Anda di halaman 1dari 123

12/40790.

pdf

TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)

APLIKASI TEKNOLOGI BIOFLOCK PADA

PEMELIHARAAN BE NIH IKAN NILA

(Oreochromis niloticus)

KA
BU
TAPM Dia,jukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Magister Sains dalam IImu Kelautan

Bidang Minat Manajemen Perikanan

TE
S
TA

Disusun Oleh :

SI
ER

FRANSISKA MAHARANI SURYANINGRUM


NIM.015584493
IV
N
U

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS TERBUKA

JAKARTA

2012

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

ABSTRAI{

Aplikasi Teknologi Bioflok Pada PemeHharaan Bed Ikan Nila


(Oreochromis niloticus)

Fransiska Maharani Suryaningrum


Universitas Terbuka
f_maharani@Yahoo.eom

Pakan merupakan input produksi budidaya yang sangat menentukan tingkat


pertumbuhan ikan. Akan tetapi sebagian pakan yang diberikan hanya 25% yang
dikonversi sebagai basil produksi dan yang lainnya terbuang sebagai limbah (62%
berupa bahan terlamt dan 13% berupa partikel terendap). Hal ini berdampak secara
signifikan terhadap degradasi kualitas air pada badan penerima atau perairan. Dampak
ekologi yang ditimbulkan dari buangan ini adalah teIjadinya pengkayaan nutrien
(eutrofikasr), perubahan pola rantai dan jaring makanan, dan meningkatnya tingkat
kebutuhan oksigen.

KA
Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi keragaan bioflok berkaitan
dengan Feeding Rate (FR) dalam rangka menyusun teknologi bioflok yang optimal. Hal

BU
ini untuk mendukung terciptanya teknologi pendederan benih ikan nila intensif yang
efektif dan produktif serta menentukan FR yang optimal bagi pembentukanbioflok
sebagai sumber protein dalam upaya efisiensi pakan dan meningkatkan sintasan serta
R
pertumbuhan benih ikan nila. Penelitian ini didesain sebagai penelitian eksperimental
TE
dilakukan untuk menjawab hipotesis bahwa terdapat pengaruh nyata pengurangan FR
terhadap Survival Rate (SR) dan pertumbuhan ikan nila yang dipelihara dengan sistem
S

bioflok.
Subyek penelitian ini adalah aplikasi penggunaan teknologi bioflok pada
TA

pemeliharaan benib ikan nila. Sampel penelitian dibagi dengan cara pemberian FR
berbeda dengan tiga perlakuan dan satu kontrol tanpa perlakuan bioflok. Perlakuan
SI

pertama (A) FR 30% tanpa perlakuan bioflok (kontrol), perlakuan kedua (B) ) FR 30 %
dengan perlakuan biofiok, perlakuan ketiga (C) FR 15% dengan perlakuan bioflok,
ER

perlakuan keempat (D) FR 5% dengan perlakuan bioflok.


Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengurangan FR pada pemeliharaan
IV

benih ikan berpengaruh sangat nyata (p<O,OI) terbadap pertumbuhan herat dan sintasan.
Hal tersebut dikarenakan nilai d8ri F Hitung Perlakuan terhadap terhadap pertambahan
N

berat nUai F Hitung Perlakuan = 11,111 lebih besar daripada nilai F Tabel, terhadap SR
U

benih ikan nila yang dipelihara dengan sistem bioflok, karena nilai dari F Hitung
Perlakuan = 12,930 lebih besar daripada nilai F Tabe!. Karenanya diputuskan untuk
menerlma Hi dan menolak Ho yang berarti terdapat pengaruh yang nyata antara
pengurangan FR terhadap pertumbuhan berat dan SR benih ikan ni1a yang dipelihara
dengan sistem bioflok. Penggunaan aplikasi bioflok dengan pemberian FR yang
berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan herat dan SR pada ikan nila.
Perlakuan dengan menggunakan FR (15%) dengan perlakuan bioflok menunjukkan
basil yang paling baik dalam upaya efisiensi pakan, pertumbuhan beret dan SR, disusul
perlakuan FR (30%) dengan perlakuan bioflok kemudian perlakuan FR(5%) dengan
perlakuan bioflok dan yang terakhir adalah FR (300,fo) tanpa perlakuan bioflok.

Kata kund: Aplikasi Bio11ok, Feeding Rllte, Survivlll Rille

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

ABSTRACT

Bioflock Technology Application in Raising Tilapia Seed


(Oreochl'Omis niloticus)

Fransiska Maharani Soryaningrum


Universitas Terbuka
Cmaharani@yahoo.com

Feeding is an input of aquaculture production that determines the growth rate


of fish. However, most of the feeding provided in aquaculture is converted only 25%
as a production result and the rest is wasted (62% as dissolved material and 13% as
deposited particles). This significantly affects the degradation of water quality in the
receiving agency or waters. Ecological impacts arising from this waste is the
occurrence of nutrient enrichment (eutrophication). changing patterns of chains and
food webs. and the increasing level of oxygen demand. The objective of this

KA
research is to identify bioflock characteristic related to the Feeding Rate (FR) in
order to construct an optimal bioflock technology. This is to support the creation of
intensive tilapia seed nursery technology in an effective and productive way to bid

BU
food efficiency and to increase the Survival Rate (SR) and the growth oftilapia seed.
This study is designed as an experimental research conducted to answer the
R
hypothesis that states there is a real effect of reducing feeding rate towards the
TE
survival and the growth of tilapia raised by bioflock system. The subject of this
study is the application of bioflock technology in raising tilapia seed. The sample is
divided by providing different feeding rate with three treatments and one control
S

without treatment. The first treatment (A) is the treatment of 30 % FR without


TA

bioflock treatment (Control). The second treatments (B) is the treatment of 30010 FR
with bioflock treatment. The third treatment (C) is the treatment of 15% FR with
bioflock treatment. The fourth treatment is the treatment of 5% FR with bioflock
SI

treatment. The results of statistical analysis show that the reduction of FR on the
ER

raising of fish seed has very significant influence (P <0.01) towards the weight and
the SR. It is because the value of F Calculating Treatment towards the gaining
weight of Calculating treatment = 11.111 which is greater than that of the value of F
IV

table towards the SR of tilapia seed preserved by bioflock system for the value of F
Calculating treatment = 12.930 which is greater than that of the value of F table.
N

Hence. it is decided to accept Hi and to reject Ho that means there is a significant


U

effect of reducing feeding rate, the growing weight and the SR in tilapia seed raised
by bioflock system. The use of bioflock application by providing different FR
significantly influences the growth and the SR of tilapia. The treatment of 15% FR
with bioflock treatment indicates the best result in the effort of food efficiency, the
growing weight and the SR. It is followed by the treatment of 30% FR with bioflock
treatment then the treatment of 5% with bioflock treatment. The last is the treatment
of 30% FR without bioflock treatment.

Keywords: Bioflock Application, Feeding Rate, Survival Rate

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

UNIVERSITAS TERBUKA

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KELAUTAN

BIDANG MINAT MANAJEMEN PERIKANAN

PERNYATAAN

TAPM yang berjudul "Aplikasi Teknologi Bioflok Pada Pemeliharaan Ikan Nita

(Oreochromis niloticus)" adalah basil karya sendiri, dan seluruh sumber yang

dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Apabila di kemudian hari temyata ditemukan

KA
adanya penjiplakan (plagiat), maka saya bersedia

menerima sanksi akademik.

BU
R
TE
T AS
SI
ER

Jakarta. 31 Juli 2012


Yang Menyatakan,
IV

METERAI
TEMP!YJ
""f6..."""""
N
U

(Fransiska S)
NIM.O 15584493

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

LEMBAR PERSETUJUAN TAPM

Judul TAPM Aplikasi Teknologi Bioflock Pada Pemeliharaan Ikan Nila


(Oreochromis niloticus)

Penyusun T APM Fransiska Maharani Suryaningrum

NIM 015584493

Program studi Magister Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan

HariiTanggal Sabtu/16 Juni 2012

KA
BU
Menyetujui :
R
TE
Pembimbing I, Pembimbing II,
S
TA
SI

Dr.Ir. Edward Danakusumah, M.Sc Dr. Nuraini Soleiman, M.Ed


ER

NIP ................................... . NIP ................................... .


IV
N
U

Mengetahui,

Ketua Bidang Ilmu I j~ Direktur P


Program Magister Ilmu Kelautan :~ ,1~XAN {)4~
Bidan~ajemen P;-ri apan - . : -to ~

Df. If. Nurhasanah, M.Si


NIP ........................... .

iii

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

UNIVERSITAS TERBUKA

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

BIDANG MINAT MANAJEMEN PERIKANAN

PENGESAHAN

Nama :Fransiska Maharani Suryaningrum


NIM :015584493
Program Studi :Magister Ilmu Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan
Judul TAPM :Aplikasi Teknologi Bioflock Pada Pemeliharaan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus)
Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Penguji TAPM Program
Pascasarjana, Program Studi Ilmu Kelautan Bidang Minat Magister Manajemen

KA
Perikanan, Universitas Terbuka pada :

BU
Hari/ Tanggal : Sabtu/16 Juni 2012

Waktu : ...... WIB --...... WIB R


TE
Dan telah dinyatakan LULUSITIDAK LULUS

PANITIA PENGUJI TAPM


S
TA
SI

Ketua Komisi Penguji Ir Adi Winata,M.Si


ER

Penguji Ahli : Dr. Agus Heri Purnomo


IV
N

Pembimbing I : Dr.Ir. Edward Danakusumah, M.Sc


U

Pembimbing II : Dr. Nuraini Soleiman, M.Ed

.IV

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KATAPENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas Rahmat-Nya lah

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Program Magister dengan judul

'Aplikasi Tekaologi Bioflock Pada Pemeliharaan Benih Ikan Nila

(O,eoch,omls niloticus), . Penyusunan laporan ini merupakan rangkaian dari

penulisan TAPM . yang telah dilakukan sebagai syarat kelulusan Program

Magister Hmu kelautan bidang minat Manajemen Perikanan Universitas Terbuka.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besamya

KA
kepada: Dr.Ir.Edward Danakusumah, M.Sc dan Dr. Nuraint Soleiman,

BU
M.Ed selaku dosen pembimbing dalam penyusUJ;l8ll tugas akhir program magister
R
ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar­
TE

besamya kepada:
S
TA

1. Suciati, M.Sc., Ph.D sebagai Direktur Program Pascasarjana Universitas

Terbuka, yang telah memberi kesempatan kepada penulis untuk: menimba


SI
ER

ilmu di Program Pascasarjana UT.


IV

2. Ir. Adi Winata, M.Si selaku kepala UPBJJ Jakarta dan staf yang telah
N

memberi pelayanan kepada penulis selama kuliah di PPs UT.


U

3. Dr. Ir. Nurhasanah, M.Si selaku Ketua Bidang Program Magister Ilmu

Kelautan Bidang Minat Manajemen Perikanan, yang telah memberi motivasi

kepada penulis.

4. Kedua orang tua, yang senantiasa memberi dukungan mori) dan spiritual

kepada penulis.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

DAFTARISI

Halamao

Abstrak....................................................................................................................... i

Lembar Persetujuan ................................................................................................... iii

Lembar Pengesahan ...................................................................................................iv

Kata Pengantar ..........................................................................................................v

Daftar lsi ...................................................................................................................vi

Daftar Tabel ............................................................................................................... vii

Daftar Gambar ........................................................................................................... ix

Daftar Larnpiran......................................................................................................... x

KA
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar BeJakang .......................................................................................... 1

B. Perumusan Masalah .................................................................................. 5

BU
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................5

D. Kegunaan Penelitian ................................................................................. 6

R
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 7

TE
A. Kajian Teori ............................................................................................. 7

1. Konsep Dasar.......................................................................................... 8

2. Jenis-jenis Bakteri Pembentuk Bioflok .................................................. 8

TA

3. Pembentukan Bioflok ............................................................................. 12

4. Kondisi Pendukung Pembentukan Bioflok............................................. 13

5. C:N Ratio................................................................................................ 14

SI

6. Pergantian Air yang Minimal ................................................................. 15

ER

7. Indikator Keberhasilan Pembentukan Bioflok ....................................... 15

8. Biologi Ikan Nita ................................................................................... 16

a. Klafisikasi ................................................................................... 16

IV

b. Morfologi .................................................................................... 16

c. Habitat ........................................................................................ 19

d. Perkembangbiakan...................................................................... 19

e. Habitat ........................................................................................ 20

f. Laju Pertumbuhan .......................................................................20

9. Kandungan Nutrisi Pakan ...................................................................... 21

a. Protein......................................................................................... 22

b. Lemak .........................................................................................22

c. Karbohidrat dan Serat.................................................................23

d. Vitamin .......................................................................................24

e. Mineral........................................................................................25

10. Kualitas Air...........................................................................................26

a. Suhu ............................................................................................26

b. pH ...............................................................................................27

vi

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

c. Oksigen Terlarut .........................................................................28

d. Nimt............................................................................................ 28

e. Nitrat........................................................................................... 29

f. Amonia ....................................................................................... 29

B. Kerangka Berpikir ..................................................................................30

C. Definisi Operasional .............................................................................. 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................34

A. Desain Penelitian .................................................................................... 34

B. Populasi d8ll SarD,PeI ..............................•..•...•............•..•..•..•..•..••.•••••.••.••34

C. Instrumen Penelitian ............................................................................... 35

D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................... 35

E. Metode Analis Data................................................................................. 42

KA
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................... 49

1. Persiapan Wadah ................................................................................... 49

a. Pencucian "Akuarium...................................................................49

BU
b. Pemasangan Aerasi ..................................................................... 49

2. Persiapan Media Pemeliharaan .............................................................. 50

R
3. Kultur Bakteri ........................................................................................ 51

TE
4. Hewan Uji .............................................................................................. 52

5. Aplikasi Bakteri Flok ............................................................................. 55

a. Inokulasi Bakteri ......................................................................... 55

b. Pemberian Gula Pasir .................................................................57

TA

6. Kepadatan Bakteri .................................................................................58

7. Kandungan Flok..................................................................................... 59

8. Pertumbuhan Berat ................................................................................63

SI

a. Pertumbuhan Berat Mutlak .........................................................63

ER

b. Laju Pertumbuhan Berat .............................................................64

c. Pengaruh Bioflok terhadap penurunan FR dan

Pertumbuhan Berat Benih lkan Nila...........................................66

IV

9. Survival Rate (SR) ................................................................................70

10. Kualitas Air ........................................................................................... 72

a. Suhu ............................................................................................ 74

b. pH ...............................................................................................75

c. Oksigen Terlarut (DO) ................................................................ 80

d. Nitrit............................................................................................81

e. Nitrat ...........................................................................................81

f. Amonia .........................................................................................83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................88

A Simpulan ..................................................................................................88

B Saran.........................................................................................................88

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 89

vii

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

DAFfAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Kadar Kandungan Bioflok ................................................................................ 11

2.2 Senyawa Organik Bioflok.................................................................................. 11

3.1 Peralatan yang Digunakan Dalam Peroobaan ....................................................39

3.2 Bahan yang Digunakan Dalam Percobaan ........................................................40

3.3 Pengulcuran Parameter Kualitas Air ..................................................................40

4.1. Kepadatan Bakteri .............................................................................................61

4.2 Kandungan Flok .................................................................................................61

4.3 Pertanlbahan Berat Benih Ikan Nita Pada Setiap Bak Perlakuan Selama

KA
Masa Percobaan .................................................................................................68

4.4 HasH Perhitungan Nilai Ekonomi Penggunaan Teknologi Bioflok

Pada Pendederan lkan Nila ................................................................................72

BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

viii

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2. 1 Microbial flocks yang terbentuk pada budidaya ikan nila


(Oreochromis niloticus)..................................................................................... 10
2.2 Morfologi ikan nila (popma dan Masser, 1999)................................................ 18

2.3 Kerangka Berpikir .............................................................................................31

4.1 Lay Out Bak Pemeliharaan................................................................................52

4.2 Contoh Koloni Bakteri Kultur ...........................................................................52

4.3 Wadah Kultur Bakteri ........................................................................................52

4.4 Benih Nila ..........................................................................................................54

KA
4.5 Proses Inokulasi Bakteri. ...................................................................................62

4.6 Contoh Kandungan Flok Bak:teri Dalam Wadah Kerucut

(Tabung Inholf) ..................................................................................................62

BU
4.7 Grafik Fluktuasi Pertumbuhan Berat Benih Ikan Nila Selama

Masa Percobaan .................................................................................................68

R
4.8 Grafik Laju Pertumbuhan Berat Harian RelatifBenih Ikan Nila Pada Setiap

TE
Bak Perlakuan ....................................................................................................68

4.9 Grafik Laju Pertumbuhan Berat Rata-Rata Harian Ikan Nila Pada Setiap

Bak Perlakuan ....................................................................................................69

4.10 Regresi Antara FR dan Laju Pertumbuhan Berat ..............................................69

TA

4.11 SR (%) Pada Setiap Bak Perlakuan ...................................................................73

4.12 Regresi Antara FR dan SR.................................................................................73

4.13 Suhu Pagi Hari Pada Setiap Bak Perlakuan Selama mass Percobaan ...............77

SI

4.14 Suhu Sore Hari Pada Setiap Bak Perlakuan Selama masa Percobaan ...............77

ER

4.15 Nilai pH Pagi Hari Pada Setiap Bak Perlakuan Selama Masa Percobaan .........78

4.16 Nilai pH Sore Hari Pada Setiap Bak Perlakuan Selama Mass Percobaan .........78

4.17 Regresi Hubungan FR dan pH Pagi Hari.. ......................................................... 79

IV

4.18 Regresi Hubungan FR dan pH Siang Hari.........................................................79

4.19 Kadar DO Pada Setiap Bak Perlakuan Selama Percobaan ............................... 82

4.20 Kadar Nitrit Pada Setiap Bak Perlakuan Selama Masa Percobaan .................... 82

4.21 Kadar Nitrat PadaSetiap Bak Perlakuan Selama Masa Percobaan ...................87

4.22 Kadar Amonia Pada Setiap Bak Perlakuan Selama Masa Percobaan ...............87

ix

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

DAFfAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Ilustrasi Kebutuhan Carbon Berdasarkan (De Schryver., dkk,2oo8)

FR 30% ..........................................................................................................93

2. Ilustrasi Kebutuhan Carbon Berdasarkan (De Schryver., dick, 2008)

FR.15% ..........................................................................................................94

3. Ilustrasi Kebutuhan Carbon Berdasarkan (De Schryver.,dIck, 2008)

FR 5% ...........................................................................................................95

4. Laju Pertumbuhan Berat ................................................................................96

KA
5. Hasil Analisis Pengaruh Bioflok Terbadap Penurunanan FR

dan Laju Pertumbuhan Berat Benih Ikan Nita Menggunakan SPSS .............97

6. SR (%) Benih Ikan Nila Pada SetiapBak Perlakuan..................................... 100

BU
7. Hasil Analisis Pengaruh Bioflok Terhadap Penurunanan

FR dan SR Benih Ikan Nila Menggunakan SPSS ......................................... 101

R
8. Suhu ............................................................................................................... 105

TE
9. pH .................................................................................................................. 106

10. DO.................................................................................................................. 107

11. Nitrit............................................................................................................... 108

12. Nitrat .............................................................................................................. 109

TA

13. Amonia .......................................................................................................... 110

SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
7

HAD 0

TINJAUAN PUSTAKA

A. KAnAN TEORI

1. Koasep Dasar

Biotlok adalah kumpulan yang terdiri dari berbagai macam ba.kteri, fungi,

mi1aoalga dan organisme lain yang tersuspeDsi dengan detritus da1am air media

budidaya. Konsep dasar dari budidaya Wi terdiri dari dua perlakuan, yang pertama

adaIah penerapan budidaya ikan konsep bakteri heterotroph dengan penggunaan

KA
prohiotik heterotrof yang terdiri atas ba.kteri organothrof: Bacillus spp., Lactobacillus

BU
spp., bakteri chemoautothrof: Thiobacillus spp., Rhodobacter spp., dan bakteri
R
autothroph: plankton dari genera Diatomae dan Chlorella. Kedua, penerapan
TE
pergantian air minimal (minimal water exchange system). Penggantian air hanya
S

untuk mengganti penyusutan air karena penguapan. Volmne penggantian air


TA

maksimal 5% per hari. Sehingga dengan sedikit ganti air, penggunaan probiotik dapat
SI

menjaga dominansi bakteri untuk pembentukan tlok ~ bempa partikel yang


ER

melayang dalam badan air, yang menghalangi penetrasi cahaya matabari ke dalam air
IV

dan secara tak langsung membatasi ruang dan pertumbuhan plankton dan bakteri
N
U

fotosintesis (Aiyushirota, 20(9). Sistem heterotrofik mempunyai potensi untuk

diterapkan da1am pemanfaatan limbah amonia pada pemeliharaan ikan (Gunadi &

Hafsaridewi, 2007). Selanjutnya Mudjiman (2009), menjelaskan bahwa sejmnlah

besar organisme membutubkan penyediaan materi dan energi yang berasal dati

molekul organik yang dimakannya. Nutrisi atau zat makanan yang betupa molekul

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
8

organik dan telah terbentuk sebelumnya disebut heterotrofik dan organisme yang

memanfaatkan makanan jenis ini disebut organisme heterotro£

Menmut Crab dkk. (2007), BFT dalam akuakultur adaIah upaya memadukan

teknik pembentukan biotlok tersebut sebagai sumber pakan bagi ibn. Selanjutnya

dijelaskan oleh Azim dkk. (2007), bahwa tilapia dapat memakan komtmitas bak:teri

dalam sistem BFT dan tumbuh baik dengan pakan berprotein rendah, sehingga terjadi

penghematan biaya pakan.

2. JeDis-JeDis Bakteri PembeBtuk Bioflok

KA
Biotlok terdiri atas partikel serat organik yang bya akan selulosa, partitel

BU
anorganik berupa kristal garam kalsium karbonat hi~ biopolimer (pHA), bakteri,

protozoa, detritus (dead body cell), ragi, jamur dan zooplankton. Bakteri yang mampu
R
TE
membentuk biotlok diantaranya adalah Zooglea ramigera, Escherichia intermema,
S

Paracolobacterium aerogenoids, Bacillus subtilis, Bacillus cereus, Flavobacterium,


TA

Pseudomonas alcaligenes, Sphaerotillus natans, Tetrad dan Tricoda (Aiyushirota,


SI

2009).
ER

Menmut Stolp (1988), Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. adaJah genera
IV

bakteri yang dapat menggunakan komponen karbon dan juga memiliki kemampuan
N

untuk mengoksidasi substrat yang mengandtmg rantai C. Selanjutnya Irianto (2003),


U

mengemukakan bahwa pemakaian bakteri jenis Bacillus sp, dapat memperbaiki

kuaIitas air karena dapat mendekomposisi materi organik, menekan pertumbuhan

patogen serta menyeimbangkan komunitas mikroba sehingga dapat menyediakan

lingkungan yang lebih baik bagi ibn. Bakteri Bacillus sp. dapat mengasilkan enzim

dengan kisaran yang luas dan paling efektif merombak protein (Moriarty, 1996). .

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
9

Menurut Azmin dIck. (2007) dalam Setiawan & Reki (2010), struktur bioflocs mampu

menyumbangkan nilai protein sebesar S()"S3%. Adapun biotlok yang terbentuk pada

budidaya ikan nila Gambar 2.1. Dari analisis kimia kuantitatif proksimat, rmnus

molekul bioflok identik dengan mmus empirik sel bakteri CsH7NOz disajikan Tabel 2

Menurut Schneider dick. (2005), pemanfaatan limbah budidaya ikan terutama

hanya ditujukan pada senyawa-senyawaan yang terlarut Bakteria hetero1rofik dapat

mengubah nutrien-nutrien tersebut menjadi biomass bakteri yang potensial

dimanfaafkan sebagai bahan pakan ikan. Azim & Little (2008), mengemukakan

KA
bahwa biotlok mengandung 38% protein yang sangat bermanfaat sebagai sumber

BU
nutrisi untuk pertwnbuhan ibn budidaya dan BIT mampu berkontribusi terbadap

peningkatan produksi ikan nila sebesar 4446% dibandingkan tanpa menggunakan


R
TE
aplikasi BIT. Secara umum, bahan organik yang terdapat dalam air COD dan BOD
S

dioksidasi secara aerob oleh bakteri pembentuk biotlok menjadi gas COz dan H20
TA

serta residu berupa massa sludge (floes) sesuai dengan nilai konversi dari senyawa
SI

organik tersebut disajikan pada Tabel 2.2.


ER

Menurut Wing Guttierrez & Malone (2006), metode yang biasa digunakan
IV

dalam mengatasi masalah buangan akuakultur adaIah dengan sistem ganti air secara
N

terns meneros, kelemahan yang dimiliki oleh metode tanpa aplikasi biotlok ini adalab
U

diperlukannya air bam dalam jumlah banyak dan energi yang cukup besar terutama

untuk kegiatan produksi skala menengah sebingga metode ini dinilai kurang efisien.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
10

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Gambar 2. 1. Microbial floes yang terbentuk pada budidaya ikan nila


(Oreoehromis niloticus)
Sumber: (Azim dkk, 2006).

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
11

Tabe12.1 Kadar Kandungan Bioflok

N. UBlDr Kadar(%)

1 Karbon 47,00
2 Hydrogen 6,00
3 Oksigen 32,40
4
Nitrogen 8,5
Sumber: Aiyushirota (2009)

Tabe12.2 Senyawa Organik Bioflok

KA
BU
No Seayaw. Orpaik Ko:aveni MeDjadi Bioflok (%)

1
R
TE
Karbohidrat 65-85
2
Alkohol 55-66
S
TA

3
Protein 32-62
SI

4
Lem.ak 10-60
ER

5
Kasein 50-53
IV

6
Glukosa 49-59
N
U

7
Sukrosa 58-68
Sumber: Aiyushirota (2009)

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
12

3. Pembentukan Biotlok

Prinsip dasar dari proses kelja ini yaitu mengubah senyavva organik dan

anorganik yang mengandung senyawa kabon (C), bidrogen (H1 Oksigen (0),

Nitrogen (N) dengan sedikit posfor (P) yang tersedia meJ:Yadi massa sludge bempa

bioflok dengan menggunakan bakteri pembentuk flok (floes forming bacteria) yang

mensintesis biopolimer polibidroksi aIkanoat sebagai ikatan bioflok. Bakteri

pembentuk flok dipilih dari genera bakteri yang non patogen, memiliki kemampuan

mensintesis P~ memproduksi enzim ekstraselular, memproduksi bakteriosin yang

KA
dapat mencegah bakteri patogen, mengeluarkan metabolit sekunder yang menekan

BU
pertumbuhan dan menetralkan toksin dari plankton merugikan dan mudah dibiakkan

di lapangan. R
TE
Pengubahan nitrogen dalam sistem akuakultur yang berperan dalam
S

pengurangan kandtmgan amonia terdiri dari 3 proses yakni proses fotoautotrofik oleh
TA

alga, proses bakterial autotrofik yang mengubah amonia menjadi nitrat, dan proses
SI

bakterial heterotrofik yang mengubah amonia Iangsung menjadi biomassa bakteri.


ER

Proses biosintesis bak:teri heterotrofik Iebih cepat dibandingkan biosintesis alga


IV

maupWl nitirifikasi, yakni waktu regenerasi 10 jam berbanding 24-48 jam (Brune,
N
U

ill. 2(03). Lebih lanjut menurut Hamoda (1995), beberapa bakteri heterotrof

menghasilkan enzim ekstraseluler yang di ekskresikan ke Iuar selnya sebingga dapat

mendegradasi nutrisilsenyawa organik yang ada pada lingkungan tempat tumbuhnya.

Bioflok yang terbentuk berfimgsi bagi pemumian (puriftkasl) air di koIam,

dengan fungsi sebagai pengoksidasi bahan organik lebih lanjut, melangsungkan

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
13

nitrifikasi, dan pem.batas pertumbuhan plankton. Pembibitan bioflok skala kecH

dilakukan secara in door, dalam wadah fermentasi tertentu baik: dalam drum atan bale

fiber ke dalam air bersih (tawar atau asin). Kemudian ditambahkan pakan ibn

dengan konsentrasi 1% dan 1% nutrient bakteri yang bempa campuran 1arutao buffer

pH, osmoregulator berupa garam isotooik, vitamin Bl, B6, B12, hormon pem.belaban

sel dan perangsang (precunor) aktif yang merangsang bakteri 1D1tuk mengeluarkan

enzim secara intensif, metabolit sekunder dan bakteriosin. Selama fermentasi

berlangsung, diberi nutrient dan bibit bakteri baik dari isolat lokal atau bak:teri produk

KA
komersil berbasis Bacillus spp yang mengandung Bacillus subtilis, sebagai salah satu

BU
baJcteri pem.bentuk bioflok. Campuran tersebut diaerasi dan diaduk se1ama 24-48 jam,
R
diusahakan pH berkisar antara 6,0-7;l sehingga Bacillus tetap dalam fase
TE
vegetatifnya, bukan dalam bentuk. spora dan PHA tidak terhidrolisis o1eh ~
S

sehingga ukuran partikel bioflok yang dihasilkan beruk:uran besar yaitu berkisar
TA

lOOtml (Aiyushirota, 20(9). Berdasarkan penelitian Guoadi & Hafsaridew4 (2008)


SI

bahwa inokulan bakteri flak hanya diberikan 1 kali diawal pemeliharaan ~a.
ER

4. Koadisi Peudukalll PembeDtakan Bioflok


IV
N

Oksigen diperlukan untuk pengoksidasian bahan organik. Kondisi optimum


U

sekitar 4-5 ppm oksigen terlarut. Pergerakan air hams sedemikian rupa, sehingga

daerah mati arus (death zone) tidak terlalu luas, hingga daerah yang memungkinkan

bioflok jatuh dan mengendap relatif kecil. Menurut Jenie & Rahayu (1993), adaoya

oksigen yang mencukupi aktivitas bakteri heterotrof (golongan aerob) dapat lebih

meningkat serta ak:an membentuk flok-flok bakteri (gumpalan-gumpalan bakteri

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
14

bersama dengan lumpur/senyawa organik) dan dalam bentuk ini proses degradasi

ak.an berlangsung secara sempuma tanpa menimbulkan ban (metan dan H2S).

Kemudian di daerah debt aerasi populasi bakteri heterotrof mengalami peningkatan

yang sangat tinggi.

Suplai oksigen barns cukup k:arena bak.teri tersebut bersifat heterotrof

sehingga membutuhkan oksigcn. Jib oksigcn kurang maka tidak hanya menghambat

pertumbuhan bak.teri tetapi juga berbahaya bagi kehidupan udangl"ilam dalam tambak

(Maulma, 2009).

KA
S. C: NRasio

BU
Menurut Maulina (2009), agar bakteri dapat tmnbuh dengan bail4 persyaratan
R
TE
lingkungan bidup barns terpenuhi antara lain adalah perbandingan antara unsur

karbon (C) dengan nitrogen (N) atau dikenal dengan C : N rasio. Nilai ideal
S
TA

perbandingan unsur karbon dengan nitrogen untuk bioflok adalah 1;15 sampai 1:20
SI

atau minimal 1:12, artinya ada 1 molekul karoon tmtuk setiap 12 molekul nitrogen.
ER

Secara a1mni rasio C : N da1am air tambak kmang daD 12, sebingga perlu
IV

ditambahkan unsur karbon ke dalam air tambak. Sumber karbon yang murah adalah
N

dati bahan yang mengandtmg serat kasar tinggi seperti dedak atau bahan yang
U

mengandung energi tinggi dati senyawa karbohidrat seperti tetes teoo. Jib kedua

unsur tersebut tidak seimbang maka bakteri tidak mampu mengubah unsur organik

dalam air menjadi protein sebaliknya justru bisa menghasilkan senyawa amonia yang

bersifat toksik. Gunadi & Hafsaridcwi (2008), mcnyatalcan bahwa molase

mangandung 60,790" karbobidrat dan karbobidrat mengandung 40% karbon.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
15

Penguraian bahan organik oleh mikroorganisme di sampmg membutubkan

karbohidrat (berasaJ. dati C) yang digunakan sebagai swnber tenaga dalam

perkembangamtya juga membutubkan N untuk diasimilasikan gum menyusun

tubuhnya (M~ 1998).

6. PergutiaD Air Y1lDI Minimal

Pergantian air dapat mengubah mutu air secara mendadak, mengubab

keseimbangan unsur C dan N, disamping itu dapat membuang bakteri positif yang

sudah ditumbuhkan dalam kolam dan memungkinkan masuknya bakteri negatif

KA
(patogen) dati luar (Maulina, 2009)

BU
7. Indikator Keberhasilan Pembentakan Bioflok R
TE
Bioflok terbentuk, jib secara visual di dapat wama air kolam coklat muda
S

(krem) berupa gwnpaIan yang bergerak bersama arus air. pH air cendenmg di
TA

kisaran 7 (antara 7,2-7,8) dengan kenaikan pH pagi dengan sore hari yang kecil yaitu
SI

antara 0,02-0,2. Mulai terjadi penaikan dan pemmman yang dinamis ion N'H4+. ion
ER

N0:2- dan ion N03- sebagai indikasi berJangsungnya proses nitrifikasi dan denitrifikasi
IV

(Aiyusbirota, 20(9).
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
16

8. Biologi Ikaa Nita

a. Klasifikasi

Menurut Deptan (2000)~ klasifikasi ibn ni1a ada Jab sebagai berikut: .

Filum Chordata
Subfilum Vertebrata
Kelas Osteichdayes
Subkelas Acaodaopdaerigii
Ordo Pencomorphi
Subordo Perooidea

KA
Familia Cichlidae
Genus Oreochromis

BU
Spesies Oreochromis niloticus
R
TE
b. Morfologi
S

Memmrt Khairuman & Amri (2007), berdasark.an morfologinya ibn


TA

Oreochromis ini memang berbeda dengan kelompok tilapia. Secara umum bentuk
SI

tubuh ikan nila panjang dan ramping dengan sisik benik:uran besar. Matanya besar
ER

dan menonjol dan bagian tepinya berwama putih. Gurat sisi (Iiniea literalis) terputus
IV

dibagian tengah badan kemudian berl~ tempi letak:nya lebih kebawah daripada
N

letak garik yang memanjang, di atas skip dada. Jumlah sirip pada gumt sisi
U

jl1mlahnya 34 buah. Sirip ptJDggJmg, sirip perot dan sirip dubur mempunyai jari-jari

lemah tetapi keras dan tajam seperti duri. Sirip pWlggungnya berwama hitam dan

sirip dadanya juga tampak hitmn. Bagian sirip punggung berwama abu-abo 81m

hitam. Banyak orang yang salah membedakan antara ikan ni1a dan mujair

(Oreochromis mossambicus). Letak: perbedaan keduanya bisa dilihat dati

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
17

perbandingan antara panjang total dan tinggi badan. Perbandingan tubuh ibn nila

adaIah 3:1 dan ibn mujair 2:1. Selain itu terlihat adanya pola garis-garis vertikal

yang terlihat sangat jelas di sirip ekor dan sirip punggung ibn nila. Jumlah garis

vertibl di sirip ekor ada enam buah dan sirip punggung ada delapan buah. Garis

dengan pola yang sarna (garis vertibl) juga terdapat di kedua sisi tubuh ibn nila

dengan jumIah delapan buah.

Ikan nila mempunyai lima buah sirip, yakni sirip punggung (dorsal fin), sirip

dada (pectoral fin), sirip perot (venter-al fin), sirip anus (anal fin) dan sirip ek:or

KA
(caudal fin). Sirip punggungnya memanjang dari bagian atas tutup insang bingga

BU
bagian atas sirip ekor. Ada sepasang sirip dada dan sirip perot yang berukuran kecil.

Sirip anus hanya satu buah dan berbentuk agak panjang. Sementara itu sirip ekomya
R
TE
berbentuk bulat dan hanya berjumIab satu bush.
S

Jika dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya, ikan nila jantan memiliki


TA

ukman sisik yang lebih besar daripada ik:an ni1a betina. Alat kelamin nila jantan
SI

berupa tonjolan agak runcing yang berfungsi sebegai muara urin dan saluran spenna
ER

terletak di depan anus. Jib diurut perot nila jantan akan mengeluarlcan cainm bening.
IV

Sementara itu nila betina mempunyai luhang genital terpisah dengan luhang salman
N

min yang terletak di depan anus. Bentuk bidung dan rahang belakang ibn nila jantan
U

melebar berwama biro mud&. Pada ikan betina bentuk bidung dan rahang

belakangnya agak lancip dan berwama kuning terang. Sirip punggung dan sirip ekor

nila jantan berupa gads terputus-putus. Sementara itu pada ik:an nila betina garisnya

berlanjut (tidak terputus) dan meJingbr (Khairuman & Amri, 2007). Morfologi tubuh

ikan ni1a dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut ini.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
18

Dorsal Fin

Caudal Fin (Tail)

Pectoral Fin
Anal Fin

KA
Pelvic Fin

BU
R
TE
S
TA
SI
ER

Female Male
IV
N
U

Gambar 2.2 Morfologi ikan nila

Sumber Ide Gambar (Popma & Masser, 1999).

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
19

e. Habitat

Menmut Djarijah (1995), seperti ikan air tawar pada umumnya, nila bidup di

tempat-tempat yang airnya tidak begitu dalam (dangkal) dengan arus air yang tidak

derus. Di danau-danau, sungai-sungai, nila merah 1ebih sub didaerah tepi yang

dangkal. Selanjutnya Khairuman dan Amri (2007), menyatakan mesk:ip1Dl tergolong

ikan bersis:ik, nila kurang soka menentang arus, akan tetapi niIa dapat pula dibiasakan

bidup diperairan yang airnya mengalir. Dengan campur tangan manusia ikan nita

telah menyebar keseluruh dunia dati benua Afrika, Amerika, Asia, sampai Australia.

KA
BU
d. PerkeDabaDgbiaba
R
Menmut Khairuman & Amri (2007), secara alami ikan nila biasa memijah
TE

sepanjang tabun di daerah tropis. Frekuensi pemijaban yang terbanyak terjadi pada
S

musim hujan. Di a1amnya, ikan nila bisa memijah 6-7 kali dalam setahun. Berarti
TA

rata-rata setiap dua bulan sekali ikan niIa akan berkembang biak. Ilcan ini mencapai
SI

stadiwn dewasa pada wnur 4-5 bulan dengan bobot sekitar 250 g. Masa pemijahan
ER

produktif adalah keUka induk beromur 1,5-2 tahun dengan bobot di atas 500 g/ekor.
IV

Seckor ikan nila betina dengan berat sekitar 800 g menghasilkan larva sebanyak
N
U

1200-1500 emr pada setiap pemijahan.


Sebelum memijah ikan nila jantan akan membuat sarang berupa lekukan

berbentuk bulat di dasar perairan. Proses pemijaban berlangsung sangat ~ daIam

waktu 50-60 detik mampu mengbasilkan 20-40 butir telur yang telah dibuahi.

Pemijahan itu berlangsung bebeIapa kali dengan pasangan yang sarna atau berbeda

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
20

bingga membutubkan waktu 20-60 menit Telur ikan nila berdiameter 2,8 mm

berwama abu-abu, kadang berwama Ironing, tidak lengket dan tenggeIam di dasar

perairan. Telur-telur yang sudah dibuabi dimasukkan dalam mulut induk betina

untuk kcmudian ditetaskan setelah 4-5 hmi.

e. KeWuaaa MaIwl

Ikan nita tergolong pemakan segala atau omnivora sehingga bisa

mengkonsumsi makanan bempa hewan atau tumbuhan. Karena itulah ibn ini sangat

mudah dibudidayakan. KeUka masih benih makanan yang disukai ikan nila adalah

KA
zooplankton seperti Rotifer sp.t Moina sp.t atau Dhapnia sp. Selain itu juga

BU
memangsa alga atau lumut yang menempel pada benda-benda di habitat bidupnya.
R
Ikan nila juga memakan tanaman liar yang tumbuh di kolam budidaya. Jib. telah
TE

mencapai ukuran dewasa, ikan nila dapat diberi berbagai makanan tambahant
AS

misalnya pelet (Khainnnan & Amri t 2007). Ibn ini juga tahan terhadap perubaban
T

lingkungan, bersifat omniVOl'8. mampu mencerna makanan secara efisien,


SI

pertumbuhan cepat dan tahan terhadap hama penyakit (Suyanto, 2005).


ER
IV

f. Laja. Pertumbuan
N

Laju pertumbuhan tubuh ibn nila yang dibudidayakan tergantung dari


U

pengaruh fisika dan kimia perairan dan interaksinya. Sebagai contoh, curah hujan

yang tinggi akan mengganggu pertumbuhan tanaman air dan secara tidak langsung

akan mempengaruhi pertumbuban ibn nita. Berdasarkan basil pene~ diketahui

bahwa laju pertumbuhan ikan nita lebih cepat jib dipelihara di kolam yang aimya

dangkaJ dibandingkan di kolam yang aimya dalam. Penyebabnya adaJab d.i pe:rairan

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
21

yang dangkal pertmnbuban tanaman air sangat cepat sebingga dapat menjadi

m.akanan. Laju pertumbuban ibn nila jantan lebih cepat 40% daripada ibn nila

betina. Apalagi jika dipelibara secara kelamin tunggal (monosex). Jika sudah

mencapai ukuran 200 g, pertumbuban ibn nila meqjadi semakin lambat. Namun

tidak demikian dengan nila be~ jika sudah mencapai ukuran sementara, ikan nita

betina tetap tumboh pesat (K.hairuman 11 Amri, 2007). Mem:uut Rnlrmana (1997),

pertumbuhan ibn nila jantan rata-rata 2,1 gIhari, sedangkan pertumbuban ikan nila

betina 1,8 gIbari.

KA
9. KaDduDgan Nutrisi PakaD

BU
Pakan yang berlrualitas dapat memperbaiki Dilai FeR (Food corrvertion ratio).
R
Pakan merupakan faktor yang sangat penting dalam budidaya karena menyerap 60­
TE
70010 dari total biaya operasional. Pemberian pakan yang sesuai kebutuhan akan
S

memacu pertumbuhan dan perk:embangan ikan secara optimal sehingga


TA

produktivitasnya bisa ditingkatkan. Pada prinsipnya, semakin padat penebaran benih


SI

ibn berarti ketergantungan pada pakan buatan pun semaldn tinggi. Fungsi makanan
ER

bagi ikan adaIah sebagai somber energi yang diperlukan dalam proses fisiologis
IV

dalam tubuh. Sehingga makanan harus mengandung zat-zat penghasil energi yaitu
N
U

protein, lemak dan karbohidrat. Selain itu makanan juga harus mengandmg vitam.in,

mineral, serat dan air yang diperlukan mtuk proses-proses fisiologis lainnya

(Mudjiman, 20(9).

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
22

a. Protein

Semua organisme bidup mengandung protein yang dapat mencapai sekitar

500.4 dari bobot keringnya. OJ dalam tubuh organisme protein tidak banya sekadar

bahan simpanan melainkan memptmyai berbagai fungsi dalam kehidupan. Protein

akan membentuk. enzim yang menjadi katalisator daIam semua reaksi kimia yang

terjadi di dalam tubuh. Protein merupakan senyawa organik yang bermolekul besar.

Protein terkecil mempunyai berat molekul 6000, sedangkan protein terbesar berat

molekulnya mencapai lebih dari 1 juta. Protein mengandtmg karbon, bidrogen,

KA
oksigen, nitrogen dan terkadang juga belerang. Jadi kandungan protein di dalam

BU
makanan merupakan suatu hal yang esensial dan barus tersedia bagi hewan.
R
Kandtmgan protein yang optimal dalam makanan akan mengbasilkan pertumbuban
TE
yang maksimal bagi bewan yang mengkonsumsmya (Mudjiman, 20(9).
S
TA

b. Letaak
SI

Dalam kimia pakan istilah lemak dikenal juga dengan sebutan lipid, minyak
ER

atau oil. Lemak termasuk ester asam lemak dan gliserol merupakan bahan cadangan
IV

energi yang utama bagi para hew~ termasuk ikan. Cadangan energi ini akan
N

digunakan pada saat ikan kekurangan makanan. OJ dalam makanan lemak


U

mempunyai dua macam fungsi utama yaitu sebagai sumber energi dan sebagai

smnber asam lemak. Beberapa diantaranya merupakan asam lemak esensial yang

tidak dapat disintesis di dalam tubuh hewan yang memakannya. Asam lemak yang

tennasuk golongan HUFA (higher unsaturated fatty acid) merupakan asam lemak

esensial atau essencial fatty acids (EFA). Asam lemak esensiaJ tidak dapat disintetis

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
23

dalam tubuh hewan sehingga keberadaannya hams terdapat dalam makanan. Bagi

hewan-hewan air tawar dan hewan-hewan darat, asam lemak esensialnya bemsal dati

kelompok linoleat (Mudjiman, 2009).

c. Karbohidnt dan Serat

Mudjiman (2009), menjelaskan secara kimiawi karbohidrat termasuk swuber

energi yang paling sederbana. Unsur-unsurnya terdiri dari karbon (C), hidrogen (H)

dan olcsigen (0). Contohnya antara lain monosakarida, seperti glukosa, ftuktosa dan

galaktosa serta gola ganda (disakarida) seperti sukrosa (glukosa+fiuktosa). maltose

KA
(glukosa+glukosa) dan laktosa (glukosa+galaktosa). Selain zat tersebut terdapat gula

BU
majemuk (poJisakarida) seperti amilum dan selulosa. Karbohidrat banyak terdapat
R
pada tanaman.
TE

Batasan karbohidrat dalam pakan memang belmn ada. Namun apabila


S
TA

kadamya sampai berlebihan, pada beberapa jenis ibn akan mengalami gangguan.
SI

Selain sebagai sumber energi yang murah karbohidrat di dalam pakan juga berfungsi
ER

sebagai perekat, misalnya amilum. Karbohidrat juga berfungsi sebagai bahan


IV

perantara (precursor) di dalam proses metabolisme yang berkaitan dengan


N

pertum~ misalnya daIam pembentokan asam amino non esensial dan asam
U

nukleat Apabila ikan kekurangan karbohidrat atau lemak maka akan terjadi

kurangnya efisiensi penggunaan protein yang tersedia dalam pak:an.

Serat (fibre) termasuk dalam keluarga karbohidrat yang sulcar dicema seperti

se1u1osa, lignin, kitin, algin, agar-agar dan braginan. Hasil pen::obaan memmjukbn

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
24

bahwa penambaban serat dapat memperba.iki proses asimilasi zat~zat makanan. Serat

juga berperan sebagai bahan pengisi dalam sna.tu ramuan pakan dan berguna untuk

memantapkan bentuk pakan. Selain itu serat juga berguna untuk membentuk

gumpalan ampas makanan menjadi feses (kotoran) yang mudah dikeluarbm daD

saluran pencernaan. Menurut Mahyuddin (2008), bahan baku pakan yang

mengandung karbohidrat antara lain jagung, dedak, beras, tepung terigu, tapioka dan

sagu. K.ebutuban karbohidrat pakan untuk ibn nila berkisar antara 15~200/o.

d. Vitamin

KA
Vitamin adalah senyawa organik yang dibutuhkan oleh ikan agar

BU
pertumbuban dan kesehatan ibn dalam keadaan baiL Vitamin berfungsi sebagai
R
katalisator daIam proses-proses biokimia yang berlangsung dalam tubuh organisme
TE

dan berfungsi sebagai koenzim di dalam sistem biologis.


S
TA

Apabila kekurangan vitamin maka ikan akan menderita penyaldt avitaminosis

dan sebaliknya apabila kebanyakan vitamin dapat menimbulkan hipertaminosis.


SI
ER

Berdasarkan kelarutaDDya vitamin dibedakan menjadi dna goloogan sebagai berikut:


IV

1. Vitamin yang larot dalam lemak yaitu terdiri dari vitamin A (aseroftol,
N

retinol), vitamin D (kalsiferol), vitamin E (tokoferol) dan vitamin K


U

(menadion). Beberapa jenis karotenoid seperti ~karoten dan astaksantin

dapat dimasukkan dalam golongan ini karena merupakan prekmsor

vitamin A (provitamin A).

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
25

2. Vitamin yang larot dalam air yaitu terdiri dati vitamin B kompleks, kolin,

inositol, dan vitamin C (asam askrobat). Vitamin-vitamin B kompleks

terdiri dari vitamin B 1 (tiamin, aneurin), vitamin B2 (riblotlaviD,

laktoflavin), vitamin B6 (piridoksin), vitamin Bt2 (sianokobalamin),

niasin (asam niko~ miasenamid), asam pantotenat, vitamin H (biotin)

dan asam folat (folasin).

e. Mineral

Unsur-unsur mineral mempunyai arti yang sangat penting dati berbagai

KA
macam aspek metabolisme dalam kebidupan Dam dan udang. Mineral berfungsi untuk

BU
memperkuat tulang eksoskeleton (kerangka luar). Selain ito, mineral juga berfungsi
R
untuk menjaga keseimbangan tekanan osmotik antam cairan tubub, sistem syara:f
TE
serta kelenjar endokrin. Mineral juga merupakan komponen dari enzim, pigmen darah
S

dan senyawa-senyawa organik lainnya. Pada proses transfer energi dalam proses
TA

metabolisme juga melibatkan minera1-mineral.


SI

Kebutuhan mineral mencakup dua golongan mineral esensiaI yaitu mineral


ER

makro (major mineral) dan mineral mikro (trace element). Mineral makro dibutuhkan
IV

dalam jumlah yang relatif banyak yang terdiri dati kalsium (Ca), fosfor (P), kalium
N
U

(K), natrium (Na). klor (CI). magnesium (Mg) dan belerang (8). Sedangkan mineral

mikro dibutuhkan dalam jumlah sedikit yang terdiri dati besi (Fe), seng (Zn),

tembaga (Cu), mangan (Mn), Dikel (Ni), kobah (Co), silikon (Si), selenium (Se),

krom (Cr), yodium (J), flour (F), timah putih (8i), vanadium (Va) dan arsen (As).

Kekurangan mineral lebih sering teIjadi pada pemeliharaan dengan padat penebaran

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
26

tinggi tetapi wadah yang digunakan tidak sesuai (sempit) seperti keramba, jaring

apung, kunmgan, kolam air deras dan bak. Pada pemelibaraan di k.oJam maupun di

tambak: permasalahan kekurangan mineral jarang terjadi karena pakan alami

merupakan faktor pendukung bagi teroukupinya kebutuban mineral (Mudjiman,

20(9).

10. Kualitas Air

Air merupakan media yang paling vital bagi kehidupan ibn. Suplai air yang

memadai akan memecahkan berbagai masalah dalam budidaya ikan secara intensif,

KA
yaitu dengan cam menghanyutkan lrumpulan dari bahan buangan dan bahan beracun,

BU
sehingga kondisi air tetap terpelihara. Selain jwnlahnya, kualitas air yang memenuhi
R
TE
syarat merupakan salah sam keberbasilan budidaya. Ada beberapa parameter air

yang bisa diamati untuk menentukan knalitas suatu penman (Ditjenkanbud, 20(4).
S
TA

a. Suha
SI

Effendi (2000), suhu suatu badan air dipengarubi oleh musim, lintang,
ER

ketinggian dari perm.ukaan laut (altitude), waktu dalam satu bari., sirlrulasi udara,
IV

penutupan awan, aliran serta kedalaman badan air. Lebih lanjut lagi Cholik dIck,
N
U

(1986), berpendapat bahwa kenaikan suhu perairan mempengaruhi derajat

metabolisme ikan dan selanjutnya menaikkan kebutuban oksigen pula. Kecepatan

reaksinya akan naik 2-3 kali lipat setiap k.emu1can suhu sebesar 10°C. Perubaban suhu

yang mendadak dapat menyebabkan ibn mati, meskipun kondisi lingkungannya

optimal. Suhu air dalam kolam pemeJ.ibaraan sebaiknya adalab 2S-3(fc k:arena ibn

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

tropis akan tumbuh dengan baik pada suhu tersebut Menurut Susanto (1990), air

kolam yang bait k.ualitasnya mempunyai perbedaan suhu antara siang dan malam

tidak lebih dari SoC.

Lebih lanjut lagi menurut Ditjenkanbud (2004), suhu air yang optimal

pertumbuhan untuk ibn nila adalah 2S-30oC. Perubaban suhu yang terlalu tinggi

dapat mengganggu kelangsungan hidup ibn nila. Kehidupan ibn nila muJai

tergganggu pada suhu di bawah 14°C atau diatas 38°C. Ibn nila akan mati apabila

suhunya berada di bawah 6°C &tau di atas 42°C. Fluktuasi suhu harlan yang cukup

KA
baik untuk kehidupanikan nila adalab kurang dari SoC.

BU
b. pH
R
TE
Menurut kbairuman & Amri (2007), derajat keasaman &tau Iebih populer

disebut pH (puisanche of the H) merupakan ukuran konsentrasi ion bidrogen yang


S
TA

menunjukkan suasana asam atau basa suatu perairan. Faktor yang mempengamhi pH
SI

adalab konsentrasi karbondioksida dan senyawa yang bersifat 8S8Dl. Kisaran nilai pH
ER

antara 1-14. angka 7 merupakan pH nonnal. Derajat keasaman (PH) yang baik untuk
IV

budidaya ikan nila adalab S-9. Ibn nita dapat tumbuh dengan baik pada perairan
N

dengan kisaran pH S-10. Derajat keasaman yang wajar diperlukan suatu perairan
U

untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan ibn adala.h antara S,0-9,0 (Krismono.

1987).

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
28

e. Oksigen Terlarat

Oksigen terlarut (disolved oxygen, 00) merupakan salah satu komponen

utama dari daya dukung lingkungan. Banyaknya oksigen terlarut dalam. koIam

merupakan salah satu parameter yang paling penting untuk: kehidupan ibn. Menurut

Cholik dkk. (1986) hila konsentrasi oksigen terlarut tetap sebesar 3 atau 4 mgll untuk

jangka waktu lama maka ibn akan menghentikan aktivitasnya dan pertumbuban akan

berhenti. Boyd (1991), menjelaskan kandungan oksigen terlarut pada siang hari tinggi

karena proses fotosintesa secara maksimaJ. Pada malam. dan sore kandungan oksigen

KA
terlarut turon karena tidak ada sinal' matabari sem.entara semua organisme perairan

BU
melakukan proses respirasi yang mengkonsumsi oksigen dan mengeluarkan
R
karbondioksida. Oleh schab itu konsentrasi oksigen terlarut berubah-ubah daIam
TE
siklus harlan yaitu wak.tu fajar, konsentrasi oksigen terlarut adalah yang terendah dan
S

semakin naik pada siang hari sampai mencapai titik maksimallewat tengah haria
TA

Kelarutan oksigen dalam. air juga dipengarubi oleb suhu dan tekanan udara.
SI

Kadar optimum untuk pertumbuhan hams Iebih besar dari 5 mgIl (Cholik dkk, 1986).
ER

Cbakroff (1987), menam.bahkan bahwa kadar oksigen 15 mgll mempakan .kadar


IV

tertinggi kritis dan titik terendah bitis adalah 4 mgll.


N
U

d. Nitrit (N0z)

Jumlah nitrit di perairan a1ami biasanya ditemukan dalam jumlah yang sedikit,

bahkan Iebih sedikit dari nitrat karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan

oksigen. Nittit dapat merupakan basil Ianjutan dari amonia yang diubah oleh bakteri

atau proses kimiawi secara langsung. Keberadaan nitrit menggambaltan

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
29

berlangsungnya proses biologis perombakan bahan organik yang memiliki kadar

oksigen terlarut sangat rendah. Kadar nitrit yang terlamdung pada perairan alami

relatif kecil karena akan segera dioksidasikan menjadi nitrat Perairan aIami

mengandung nitrit 0,00 1 ppm dan sebaik:nya tidak melebibi 0,006 ppm (Effendi,

2000). Boyd (1994), menjelaskan bahwa nitrit (N<h) pada konsentrasi lebih besar

dari 0,1 mgll mempunyai sifat racun terhadap ikan yang berada di lingkungan

tersebut.

e. Nitrat (N~)

KA
Nitrat (N03) adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan meropakan

BU
nutrien utama bagi pertumbuban tanaman dan algae. Nitrat nitrogen sangat mudah
R
larut dalam air dan bersifat stabil. Nitrifikasi yang merupakan proses oksidasi
TE

ammonia menjadi nitrit dilakukan oleh bakteri nitrosomonas, sedangkan oksidasi


S

nitrit menjadi nitrat dilakukan oleh bakteri nitrobacter. Kadar nitrat- nitrogen pada
TA

perairan alami tidak pernah lcbih dari 0,1 mgll. Kadar nitrat lebih dari 5 mgll
SI

menggambarkan. tetjadinya pencemaran antropogenik yang berasal dari aktivitas


ER

manusia dan tinja. Nitrat tidak bersifat toksik terhadap organisme akuatik (Effendi,
IV

2003).
N
U

1 Amoaia (NU3)

Efendi (2000), menjelaskan bahwa nitrogen total Kjeldahl adalah gambaran

nitrogen dalam bentuk organik dan amonia pada air limbah. Nitrogen total adalah

penjumlahan dari nitrogen anorganik berupa N-N0:3, N-N<h, N-NH3 yang bersifat

terlarut dan nitrogen organik yang berupa partikulat yang tidak Iarut dalam air.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
30

Arnonia (NH3) dan garam-garamnya bersifat mudah larut dalam air. Ion amonium

adaIah bentuk transisinya. Sumber amonia yang terdapat di perairan adalah basil

pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat

dalam tanah dan air, berasal dari dekomposisi bahan organik (tumbuban dan biota

akuatik yang telah mati) yang dilakukan oleh mikroba dan jamur dikenal dengan

istilah amonifikasi. Boyd (1991), mengemukakan bahwa batas pengaruh yang

mematikan dapat terjadi bila konsentrasi NH3 bukan ion pada air kolam sekitar 0,1­

0,3 mgll. Konsentrasi amonia baru bersifat toksik hila sudah berada antara 0,6-2,0

KA
mg/l.

BU
B. Keraagka Berpikir R
TE
Kerangka berpikir penelitian mempakan ~elasan sementara terbadap
S

hal-hal yang menjadi objek permasalahan dan variable apa yang akan diamati dan
TA

diteliti. Kerangka berpikir penelitian disajikan pada (Gambar 2.3).


SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
31

PJ'..DIASALABAN BOOIDAYA

IKAN

KA
BU
R
TE

• PROTBIN RENDAH
S

• TANPA GANll AIR


• FEEDING RATE RENDAH
TA

• PENlNGKATAN SISTEM .
IMUN
SI

• PENGURANGAN
PENCEMARAN PERAIRAN
ER
IV
N

• PEltTIJMBUHAN TlNGGI
• SINTASAN TlNGGI
U

• PRODUKTIVITAS
MEN1NGKAT
• BIAVA OPEltASIONAL
RENDAH

Gamber 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
32

c. DefiDisi Operasioual

Delam penelitian ini terdapat berbagai istilah yang perlu dijelaskan lOOih.

lanjut, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel yang akan diteliti.

Definisi istilab yang dijelaskan di bawah ini merupakan operasionalisasi variabel­

variabel yang berkaitan dengan penelitian.

Biotlok adalah lcmnpulan yang tel'diri dati berbagai macam bakteri, fungi,

mikroalga dan organisme lain yang tersuspensi dengan detritus dalam air media

budidaya. Konsep dasar dati budidaya ini tel'diri dati dua perlakuan, yang

KA
pertama adalah penerapan budidaya ikan kon.sep bakteri heterotrofik dengan

BU
penggunaan probiotik hetero1rof yang terdiri atas bakteri organotbror. Bacillus

R
spp. Penggantian air hanya untuk mengganti penyusutan air karena penguapan.
TE
Volume penggantian air maksimal 5% per bari. Sehingga dengan sedikit ganti air,
S

penggunaan probiotik dapat menjaga dominansi bakteri untuk: pembentukan flok


TA

bakteri, berupa partikel yang melayang dalam badan air, yang menghalangi
SI

penetrasi cahaya matahari ke dalam air dan secara tak langsung membatasi ruang
ER

dan pertumbuhan plankton dan bakteri fotosintesis. Sistem ini dikenaI dengan
IV

sistem heterotrofik.
N

Sistem heterotrofik mempunyai potensi untuk diterapkan dalam pemanfaatan


U

limbah amonia pada pemelibaraan ikan. Teknologi budidaya sistem heterotroph

merupakan salah sam faktor yang mempengaruhi Feeding Rate (FR) dan

meningkatkan Survival Rate (SR) serta laju pertumbuhan pada ibn Dila. Feeding

Rate dan Survival Rate selanjutnya akan penuJ.is singkat meqjadi SR dan FR

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf
33

FR yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah persentase tingkat

pemberian pakan pada saat penelitian dilakukan. Pemberian FR yang berbeda

dilakukan dengan empat perlalruan berbeda Perlakuan tingkat FR yang berbeda

diharapkan mampu menggambarkan optimasi pembentukan ftok yang pada

akbimya betpengaruh pada laju pertumbuhan dan sintasan ikan nila serta tingkat

efisiensi pakan.

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

34

BABm

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Tugas Akhir Program Magister (TAPM) dilaksanakan pada bulan Desember 2010

hingga Januari 2011 di laboratorium budidaya Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta.

Penelitian ini didesain sebagai penelitian eksperimental yaitu penelitian yang

dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai keragaan bioflok berkaitan dengan

KA
pengurangan FR yang optimal untuk mendukung terciptanya teknologi pendederan

BU
benih ikan nila intensif yang efektif dan produktif dan juga memahami pemanfaatan
R
bioflok sebagai sumber protein dalam upaya efisiensi pakan dan meningkatkan
TE
sintasan serta pertumbuhan benih ikan nila.
S

B. Populasi dan Sampel


TA

1. Populasi
SI

Populasi dalam penelitian ini adalah benih ikan nila dengan ukuran 1 em
ER

dengan kepadatan 150 ekor dipelihara dalam akuarium berukuran 90 em x


IV

60cm x 40 em dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan dengan waktu


N
U

pemeliharaan 1,5 bulan.

2. Sampel

Sampel yang digunakan adalah benih ikan nila ukuran 1 em. Pada

penelitian ini untuk mengetahui sample flole, sampeJ kualitas air, sampel

ikan diambil secara acak dari masing-masih wadah sebanyak 10 ekor.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

35

C. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian berupa alat dan bahan yang disajikan pada Tabel 3.1 dan

Tabe132.

D. Prosedur Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan penelitiaan langsung

di laboratorium budidaya Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta. Metode analisa deslaiftif

yang digunakan yaitu dengan membahas secara sistematis, kemudian mengkaji atau

KA
menganaiisa lebih dalam dengan membandingkan literatur yang ada. Penelitian ini

BU
dilakukan selama 2 bulan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Januari 2011.
R
Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam pelaksanaan Tugas Akhir
TE

Program Magister adalah dengan melakukan percobaan skala lahoratorium


S

menggunakan 4 perJakuan dan masing-masing perJakuan terdiri atas 3 ulangan.


TA

Mendapatkan informasi mengenai keragaan bioflok berkaitan dengan feeding rate


SI

dalam rangka menyusun teknologi bioflok yang optimal untuk mendukung


ER

terciptanya teknologi pendederan benih ikan nila intensif yang efektif dan produktif.
IV

Memahami pemanfaatan bioflok sebagai sumber protein dalam upaya efisiensi pakan
N
U

dan meningkatkan sintasan serta pertumbuhan benih ikan nila.

Perlakuan yang diujikan dalam penelitian ini adalah perbedaan kandungan

protein pakan yang diberikan, yaitu:

1. Perlakuan pertama (A) FR 30% tanpa perlakuan bioflok (Kontrol)

2. Perlakuan kedua (B) ) FR 30 % dengan perlakuan bioflok

3. Perlakuan ketiga (C) ) FR 15% dengan perlakuan bioflok

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

36

4. Perlakuan keempat (0) ) FR 5% dengan perlakuan bioflok

Data yang dikumpulkan yaitu data primer dan sekunder. Data primer yang

diamati di laboratorium budidaya sekolah Tinggi Perikanan Jakarta meliputi

persiapan media pemeliharaan, benih ikan, pengelolaan pakan, pengelolaan kualitas

air, kepadatan balderi, kandungan flok, laju pertumbuhan dan kelangsungan bidup.

Pelaksanaan percobaan selama Tugas Akhir Program Magister yang dilalrukan

di laboratorium budidaya Sekolah Tinggi Perikanan sistem teknologi budidaya.

KA
Langkah-Iangkah pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut.

BU
1. Persiapan Wadah

8. Pencucian Aku8rium
R
TE

Wadah pemelibaraan ikan nila dan nila yang digunakan bempa akuarium
S
TA

dengan ulruran 90 em x 60 em x 40 em dan diisi air dengan volume 150 L sebanyak

12 buah. Pencucian wadah dilakukan dengan menggosok seluruh dinding pennukaan


SI
ER

akuarium menggunakan larutan kaphorit 50 mg/L, yaitu dengan meneampurkan

kapborit sebanyak 150 mg ke dalam 3 Lair tawar. Kemudian digosokkan secara


IV
N

merata ke dinding akuariium menggunakan spons. Akuarium dibilas menggunakan


U

air mengalir hingga bersih dan tidak tereium lagi bau kaphorit tersebut.

Setelah itu akuarium dibersihkan menggunakan air yang mengalir bingga

kandungan kaphorit terse but hilang. Kemudian air limpasan kotoran dibuang dan bak

akuariurn dikeringkan.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

37

b. Pemasangan Aerasi

Pola peneiptaan aliran air dilakukan menggunakan aerasi bempa airlift yang

terbuat dari pipa PVC berdiameter 112 inehi sebanyak 2 batang dengan masing­

masing panjang 60 em dan 20 em yang disatukan dengan L boww, sehingga

berbentuk humf L dan dipasang secara vertikal pada dinding bak fiber. Sehingga air

dari tempat ikan nila dapat terpompa menuju ikan nila dan meneiptakan pola aliran

air. Selang-selang aerasi dipasang pada bagian bawah airlift sebanyak 2 buah.

KA
Pemasangan aerasi yang lainnya pada bak fiber dilakukan dengan

BU
menggunakan selang aerasi yang diberi batu aerasi dengan jumlah satu buah untuk

setiap akuarium, yang diletakkan pada ruangan nila. Jarak antara dasar bak fiber
R
TE
dengan batu aerasi adalah 0 em. Aerasi diatur pada pengeluaran gelembung udara

yang kuat dan merata. Setiap sehari sekali dilakukan pengecekan aerasi, hal ini
S
TA

dikarenakan apabila ada batu aerasi yang tersumbat atau kekuatan aerasi yang kurang
SI

sehingga diharapkan massa air dapat teraduk secara optimal.


ER
IV

2. Kultur Bakteri
N

Bakteri flok yang diinokulasikan ke dalam bak fiber berasal dari hasil kultur
U

perbanyakan. Jenis bakteri yang digunakan adalah Inokulan bakteri pembentuk flok

Bakteri BioHarvest Ariake (Bacillus amylolique/adena strain D203) 107 efu/gram.

Adapun eara kultur dalam pembuatan inokulan bakteri flok yang dilakukan

adalah:

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

1. Akuarium yang akan digunakan untuk kultur bakteri bervolume 150 L

dicuci menggunakan sikat dan dibilas dengan air mengalir hingga bersih.

Bak kultur diisi air sebanyak 200 l.

2. Gula pasir ditimbang sebanyak 6,5 kg kemudian dimasukkan ke dalam bak

kultur dengan cara dilarutkan dan disaring agar kotoranlpartikel kasar tidak

ikut masuk kedalam media kultur.

3. Pupuk urea ditambahkan sebanyak 100 g ke dalam media kultur bakteri

KA
sebagai sumber unsur nitrogen.

BU
4. Langkah selanjutnya yaitu dengan menambahkan inokulan bakteri
R
sebanyak 200 gram dan didiamkan selama 6-7 hari serta diberi aerasi kuat
TE

dan merata agar bakteri flok yang dikultur dapat berkembang.


S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

39

Tabel 3. 1 Peralatan yang Digunakan Dalam Percobaan

KA
BU
R
TE
S
TA
SI

alat saat
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

40

Tabel 3.2 Bahan yang Digunakan Dalam Percobaan

nita
3 Pakan FF-999.
781, T79-3­ nita
S
4 Bakteri stok Bacillus g 500
(Ariake) amyloliquefa
ciens strain Sebagai stok murni
D203) 107

KA
5 Bakteri sp
inokulan

BU
R
TE
AS

Tabel 3.3 Pengukuran Parameter KuaJitas Air


T
SI
ER
IV

hari (pagi dan sore)


N

3. hari
U

4.
5. Nitrat
6. Nitrit

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

41

3. Dewan Uji

Dalam uji percobaan ini hewan uji yang digunakan adalah benih ikan nUa

berasal dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi. Adapun

ukuran benih ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nUa 1 em dengan

berat rata-rata 0,2 g dan padat tebar lekorll.

Benih ikan ditampung didalam bak fiber terlebih dahulu untuk dilakukan

proses akIimatisasi agar menekan tingkat kematian ikan skibat stress. Adapun cara

KA
akIimatisasi yaitu dengan mengapung-apungkan kantong plastik selama 15 menit atau

BU
sampai kantong bagian dalam plastik terdapat titik-titik embun dan kemudian
R
memasukkan air ke dalam kantong plastik sedikit demi sedikit sampai ikan keluar
TE
dengan sendirlnya dan kantong.
S

4. Aplikasi Bakteri Flok


TA

a. Inokulasi Bakteri
SI

Selama kegiatan percobaan, aplikasi bakterl flok dilakukan pada harl pertama
ER

pemeliharaan saja dan dilakukan pengecekan kepadatan bakterl setiap bak fiber
IV

selama dua minggu sekali. Apabila terjadi penurunan jumlah bakterl maka akan
N
U

diberl tambahan inokulan pada setiap perlakuan. Inokulasi bakteri yang diberikan

adalah sebanyak 2,25 ml setiap akuarlum (perhitungan berdasar De Schryver dkk .,

2008).

b. Pemberian gula

Penambahan kandungan hara berupa unsur karbon dilakukan dengan

menggunakan gula pasir pada awal dan pada saat perlakuan menggunakan gula pasir.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

42

Dosis pakan seseuai perlakuan A,B,C,D diatas. Penebaran ditakukan dengan

melarutkan gula pasir dalam air dan dipercikkan merata keseluruh permukaan air tiap

bak fiber perJakuan (perhitungan kebutuhan carbon berdasar De Schryver,et aI, 2008)

untuk lebihjelasnya dapat dilmat dalam Lampiran 1, Lampiran 2 dan Lampiran 3.

5. Pakan

Jenis pakan yang digunakan dalam pengujian ini adalah pakan buatan

berbentuk crumb/e. Perhitungan jumlah pakan yang diberikan setiap hari adalah

KA
sebanyak 30% tanpa bioflok, 300At dengan perlakuan bioflok, 15% dengan perlakuan

BU
biotlok dan 5 % dengan perlakuan bioflok dari total biomass yang disesuaikan
R
dengan umur ikan. Jumlah pakan yang dikonsumsi pada umumnya cenderung
TE
semakin menurun dengan semakin meningkatnya umur ikan.· Adapun pakan yang
S

diberikan adalah pakan berupa pellet. Pakan diberikan dengan frekuensi sebanyak
TA

tiga kati sehari, yaitu masing-masing pada jam 07.00, 13.00 dan 17.00 WIB.
SI

Perlakuan dengan FR yang berbeda ini diharapkan untuk· identifikaSi


ER

mengenai keragaan biotlok dalam rangka menyusun teknologi bioflok yang optimal
IV

untuk mendukung terciptanya teknologi pendederan benm ikan nita intensif yang
N

efektif dan produktif. .


U

E. Metode Analisis Data

Studi Penderan Ikan Nita (Oreochromis niloticus) menggunakan Sistem

Bioflok (pengaruh CIN Ratio terhadap Dinamika Flok dan Pertumbuhan Ikan Nita) .

Dengan penelitian ini diharapkan dapat digunakan bahan baku yang murah dan

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

43

mudah didapat untuk mempertahankan flok dengan efisiensi pakan yang tinggi dan

menghasilkan benih ikan. Rumusan Hipotesisnya adalah sebagai berikut :

• HI = Terdapat pengaruh yang nyata pengurangan FR terhadap pemberian


pembentukan flok, sintasan dan pertumbuhan benih ikan nila

• HO = tidak terdapat pengaruh pengurangan FR terhadap pembentukan flok,

sintasan dan pertumbuhan benih ikan nila

Bila data homogen artinya X2 terkoreksi < X2 tabel, maka dilanjutkan dengan

KA
menggunakan analisa sidik ragam pada taraf nyata 5% dan 1%.

BU
Analisis sidik ragam ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis tentang pengaruh
R
faktor pedakuan terhadap keragaman hasil percobaan :
TE

1. Perlakuan berbeda nyata jika Ht (Hipotesis penelitian ) diterima pada taraf


S

uji 5% (diberi tanda *).


TA

2. Perlakuan berpengaruh sangat nyata jika H t diterima pada taraf uji 1%


SI

(diberi tanda **)


ER
IV

Analysis of variance (Anova)


N

Uji One Way Anova digunakan untuk menganalisis feeding rate dan
U

pengaruhnya terhadap dinamika flok serta pertumbuhan ikan nila. Untuk membantu

dalam menganalisis data digunakan program statistika SPSS 10 agar didapatkan data

yang homogen, nonnal dan aditif. Untuk uji homogenitas digunakan uji Bartlett,

sedangkan untuk uji nonnalitas digunakan metode chi-kuadrat. Apabila tidak

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

44

memenuhi kriteria tersebut maka akan digunakan metode pengujian yang sesuai (Non

parametrlk).

Analisa Kuantitatif

Metode kuantitatifyang digunakan ada1ah untuk penghitungan :

1. Kualitas Air

Selama pemeliharaan ikan di akuarium tidak dilakukan penyiponan dan

KA
pergantian air. Jumlah volume air dilakukan pengecekan secara periodik agar air

tidak berkurang dengan mengamati ketinggiannya. Penambahan air hanya dilakukan

BU
apabila air di dalam bak fiber berkurang akibat proses penguapan. Parameter kualitas
R
air yang diamati selama penelitian disajikan dalam Tabel 3.3.
TE

2. Kepadatan Balderi
AS

Perhitungan jumlah kepadatan bakteri yang diinokulasikan pada air media


T
SI

pemeliharaan dilakukan setiap dua minggu sekali. Hal ini dilakukan untuk
ER

mengetahui apakah bakteri yang diinokulasikan ke dalam air media pemeliharaan


IV

dapat berkembang biak dengan baik atau mengalami penurunan. Sehingga apabila
N

terjadi penurunan jumJah bakteri dapat diberi tambahan inokulasi bakteri.


U

Pengecekan kepadatan jumlah bakteri dilakukan pada semua bak fiber dengan

mengambil air sampel media pemeliharaan sebanyak 10 ml. Adapun cara

penghitungan bakteri yaitu dengan metode Total Plate Count (TPC) sebagai berikut:

I. Semua perlatan yang akan digunakan dilakukan pencucian dan proses

sterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

45

2. Bahan TSA (Tryptic Soy Agar) ditimbang sebanyak 40 g untuk 1 liter

akuades menggunakan timbangan ohaus ketelitian 0,0000 1 g.

3. Bahan yang sudah ditimbang dilarutkan kedalam labu Erlenmeyer yang

berisi akuades sesuai dengan takaran, kemudian tutup bagian atas labu

menggunakan alumunium foil yang diberi lubang penguapan.

4. Agar TSA dipanaskan dan dilakukan pengadukan menggunakan Hot plate

and sterer hingga teraduk merata dan terdapat buih didalam labu, kurang

KA
lebih selama 20-30 menit.

BU
5. Akuades sebanyak 1 L dan TSA yang telah di angkat dati Hot plate and

sterer, dilakukan sterilisasi menggunakan Autoclave pada suhu 121°C


R
TE
selama 15 menit dengan mengatur tombol pengaturannya.

6. Semua alat dan bahan yang telah dalam keadaan sterH dimasukkan ke
S
TA

dalam ruangan Laminar flow. Proses kerja selanjutnya dilakukan di dalam


SI

ruangan Laminar flow karena untuk mencegah terjadinya kontaminasi


ER

dati bakteri yang tidak diharapkan .

7. Agar TSA cair dituang ke dalam petri disc hingga ketebalan 2-3 mm dan
IV
N

didiamkan selama 8-10 jam sehingga agar menjadi padat.


U

8. Akuades sterH dimasukkan kedalam tabung reaksi sebanyak 9 ml per

tabung menggunakan pipet.

9. Air sampel terlebih dahulu diaduk menggunakan Vortex supaya bakteri

tersebar merata di air sampel dan kemudian di ambit 1 ml menggunakan

mikropipet untuk diencerkan ke dalam tabung reaksi.

10. Pengenceran bakteri tersebut dilakukan hingga 6-8 kali ulangan.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

46

11. Pada ulangan yang terakhir dilakukan pengambilan 1 ml larutan untuk

kemudian dilakukan plating pada media agar.

12. Lakukan plating menggunakan triangle spatulla pada daerah di sekitar

nyala api bunsen, untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi.

13. Setelah inokulan tersebar merata di media agar, selanjutnya petri disc

dimasukkan ke inkubator dengan suhu 3SoC selama 24 jam supaya bakteri

dapat tumbuh.

KA
14. Perhitungan jumlah koloni bakteri dapat dilakukan menggunakan Coloni

BU
Counter Pen atau menggunakan spidol.

3. Kandungan Flok
R
TE

Kandungan flok yang tersuspensi dalam air dilakukan pengukuran setiap


S

seminggu sekali dengan menggunakan tabung inholf. Kandungan flok di ukur


TA

dengan cara mengambiI sampel air sebanyak 1 L dari setiap bak fiber, kemudian
SI

dimasukkan ke dalam tabung inholf dan didiamkan beberapa saat hingga terjadi
ER

endapan di dasar tabung. Flok berwama cokelat kehitaman, kandungan flok


IV

dinyatakan dalam satuan mVI.


N
U

4. Laju Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup

Sampling pertama dilakukan sebelum benih ikan nila dan nila ditebar pada

bak fiber. Sedangkan sampling kedua dan seterusnya selama masa pemeliharaan

dilakukan setiap seminggu sekali dengan jumlah sampel 10 setiap perlakuan.

Sampling bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan ikan dan perhitungan jumlah

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

47

pakan yang diberikan darl total biomass. Pengukuran berat dilakukan menggunakan

timbangan dengan ketelitian 0,01 g. Pengukuran dan perhitungan yang dilakukan

dalam sampling ikan adalah sebagai berikut:

a) Perhitungan Populasi:

I Populasi ~ jumlah awal- jumlah yang mati


b) Perhitungan Tingkat Kelangsungan Hidup atau Survival Rate (SR):

SR = jumlah ilwn pada akhir pemeliharam xl 00010

KA
jumlahilwn pada awal pemeliharam

BU
R
TE
c) Perhitungan Pertambahan Berat Harian Rata-rata Average Daily

Growth (ADG):
S
TA

Perhitungan Pertumbuhan Berat Harlan Mutlak


SI

ADG Wt-Wo
ER

Llt
IV

Keterangan:
N

ADG = Pertambahan berat harlan rata -rata (g)


U

Wt = Rata-rata berat akhir ikan nila


Wo = Rata-rata berat awal ikan nila(g)
b. T = Selisih waktu sampling (hari)
Perhitungan Laju Pertumbuhan Berat Relatif

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

48

Keterangan:

a. = Laju pertumbuhan herat relatif (%)

Wt = Berat rata-rata ikan nita terakhir

Wo = Berat rata-rata sampling seheJumnya (g)

t = waktu budidaya (hari)

e) Perhitungan Biomassa menurut:


Biomass
MBW
Popu/asi

f) Perhitungan Berat Rata-rata atau Mean Body Weight (MBW):

KA
I Biomassa = Berat rata-rata x populasi

BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KA
BU
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

88

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. SimpuJao

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut.

1. Penggunaan aplikasi bioflok deDgan pemberian FR yang berbeda berpengaruh nyata

terhadap pertumbuhan berat dan sintasan pada ikan nila.

2. Perlakuan dengan menggunakan FR (15%) dengan perlakuan bioflok menunjukkan hasil

KA
yang paling baik dalam upaya efisiensi pakan, pertumbuhan berat dan sintasan, disusul

perlakuan FR (300Al) dengan perJakuan bioflok kemudian perlakuan FR(5%) dengan

BU
perJakuan bioflok dan yang terakhir adalah FR (300Al) tanpa perlakuan bioflok.
R
TE
B. Saran
S

Berdasarkan hasil dari temuan dan pembahasan maka dapat disarankan sebagai berikut.
TA

1. Periu dilakukan uji coba lanjutan pada skala yang lebih besar uotuk menerapkan aplikasi
SI

bioflok dengan FR (15%) agar didapatkan basil yang optimal.


ER

2. Ditinjau dari sisi efisiensi penggunaan pakan atau penggantian air, pada budidaya ikan
IV

nila, penggunaan teknologi bioflok perlu terus diaplikasikan.


N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


89
12/40790.pdf

DAYrARPUSTAKA

Aiyushirota. 2009. Konsep Budidaya Udang Sistem Heterotroph Dengan Bioflok


Biotechnology Consulting and Trading Komp. Bandung. Jawa Barat.
Diambil 28 Januari 2010, dari situs World Wide Web
http://www.aiyushirota.com/wcontent/uploadsl2009/06/bioflocs
Indonesia.

Avnimelech, Yoram. 2009. Biofloc Technology. A Practical Guide Boole. World


Aquaculture Society. Technion Israel institute of Technology.
Avnimelech, Yoram. & Kochba MaIka. 2009. Evaluation Of Nitrogen Uptake
And Excretion By Tilapia In Bio Floc Tanks, Using 15n Tracing.
Aquaculture, 287, 163-168.

KA
Azim, M.E., Little, D.C. & Bron, J.E. 2006. Production of Microbial Protein
Using Activated Suspension Technique (AST) in Indoor Tanks. Institute of

BU
Aquaculture, University of Stirling, Scotland, UK.

Azim, M.E., Little,D. & North, B. 2007. Growth and Welfare of Nile Tilapia
R
(Oreochromis niloticus) Cultured Indoor Tank using BioFloc Tehnology
TE
(BF!). Presentation in Aquaculture 2007, 26 February - 3 March 2007.
Sna Antonio, Texas, USA.
S

Azim, M.E. & Little, D.C. 2008. The Biofloc Technology (BF!) In Indoor Tanks:
TA

Water Quality, Biofloc Composition, and Gowth and Welfare of Nile


Tilapia (Oreochromis niloticus). Institute of Aquaculture, University of
SI

Stirling, Stirling FK9 4LA, United Kingdom. Journal homepage:


www.elsevier.com/locateiaqua-online. Aquaculture, 283 (2008) 29-35.
ER

Brune, D.E., Schwartz,G , Eversole, A.G, Collier, J.A. & Schwedler, T.E. 2003.
Intensification Of Pond Aquaculture And High Rate Photosynthetic
IV

Systems. Aquacultural Engineering, 28 : 65-86.


N

Boyd, C.E. 1981. Water Quality in Warm Water Fish Pond Auburn. Alabama:
U

Auburn University. 358 pp.

- - - . 1991. Water Quality Management and Aeration in Shrimp Farming.


Water Harvesting Project of Auburn University, Alex Bocek, Editor p: 5­
19.

Boyd, C.E., Tanner, M.E. Mahmoud, M. & Kiyoshi, M. 1994. Chemical


Characteristics of Bottom Soils from Freshwater and Brackishwater
Aquaculture Pond. Journal ofthe World Aquaculture SoCiety. Vol. 25 No.
4.
Chakroff, M. 1987. Fresh Water Fish Pond Culture and Management. Avenue:
Vita Publication 191 pp.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


90
12/40790.pdf

Cholik, F., Artaty & Arifudin. 1986. Pengelolaan Kualitas Air Kolam. Jakarta:
Direktorat Jenderal Perlkanan.52 pp.
Crab, R, Avnimelech, Y, Defoird!, T. Bossier, P & Verstraete, W. 2007.
Nitrogen Removal Techniques In Aquaculture for a Sustainable
Production. Aquaculture, 270: 1-14.
De Schryver P., Crab, R Detroit, T. Boon, N., Verstrate, W.2008. The Basic of
Bioflock technology: The Added Value For Aquaculture, 227:125-137.
Deptan. 2000. Petunjulc Teknis Pembenihan Dan Pembesaran Ikan Nila Gift.
Jakarta: Balai Kajian Teknologi Pertanian Lembang, Badan Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian.
Ditjenkanbud.2004. Pembenihan Nila Merah (Oreocromis sp.) Dalam Bale
Semen. Jambi: Departemen Kelautan Dan Perikanan. Balai Budidaya Air
Tawar Jambi. Diambil dari 2 Agustus 2011 situs World Wide Web

KA
http://www.dkp.go.id/Content PHP.
Djarijah. A.S. 1995. Nila Merah Pembenihan Dan Pembesaran SecQTa Intensif.

BU
Yogyakarta: Kanisius.
Effendi, H. 2000. Telaah Kualitas Air Bag; Pengelolaan Sumberdaya dan
R
Lingkungan Perairan. Bogor: Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan,
TE
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.
- - - . 2003. Telaah Kualitas Air Bag; Proses Pengelolaan Sumberdayadan
S

Lingkungan Perairan. Yogyakarta: Kanisius.


TA

Gunadi, B. & Hafsaridewi, R 2007. Pemanfaatan Limbah Budidaya Ikan Lele


(Clarias gariepenus) Intensif Dengan Sistem Heterotrofik Untuk
SI

Pemeliharaan Ikan Nila. Laporan Akhir Keg;atan Riset 2007 Sukamandi:


ER

Loka Riset Pemuliaan dan Teknologi Budidaya Perikanan Air tawar.18


hal.
IV

- - - . 2008. Pengendalian Limbah Amonia Budidaya Lele Dengan Sistem


N

Heterotrofik Menuju Sistem Akuakultur Nir-Limbah. Jurnal Riset


Akuakultur Volume 3 Nomor 3 Tahun 2008. ISSN 1907-6754. Jakarta, Hal
U

437-448.
Hamoda, M. F. 1995. Biotreatment of Waste Water Using Aerated Submerged
Fixed-Film Reactor. Journal Environmental Biotechnology. Kluwer:
Academic Publisher.
Irianto, A. 2003. Probiotik Akuakultur. Cetakan I. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Jenie, L.S.B. & Rahayu P. W. 1993. Penanganan Limbah Industri Pangan.
Yogyakarta : Kanisius.
Khairuman, & Amri, K. 2002. Budidaya Lele Lolcal Secara Intensif. Jakarta: Agro
Media Pustaka.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


91
12/40790.pdf

- - - - - - - . 2007. Budidaya lkan Nila Secara Intensif. Cetakan VII ..


Jakarta: Agromedia Pustaka
. 2008. Buku Pintar Budidaya 15 lkan Konsumsi. 2008.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Krismono, A. 1987. Penelitian Limno-Biologi Waduk Saguling pada Tahap Ps.­
lnudasi. Bogor: BPPAT.

Mahyuddin, K. 2008. Panduan Lengkap Agribisnis Lele. Jakarta: Penebar


Swadaya.
Maulina, N. 2009. Aplikasi Teknologi Biotlok Dalam Budidaya Udang Putih
(Litopenaeus vannamei Boone). Tesis School of Lift Science and
Technology, ITB. Bandung.

Merryanto, Y. 2000. Struktur Komunitas Ikan dan Asosiasinya dengan Padang


Lamun di Perairan Teluk Awur Jepara. Program Pasca Sarjana, IPB.

KA
Bogor.

BU
Moriarty, D.J.W. 1996. Microbial Biotechnology for Suitable Aquaculture.
INFOFISH International 4 (96): 23-28.
R
Mudjiman, A. 2009. Makanan /kan. Edisi Revisi. Cetakan 21. Jakarta : Penebar
TE
Swadaya.
Mustafa, A. 1998. Budidaya Tambak di Lahan Gambut: Studi Kasus di Sulawesi
AS

Selatan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian, XVII (3), 73-82.


Novitasari, Dian. 2008. Optimasi pH dan Salinitas terbadap Pembentukan Bioflok
T

untuk. Uji Kualitas Air pada Sistem Akuakultur. Bandung: Program


SI

Sarjana Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Padjajaran.


ER

Pantjara, Brata & Racbmansyah. 2010. Efisiensi Pakan Melalui Penambahan


Molase Pada Budidaya Udang Vaname Salinitas Rendah. Maros-Sulawesi
IV

Selatan: Balai Riset Perikanan Budidaya Air Payau.


N

Popma. T & Masser. 1999. Tilapia Life History and Biology. Unitet States:
U

Southern Aquaculture Center.


Rukmana, H.R. 1997. Ikan Nila Budidaya dan Prospek Agribisnis. Yogyakarta :
Kanisius, 90 hal.
Schneider, 0., V. Sereti, E.H. Eding. & Verreth, J.A.J. 2005. Protein Production
by Heterotrophic Bacteria Using Carbon Supplemented Fish Waste. Paper
presented in World Aquaculture 1005, Bali. Indonesia. (Abstract).

Setiawan, Wawan. & Reki, S. 2010. Bio-Floc Teknologi. Semarang: Fakultas


Perikanan dan lmu Kelautan Universitas Diponegoro.

Standar Nasional Indonesia. 1999. Produksi Benih lkan Nila Httam (Oreochromis
Niloticus Bleeker) Kelas Benih Sebar. SNI: 01- 6141 -1999. ICS.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


92
12/40790.pdf

Stolp, H. 1988. Microbial Ecology: Organisms, habitats, Activities. Cambridge:


Univ. Press, Cambridge, New York., New Rochelle, Melbourne, Sydney,
308 pp.
Subarijanti, H, U. 1990. Limnologi. Universitas Brawijaya: Fakultas Perikanan.

Susanto, H. 1990. Budidaya Ikan di Pekarangan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suyanto, S. R. 2005. NILA . Jakarta: Penebar Swadaya.

Wing Gutierrez, M.T. & Malone, R.F. 2006. Biological filters in Aquaculture:

trends and research direction for freshwater and marine applications.


Aquae Eng 34,163-171.

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

93

Lampiran l.llustrasi Kebutuhan Carbon berdasarkan (De Schryver.,

dkk.,2008)

FR300k

PERBITUNGAN KEBUTUBAN KARBON (e) Untuk FR 30%

Kepadatan 150 ekor/akuarium


Feeding Rate 0.3
Berat Benihlekor 1 gr
Berat populasi 150 gr
Jumlah Pakan 45 grlhari
Pakan mengandung (%) 0.3 Protein
Jumlah Protein Pakan 13.5 grlhari
Pakan mengandung (%) 0.16 Nitrogen

KA
JumlahN 2.16 grlhari
Total N yg hHang bersama air (%) 0.75

BU
Jumlah N yg hilang 1.62 grlhari
CIN ratio (1O:1) 10
Kebutuhan C utk asimilasi N 16.2 grClhari
R
Bahan organik mengandung (%) 0.5
TE
Dosis C yg dibutuhkan _grClhari
AS

Dosis Inokulan Bakteri diberikan 10-20 mYton air


T

_mllbak
SI

Jika akuarium volume 150 liter


ER

jumlah inokulan bakteri _ml


IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

94

LampiraD 2. I1ustrasi KebutuhaD CarooD berdasarkaD (De Schryver., dkk,

2008)

FR1S%

PERHITUNGAN KEBUTUHAN KARBON (C)

Kepadatan 150 ekor/akuarlum


Feeding Rate 0.15 %
Berat Benihlekor 1 gr

Berat populasi 150 gr

Jumlah Pakan 22.5 grlbari


Pakan mengandung (%) 0.3 Protein
Jumlah Protein Pakan 6.75 grlbari

KA
Pakan mengandung (%) 0.16 Nitrogen
JumlahN 1.08 grlbari

BU
Total N yg hilang bersama air (%) 0.75
Jumlah N yg hilaDg 0.81 gr/hari
CIN ratio (10:1) R 15
Kebutuhan C utk asimilasi N 12.15 grClhari
TE
Bahan organik mengandung (%) 0.5
Dosis C yg dibutuhkaD _grClhari
AS

I I
T

Dosis Inokulan Bakteri diberikan 10-20 mllton air


SI

12 mllbak
_mllbak
ER

Jika akuarium volume


150 liter

IV

inokulan bakteri
ml

N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

95

Lampiran 3 I1ustrasi Kebutuhan Carbon berdasarkan (De Schryver, et ai,


2008)
FR5%
PERHITUNGAN KEBUTUHAN KARBON (C)
Kepadatan 150 ekor/akuarium
Feeding Rate 0.05 %
Berat Benihlekor 1 gr
Berat popu)asi 150 gr
JumJah Pakan 7.5 gr/hari
Pakan mengandung (%) 0.3 Protein
Jumlah Protein Pakan 2.25 gr/hari
Pakan mengandung (%) 0.16 Nitrogen
JumiahN 0.36 gr/hari

KA
Total N yg hilang bersama air (%) 0.75
Jumlab N yg hilang 0.27 gr/hari

BU
CIN ratio (10:1) 20
Kebutuhan C utk asimilasi N 5.4 grC/hari
Bahan organik mengandung (%) R 0.5
Dosis C yg dibutubkan _grC/hari
TE
AS

Dosis Inokulan Bakteri diberikan 10-20 mVton air


_mllbak
T

Jika akuarium volume


150 liter
SI

inokulan bakteri
ml
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

96

Lampiran4
Laju Perumbuhan Berat Relatif{%) Benih lkan Nila Pada Setiap Bale Perlakuan

LAJUPERTUMBUHANBERATRELATW(%) RATA·RATA LAJU


MINGGUKE­ PERTUMBUHAN
BAK
BERAT RELATW
1 2 3 (%)
4 5 6
Al 13.2 3.2 3.6 6.7 1.2 1.1 4.82
A2 6.8 10.9 4.3 0.5 5.4 -0.8 4.49
A3 8.8 5.8 6.5 1.0 0.9 1.2 4.03
Bl 6.0 12.2 4.3 4.2 2.2 1.6 5.07
B2 12.4 6.4 4.0 3.9 1.2 1.7 4.91
B3 5.5 9.9 6.8 4.7 2.1 1.7 5.11

KA
Cl 7.9 7.1 11.8 -0.2 4.2 3.2 5.65
C2 6.0 12.9 9.2 1.1 4.4 6.3 6.63

BU
C3 5.2 12.5 9.7 1.5 5.3 5.3 6.58
Dl 9.0 3.5 9.4 1.7 5.0 2.4 5.17
D2 5.5 10.9 2.2 3.5 4.7 R 0.8 4.61
D3 9.6 6.0 2.3 2.6 7.2 -0.7 4.50
TE

Laju Perumbuhan Berat Harian (gramlhari) Benih Ikan Nita Pada Setiap Bale Perlakuan
S
TA

LAJUPERTUMBUHANBERAT~
(gramlbari) RATA-RATA LAJU
SI

BAK MINGGUKE­ PERTUMBUHAN


BERAT HARlAN
3
ER

1 2 4 5 6 (2ramlban)
Al 0.0394 0.0170 0.0236 0.0629 0.0143 0.0143 0.029
IV

A2 0.0166 0.0477 0.0314 0.0043 0.0471 0.0100 0.026


A3 0.0229 0.0250 0.0421 0.0086 0.0086 0.0114 0.020
N

Bl 0.0143 0.0529 0.0329 0.0429 0.0286 0.0229 0.032


U

I B2 0.0360 0.0354 0.0314 0.0400 0.0143 0.0229 0.030


: B3 0.0129 0.0386 0.0471 0.0486 0.0271 0.0257 0.033
! Cl 0.0200 0.0300 0.0900 0.0029 0.0529 0.0557 0.042
C2 0.0143 0.0571 0.0857 0.0143 0.0700 0.1429 0.064
C3 0.0121 0.0521 0.0843 0.0200 0.0857 0.1229 0.063
Dl 0.0237 0.0141 0.0579 0.0157 0.0571 0.0357 0.034
D2 0.0129 0.0443 0.0143 0.0271 0.0486 0.0100 0.026
D3 0.0257 0.0271 0.0143 0.0186 0.0629 0.0086 0.026

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


97
12/40790.pdf

Lampiran 5. Hasil Analisis Pengaruh Bioflok terhadap penurunan FR dan Laju


Pertumbuhan Berat Benih Ikan Nila Menggunakan SPSS.

GET FILE='F:\FRANSISKA\RESEARCH\UB.sav'.
DATASET NAME DataSetO WINDOW=FRONT.
UNIANOVA UB BY FR
IMETIIOD=SSTYPE(3)
IINTERCEPT=INCLUDE
IPOSTIIOC=FR(DUNCAN LSD)
ICRITERIA=ALPHA(0.05)
IDESIGN=FR.

Univariate Analysis of Variance


Notes

KA
Output Created 01-Jan-201221:02:58
Comments

BU
Input Data W:\FRANSISKA\RESEARCH\UB.s
av R
Active Dataset [DataSetl
TE
Filter <none>
Weight I<none>
S
TA

SpUtFile <none>
N ofRows in Working
12
SI

Data File
ER

~issing Value Definition of Missing IUser-defined missing values are


Handling ~eated as missing.
IV

Cases Used Statistics are based on all cases with


[valid data for all variables in the
N

~odel.
U

Syntax IUNIANOVA US BY FR
IMETIIOD=SSTYPE(3)
IINTERCEPT=INCLUDE
IPOSTIIOC=FR(DUNCAN LSD)
ICRITERIA=ALPHA(0.05)
IDESIGN=FR.

Resources Processor Time 00:00:00.078


Elapsed Time 00:00:00.093

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


98
12/40790.pdf

[DataSetl] F:\FRANSISKA\RESEARCH\lJB.sav

Between-Subjects Factors
N
Feeding Rate A 3
B 3
C 3
D 3

Tests of Between-Subjects Effects

KA
Dependent Variable:Laju Pertumbuhan
Berat

BU
Type III Sum
Source of Squares df Mean Square
R F Sig.
~orrected
TE
.002a 3 .001 11.111 .003
~odel
rmtercept .013 1 .013 266.667 .000
AS

~R .002 3 .001 11.111 .003


T

!Error .000 8 5.000E-5


SI

Total .015 12
ER

Corrected Total .002 11


a. R Squared = ,806 (Adjusted R Squared = ,734)
IV
N

Post Hoc Tests


U

Feeding Rate
Multiple Comparisons
Dependent Variable:Laju Pertumbuhan Berat

1(1) (J) Mean 95% Confidence Interval


Feedin Feedin Difference (1­ Lower
gRate gRate J) Std. Error Sig. Bound Upper Bound

-
~SD A B -.0067 .00577 .282 -.0200 .0066
C .00577 .001 -.0433 -.0167
D -.0033 .00577 .580 -.0166 .0100

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


99
12/40790.pdf

B A
C - .•.0067 .00577 .282
.00577 .004
-.0066
-.0366
.0200
-.0100

--••
D .0033 .00577 .580 -.0100 .0166
C A .00577 .001 .0167 .0433
B .00577 .004 .0100 .0366
D .00577 .002 .0134 .0400
D A .0033 .00577 .580 -.0100 .0166

-
B -.0033 .00577 .580 -.0166 .0100
C .00577 .002 -.0400 -.0134
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 5,00E-005.

KA
*. The mean difference is significant .at the 0,05 level.

BU
Homogeneous Subsets
R
TE
Laju Pertumbuhan Berat

Feedin Subset
AS

gRate N 1 2
iDuncana A 3 .0233
T
SI

D 3 .0267
B 3 .0300
ER

C 3 .0533
IV

Sig. .300 1.000


N

Means for groups in homogeneous subsets are


U

displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 5,00E­
005.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

100

Lampiran 6. Tingkat Kelangsungan Hidup (Survival Rale) (%) Benih Ikan Nila Pada Setiap Bak
Perlakuan

TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP (SU1'Vival Rate) RATA-RATA


(%) TINGKAT
BAK MINGGUKE­ KELANGSUNGAN
HIDUP (Survival Rate)
1 2 3 4 5 6 (0/0)
Al 289 285 270 230 225 216 72.00
I A2 267 259 247 239 228 220 73.33
I A3 276 256 249 241 232 226 75.33
i Bl 291 275 269 263 253 243 81.00
I B2 293 287 284 276 269 256 85.33

KA
l B3 289 279 274 267 251 249 83.00
I Cl 295 289 283 271 265 256 85.33
I

BU
C2 292 281 289 283 279 277 93.00
C3 291 285 274 267 256 255 85.00
Dl 284 279 267 261 254 R 241 SO.33
D2 281 276 267 254 232 223 74.33
TE
D3 293 289 268 257 239 221 73.67
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


101
12/40790.pdf

Lampiran 7. HasH Analisis Pengaruh Biotlok terhadap penunman FR dan tSR


Benih Ikan Nila Menggunakan SPSS.

UNIANOVA SR BY FR
IMETHOD=SSTYPE(3)
IINTERCEPT=INCLUDE
IPOSTHOC=FR(DUNCAN LSD)
ICRITERIA=ALPHA(O.05)
IDESIGN=FR.

Univariate Analysis of Variance


Notes
Output Created 20-Mar·2011 23:28:08
Comments
~ataSetO

KA
Input Active Dataset
Filter <none>

BU
Weight <none>
Split File <none>
R
N of Rows in Working
TE
12
DataFHe
~issing Value Definition ofMissing IUser-defined missing values are
AS

Handling treated as missing.


Cases Used Statistics are based on all cases with
T

!Valid data for all variables in the


SI

!model.
ER

Syntax UNIANOVA SR BY FR
IMETHOD=SSTYPE(3)
IV

IINTERCEPT=INCLUDE
N

IPOSTHOC=FR(DUNCAN LSD)
U

ICRITERIA=ALPHA(O.05)
IDESIGN=FR.

Resources Processor Time 00:00:00.110


Elapsed Time 00:00:00.063

[DataSetO]

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


102
12/40790.pdf

Between-Subjects Fadon
N
!FEEDING A 3
[RATE B 3
C 3
D 3

Tests of Between-Subjects Effects


Dependent Variable:SURVIVAL RATE
Type III Sum

KA
Source of Squares df Mean Square F Sig.
Corrected

BU
384.667a 3 128.222 12.930 .002
Model

-
Intercept 76800.000 1 76800.000 7.745E3
R .000
FR II
TE
384.667 3 128.222
Error 79.333 8 9.917
AS

Total 77264.000 12
Corrected Total 464.000 11
T

a R Squared = ,829 (Adjusted R Squared = ,765)


SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


103

12/40790.pdf

Post Hoc Tests

FEEDING RATE
Multiple ComparisoDs
Dependent Variable:SURVNAL
RATE
(J) 95% Confidence Interval
FEED FEED Mean
INO INO (1­
Std. Error
A B 2.57121
C 2.57121

KA
D 2.57121
B A 2.57121

BU
C 2.57121
D 2.57121
R
TE
C A 2.57121
B 2.57121
AS

D 2.57121
T

D A 2.57121
SI

B 2.57121
ER

C 2.57121
Based on observed means.
IV

The error term is Mean Square(Error) = 9,917.


N

*. The mean difference is significant at the 0,05 level.


U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


104
12/40790.pdf

Homogeneous Subsets

SURVIVAL RATE
FEEDI Subset
NO
RATE N 1 2
iDuncan A 3 73.3333
a
D 3 76.0000
B 3 83.0000
C 3 87.6667
Sig. .330 .107

KA
Means for groups in homogeneous subsets are
displayed.

BU
Based on observed means.
The error tenn is Mean Square(Error) = 9,917.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.
R
TE
T AS
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

105

Lampiran 8. Suhu

Suhu Pagi Hari

Ke-
Perlakuan
1 5 6
A
27.7 27.9 27.5

28.3 27.5 27.7 28.1 27.5

28.1 27.5 27.6 27.8 26.6


27.8 26.6 27.3 27.5 26.0

KA
Suhu Sore Hari

BU
Subu SoreHari rC) Minggu Ke­
Perlakuan
1 1 3 4 5R 6
A
TE
(Kontrol) 27.8 28.1 27.3 28.2 27.4 28
B(FR
30%) 27.9 28.1 27.6 28.5 26.5 27
S

C(FR
TA

15%) 27.9 27.6 26.8 28.3 27.0 28


D(FR5%) 26.7 27.8 26.4 27.9 27.0 27
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

106

Lampiran 9. pH

pHPagiHari

pHMiDeuKe­
Perlakuaa
1 2 3 4 5 6
A
(Koatrol) 7.2 6.9 6.6 6.9 6.7 7.1
B(FR
30%) 7.3 7.1 7.0 7.2 7 6.9
C(FR
i 15%) 7.3 7.1 6.8 7.2 6.9 7
D(FR5%) 7.3 7.1 6.8 7.3 7 7.2

KA
pH SoreHari

BU
Miaggu Ke­
Perlakuaa R
1 2 3 4 5 6
TE

A
S

(Kontrol) 7,4 7,1 6,9 7,1 6,9 7,3


TA

B(FR
SI

30%) 7,5 7,3 7,2 7,4 7;1. 7,1


ER

C(FR
IV

15%) 7,5 7,3 7,0 7,4 7,1 7,2


N
U

D(FR5%) 7,5 7,3 7,0 7,5 7,2 7,4

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

107

Lampiran 10. DO

Kadar Oks~ en Terlarut (ml!ll) Mineu I{e..


Perlakuan
1 2 3 4 5 6
A
(Kontrol) 6.1 5.8 5.3 5.9 5.3 5.6
B(FR
30%) 5.6 5.6 5.3 5.6 5.5 6.2
C(FR
15%) 5.7 5.8 5.2 5.1 5.6 5.4
D(FR5%) 5.6 5.7 5.2 5.1 5.7 5.8

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

108

LampiraD 11. Nitrit

MiDgp Ke-- (mg!L'


PerlakuaD
1 2 3 4 5 6
A
(KoDtrol) 0,020 0,015 0,018 0,019 0,021 0,015
B(FR
30%) 0,01 0,015 0,016 0,017 0,015 0,015
C(FR
15%) 0,010 0,012 0,015 0,009 0,010 0,009
D (FR5 % ) 0,017 0,015 0,018 0,017 0,019 0,017

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

109

Lampiran 12. Nitrat

Min
Perlakuan
1 2 3 5
A
0,020 0,026 0,030 0020 0,015 0018

15 0,018 0,026 0013 0,013 0,015

13 0,019 0,021 0013 0,012 0010


0,025 0,029 0,019 0,017 0,019

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

110

Lampiran 13. Amonia

Min
Perlakuan
1 1 3 5 6
A
0,016 0,027 0,025 0,024 0,021 0,021

0,019 0,023 0,021 0,017 0,015 0,019

0,016 0,018 0,016 0013 0,016 0012


0,016 0,025 0,016 0,013 0,016 0,019

KA
BU
R
TE
S
TA
SI
ER
IV
N
U

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka


12/40790.pdf

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NASIONAL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS TERBUKA

JLCabe Raya Pondok Cabe Ciputat 1541

Telp. 021.7415050, Fax 021.7415588

BIODATA

Nama : Fransiska Maharani Suryaningrum


NIM : 015584493
Tempat dan Tanggal Lahir : Purwokerto, 2 Agustus 1983
Registrasi Pertama : 2009
RiV',ayat Pendidikan TK Bayangkari Kemala IX Purwokerto
(1988-1989)
- SD Kedungwuluh VI Purwokerto
(1989-1995)

KA
- SMPN I Purwokerto (1995-1998)
- SMUN I Purwokerto (1998-2001)

BU
- DIV Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta
(2001-2005)
Riwayat pekerjaan R
- Staf Laboratorium Stasiun Karantina Ikan
Kelas II Teluk Nibung Tanjung Balai Asahan,
TE
Pusat Karantina Ikan, Departemen Kelautan dan
Perikanan (2006-2008).
AS

-Staf Subbag.Program dan Anggaran Pusat


Karantina Ikan, Kementerian Kelautan dan
Perikanan (2008-2010).
T

- Staf Subbag. Monitoring dan Evaluasi,


SI

Sekretariat Badan Karantina Ikan, Pengendalian


ER

Mutu dan Kemanan Hasit Perlkanan,


Kementerian Kelautan dan Perikanan
(2008- Sekarang).
IV

Alamat Tetap Kompleks Sekolah Tinggi Perikanan Flat A-3


N

Pasar Minggu Jakarta Selatan 12520


TelplHP. 081319614590
U

Jakarta,.................. 2012

(Fransiska Maharani S)
NIM.015584493

Koleksi Perpustakaan Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai