007, hal. 11)
3) ASUHAN DAN KONSELING SELAMA KEHAMILAN
Kompetensi ke-3 : Bidan memberi asuhan antenatal bermutu tinggi untuk
mengoptimalkan kesehatan selama kehamilan yang meliputi: deteksi dini, pengobatan
atau rujukan dari komplikasi tertentu. (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2007,
hal. 12)
4) ASUHAN SELAMA PERSALINAN DAN KELAHIRAN
Kompetensi ke-4 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, tanggap terhadap
kebudayaan setempat selama persalinan, memimpin selama persalinan yang bersih dan
aman, menangani situasi kegawatdaruratan tertentu untuk mengoptimalkan
kesehatan wanita dan bayinya yang baru lahir.(Menteri Kesehatan Republik Indonesia,
2007, hal. 15)
5) ASUHAN PADA IBU NIFAS DAN MENYUSUI
Kompetensi ke-5 : Bidan memberikan asuhan pada ibu nifas dan mneyusui yang
bermutu tinggi dan tanggap terhadap budaya setempat. (Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2007, hal. 17)
6) ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
Kompetensi ke-6 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif
pada bayi baru lahir sehat sampai dengan 1 bulan. (Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2007, hal. 18)
7) ASUHAN PADA BAYI DAN BALITA
Kompetensi ke-7 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi, komperhensif
pada bayi dan balita sehat (1 bulan – 5 tahun). (Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2007, hal. 20)
8) KEBIDANAN KOMUNITAS
Kompetensi ke-8 : Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi dan komperhensif
pada keluarga, kelompok dan masyarakat sesuai dengan budaya setempat. (Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2007, hal. 21)
9) ASUHAN PADA IBU/WANITA DENGAN GANGGUAN REPRODUKSI
Kompetensi ke-9 : Melaksanakan asuhan kebidanan pada wanita/ibu dengan
gangguan sistem reproduksi. (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2007, hal. 22)
2.4 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR
HK.02.02/MENKES/149/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN
PRAKTIK BIDAN

Dalam peraturan ini, berisi mengenai ketentuan-ketentuan yang harus di lakukan


bidan untuk menyelenggarakan praktek kebidanan sesuai dengan standar kebidanan yang
ada. Ketentuan-ketentuan tersebut secara khusus diatur yaitu mengenai perizinan dan
penyelenggaraan praktik. Yang tertuang pada BAB II dan III sebagai berikut.(Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 3)

a. BAB III PENYELENGGARAAN PRAKTIK


1. Pasal 8
Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan
meliputi:

(a) Pelayanan kebidanan

(b) Pelayanan reproduksi perempuan; dan

(c) Pelayanan kesehatan masyarakat

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 4)

2. Pasal 9
Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a ditujukan
kepada ibu dan bayi.
Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
pada masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan masa menyusui.
Pelayanan kebidanan pada bayi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
pada bayi baru lahir normal sampai usia 28 (dua puluh delapan) hari.
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 4)
3. Pasal 10Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
ayat (2) meliputi:

(a) Penyuluhan dan

konseling (b).Pemeriksaan

fisik
(c) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

(d) Pertolongan persalinan normal

(e) Pelayanan ibu nifas normal

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 4)

Pelayanan kebidanann kepada bayi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (3)
meliputi:

(a) Pemeriksaan bayi baru lahir

(b) Perawatan tali pusat

(c) Perawatan bayi

(d) Resusitasi pada bayi baru lahir

(e)Pemberian imunisasi bayi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah; dan

(f) Pemberian penyuluhan

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 5)

4. Pasal 11
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 huruf a berwenang untuk:
a. Memberikan imunisasi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah
b. Bimbingan senam hamil
c. Episiotomi
d. Penjahitan luka episiotomy
e. Kompresi bimanual dalam rangka kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan;
f. Pencegahan anemi
g. Inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
h. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
i. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
j. Pemberian minum dengan sonde/pipet
k. Pemberian obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif
kala III;
l. Pemberian surat keterangan kelahiran
m. Pemberian surat keterangan hamil untuk keperluan cuti melahirkan

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 5)

5. Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf b, berwenang untuk;
a) Memberikan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim
dalam rangka menjalankan tugas pemerintah, dan kondom;
b) Memasang alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah dengan supervisi dokter;
c) Memberikan penyuluhan/konseling pemilihan kontrasepsi
d) Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah; dan
e) Memberikan konseling dan tindakan pencegahan kepada perempuan pada masa
pranikah dan prahamil.

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 5)

6. Pasal 13
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 huruf c, berwenang untuk:

a. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan bayi;

b. Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas; dan

c. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan Infeksi


Menular Seksual (IMS), penyalahgunaan Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif
lainnya (NAPZA) serta penyakit lainnya.

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 6)


7. Pasal 14
Dalam keadaan darurat untuk penyelamatan nyawa seseorang/pasien dan tidak ada
dokter di tempat kejadian, bidan dapat melakukan pelayanan kesehatan di luar
kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
Bagi bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter, dalam
rangka melaksanakan tugas pemerintah dapat melakukan pelayanan kesehatan di
luar kewenangan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
Daerah yang tidak memiliki dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah
kecamatan atau kelurahan/desa yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Dalam hal daearah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) telah terdapat dokter,
kewenangan bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku.
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 6)
8. Pasal 15
Pemerintah daerah menyelenggarakan pelatihan bagi bidan yang memberikan
pelayanan di daerah yang tidak memiliki dokter
Pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diseleenggarakan sesuai dengan
modul Modul Pelatihan yang ditetapkan oleh Menteri.
Bidan yang lulus pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memperoleh
sertifikat.
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 6)
9. Pasal 16
Pada daerah yang tidak memiliki dokter, pemerintah daerah hanya menempatkan
Bidan dengan pendidikan Diploma III kebidanan atau bidan dengan pendidikan
Diploma I kebidanan yang telah mengikuti pelatihan. (Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2010, hal. 6)
10. Pasal 17
Bidan dalam menjalankan praktik harus membantu program pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. (Menteri Kesehatan Republik
Indonesia, 2010, hal. 6
11. Pasal 18

1. Dalam menjalankan praktik, bidan berkewajiban untuk:

a. Menghormati hak pasien

b. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani dengan tepat waktu.

c. Menyimpan rahasia kedokteran sesuai dengan ketentuan peraturan


perundang-undangan;

d. Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien dan pelayanan yang


dibutuhkan;

e. Meminta persetujuan tindakan kebidanan yang akan dilakukan;

f. Melakukan pencatatan asuhan kebidanan secara sistematis;

g. Mematuhi standar; dan

h. Melakukan pelaporan penyelenggaraan praktik kebidanan termasuk pelaporan


kelahirana dan kematian.

(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 7)

2. Bidan dalam menjalankan praktik senantiasa meningkatkan mutu pelayanan


profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya. (Menteri
Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 7)

12. Pasal 19
Dalam melaksanakan praktik, bidan mempunyai hak:
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik sepanjang
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan;
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/ atau
keluarganya;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan, standar profesi dan standar
pelayanan; dan
d. Menerima imbalan jasa profesi.(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 7)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bidan sebagai profesi yang telah memiliki standar praktik untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang telah diatur dalam perundang-undangan yang ada. Adapun peraturan
perundang-undangan yang mengatur perundang-undangan yang melandasi tugas,fungsi dan
praktek bidan :

a) Undang-Undang RI No.36 Th.2009 tentang Kesehatan

b) NO.23 TAHUN 1992 TENTANG TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA


KESEHATAN

c) KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


369/MENKES/SK/III/2007 TENTANG STANDAR PROFESI BIDAN

d) PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


HK.02.02/MENKES/149/2010 TENTANG IZIN DAN PENYELENGGARAAN PRAKTIK
BIDAN

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini selain menjadi salah satu referensi juga diharapkan
bisa sebagai panduan secara teori mengenai peraturan perundang undangan yang
mengaturPerundang-Undangan yang Melandasi Tugas, Fungsi dan Praktek bidan.
DAFTAR PUSTAKA

Soepardan, Suryani, dkk. 2007. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC Bertens,
K. 2007. Etika (cetakan kesepuluh). Jakarta: Gramedia Pustaka

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR369/MENKES/SK/III/2007 PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMORHK.02.02/MENKES/149/2010 Permenkes RI No.
1464/Menkes/SK/X/201024
LEMBAR PERSETUJUAN

Makalah perkuliahan dengan pokok bahasan “Peraturan Perundang-Undangan/Permenkes


Yang Melandasi Tugas,Fungsi Dan Praktik Bidan”. Telah dikoreksi oleh dosen penanggung
jawab dan telah dikoreksi oleh tim.

Jakarta, 18 Januari 2022

Nurul Lidya, SST,M.Kes

Anda mungkin juga menyukai