Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH)


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepetawatan Anak

Disusun Oleh :
Fazrin Prawiradinata
NIM. R210415026

YAYASAN INDRA HUSADA INDRAMAYU


SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
Jl.Wirapati Telp.(0234) 272020 Fax. (0234) 272024 INDRAMAYU
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BBLR (BERAT BADAN LAHIR RENDAH)

POKOK BAHASAN : BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)


SUB POKOK BAHASAN :
1. Pengertian BBLR
2. Klasifikasi BBLR
3. Penyebab BBLR
4. Karakteristik BBLR
5. Cara Merawat BBLR
6. Perawatam Metode Kanguru

WAKTU PERTEMUAN : 09.00 – 09.30 (30 menit)


PERTEMUAN KE :
SASARAN : Ibu yang memiliki bayi dengan BBLR
TEMPAT : RSUD Indramayu (Ruang Gincu 2)

A. Latar Belakang
Badan Kesehatan Dunia (WHO, 2017) mendefinisikan sehat sebagai suatu
keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas
dari penyakit atau kecacatan. Sedangkan di Indonesia sendiri definisi tentang
kesehatan telah dituangkan melalui UU 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO 36 TAHUN 2009, n.d.)
yang menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup
produktif secara sosial dan ekonomis. Dengan demikian kesehatan merupakan
aspek penting didalam kehidupan manusia untuk memenuhi setiap kebutuhannya
(“WHO | Global Nutrition Targets 2025: Low Birth Weight Policy Brief,” 2018).
Dalam kehidupan manusia diperlukan upaya pemeliharaan kesehatan guna
mencapai derajat kesehatan yang setinggi–tingginya (Aulia, 2019). Upaya
pemeliharan tersebut dilakukan sejak sebelum lahir sampai seseorang pada fase
akhir hayatnya. Oleh karena itu, dibutuhkan aksi yang nyata dan saling berkaitan
dari berbagai kalangan untuk mewujudkan hal tersebut (John P. Thomas, 2017).

(WHO, 2017) menjelaskan bahwa sebesar 60– 80% dari Angka Kematian
Bayi (AKB) yang terjadi, disebabkan karena BBLR. BBLR mempunyai risiko
lebih besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas daripada bayi lahir yang
memiliki berat badan normal. Masa kehamilan yang kurang dari 37 minggu dapat
menyebabkan terjadinya komplikasi pada bayi karena pertumbuhan organ-organ
yang berada dalam tubuhnya kurang sempurna.(F, E, & D, n.d.) Kemungkinan
yang terjadi akan lebih buruk bila berat bayi semakin rendah (WHO, 2014).
Semakin rendah berat badan bayi, maka semakin penting untuk memantau
perkembangannya di minggu-minggu setelah kelahiran. Ibu yang selalu menjaga
kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan menerapkan gaya
hidup yang baik akan melahirkan bayi yang sehat, sebaliknya ibu yang mengalami
defisiensi gizi memiliki risiko untuk melahirkan BBLR (Nussbaumer-Streit et al.,
2020).

Berdasarkan Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 angka


kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia mencapai 6,2%.
Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat pertama kejadian BBLR yaitu
8,9%, sedangkan provinsi yang memiliki persentase angka kejadian BBLR paling
rendah adalah Provinsi Jambi (2,6%) (Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional, Statistik, Kesehatan, & USAID, 2018)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ini, diharapkan peserta dapat memahami
tentang (BBLR) dan melakukan Perawatan Metode
Kanguru (PMK).
2. Tujuan khusus
a. Menjelaskan pengertian dan penyebab tentang BBLR
b. Menjelaskan klasifikasi BBLR
c. Menjelaskan penyebab BBLR
d. Menjelaskan karakteristik BBLR
e. Menjelaskan cara merawat bayi BBLR
f. Menjelaskan Perawatan Metode Kanguru

C. Kegiatan

Tahap Kegiatan penyuluhan Kegiatan sasaran Waktu Media dan


alat
pengajaran
Pendahulua a. Salam pembukaan - Menjawab salam 5 menit Proyektor,
n b. Perkenalan - Memperhatikan Laptop dan
c. Apersepsi - Berpartisipasi Leaflet
d. Mengkomunikasikan
tujuan
Penyajian a. Menjelaskan - Mendengarkan dan 15 menit Proyektor,
pengertian dan memperhatikan Laptop dan
penyebab tentang Leaflet
BBLR
b. Menjelaskan
klasifikasi BBLR
c. Menjelaskan
penyebab tentang
BBLR
d. Menjelaskan
karakteristik BBLR
e. Menjelaskan cara
mrawatan bayi BBLR
f. Menjelaskan PMK
Penutup a. Menyimpulkan - Mempersiapkan 10 menit Leaflet
materi yang telah kesimpulan materi
disampaikan - Menjawab
b. Melakukan pertanyaan
evaluasi - Menjawab salam
penyuluhan
dengan
pertanyaan secara
lisan
c. Mengakhiri
kegiatan
penyuluhan

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi

E. Materi (terlampir)
1. Pengertian berat badan lahir rendah
2. Klasifikasi berat badan lahir rendah
3. Penyebab berat badan lahir rendah
4. Karakteristik berat badan lahir rendah
5. Cara merawat badan lahir rendah
6. Menjelaskan Perawatan Metode Kanguru (PMK)

F. Media
1. Proyektor
2. Laptop
3. Leaflet (terlampir)

G. Evaluasi
1. Ibu mengetahui tentang Pendidikan kesehatan BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) setelah dilakukan Pendidikan kesehatan.
2. Ibu mengetahui pengertian dan klasifikasi BBLR (Berat Badan Lahir
Rendah) setelah dilakukan Pendidikan kesehatan.
3. Ibu mengetahui penyebab BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) setelah
dilakukan Pendidikan kesehatan.
4. Ibu mengetahui ciri-ciri BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) setelah
dilakukan Pendidikan kesehatan.
5. Ibu mengetahui pengetahuan setelah di lakukan Pendidikan kesehatan
tentang BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).
6. Ibu mengetahui kepatuhan setelah dilakukan Pendidikan kesehatan tentang
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).

MATERI
A. Pengertian BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat
terjadi pada bayi kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan
(intrauterine growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).

B. Klasifikasi
Ada beberapa cara dalam mengelompokkan BBLR (Proverawati
dan Ismawati, 2010) :
a. Menurut harapan lahirnya
1. Bayi berat lahir rendah (BBLR) dengan berat lahir 1500-2500
gram.
2. Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR) dengan berat lahir 1000-
1500 gram.
3. Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER) dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
b. Menurut masa gestasinya
1. Prematuritas murni yaitu masa gestasinya kurang dari 37 minggu
dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi
atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai untuk masa
kehamilan (NKB-SMK).
2. ismaturitas yaitu bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat
badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Bayi mengalami
retardasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi kecil untuk
masa kehamilannya (KMK).

C. Penyebab BBLR
1. Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah
(Proverawati dan Ismawati, 2010).
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia,
perdarahanantepartum, preekelamsi berat, eklamsia, infeksi
kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular
seksual,
hipertensi, HIV/AIDS, TORCH, penyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematitas tertinggi adalah kehamilan pada
usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari
1tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan social ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi rendah.
Halini dikarenakan keadaan gizi dan pengawasan antenatal
yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah
b. Faktor janin
Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin kronik
(inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan.
c. Faktor plasenta
Disebabkan oleh : hidramnion, plasenta previa,
solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom
parabiotik),
ketuban pecah dini dan kembar.
d. Faktor lingkungan
Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat tinggal di
dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.
D. Karakteristik
a. BB < 2500 gr, PB < 45 cm, lingkar kepala < 33 cm, lingkaran dada
<30 cm.
b. Masa gestasi < 37 minggu, getaran kurang aktif, otot masih
hipotonik lemah.
c. Kepala > besar dan badan, rambut tipis, halus, UUB satural lebar
d. Telingan elastis, daun telinga menetes pada kepala
e. Pernafasan belum teratur dan sering mengalami apneu
f. Putting susu belum terbentuk dengan sempurna
g. Kulit tipis transparan, lanugo banyak terutama di dahi, pelipis dan
lengan.
h. Lemak subcutan kurang
i. Genetalia belum sempurna pada laki-laki testis belum turun, pada
wanita labia mayora belum terbentuk
j. Reflek hisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah
k. Pernafasan sejajar 45-50 kali permenit
l. Frekuensi nadi 100 – 140 x permenit.

E. Cara Merawat Bayi BBLR


a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematuritas akan cepat kehilangan panas badan dan
menjadi hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum
berfungsi dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan
badan relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat
di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam
rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang berisi
air panas atau menggunakan metode kangguru yaitu perawatan bayi
baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung ibunya. Caranya:
Bayi diletakkan dalam dekapan ibu dengan kulit menyentuh kulit,
posisi bayi tegak, kepala miring ke kiri atau ke kanan. Cara – cara
diatas dilakukan agar panas badan bayi dapat dipertahankan.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna,
lambung kecil, enzim pecernaan belum matang. Sedangkan
kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB (Berat Badan) dan kalori
110 gr/ kg BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat.
Pemberian minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului
dengan menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah,
sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi
dengan frekuensi yang lebih sering. ASI merupakan makanan yang
paling utama, sehingga ASIlah yang paling dahulu diberikan. Bila
faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat diperas dan
diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau dengan memasang
sonde menuju lambung. Permulaan cairan yang diberikan sekitar
200 cc/ kg/ BB/ hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena
daya tahan tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih
kurang, dan pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu,
upaya preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal
sehingga tidak terjadi persalinan prematuritas / BBLR. Dengan
demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara
khusus dan terisolasi dengan baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
F. PMK (Kangaroo Mother Care)
Kangaroo Mother Care (KMC) atau Perawatan Metode Kanguru
(PMK) merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah atau
kelahiran prematur dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi
dengan kulit ibu atau skin-to-skin contact dimana ibu menggunakan suhu
tubuhnya untuk menghangatkan bayi.
Manfaat PMK :
a. Manfaat PMK bagi bayi:
 Suhu tubuhnya lebih cepat stabil.
 Mempercepat peningkatan berat badan bayi
 Tumbuh lebih cepat.
 Perkembangan otak lebih baik.
 Denyut jantung stabil.
 Risiko terinfeksi penyakit lebih kecil.
 Waktu tidur lebih panjang.
 Lebih jarang memangis.
 Lebih berhasil menyusu langsung pada ibunya.
 Memperpanjang durasi atau lama menyusu.
b. Manfaat PMK bagi ibu:
 Meningkatkan rasa percaya diri dalam merawat bayi.
 Memperkuat bonding ibu dan bayi.
 Mendukung pemberian ASI eksklusif.
c. Manfaat PMK bagi ayah:
 Mendukung pemberian ASI eksklusif.
 Memperkuat bonding ayah dan bayi.

Langkah- langkah PMK:

a. Bila metode kanguru dilakukan dengan baju kanguru


1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan BH dilepas.
2) Memakaikan topi, popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada
dada ibu.
4) Memalingkan kepala ke sisi kanan/kiri dengan sedikit
menengada.
5) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti
katak.
6) Memakaikan baju model kanguru, dengan batas kain atas berada
dibawah telinga bayi.
7) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan
bebas seperti berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol.
8) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
b. Bila metode kanguru dilakukan dengan selendang.
1) Badan ibu sudah dalam keadaan bersih, dan BH dilepas
2) Memakaikan topi , popok dan kaos kaki pada bayi
3) Meletakkan bayi diantara payudara, dada bayi menempel pada
dada ibu.
4) Memposisikan bayi dengan siku dan tungkai tertekuk , seperti
katak.
5) Menggunakan selendang, handuk atau kain lebar yang dibuat
sedemikian untuk menjaga tubuh bayi.
6) Mengikat dengan kencang agar ibu dapat beraktivitas dengan
bebas seperti berdiri , duduk , jalan, makan dan mengobrol.
7) Mengenakan pakaian luar sebagai penutup.
DAFTAR PUSTAKA

Perinasia. 2001. Materi Pelatihan Perawatan Metode Kanguru. Bali:


Perkumpulan Perinatologi Indonesia.

Sudarti dan Khorunnisa, E. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Dan


Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Surasmi, A. Dkk. 2003. Perawatan Bayi Risiko Tinggi. Jakarta: EGC.


Usman, A. 2008. Buku Ajar Neonatologi, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai