Anda di halaman 1dari 5

FE – 034: METALLOGRAFI 2

PERTEMUAN MINGGU 1

Aluminium Paduan.

1.1. Paduan AlSi.

Secara teknis kandungan Si pada paduan ini adalah sampai dengan 20%. Lebih dari itu Si
akan membentuk kotoran didalam paduan. Diagram biner paduan ini membetuk sebuah eutektik yang
sederhana pada temperatur 577 oC dengan komposisi Si 11.7%.
Al pada keadaan padat hanya mampu melarutkan sedikit saja Si, dimana kelarutan Si ini
didalam kristal campuran akan menurun drastis bersama dengan penurunan temperatur.

Gambar 28. Diagram Biner AlSi

Kelarutan Si didalam Al adalah sebagai berikut:


577 oC: 1.65%
500 oC: 0.8%
400 oC: 0.3%

1
300 oC: 0.1%
250 oC: 0.05%

Paduan ini praktis tidak dapat dikeraskan dengan kekuatan (kekerasan dan mampu tarik) akan
naik bersama dengan kenaikan kandungan Si.
Sifat-sifat umum dari paduan ini antara lain:
Mampu cor baik.
Tidak dapat dikeraskan.
Mampu las otogen baik.
Terbentuknya lapisan SiO2.xH2O pada permukaan menjadikan paduan ini memiliki ketahanan
korosi yang lebih baik dari pada aluminium murni.
Tahan gesekan.
Memiliki koefisien pemuaian yang kecil.

Pada komposisi mendekati eutektik, akibat dari pendinginan lambat, khususnya untuk pengecoran
dengan media cetak pasir, kecenderungan pembentukan kristal primer menjadi sangat tinggi
sehingga mengakibatkan paduan menjadi rapuh. Oleh karena itu, untuk menghindarinya, dilakukan
proses modifikasi.
Proses modifikasi bertujuan untuk menggeser kekanan daerah eutektik pada kurva diagram biner
AlSi dari 11.7% Si menjadi 14% Si serta menurunkan temperaturnya dari 577 oC menjadi 564 oC.
Modifikasi dilakukan dengan cara membubuhkan unsur Na (natrium) sebanyak 1% baik dalam
bentuk logam Na ataupun garam Na (misalnya garam dapur NaCl) kedalam cairan pada temperatur
720 – 780 oC. Efek dari modifikasi dengan unsur Na, akibat dari terbakarnya unsur ini, akan
berlangsung pendek (20 – 30 menit tergantung dari temperatur cairan). Oleh karena itu, pada
temperatur cor umum (700 – 760 oC) cairan sisa harus selalu dimodifikasi ulang setiap 25 menit.
Modifikasi dengan unsur Na, berkaitan dengan waktu efektifnya, disebut sebagai Modifikasi
Jangka Pendek. Untuk mencapai efek yang lebih panjang (Modifikasi Jangka Panjang), dimana efek
modifikasi dapat bertahan hingga 6 hari pada temperatur 750 oC, digunakan unsur strontium (Sr) atau
antimon (Sb) untuk menggantikan Na.

1.2. Paduan AlCu.

Pada diagram biner AlCu, Al akan membentuk eutektik dengan senyawa metalik Al2Cu pada
kandungan Cu 33% dan temperatur 548 oC. Kelarutan Cu didalam Al, halmana membentuk kristal
campuran , akan menurun dengan tajam bersama dengan turunnya temperatur.

2
Gambar 29. Diagram Biner AlCu

Kelarutan Cu didalam Al adalah sebagai berikut:


548 oC: 5.7%
500 oC: 4.4%
400 oC: 1.6%
300 oC: 0.6%
200 oC: 0.2%

Suatu paduan biner AlCu dengan kandungan Cu dibawah 5,7% akan menghasilkan suatu kristal
dendritik yang tidak homogen tanpa eutektikum. Sedangkan pada komposisi diatas 5,7% sampai
dengan komposisi eutektik akan didapatkan kristal -proeutektik diantara struktur eutektik yang
terdiri dari kristal dan . Sedangkan pada komposisi lebih tinggi lagi akan terjadi kristal primer yang
terdiri dari senyawa Al2Cu yang sangat keras.
Paduan AlCu dengan kandungan Cu dibawah 5,7% dapat dikeraskan/dikuatkan dengan metode
Pengerasan Presipitasi. Metode ini mampu meningkatkan kekuatan tarik bahan sampai dengan 380
N/mm2.

Prinsip dari pengerasan presipitasi adalah sebagai berikut:

1. Pemanasan pelarutan, dimana bahan dipanaskan sehingga seluruh fasa tertransormasi


menjadi .

3
2. Pendinginan cepat (quenching), untuk mencegah transformasi pada batas-batas butiran ,
sehingga akan didapatkan struktur yang lewat jenuh (super saturated).
3. Penuaan (aging), dimana akhirnya akan terbentuk diantara kristal sehingga terjadi
tegangan dalam yang besar yang mengakibatkan peningkatkan kekuatan bahan.

Penuaan dapat dilakukan baik secara alami (didiamkan pada temperatur normal) atau secara
buatan (artificial) yaitu dengan memberikan temperatur pemanasan sampai dengan 160 oC. Pada
pemanasan yang terlalu tinggi akan terjadi over aging serta mengakibatkan kekuatan bahan kembali
menurun sampai dengan 140 N/mm2.

1.3. Paduan AlFe.

Paduan biner AlFe memiliki eutektik antara Al dengan Al3Fe pada kandungan Fe 1,9% dan
temperatur 655 oC. Kemampuan Al dalam melarutkan Fe sangat rendah dan dapat diabaikan.
Al dan Fe akan membentuk senyawa Al3Fe dan Al5Fe2. Senyawa ini memiliki geometri struktur
menyerupai jarum yang akan mengakibatkan kerapuhan terhadap Aluminium. Pada komposisi Fe yang
semakin tinggi, jarum-jarum tersebut akan berkumpul pada pusat-pusat batang serta membentuk
struktur yang menyerupai bintang.
Akibat dari pengaruh buruk struktur ini terhadap keuletan bahan Al, maka pada proses pengecoran
aluminium, kandungan Fe dibatasi sampai dengan 0,5%.

Gambar 30. Diagram Biner AlFe.

4
Gambar 31. Al dengan kandungan Fe 2,1% Gambar 32. Al dengan kandungan Fe 3,5%
(struktur Al3Fe diantara eutektikum) (Al3Fe primer membentuk struktur berupa
bintang)

Anda mungkin juga menyukai