Anda di halaman 1dari 4

RINGKASAN MATA KULIAH (RMK)

AKUNTANSI KEUANGAN

MATERI :
DEPRESIASI, PENURUNAN NILAI DAN DEPLESI

NAMA : DEDY HERMAWAN


NIM : I2F 021 018
PRODI : S2 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MATARAM
2021/2022
DEFINISI
Depresiasi adalah proses pengalokasian biaya aktiva berwujud sebagai beban secara sistematis
dan rasional untuk periode periode yang diharapkan dapat memberikan manfaat dari penggunaan
asset tersebut.

Faktor factor penentu biaya penyusutan:


1. Harga Perolehan Asset (HP)
2. Nilai Sisa (Residu)
3. Umur Ekonomis (UE)

Jenis jenis Metode Depresiasi:


1. Metode Garis Lurus
2. Metode Jumlah Angka Tahun
3. Metode Saldo Menurun

Metode Garis Lurus :


Metode ini memiliki biaya depresiasi per tahun denganb jumlah yang sama besar. Metode ini
dihitung dengan rumus :

Metode Jumlah Angka Tahun (Sum Of The Year)


Metode jumlah angka tahun ini menggunakan nilai Harga perolehan dikurangi nilai sisa sebagai
dasar perhitungan penyusutan dan mengalikannya dengan sisa umur ekonomis dibagi total
jumlah angka tahun.

Dalam persamaan matematis, metode jumlah angka tahun dapat dirumuskan sebagai berikut :

( )
Metode Saldo menurun
Metode ini menggunakan saldo buku akhir tahun sebagai dasar perhitungan beban depresiasi,
dengan rumus sebagai berikut :

( )

PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK PENURUNAN NILAI AKTIVA TETAP


1. Aset tetap mengalami penurunan nilai jika perusahaan tidak dapat memulihkan nilai buku
asset baik dengan menggunakannya atau dengan menjualnya.
2. Jika indikator penurunan nilai asset muncul, maka tes penurunan nilai harus dilakukan.
Pengujian ini membandingkan jumlah terpulihkan aset dengan jumlah tercatatnya
3. Jika nilai buku asset lebih tinggi dari jumlah terpulihkan, selisihnya merupakan rugi
penurunan nilai. Jika jumlah terpulihkan lebih besar dari nilai buku, tidak ada penurunan
nilai yang dicatat

DEPLESI
Deplesi adalah metode penyusutan terhadap aset karena pengurangan biaya (cost) akibat
pengelolaan sumber daya menjadi bahan baku atau persediaan.

Contoh: penurunan nilai pada barang tambang dan hutan kayu

Perbedaan deplesi dan depresiasi:


1. Deplesi dipakai untuk aktiva tetap yang tidak dapat diganti langsung setelah habis digunakan.

Sementara depresiasi bisa dipakai untuk aktiva tetap yang dapat diperbaharui jika sudah

habis manfaatnya.
2. Deplesi berdasarkan pengakuan langsung dari sumber daya alam yang dijual. Sementera

depresiasi hanya mengalokasikan harga perolehan aset tetap dalam penghasilan periode

bersangkutan

Contoh Perhitungan deplesi:


Sebuah lahan yang akan digunakan untuk tambang ditaksir memiliki harga sebesar Rp

200.000.000,00. Menurut hasil observasi pihak perusahaan, lahan tersebut diperkirakan memiliki

kandungan tambang sebesar 100.000 ton. Setelah dieksploitasi pada tahun pertama, ternyata nilai

taksirannya hanya mencapai Rp.20.000.000.

Dari contoh soal deplesi tersebut, maka cara menghitung deplesi per ton adalah sebagai berikut :

Deplesi : (Rp 200.000.000 – Rp 20.000.000) / 100.000 = Rp 1.800

Jadi, penyusutan yang diperoleh dari metode deplesi adalah sebesar Rp 1.800,00 per ton.

Jika pada eksploitasi lahan pada tahun berikutnya, ternyata lahan menghasilkan 30.000 ton,

maka deplesi pada tahun tersebut Rp1.800 x 30.000 = Rp.54.000.000.

Anda mungkin juga menyukai