Anda di halaman 1dari 2

Apa peran keluarga untuk memberantas korupsi dan perilaku koruptif yang sering terjadi di

masyarakat?

Jawab :

Keluarga memiliki peran yang sangat strategis didalam melahirkan generasi yang antikorupsi.
Ada tiga peran yang dapat dilakukan keluarga, yaitu: Pertama, keluarga adalah sekolah
antikorupsi yang paling baik untuk anak. Kedua, keluarga sebagai institusi kontrol perilaku
koruptif. Ketiga, kumpulan keluarga yang antikorupsi akan membentuk tatanan masyarakat yang
antikorupsi. Dan seterusnya, membentuk bangsa dan negara yang antikorupsi.

Pertama, bila mengandalkan pendidikan antikorupsi yang diajarkan sekolah, maka terlalu sedikit
waktu yang ada. Belum lagi seambrek matapelajaran lainnya yang harus diselesaikan. Keluarga
memainkan peran yang sangat strategis dalam pendidikan antikorupsi ini. Pendidikan dapat
dimulai sejak dini.

Sejak calon bayi berada dalam kandungan. Atau bahkan, pada saat memilih calon pasangan
hidup. Pastikan calon yang dipilih bukan seorang koruptor. Harta yang halal akan berdampak
pada tubuh dan amal. Bahkan, menjadi sebab terkabulnya doa seorang hamba.

Harta halal yang dibawa pulang, bisa menjadi sarana pendidikan antikorupsi dalam keluarga.
Keteladanan kedua orang tua, merupakan sarana efektif dalam mendidik anak. Berat rasanya,
mengharapkan lahirnya generasi antikorupsi, jika orang tuanya masih melakukan korupsi.

Apa yang dilakukan anak, sebenarnya adalah cerminan dari apa yang ada dilingkungannya. Dan
itu adalah orang tuanya. Membiasakan diri dengan yang halal, adalah keteladanan antikorupsi
bagi anak.

Kedua, keluarga sebagai institusi kontrol perilaku koruptif anggotanya. Keluarga dalam arti
sempit setidaknya terdiri dari suami dan istri, ayah dan ibu, atau ditambah dengan anak-anak.
Mustahil, seorang suami/istri tidak mengetahui korupsi yang dilakukan oleh pasangannnya.
Apakah tidak pernah curiga dengan harta up normal yang dibawa pulang kerumah? Bukankah
suami/istri sudah bisa memperkirakan besaran penghasilan yang seharusnya diperoleh
pasangannya?
Seorang suami/istri/anak yang berniat melakukan korupsi harusnya berfikir beribu-ribu kali.
Bayangkan saja, adanya hukuman yang berat, saat berada di dunia ataupun setelah kematian.
Pasangan hidup akan malu di tengah-tengah masyarakat, dan anak-anak mendapat stempel
sebagai anak koruptor. Sementara hukuman setelah kematian, lebih berat dan tidak berujung.
Karena janji Allah adalah pasti.

Ketiga, keberhasilan mendidik anak dalam keluarga, akan berdampak kepada keberhasilan
membina masyarakat. Kumpulan keluarga yang antikorupsi, akan membentuk masyarakat yang
antikorupsi. Dan dengan demikian, generasi antikorupsi benar-benar akan terwujud di negara
tercinta ini.

Institusi keluarga, jelas memiliki fungsi sangat strategis dalam pemberantasan korupsi. Potensi
yang baik ini menjadi kurang berarti, bila tidak didukung political will pemerintah. Untuk
menguatkan Ketahanan Keluarga, dan Pemberantasan korupsi. Regulasi tentang Ketahanan
Keluarga dibutuhkan, sebagai ikhtiar melindungi dan membentuk generasi yang unggul, dan
antikorupsi.

Anda mungkin juga menyukai