Disusun Oleh :
Fazrin Prawiradinata
NIM. R210415026
A. Latar Belakang
Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2017) mendefinisikan sehat sebagai suatu
keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan. Sedangkan di Indonesia sendiri definisi tentang
kesehatan telah dituangkan melalui UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO 36 TAHUN 2009, n.d.)
yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan demikian kesehatan merupakan
aspek penting didalam kehidupan manusia untuk memenuhi setiap kebutuhannya
(“WHO | Global Nutrition Targets 2025: Low Birth Weight Policy Brief,” 2018).
Dalam kehidupan manusia diperlukan upaya pemeliharaan kesehatan guna
mencapai derajat kesehatan yang setinggi–tingginya (Aulia, 2019). Upaya
pemeliharan tersebut dilakukan sejak sebelum lahir sampai seseorang pada fase
akhir hayatnya. Oleh karena itu, dibutuhkan aksi yang nyata dan saling berkaitan
dari berbagai kalangan untuk mewujudkan hal tersebut (John P. Thomas, 2017).
(WHO, 2017) menjelaskan bahwa sebesar 60– 80% dari Angka Kematian
Bayi (AKB) yang terjadi, disebabkan karena BBLR. BBLR mempunyai risiko
lebih besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas daripada bayi lahir yang
memiliki berat badan normal. Masa kehamilan yang kurang dari 37 minggu dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi pada bayi karena pertumbuhan organ-organ
yang berada dalam tubuhnya kurang sempurna.(F, E, & D, n.d.) Kemungkinan
yang terjadi akan lebih buruk bila berat bayi semakin rendah (WHO, 2014).
Semakin rendah berat badan bayi, maka semakin penting untuk memantau
perkembangannya di minggu-minggu setelah kelahiran. Ibu yang selalu menjaga
kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan menerapkan gaya
hidup yang baik akan melahirkan bayi yang sehat, sebaliknya ibu yang mengalami
defisiensi gizi memiliki risiko untuk melahirkan BBLR (Nussbaumer-Streit et al.,
2020).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan peserta dapat memahami
tentang (BBLR) dan melakukan Perawatan Metode
Kanguru (PMK).
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan pengertian dan penyebab tentang BBLR
b. Menjelaskan klasifikasi BBLR
c. Menjelaskan penyebab BBLR
d. Menjelaskan karakteristik BBLR
e. Menjelaskan cara merawat bayi BBLR
f. Menjelaskan Perawatan Metode Kanguru
C. Kegiatan
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
E. Materi (terlampir)
1. Pengertian berat badan lahir rendah
2. Klasifikasi berat badan lahir rendah
3. Penyebab berat badan lahir rendah
4. Karakteristik berat badan lahir rendah
5. Cara merawat badan lahir rendah
6. Menjelaskan Perawatan Metode Kanguru (PMK)
F. Media
1. Proyektor
2. Laptop
3. Leaflet (terlampir)
G. Evaluasi
1. Ibu mengetahui tentang Pendidikan kesehatan BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) setelah dilakukan Pendidikan kesehatan.
2. Ibu mengetahui pengertian dan klasifikasi BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) setelah dilakukan Pendidikan kesehatan.
3. Ibu mengetahui penyebab BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) setelah
dilakukan Pendidikan kesehatan.
4. Ibu mengetahui ciri-ciri BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) setelah
dilakukan Pendidikan kesehatan.
5. Ibu mengetahui pengetahuan setelah di lakukan Pendidikan kesehatan
tentang BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
6. Ibu mengetahui kepatuhan setelah dilakukan Pendidikan kesehatan tentang
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
MATERI
A. Pengertian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat
terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan
(intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).
B. Klasifikasi
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati
dan Ismawati, 2010) :
a. Menurut harapan lahirnya
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500
gram.
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
1500 gram.
3. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1. Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu
dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi
atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (NKB-SMK).
2. ismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk
masa kehamilannya (KMK).
C. Penyebab BBLR
1. Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah
(Proverawati dan Ismawati, 2010).
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia,
perdarahanantepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi
kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular
seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada
usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari
1tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan social ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah.
Halini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal
yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah
b. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan.
c. Faktor plasenta
Disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa,
solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom
parabiotik),
ketuban pecah dini dan kembar.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di
dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
D. Karakteristik
a. BB < 2500 gr, PB < 45 cm, lingkar kepala < 33 cm, lingkaran dada
<30 cm.
b. Masa gestasi < 37 minggu, getaran kurang aktif, otot masih
hipotonik lemah.
c. Kepala > besar dan badan, rambut tipis, halus, UUB satural lebar
d. Telingan elastis, daun telinga menetes pada kepala
e. Pernafasan belum teratur dan sering mengalami apneu
f. Putting susu belum terbentuk dengan sempurna
g. Kulit tipis transparan, lanugo banyak terutama di dahi, pelipis dan
lengan.
h. Lemak subcutan kurang
i. Genetalia belum sempurna pada laki-laki testis belum turun, pada
wanita labia mayora belum terbentuk
j. Reflek hisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
k. Pernafasan sejajar 45-50 kali permenit
l. Frekuensi nadi 100 – 140 x permenit.