Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan
Makalah Etikolegal Dalam Praktik Kebidanan
Disusun Oleh :
Makalah ini dapat terselesaikan dengan bantuan dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak,
oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Ibu drg. Ita Astit Karmawati, MARS, selaku direktur Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Jakarta 1.
2. Ibu Alice Leiwakabessy,S.Pd.,MKM, selaku penanggung jawab mata kuliah Etikolegal
Dalam Praktik Kebidanan di jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta 1.
3. Ibu Nurul Lidya, SST,M.Kes, selaku dosen pengampu mata kuliah Etikolegal Dalam Praktik
Kebidanan di jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta 1.
4. Orang tua Kedua orang tua yang selalu mendukung dan mendoakan kami.
5. Semua pihak yang terkait yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dalam penyusunan makalah.
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan baik yang
disengaja ataupun tidak bahkan masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga
makalah ini bermanfaat.
Penulis
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
BAB I................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................................5
2.2 NO.23 TAHUN 1992 TENTANG TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA
KESEHATAN..........................................................................................................................5
A. Tenaga Kesehatan......................................................................................................................5
BAB III...........................................................................................................................................15
PENUTUP......................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................15
3.2 Saran........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................16
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan menurut WHO adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan, jiwa dansosial, bukan
hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Adapun istilah kesehatan dalam undang-
undang adalah keadaan sehat, baik secara fisik, spiritual maupun sosial yang mungkink setiap orang
untuk hidup produktif.
Tujuan kesehatan di Indonesia adalah meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
setiap individu agar terwujud derajat kesehatan yang optimal seperti diamanatkan Undang-undang
no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.Dalam melaksanakan profesinya, semua tenaga kesehatan
termasuk tenaga bidan tidak dapat melepaskan seluruh rangkaian tugas dari lingkup hukum,
terutama hukum kesehatan.
Bidan harus menyadari bahwa dalam menjalankan bisnis, mereka tidak bertanggung jawab secara
kesehatan kepada pasien, namun juga bertanggung jawab di bidang hukum.Hukum kesehatan adalah
peraturan peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan yang mengatur tentang pelayanan
medik dan sarana medik.Persyaratan-persyaratan dan perizinan untuk melaksanakan praktik,praktik
kebidanan dikatakan baik jika memenuhi persyaratan persyaratan praktik kebidanan.
1.2 Rumusan Masalah
Bidan sebagai profesi telah memiliki standar praktik untuk memberikan pelayanan terhadap
masyarakat yang telah diatur dalam peraturan-undangan yang ada di Indonesia. Oleh karena itu
dalam makalah ini kami membahas topik yang berhubungan dengan peraturan peraturan-undangan
yang melandasi tugas, fungsi dan praktik kebidanan, yang meliputi :
1. Apa sajakah peraturan perundang-undangan yang mengatur Perundang-Undangan yang
Melandasi Tugas, Fungsi dan Praktek bidan?
2. Apa Permenkes Tenaga Kesehatan?
3. Apa UU yang mengatur Tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan ?
4. Apa UU yang mengatur Ketenaga kerjaan?
1.3 Tujuan
1. mahasiswa mampu mengetahui latar belakang peraturan perundang-undangan atau permenkes
yang melandasi tugas,fungsi,dan praktik bidan
2. mahasiswa mampu memahami masalah Peraturan danPerundang-Undangan yang melandasi
Tugas, Fungsi dan praktik bidan
3. mahasiswa mampu mengatasi masalah dengan tanggung jawab tenaga kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Fasilitas pelayanan kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif
yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
BAB V
SUMBER DAYA DI BIDANG KESEHATAN
PASAL 22 :
PASAL 23 ayat 3:
Dalam menyelenggarakan pelayanan kes. Tenaga Kesehatan wajib memiliki izin dari
Pemerintah
2.2 NO.23 TAHUN 1992 TENTANG TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB TENAGA
KESEHATAN
A. Tenaga Kesehatan
No.23 tahun 1992 tentang tugas dan tanggung jawab tenaga kesehatan Pada peraturan
pemerintah ini berisikan tanggung jawab dan tugas tenaga kesehatan termasuk didalam nya
tenaga bidan,hal ini tertuang pada BAB VII dan Pasal 50 sebagai berikut :
1.Tenaga kesehatan menyelenggarakan atau melakukan kegiatan kesehatan sesuai dengan
bidang keahlian dan keahlian tenaga kesehatan yang bersangkutan Ketentuan mengenai
kategori, jenis, dan kualifikasi tenaga kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
2.Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan
serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan
yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
3.Tenaga kesehatan meliputi tenaga kesehatan sarjana, sarjana muda. Adapun yang
dimaksud tenaga kesehatan adalah tenaga kesehatan pada tingkat sarjana dan sarjana muda.
Di bidang kebidanan adalah bidan yang terdiri dari diploma tiga dan empat kebidanan
2. Pada Pasal 7 Pemerintah menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan terjangkauoleh
masyarakat.
Pasal 21 :
setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar
profesi tenaga keseahatan
Pasal 22 :
Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas profesinya berkewajiban untuk :
Pasal 24:
Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kes. Yg melakukan tugasnya sesuai dg standar
profesi tenaga kesehatan
Pasal 24:
Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kes. Yg melakukan tugasnya sesuai dg standar
profesi tenaga kesehatan.
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama dan sesudah kerja
Bidan termasuk kategori tenaga kerja yang mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat
penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan
Bidan berhak memperoleh perlindungan tenaga kerja sesuai dengan harkat dan martabat
kemanusiaan
Pasal 81 ayat 1:
Pekerja atau buruh perempuan yg dalam masa haid merasakan sakit dan memberitahukan
kepada pengusaha, tidak wajib bekerja pada hari pertama dan kedua haid
Pasal 81 ayat 2:
Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 diatur dalam perjanjian kerja,
peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.
Pasal 82 ayat 1:
Pekerja atau buruh perempuan berhak memperoleh istirahat selama 1,5 bulan sebelum
saatnya melahirkan anak dan 1,5 bulan sesudah melahirkan menurut pernitungan dokter
kandungan atau bidan
Pasal 82 ayat 2:
Pekerja atau buruh perempuan yg mengalami keguguran kandungan berhak memperoleh
istirahat 1,5 bulan atau sesuai dg surat keterangan dokter kandungan atau bidan
Pasal 83:
Pekerja atau buruh perempuan yg anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan
sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja.
Pasal 84:
Setiap pekerja atau buruh yg menggunakan hak waktu istirahatnya, mendapat upah
atau gaji penuh.
Secara Umum Isi Kepmenkes ini mencakup : Definsi dan pengertian bidan, asuhan
kebidanan, praktek bidan dan standar kompetensi bidan (pengetahuan maupun
keterampilan). Hal-hal tersebut yang mendasari praktek bidan. Praktek kebidanan
dikatakan baik apabila memenuhi standar kompetensi sebagia berikut :
2. Pasal 9
Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 huruf a ditujukan
kepada ibu dan bayi.
Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
pada masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan masa menyusui.
Pelayanan kebidanan pada bayi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan
pada bayi baru lahir normal sampai usia 28 (dua puluh delapan) hari.
(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 4)
3. Pasal 10Pelayanan kebidanan kepada ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
ayat (2) meliputi:
konseling (b).Pemeriksaan
fisik
(c) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
Pelayanan kebidanann kepada bayi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (3)
meliputi:
4. Pasal 11
Bidan dalam memberikan pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 8 huruf a berwenang untuk:
a. Memberikan imunisasi dalam rangka menjalankan tugas pemerintah
b. Bimbingan senam hamil
c. Episiotomi
d. Penjahitan luka episiotomy
e. Kompresi bimanual dalam rangka kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan
perujukan;
f. Pencegahan anemi
g. Inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu eksklusif
h. Resusitasi pada bayi baru lahir dengan asfiksia
i. Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk;
j. Pemberian minum dengan sonde/pipet
k. Pemberian obat bebas, uterotonika untuk postpartum dan manajemen aktif
kala III;
l. Pemberian surat keterangan kelahiran
m. Pemberian surat keterangan hamil untuk keperluan cuti melahirkan
5. Pasal 12
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 8 huruf b, berwenang untuk;
a) Memberikan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim
dalam rangka menjalankan tugas pemerintah, dan kondom;
b) Memasang alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan kesehatan
pemerintah dengan supervisi dokter;
c) Memberikan penyuluhan/konseling pemilihan kontrasepsi
d) Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim di fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah; dan
e) Memberikan konseling dan tindakan pencegahan kepada perempuan pada masa
pranikah dan prahamil.
6. Pasal 13
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam pasal 8 huruf c, berwenang untuk:
a. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan ibu dan bayi;
12. Pasal 19
Dalam melaksanakan praktik, bidan mempunyai hak:
a. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik sepanjang
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan;
b. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari pasien dan/ atau
keluarganya;
c. Melaksanakan tugas sesuai dengan kewenangan, standar profesi dan standar
pelayanan; dan
d. Menerima imbalan jasa profesi.(Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2010, hal. 7)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bidan sebagai profesi yang telah memiliki standar praktik untuk memberikan pelayanan
kepada masyarakat yang telah diatur dalam perundang-undangan yang ada. Adapun peraturan
perundang-undangan yang mengatur perundang-undangan yang melandasi tugas,fungsi dan
praktek bidan :
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini selain menjadi salah satu referensi juga diharapkan
bisa sebagai panduan secara teori mengenai peraturan perundang undangan yang
mengaturPerundang-Undangan yang Melandasi Tugas, Fungsi dan Praktek bidan.
DAFTAR PUSTAKA
Soepardan, Suryani, dkk. 2007. Etika Kebidanan dan Hukum Kesehatan. Jakarta: EGC Bertens,
K. 2007. Etika (cetakan kesepuluh). Jakarta: Gramedia Pustaka