Oleh :
FAZRIN PRAWIRADINATA
NIM R.13.01.020
“Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber pustaka
yang menjadi rujukan dalam penyusunan skripsi ini telah saya nyatakan dengan
benar. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini merupakan hasil
plagiat/ pemalsuan/ penyuapan/ pertukangan maka saya siap menerima sanksi
yang berlaku di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Indramayu dengan
segala resiko yang harus saya tanggung”.
NIM : R.13.01.020
Tanda Tangan :
i
LEMBAR PERSETUJUAN
NIK : R.13.01.020
Skripsi ini telah disetujui dan siap untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Sidang Skripsi Program Studi Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Indramayu (STIKes) Indramayu
Oleh
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan
Profesi lainnya :-
iii
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
SKRIPSI, AGUSTUS 2020
ABSTRAK
GAMBARAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA
PADA BALITA
FAZRIN PRAWIRADINATA
iv
THE EDUCATION PROGRAM UNDERGRADUATE OF NURSING
INDRAMAYU COLLEGE OF HEALTH SCIENCES
UNDERGRADUATE THESIS, AUGUST 2020
ABSTRACT
DESCRIPTION OF MOTHER BEHAVIOR IN PREVENTION OF
PNEUMONIA IN CHILDREN
FAZRIN PRAWIRADINATA
v
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan judul “Gambaran Perilaku Ibu
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, sangatlah sulit bagi penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak yang telah mendukung dan memberi bantuan dalam penulisan
vi
bimbingan, ilmu pengetahuan, nasehat serta masukan yang bermanfaat selama
penyusunan skripsi.
Pembimbing II, yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga dan ilmunya guna
STIKes Indramayu.
8. Kedua orang tua penulis, Bapak Sudarisman Wiradinata dan Ibu Tuti
Aminah, sebagai motivasi utama penulis yang tanpa henti memberikan dukungan
9. Kedua orang luar biasa, Ayah Imam Syafi’i dan Syifa Nuroniyah, sebagai
skripsi ini.
10. Kepada sahabat , dan teman-teman PSSK 2014 yang telah memberikan
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan gambaran
vii
Penulis
DAFTAR ISI
viii
B. Sumber ............................................................................................... 30
C. Kriteria Inklusi dan Ekslusi................................................................ 31
D. Prosedur Pencarian dan Seleksi Artikel............................................. 32
E. Waktu Pelaksanaan Literature Review............................................... 34
BAB V HASIL PENELITIAN..................................................................... 36
BAB VI PEMBAHASAN
A. Pembahasan Hasil Penelitian.............................................................. 46
B. Keterbatasan Penelitian...................................................................... 52
C. Implikasi Terhadap Keperawatan....................................................... 53
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................. 54
B. Saran................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 55
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR SINGKATAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur, dan bakteri.
ini menyumbang 16% dari seluruh kematian anak di bawah lima tahun, yang
menyebabkan kematian pada 920.136 balita, atau lebih dari 2.500 per hari, atau
diperkirakan dua anak balita meninggal setiap menit pada tahun 2015. (WHO,
2017)
menular lainnya, dengan merenggut nyawa lebih dari 800.000 balita setiap tahun,
atau sekitar 2.200 setiap hari, termasuk lebih dari 153.000 bayi baru lahir
(UNICEF, 2019)
kematian balita akibat pneumonia terbanyak di dunia, yaitu sebanya 20.084 balita
1
2
pada anak di Indonesia yang sebelumnya 1.6% pada tahun 2013, meningkat
tahun 2013 sebanyak 78,8% per 1000 balita dan kematian bayi akibat pneumonia
sebanyak 13,6% per 1000 balita. Menurut data yang bersumber dari Kemenkes RI
tahun 2015 provinsi Jawa Barat berada di peringkat pertama dari enam provinsi di
Indramayu pada tahun 2018 yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Indramayu
Wilayah Kerja Puskesmas Patrol Kabupaten Indramayu pada selama kurun waktu
2 tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2017 ditemukan ada 379 penderita
pneumonia, dan mengalami peningkatan pada tahun 2018 didapatkan ada 410
Desa,yang terbanyak adalah di Desa Patrol dengan kejadian pada tahun 2017 yaitu
STIKes Indramayu
3
pneumonia. Faktor resiko tersebut seperti faktor pada anak yang meliputi berat
badan lahir rendah, gizi kurang, tidak mendapatkan ASI secara eksklusif, dan
tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap. faktor pada ibu yang terdiri dari
tingkat pendidikan yang rendah dan pengetahuan yang kurang. Faktor sosio-
ekonomi, termasuk jenis pekerjaan dan pendapatan yang di dapat oleh keluarga.
Dan faktor dari lingkungan berupa kondisi rumah yang terlalu lembab, kurangnya
dalam rumah, tipe rumah, kepadatan hunian, dan jenis lantai tanah.
dari tahu manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan “what” sebagai contoh apa
manusia, apa penyakit, apa pneumonia dan sebagainya. Perilaku ibu dalam
dengan kasus pneumonia karena orang yang paling dekat dengan balita adalah
seorang ibu.
pneumonia pada balita salah satunya adalah melibatkan peran ibu balita. Peran ibu
menunjukan perilaku hidup yang sehat. Perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang individu terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam
STIKes Indramayu
4
dirinya. Respon ini dapat bersifat pasif (tanpa tindakan seperti berfikir,
anaknya. Ibu memegang peranan penting karena ibu yang mengasuh dan melayani
mengenali tanda-tanda penyakit pada anak secara dini dan mencari bantuan
pengobatan. Perilaku ibu yang positif seperti memberikan ASI secara eksklusif,
melakukan imunisasi balita secara rutin, dan menjaga kebersihan udara di dalam
perilaku negative ibu seperti tidak membersihkan rumah dan lingkungan secara
rutin dapat menyebabkan bayi dan balita mudah terserang penyakit (Cindy
berulang pada balita, mengingat ibu adalah pengasuh utama balita. Adapun
penyakit pneumonia yang tepat di rumah oleh orang tua dapat mengurangi tingkat
pencegahan yang dapat dilakukan oleh ibu di rumah dengan memberikan makan
STIKes Indramayu
5
bergizi, pemberian cairan kompres saat demam dan membersihkan jalan napas
bulan pertama, memberikan vaksin yang disarankan oleh dokter dalam satu tahun
hidup sehat seperti tidak jajan sembarangan (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2012)
dari perokok atau melarang anggota keluarganya merokok di dalam rumah, tidak
debu atau kotoran, memperingati agar anggota keluarga tidak membuang dahak
Indosnesia, 2012)
Menurut hasil penelitian Muchlis dan Sherli (2009), peran ibu sangat
berpengaruh dalam menjaga kesehatan seorang anak. Perilaku yang positif seperti
kegiatan imunisasi, menjaga kebersihan rumah membuat keadaan anak sehat dan
kuat, sebaliknya perilaku negatif yang seperti jarang membersihkan rumah dan
lingkungan sekitar dapat menyebabkan anak mudah sakit dan terserang penyakit.
Perilaku ibu seperti pemberian makanan, perawatan balita yang tidak atau kurang
Rahim (2013) di Wilayah kerja Puskesmas Putri Ayu di dapatkan hasil analisis
STIKes Indramayu
6
pneumonia.
pada balita, ibu memiliki intensitas dalam mengasuh seorang anak. Semakin baik
perilaku pencegahan pneumonia pada balita maka kejadian pneumonia pada balita
terjadinya pneumonia pada balita melibatkan seorang ibu, sebagai peran utama
dalam mengasuh balita. Sebagai peran utama dalam mengasuh anak diharapkan
menunjukan perilaku yang sehat agar balita dapat terhindar dari penyakit
pneumonia.
Perilaku ibu dalam pencegahan pneumonia pada balita masih belum baik
sehingga kejadian pneumonia pada balita relatif tinggi dan bahkan akan terus
pada balita mungkin karena perilaku pencegahannya yang masih jauh dari yang
diharapkan.
Indonesia khususnya di Indramayu masih relatif tinggi. Oleh karena itu Peneliti
STIKes Indramayu
7
B. Rumusan Masalah
dengan angka kenaikan yang cukup tinggi. Pencegahan pneumonia pada balita
adalah salah satu cara untuk menurunkan prevalensi kejadian pneumonia pada
balita yang dapat dicegah apabila perilaku ibu dalam pencegahan pneumonia baik.
menjaga lingkungan, menjaga gizi seimbang dan menjauhkan balita dari polusi
udara. Semakin baik perilaku ibu dalam mencegah pneumonia pada balita, maka
perilaku ibu dalam pencegahan pneumonia yang efektif sangat berpengaruh pada
kejadian pneumonia pada balita, akan tetapi perilaku ibu yang belum konsisten
menjaga gizi seimbang dan menjauhkan balita dari polusi udara. Sehingga hal
tinggi, artinya perilaku ibu dalam pencegahan pneuomonia pada balita belum
terlaksanakan dengan baik. Maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
STIKes Indramayu
8
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran perilaku ibu dalam
D. Manfaat Penelitian
untuk ibu yang memiliki balita dapat mengetahui perilaku yang baik untuk
Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu informasi tambahan bagi
STIKes Indramayu
9
Hasil penelitian ini dapat dijadikan data dasar dalam melakukan penelitian
lebih lanjut yang berkaitan dengan perilaku ibu dalam pencegahan pneumonia
pada balita.
adalah literature review. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Ibu yang
memiliki balita. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus tahun 2020.
STIKes Indramayu
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Pneumonia
1. Pengertian
macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing. Tubuh mempunyai
daya tahan yang beguna untuk melindungi dari bahaya infeksi melalui mekanisme
daya tahan traktus respiratorius. Anak dengan daya tahan terganggu akan
menderita pneumonia berulang atau tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan
sempurna. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia ialah daya tahan
tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit
dan mempunyai gejala batuk, sesak nafas, ronki dan infirate pada foto rontgen.
Terjadinya pneumonia pada anak sering kali bersamaan dengan terjadinya proses
infeksi akut paru yang disebabkan terutama oleh bakteri. Yang juga merupakan
10
11
penyakit infeksi saluran nafas akut (ISPA) yang paling sering menyebabkan
oleh macam-macam etiologi sperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
2. Klasifikasi
dan pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. Beberapa ahli
interstitiali, bronkopneumonia.
pneumonia atipikal.
persisten.
STIKes Indramayu
12
3. Etiologi
biassa, berbagai etiologi ini sulit dibedakan. Untuk pengobatan tepat, pengetahuan
umum pneumonia pada bayi dan anak-anak. Pneumonia pada anak-anak terjadi
melalui:
a. Bakteri dan virus yang berada di hidung, sinus, atau mulut yang
menyebar ke paru-paru
4. Patofisiologi
dan mekanis, dan faktor imun lokal dan sistemik. Mekanisme pertahanan awal
berupa filtrasi bulu hidung, reflek batuk dan mukosilier apparatus. Mekanisme
pertahanan lanjut berupa sekresi Ig A lokal dan respon inflamasi yang diperantarai
Infeksi paru terjadi bila satu atau lebih mekanisme di atas terganggu, atau
STIKes Indramayu
13
bagian bawah melalui inhalasi atau aspirasi flora komnsal dari saluran nafas
berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan
ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah
Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah
merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu (host) sebagai bagian dari
reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya
penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah
dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau
sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung
mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat itu endapan fibrin
STIKes Indramayu
14
terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagosistosis sisa-sisa sel.
Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresobsi, bolus masih tetap padat
karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menadi pucat kelabu dan kapiler
Disebut juga stadium resolusi, yang terjadi sewaktu respon imun dan
peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorbsi oleh
5. Manifestasi Klinis
a. Pneumonia ringan
cepat saja. Indicator nafas cepat pada anak umur 2 bulan sampai 11 bulan adalah
b. Pneumonia berat
Batuk dan atau kesulitan bernapas ditambah minimal salah satu hal
berikut:
1) Kepala terangguk-angguk
STIKes Indramayu
15
Selain dari data yang diatas bias didapat pula gejala klinis menurut WHO
(2011) yaitu:
1) Nafas cepat
suara pernapasan bronkial. Dalam keadaan sangat berat dapat dijumpai bayi tidak
6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Gambaran radiologis
peningkatan corakan bronkovaskular dan infiltrat kecil dan halus dan tersebar di
pinngir lapang paru. Bayangan bercak ini sering terlihatpada lobus bawah
(bennete, 2011)
b. Pemeriksaan laboratorium
Inveksi virus leukosit normal atau meningkat (tidak melibihi 20.000/mm) dengan
netrofil yang predominan. Pada hitung jenis leukosit terdapat pergeseran ke kiri
dan peningkatan LED. Analisa gas darah menunjukan hipoksemia dan hipokarbia,
dari paru, cairan pleura atau darah bersifat invasive sehingga teidak rutin
STIKes Indramayu
16
7. Komplikasi
pembentukan abses paru). Komplikasi juga dapat bersifat sistemik. Hal ini
umum efusi pleura atau epiema. Efusi pleura dapat menjadi bagian dari spectrum
Pasien sering memiliki tanda dan gejala pneumonia disertai dengan goresan pleura
yang khas (terutama pada koleksi pleura kecil), memburuknya demam, gangguan
pernafasan, penurunan masuknya udara pada sisi yang sakit, dullness saat perkusi,
cairan yang cepat dan signifikan. Komplikasi ini sering terjadi pada pasien
menggunakan antibiotic secara tidak tepat atau tidak lengkap (Nield dan
Kamat,2012)
8. Penatalaksanaan
STIKes Indramayu
17
injeksi agen fibrinolik ke dalam ruang pleura (Nield dan Kamat, 2012)
B. Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
rangsangan dari luar. Oleh karena itu perilaku terjadi melalui proses adanya
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktivitas, baik yang diamati maupun yang tidak diamati oleh pihak luar
(Notoatmojo, 2012)
STIKes Indramayu
18
yang bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia khususnya dan
reaksi perilaku manusia yang menarik adalah sifat deferensialnya. Lewin (1951)
meliputi beberapa variable seperti motiv, niali, sifat kepribadian dan sikap saling
STIKes Indramayu
19
4. Domain Perilaku
a. Penegetahuan (knowledge)
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seorang
(Notoatmodjo, 2010).
melalui proses sensori yaitu dengan alat pengindraan mata dan pengindraan
(Notoatmodjo, 2010).
1) Tingkatan pengetahuan
b. Sikap (Attitude)
tentang sikap dapat disimpulkan bahwa manifestasi sikap itu tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.
STIKes Indramayu
20
antaranya adalah :
1) Menerima (receiving)
stimulus yang diberikan (objek). Misalnya sikap orang terhadap penyakit diare
dapat dilihat dari bagaimana kebersihan makanan yang dikonsumsi dan perhatian
orang itu terhadap kebersihan lingkungan dan kebersihan tangan untuk dapat
2) Merespon (responding)
tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha
untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari
pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.
3) Menghargai (valuing)
masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga. Misalnya : seorang ibu mengajak
ibu yang lain (tetangganya, saudaranya, dan sebagainya) untuk pergi menimbang
anaknya ke posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti bahwa
si ibu tersebut telah mempunyai sikap yang positif terhadap gizi anak.
4) Bertanggungjawab (responsible)
segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi. Pengukuran sikap dapat
STIKes Indramayu
21
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan
c. Praktik (practice)
memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap
yang mudah untuk di capai agar ibu tersebut mengimunisasi anaknya. Disamping
faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan (support) dari pihak lain,
misalnya dari suami atau istri, orangtua atau mertua dan lain-lain. Praktik ini
1) Persepsi (perception)
akan diambil adalah merupakan praktik tingkat pertama. Misalnya, seorang ibu
dapat memilih makanan yang bergizi tingkat tinggi bagi anak balitanya.
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang sesuai dengan contoh
adalah merupakan indikator praktik tingkat dua. Misalnya, seorang ibu dapat
STIKes Indramayu
22
3) Mekanisme (mechanism)
otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai
praktik tingkat tiga. Misalnya, seorang ibu yang sudah mengimunisasikan bayinya
pada umur-umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan orang lain.
4) Adopsi (adoption)
kebenaran tindakan tersebut. Misalnya, ibu dapat memilih dan memasak makanan
atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung,
sosial yang diberikan atau posisi individu didalam masyarakat. Dalam setiap
posisi terdapat sejumlah peran yang masing-masing terdiri dari kesatuan perilaku
Peran ibu dalam pencegahan pneumonia pada balita termasuk dalam peran
ibu dalam perawatan anak. Peran aktif ibu dalam pencegahan pneumonia sangat
STIKes Indramayu
23
diperlukan karena yang biasa terkena dampak pneumonia adalah usia balita dan
diperlukan peran ibu dalam menangani hal ini. Ibu harus mengerti tentang dampak
Pencegahan kejadian pneumonia ini tidak terlepas dari peran ibu yang
diketahui oleh ibu karena dengan mengenal tanda atau gejala dari suatu gangguan
Menurut Depkes RI (2013) suatu pola makan yang seimbang dan teratur
akan menyajikan suatu makanan yang berasal dari setiap kelompok makanan
dengan jumlahnya sehingga zat gizi yang dikonsumsi seimbang satu sama lain.
dengan status gizi yang bruk memiliki daya tahan tubuh terhadap tekanan dan
stres menurun. Sistem imunitas dan antibody berkurang sehingga akan mudah
terkena penyakit infeksi untuk itu balita yang telah terkena infeksi memerlukan
zat gizi yang tinggi agar dapat memnuhi kebutuhan gizi untuk memulihkan
STIKes Indramayu
24
menetukan proses interaksi antara penjamu dan unsur penyebab dalam proses
terjadinya penyakit (Suryani, 2006). Kondisi lingkungan yang kurang sehat akan
yang dimaksud adalah faktor fisik rumah seperti kepadatan hunian, dan ventilasi.
Namun keberadaan asap dalam ruangan ini tidak terlepas dari keadaa ventilasi
4. Pencemaran udara
5. Ventilasi
pengarahan udara kea tau dari ruangan baik secara alami atau secara mekanis.
STIKes Indramayu
25
secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angina, lubang-;ubang pada dinding,
dan sebagainya.
untuk mengalirkan udara ke dalam rumah, misalnya kipas angin, dan mesin
vaksin Hib mencegah penyakit dan kematian kasus pneumonia Hib 15-30%.
STIKes Indramayu
26
merupakan komponen yang masih sangat strategis. Banyak kegiatan yang dapat
terutama pada ibu anak balita tentang besarnya masalah pneumonia dan pengaruh
tangan dan hidup bersih, perbaikan gizi dan pola makan yang sehat; penurunan
faktor resiko lain seperti mencegah berat badan lahir rendah, menerapkan ASI
ekslusif, mencegah polusi udara dalam ruang yang berasal dari bahan bakar rumah
primer atau sekunder setelah infeksi virus. Anak yang sehat memiliki sistem
pertahanan tubuh yang melindungi paru dari kuman sedangkan anak dengan
sistem pertahanan tubuh lemah seperti anak gizi buruk, terutama tidak
tinggi. Risiko tinggi juga terjadi pada bayi berat lahir rendah atau prematur.
pneumonia, penggunaan antibiotik yang benar dan efektif, dan waktu untuk
merujuk yang tepat dan segera bagi kasus yang pneumonia berat. Peningkatan gizi
STIKes Indramayu
27
imunisasi, dan pengurangan polusi udara didalam ruangan dapat pula mengurangi
faktor risiko. Selain itu mencuci tangan juga dapat mengurangi kejadian
D. Kerangka Teori
Gambar 2.1
Kerangka Teori
Berperan dalam
Ibu Balita
pengasuhan anak
STIKes Indramayu
BAB III
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara konsep atau terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain dari masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2012). Adapun
kerangka konsep dalam literature review ini dapat dilihat pada gambar berikut:
B.
C.
Ibu yang mempunyai Perilaku Ibu dalam 1. Baik
anak Balita pencegahan 2. Kurang Baik
pneumonia pada
balita
Gambar 3.1
Kerangka konsep penelitian
B. Definisi Operasional
diamati dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang dapat diamati
(diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Dapat diamati artinya
cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi lagi
28
29
oleh orang lain (Nursalam, 2013). Dalam literature review ini memiliki satu
variable, yaitu perilaku ibu dalam pencegahan pneumonian pada balita sebagai
Tabel 3.1
Definisi Operasional
STIKes Indramayu
BAB IV
A. Rancangan Penelitian
menilai, dan merangkum temuan dari sebuah penelitian dengan berfokus pada
2017).
B. Sumber
artikel tersebut memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi untuk dijadikan literature
review atau tidak. Apabila artikel yang sudah dibaca memenuhi kriteria maka
30
31
artikel tersebut diunduh dan disimpan pada folder untuk di pilih kembali menjadi
6 jurnal terbaik.
Pencarian Literatur
Databased: Google scholar, Portal garuda, DOAJ, Hindawi Publishing, Sinta dan Penelusuran daftar
referensi.
Batasan Pencarian: Batasan tahun 2010-2020, berbahasa Indonesia atau Inggris, responden minimal
30 orang.
C. Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Identification
Hasil Pencarian: n = 58
*Google Scholar (n = 19), Yahoo Search (n = 9), Garuda (n = 3), Researcher Gate (n = 8), Microsoft
Kriteria
Academic inklusi
(n = 6), dan eksklusi
ScienceOpen penelitian
(n = 1), dapat(ndilihat
OALib Journal pada(ntabel
= 3), Sinta = 1),berikut : (n = 1),
Perpusnas
Repositori Universitas Muhammadiyah Purwokerto (n = 2), Repository STIKes Muhammadiyah
Tabel
Gombong (n = 2), Repositori Universitas Jember (n = 4.1
2), dan penelusuran daftar referensi (n = 1).
2020)
Bahasa Bahasa Indonesia dan atau bahasa Inggris
Artikel disaring berdasarkan judul dan Artikel dikeluarkan (n = 5)
Populasi abstrak (n = 23) Ibu yang memiliki anak*Variabel
balita tidak relavan (n = 4), penelitian bertujuan hanya
menggambarkan (n = 1).
Jenis jurnal Original artikel penelitian (bukuan review penelitian)
Besar sampel Besar sampel penelitian minimal 30 sampel
Artikel lengkap dikeluarkan dengan alasan
Artikel teks lengkap dinilai untuk
Eligibil
(n = 8)
d
STIKes Indramayu
32
PRISMA adalah serangkaian item minimum berbasis bukti untuk pelaporan dalam
tinjauan sistematis dan meta-analisis yang berfokus pada cara-cara dimana penulis
dapat memastikan pelaporan yang transparan dan lengkap dari jenis penelitian
ini. PRISMA terdiri dari 4 tahap diagram alur yang menjelaskan dari proses
artikel yang bersumber dari databased Google schoolar dan Portal Garuda.
Batasan yang ditetapkan pada proses pencarian yaitu rentang tahun publikasi
Ditemukan artikel terkait dari Google schoolar sebanyak 30 artikel terkait, Portal
Tahap kedua adalah screening artikel yang terdiri dari menghapus artikel
yang ganda dan screening berdasarkan judul dan abstrak. Pada tahap ini
artikel. Setelah itu 20 artikel dilakukan screening berdasarkan judul dan abstrak,
sebanyak 5 artikel dikeluarkan karena artikel tidak lengkap, sehingga pada tahap
STIKes Indramayu
33
dan 4 artikel hasil penelitian tidak sesuai. Sehingga pada tahap included
Gambar 4.1
Skema Pencarian Jurnal dan Seleksi Artikel
STIKes Indramayu
34
Tabel 4.2
Waktu Pelaksanaan Kegiatan Literature Review
STIKes Indramayu
BAB V
HASIL PENELITIAN
dengan kata kunci perilaku ibu, pencegahan, pnemonia balita. Penulis menemukan
35 artikel terkait sesuai dengan kata kunci. Kemudian penulis membatasi artikel
terbit dari tahun 2010 s.d 2020 yaitu didapatkan 35 artikel. Dari 35 artikel Penulis
ganda, tidak full text dan tidak sesuai memenuhi syarat jurnal untuk dianalisis
abstrak untuk menilai variabel penelitian relevan dan membahas dua variabel atau
tidak. Dari hasil screening tersisa 15 artikel lengkap untuk diuji kelayakan,
peneliti membaca secara cermat seluruh artikel dan memilih jurnal terbaik untuk
dianalisis, sehingga dalam tahap ini peneliti menemukan 6 artikel penelitian yang
36
Tabel 5.1
Hasil Pencarian Artikel
Populasi
No Peneliti Tahun Judul Sumber Tujuan Metode & Hasil Kesimpulan
Sampel
1
1. Rita Rahim 2013 Hubungan Jurnal Mengetahui Croos Populasi Univariat: Dari data hasil
Pengetahu Kedoktera hubungan Sectional penelitian ini Perilaku Ibu dalam menunjukan
(Fakultas an dan n pengetahuan study adalah balita dan Pencegahan Perilaku Ibu
Kedokteran Sikap Ibu (Google dan sikap ibu anggota keluarga Pneumonia pada Dalam
dan Ilmu Balita Schollar) balita dengan di Wilayah kerja Balita : Pencegahan
Kesehatan dengan perilaku Puskesmas Putri a. Baik : 63,7% Pneumonia
Universitas Perilaku https://med pencegahan Ayu. b. Kurang baik : pada Balita
Jambi) Pencegaha ia.neliti.co penyakit 36,3% cukup baik
n Penyakit m/media/p pneumonia di 102 sampel Bivariat :
Pneumonia ublications wilayah kerja penelitian dengan Hunbungan
di Wilayah /70550-ID- puskesmas putri tekhnik random pengetahuan ibu
Kerja hubungan- ayu. sampling. balita dengan
Puskesmas pengetahua perilaku pencegahan
Putri Ayu n-dan- penyakit pneumonia
sikap-ibu- a. Pengetahuan
balit.pdf buruk
1) Perilaku
buruk : 57,7%
2) Perilaku baik :
42,3%
b. Pengetahuan baik
1) Perilaku
buruk : 28,9%
2) Perilaku baik :
63,7%
37
38
Populasi
No Peneliti Tahun Judul Sumber Tujuan Metode & Hasil Kesimpulan
Sampel
Hubungan sikap ibu
balita dalam perilaku
pencegahan penyakit
pneumonia
a. Sikap buruk
1) Perilaku
buruk : 60.0%
2) Perilaku baik :
21,0%
b. Sikap baik
1) Perilaku
buruk : 40,0%
2) Perilaku baik :
79,0%
1
2. Jumiati, dan 2017 Hubungan Jurnal Untuk Croos Populasi Univariat : Dari data hasil
Umalihayati antara Medikes mengetahui Sectional penelitian ini Perilaku Ibu dalam menunjukan
Sumber (Google sumber study adalah Ibu Balita Pencegahan Perilaku Ibu
(Akademi Informasi, Schoolar) informasi, di Wilayah Pneumonia pada Dalam
Kebidinan Pengetahu pengetahuan, Puskesmas Balita : Pencegahan
Aisiyah an, dan https://jurn dan perilaku Ibu Kramatwatu a. Baik : 58,9% Pneumonia
Banten) Perilaku al.poltekke dengan kejadian Kabupaten Serang b. Kurang baik : pada Balita
Ibu dengan sbanten.ac. pneumonia pada 41,1%, cukup baik
Kejadian id/Medikes Balita di
Pneumonia /article/vie Wilayah 95 sampel Bivariat :
pada Balita w/80 Puskesmas penelitian dengan Hubungan sumber
di Wilayah Kramatwatu tekhnik informasi dengan
Puskesmas Kabupaten accidental kejadian pneumonia
Kramatwat Serang sampling. pada balita
u
Kabupaten
STIKes Indramayu
39
Populasi
No Peneliti Tahun Judul Sumber Tujuan Metode & Hasil Kesimpulan
Sampel
Serang a. Tidak pernah
mendapatkan
informasi
terhadap
kejadian
pneumonia
1) Terjadi
pneumonia :
83,9%
2) Tidak
terjadi
pneumonia :
16,1%
b. Pernah
mendapatkan
informasi
terhadap
kejadian
pneumonia
1) Terjadi
pneumonia :
31,2%
2) Tidak
terjadi
pnuemonia
: 68,8 %
Hubungan
pengetahuan ibu
STIKes Indramayu
40
Populasi
No Peneliti Tahun Judul Sumber Tujuan Metode & Hasil Kesimpulan
Sampel
dengan kejadian
pneumonia pada
balita
a. Pengetahuan
rendah terhadap
kejadian
pneumonia
1) Terjadi
pneumonia :
73,9%
2) Tidak
terjadi
pnuemonia :
26,1%
b. Pengetahuan
tinggi terhadap
kejadian
pneumonia
1) Terjadi
pneumonia :
40,3%
2) Tidak
terjadi
pneumonia :
59,7%
Hubungan perilaku
ibu dengan kejadian
pneumonia pada
STIKes Indramayu
41
Populasi
No Peneliti Tahun Judul Sumber Tujuan Metode & Hasil Kesimpulan
Sampel
balita
a. Perilaku tidak
sehat ibu
terhadap
kejadian
pneumonia
1) Terjadi :
82,1%
2) Tidak :
17,9%
b. Perilaku sehat
ibu terhadap
kejadian
pneumonia
1) Terjadi :
25%
2) Tidak :
75%
1
3. Aditya Ape 2018 Hubungan Skripsi Untuk Cross Populasi Univariat: Perilaku
Chana Kondisi STIKes mengetahui sectional penelitian ini Perilaku Ibu dalam pencegahan
Lingkunga Bhakti hubungan study adalah Ibu Balita Pencegahan Ibu Balita
(Prodi n Rumah Husada kondisi di Wilayah Pneumonia pada berhubungan
Keperawatan dan Mulia lingkungan Puskesmas Balita : dengan
STIKes Perilaku (Google rumah dan Banjarejo. a. Baik : 45,6% Kejadian
Bhakti Pencegaha schoolar) perilaku b. Kurang baik : Pneumonia
Husada n Ibu pencegahan ibu 68 sampel 54,4%. kurang baik
Mulia) Balita http://repos balita dengan penelitian dengan
STIKes Indramayu
42
Populasi
No Peneliti Tahun Judul Sumber Tujuan Metode & Hasil Kesimpulan
Sampel
dengan itory.stikes kejadian tekhnik random Bivariat:
Kejadian - pneumonia di sampling. Hubngan perilaku
Pneumonia bhm.ac.id/ wilayah kerja pencegahan
di Wilayah 107/ puskesmas pneumonia dengan
Kerja banjarejo. kejadian pneumonia
Puskesmas a. Perilaku kurang
Banjarejo baik
1) Terjadi
pneumonia :
100%
2) Tidak
terjadi
pneumonia :
0%
b. Perilaku baik :
1) Terjadi
pneumonia
9,7%
2) Tidak
terjadi
pneumonia :
90,3%
1
4. Yophi 2018 Hubungan Jurnal Mengetahui Croos Populasi Univariat: Pengetahuan
Nugraha, Pengetahu Kesehatan ubungan sectional penelitian ini Perilaku Ibu dalam dan Sikap
dan an dan Budiluhur Pengetahuan study adalah Ibu Balita Pencegahan berhubungan
2
Ita Rosita Sikap Cimahi dan Sikap di Desa Jatisura Pneumonia pada dengan
(S1 dengan (Google dengan Perilaku UPTD Puskesmas Balita : perilaku Ibu
Keperawatan Perilaku Schoolar) Ibu dalam Jatiwangi a. Baik : 33,3% dalam
STIKes Ibu dalam Pencegahan Kabupaten b. Kurang baik : Pencegahan
YPIB Pencegaha http://jurna Pneumonia pada Majalengka 66,7% Pneumonia
STIKes Indramayu
43
Populasi
No Peneliti Tahun Judul Sumber Tujuan Metode & Hasil Kesimpulan
Sampel
Majalengka) n l.stikesbudi Balita di Desa pada Balita
. Pneumonia luhurcimah Jatisura UPTD 78 sampel kurang baik.
pada Balita i.ac.id/inde Puskesmas penelitian dengan Bivariat :
di Desa x.php/jkbl/ Jatiwangi tekhnik random Hubungan antara
Jatisura article/vie Kabupaten sampling. pengetahuan dengan
UPTD w/jkbl1120 Majalengka perilaku ibu dalam
Puskesmas 5 pencegahan
Jatiwangi pneumonia pada
Kabupaten balita
Majalengk a. Pengetahuan
a kurang
1) Perilaku
kurang
baik :
82,9%
2) Perilaku
baik :
17,1%
b. Pengetahuan
cukup
1) Perilaku
kurang
baik :
64,3%
2) Perilaku
baik :
35,7%
c. Pengetahuan
baik
1) Perilaku
kurang
STIKes Indramayu
44
Populasi
No Peneliti Tahun Judul Sumber Tujuan Metode & Hasil Kesimpulan
Sampel
baik :
33,3%
2) Perilaku
baik :
66,7%
Hubungan antara
siakp dengan perilaku
ibu dalam
pencegahan
pneumonia pada
balita
a. Sikap negatif
ibu balita
1) Perilaku
kurang baik
: 82,2%
2) Perilaku
baik :
17,8%
b. Sikap positif
ibu balita
1) Perilaku
kurang baik
: 45,5%
2) Perilaku
baik :
54,5%
1
5. Hadi 2014 Pengetahu Jurnal Mengetahui Cross Populasi Univariat: Ibu balita
Purwanto, an, Sikap Keperawat hubungan sectional penelitian ini Perilaku Ibu dalam sudah
STIKes Indramayu
45
Populasi
No Peneliti Tahun Judul Sumber Tujuan Metode & Hasil Kesimpulan
Sampel
2
Titik dan an Pengetahuan, study adalah Ibu Balita Pencegahan memiliki
Sumiatin, Tindakan (Portal Sikap dan di Desa Pneumonia pada tindakan
3
Binti Ibu dalam Garuda) Tindakan Ibu Semanding Balita : secara benar
Yunariyah Pencegaha dalam Tuban. a. Baik : 49,01% dalam
n Penyakit file:///C:/U Pencegahan b. Kurang baik : pencegahan
(Fakutas Pneumonia sers/USER Penyakit 153 sampel 50,97% pneumonia.
Keperawatan pada Balita /AppData/ Pneumonia pada peneltian dengan
Poltekkes di Desa Local/Tem Balita di Desa tekhnik
Kemenkes Semanding p/417-820- Semanding accidental
Surabaya) Tuban 1-SM.pdf Tuban sampling.
6. Heny Sapto 2019 Heny http://103. Untuk Croos Populasi Univariat: Kesimpulanny
Wahyunings Sapto 97.100.145 mengetahui sectional penelitian ini Perilaku Pencegahan a menunjukan
ih, Dewi Wahyunin /index.php/ hubungan study adalah Ibu yang Pneumonia Pada bahwa
Puspitaningr gsih, Dewi jur_bid/arti persepsi Ibu memiliki Balita. Balita sebagian besar
um, Novita Puspitanin cle/view/1 tentang Peran 84 sempel Negatif 47,6 % ibu
Nining grum, 076 serta tenaga penelitian dengan Positif 52,4% berperilaku
Anggraeni Novita Kesehatan tehnik simple positif dalam
Program Nining dengan Perilaku random sampling pencegahan
Studi Anggraeni pencegahan pneumonia
Diploma III Program pneumonia pada
Kebidanan Studi Ibu balita usia
Fakultas Diploma 0-5 tahun di
Ilmu III puskesmas
Keperawatan Kebidanan ngresep kota
dan Fakultas semarang
Kesehatan Ilmu
Universitas Keperawat
Muhammadi an dan
STIKes Indramayu
46
Populasi
No Peneliti Tahun Judul Sumber Tujuan Metode & Hasil Kesimpulan
Sampel
yah Kesehatan.
Semarang
STIKes Indramayu
BAB VI
PEMBAHASAN
gambaran perilaku Ibu dalam pencegahan pneumonia pada balita. Selain itu, pada
bab ini penulis juga menjelaskan tentang keterbatasan dalam penelitian ini.
58,9% perilaku Ibu dalam pencegahan pneumonia pada Balita dalam kategori
baik. Mayoritas Ibu sudah terpapar informasi yaitu sebanyak 67,4% pernah
tinggi. Hal ini diperkuat oleh teori Notoatmodjo (2014) mengatakan bahwa
mendapatkan informasi tentang pencegahan pneumonia pada balita maka ibu akan
informasi yaitu proporsi kejadian pneumonia hanya 48,4%. Ibu yang tidak
mendapatkan informasi.
untuk terjadi pneumonia pada balita yaitu sebanyak 73,9% dibandingkan dengan
47
48
Ibu yang berpengetahuan tinggi 48,4%. Hal ini sangat jelas bahwa sumber
informasi dan pengetahuan Ibu yang baik dapat mencegah terjadinya kejadian
pneumonia pada anak karena dari sumber informasi dan pengetahuan akan
membentuk sikap dan perilaku Ibu dalam pencegahan pneomonia pada balita.
pengetahuan yang baik, dan 60,8% memiliki sikap yang baik. Data tersebut berarti
(2018) mengatakan bahwa 66,7% perilaku Ibu dalam kategori kurang. Ada
beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilaku individu yaitu pengetahuan dan
sikap.
sebanyak 44,9%, hal ini menunjukan bahwa kurang dari setengahnya Ibu balita
kurang baik yaitu sebanyak 57,7% hal ini menunjukan bahwa lebih dari
setengahnya ibu balita masih bersikap negatif. Ibu balita berpengetahuan kurang
dengan perilaku dalam upaya pencegahan pneumonia pada balita kurang baik
sebanyak 82,9%. Hal ini menunjukan bahwa proporsi ibu balita berpengetahuan
kurang dengan perilaku dalam pencegahan pneumonia pada balita kurang baik
lebih tinggi dibanding ibu balita berpengetahuan cukup atau baik dengan perilaku
STIKes Indramayu
49
usia ibu pada usia 21-40 tahun yang artinya ibu pada usia produktif. Pendidikan
ibu balita sebagian besar SMP ketas yaitu sebanyak 67,30%. Pengetahuan ibu
balita dalam pencegahan penyakit pneumonia sebanyak 37,25% baik sekali dan
sebanyak 53,59% bersikap mendukung. Hal ini menunjukan bahwa ibu balita
bersikap benar dalam pencegahan penyakit pneumonia, walaupun masih ada sikap
ibu yang kurang mendukung. Ibu memilki sikap mendukung dalam pencegahan
penyakit pneumonia. Ibu dengan pengetahuan yang baik akan menciptakan sikap
yang positif dan berdampak pada perilaku pencegahan yang baik dan sehat pada
pengalaman hal ini sejalan dengan teori Notoatmodjo (2014) yang mengatakan
bahwa tingkat pengetahuan selain diperoleh dari bangku pendidikan juga dapat
diperoleh dari pengalaman langsung seperti informasi yang diterima dari dari
pelayanan kesehatan yang rutin dikunjungi dan pengalaman tidak langsung seperti
informasi yang didapatkan dari media massa. Ibu yang memilki tingkat
pengetahuan yang baik akan memiliki sikap yang baik sehingga dapat
pada balita.
berperilaku kurang baik dan sebanyak 45,6 berperilaku baik. Sebanyak 58,8%
STIKes Indramayu
50
memodifikasi ventilasi yang sehat. Hasil penelitian Tulus Aji (2008) menyatakan
daya hidup virus maupun bakteri sedangkan sinar matahari dapat membunuh
bakteri atau virus, dengan pencahayaan yang memadai dapat mengurangi resiko
terjadinya pneumonia.
syarat. Faktor berikutnya yaitu jenis lantai sebanyak 52,9% memenuhi syarat. Hal
ini susuai dengan teori Notoatmodjo (2012) yang menyatakan bahwa lantai rumah
yang tidak memenuhi syarat adalah lantai rumah yang masih tanah atau lantai
Resiko terjadinya pneumonia akan lebih tinggi jika balita sering bermain di
lantai yang tidak memenuhi syarat. dan yang terakhir adalah dinding yaitu
sebanyak 70,6% tidak memenuhi syarat. Menurut Mudiatun dan Daryanto (2015)
dan temperature yang memungkinkan suatu bibit penyakit akan mati atau
berkembangbiak. Jenis dinding rumah yang dibuat secara tidak permanen dapat
STIKes Indramayu
51
perilaku Ibu dalam modifikasi lingkungan 50% baik dan 50% kurang baik.
Sehingga secara garis besar perilaku Ibu dalam pencegahan pneumonia pada
Menunjukan bahwa perilaku ibu dalam pencegahan pneumonia pada balita rata-
rata positif dengan presentase hasil yaitu 52,4% positif, dan 47,6% negatif. Hal ini
menunjukan bahwa perilaku yang baik yang dilakukan oleh seorang ibu dalam
balita. Hal ini sesuai dengan teori (Notoatmojo, 2012) yang mengatakan Perilaku
adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan
yang sangat luas antara lain: berbicara, mengangis, tertawa, bekerja, kuliah,
menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud perilaku baik manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas, baik
terutama ibu yang memiliki balita agar terpapar informasi tentang perilaku yang
baik dalam mencegah pneumonia pada balita. Hal ini diperkuat oleh teori
pendekatan manusia secara utuh dalam melihat masalah pasien. Model ini
STIKes Indramayu
52
dengan ibu yang memiliki balita agar dapat mengetahui cara pencegahan
Dari 6 jurnal review yang sudah dibahas diatas dapat disimpulkan bahwa
66,7% responden memili ki perilaku kurang baik. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa mayoritas responden berperilaku kurang baik. Dari 6 artikel yang sudah
dibahas diatas disimpulkan bahwa ada bebrapa hal yang dapat membuntuk
pengetahuan dan sikap. Ibu yang memilki pengetahuan yang baik cenderung akan
mencari sumber informasi dan sumber pelayanan karena mereka merasa dari
oleh tahapan usia perkembangan (Potter & Perry, 2005). Individu pada usia muda
akan lebih modern untuk mencari informasi dan memiliki fungsi kognitif yang
masih baik. Hal ini diperkuat oleh Notoatmodjo (2010), bahwa semakin tua
seseorang maka semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan
STIKes Indramayu
53
Disimpulkan ibu yang memiliki tingkat pengetahuan yang lebih tinggi sangat
pengetahuan, pada penelitian ini > 50% responden memiliki sikap yang kurang
baik terhadap perilaku pencegahan pneumonia pada balita. Sikap merupakan suatu
seseorang mengetahui rangsangan atau objek tersebut maka proses akan berlanjut
pada tahap menilai atau bersikap terhadap stimulus atau objek kesehatan. Apabila
individu memiliki sikap yang baik terhadap suatu rangsangan atau objek
dimana individu tersebut berada. Sebaliknya bila ia memiliki sikap yang buruk
terhadap suatu rangsangan atau objek kesehatan. Maka ia akan memiliki sikap
yang menunjukan atau memperlihatkan penolakan atau menjadi rentan untuk tidak
menyetujui terhadap norma-norma yang berlaku dimana individu itu berada. Oleh
karena itu pengetahuan dan sikap sangat berhubungan dengan perilaku individu.
B. Keterbatasan Penelitian
internasional.
dibahas berasal dari artikel penelitian, skripsi, dan karya tulis ilmiah.
STIKes Indramayu
54
hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan atau sumber data untuk
STIKes Indramayu
54
BAB VII
A. Simpulan
sebanyak 4 artikel atau 66,7% responden memiliki perilaku kurang baik terkait
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
pneumonia pada balita dan dapat memodifikasi lingkungan rumah yang sehat.
STIKes Indramayu
55
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier S., (2010). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anderson, E. T., McFarlane, J. (2011) Community as partner: theory and practice
in nursing. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2018). Hasil Utama
RISKESDAS 2018. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Bennete MJ. (2011). Pedriatic Pneumonia.
http://emedicine.medscape.com/article/967822-overview. Diakses tanggal
10 september 2019
Bradley JS, Byington CL dan Shah SS, et al., (2011). Pedriatic infectious
diseases society and infectious disease society of America. Excutive
summary : The Management of community acquired pneumonia in infants
and children older than 3 mont of age : clinical practice guidelines by the
pediatric infectious disease society and the infectious diseases society of
America. Clin Infect Dis
Chana, (2018). Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Perilaku Pencegahan
Ibu Balita dengan Kejadian Pneumonia (diakses pada 11 agustus, 2020,
pukul 11.00 WIB) http://repository.stikes-bhm.ac.id/107/
Depkes RI, (2009) Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta
Efron.S.A, Ravid.R. (2019). Writing the Literature Review. London : The
Guilford Press Publication. Retrieved from http://books.google.com/books.
Friedmen, M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga : riset, Teori, dan
Praktek. Edisi ke-5. Jakarta : EGC
IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia). (2012). Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta
: Unit Kerja Kordinasi Ikatan Dokter Anak. 2
IVAC, (2018). Pneumonia & Diarrhea Progress Report 2018. USA: IVAC
Jesson.J.K, Matheson.L, Lacey.M.F. (2011). Doing Your Literature Review.
California : Thousand Oaks Publication. Retrieved from
http://books.google.com/books.
Jumiati, Umalihayati. (2017). Hubungan Antara Sumber Informasi, Pengetahuan
dan Perilaku Ibu dengan kejadian Pneumonia pada Balita (diakses pada 24
mei 2020, pikul 09.00 WIB)
https://jurnal.poltekkesbanten.ac.id/Medikes/article/view/80
STIKes Indramayu
56
Rahim. Fetriura, Suroso. (2013). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Balita
Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Pneumonia (diakses pada 16 april
2020, pukul 20.00 WIB) dari
http://jurnal.stikesbudiluhurcimahi.ac.id/index.php/jkbl/article/view/jkbl11205
STIKes Indramayu
57
STIKes Indramayu