Anda di halaman 1dari 10

KAJI EKSPERIMENTAL

PENGARUH WAKTU PENAHANAN CAIR


TERHADAP PEMBENTUKAN GRAFIT BULAT
PADA PROSES PENGECORAN BESI COR NODULAR 700
Oleh: R. Widodo

Abstrak

Unsur karbon didalam besi cor nodular, sebagian besar terbentuk


menjadi grafit bulat, dimana pembulatan ini dapat terjadi bila
didalam material terkandung unsur sulfur (S) sebanyak maksimum
0.01% 3] serta unsur magnesium (Mg) sebanyak 0.02%-0.05%.
Dengan demikian pada proses produksi besi cor nodular disyaratkan
penggunaan bahan baku dengan kandungan S rendah.
Konsentrasi Mg didalam cairan dikenal dengan Mg-rest, akan
menurun sebagai akibat dari reaksi-reaksinya dengan sisa sulfur,
oksigen maupun lining berbasis silika.
Penurunan konsentrasi Mg-rest akan berakibat terhadap
pemudaran grafit bulat yang secara langsung akan menurunkan
mampu tarik material, sehingga penahanan cairan besi cor nodular
didalam ladel penuang pada penuangan jumlah banyak dibatasi oleh
waktu dimana pemudaran grafit bulat masih memenuhi syarat mampu
tarik material tersebut.

1. Pendahuluan. akibat dari reaksi-reaksinya dengan sisa


sulfur, oksigen maupun lining berbasis
Besi cor nodular adalah material mutu silika. Reaksi-reaksi tersebut berlangsung
tinggi yang merupakan modifikasi dari serentak dan kompleks serta dipengaruhi
besi cor kelabu sehingga mampu memiliki oleh kondisi-kondisi sebagai berikut:
sifat mekanik yang mendekati baja cor. a. Mg-rest asal: Semakin tinggi
Mampu tarik tinggi disertai elongasi yang mengakibatkan penurunan Mg semakin
besar merupakan sifat-sifat mekanik baja cepat.
cor yang dapat dicapai oleh besi cor b. Temperatur cairan: Semakin tinggi
nodular melalui suatu proses pengecoran mengakibatkan penurunan Mg semakin
yang lebih pendek serta murah dari cepat.
pengecoran baja. c. Pembuangan terak: Semakin cepat
Disamping karena proses peleburan mengakibatkan penurunan Mg semakin
maupun penuangan harus dilakukan pada lambat.
temperatur tinggi, pendinginan didalam d. Lining: Paling berpengaruh buruk
cetakan pada proses pengecoran baja selalu adalah lining silika.
mengakibatkan terjadinya butiran yang Memperhatikan keempat parameter
kasar sehingga produk cor (as-cast) harus diatas serta perilaku dari Mg-rest dalam
melalui proses perlakuan panas normalisasi cairan, maka dapat dipastikan bahwa
(normalishing) untuk mendapatkan butiran kecepatan berkurangnya Mg-rest akan
yang halus, hal mana tidak perlu dilakukan berbeda-beda pada setiap proses produksi
pada proses pengecoran besi cor nodular. Besi Cor Nodular dengan fasilitas yang
Konsentrasi Mg didalam cairan dikenal berlainan.
dengan Mg-rest, akan menurun sebagai
1
2. Bahan dan Metode. MgA = 0.018 x 250 kg = 4.5 kg, dengan
temperatur treatment = 1500 oC.
Penelitian dilakukan terhadap material FeSiMg10 (dengan Si dalam paduan
besi cor nodular dengan kualitas FCD 700. = 60%) sejumlah 4.5 kg akan memberikan
Untuk mendapatkan data-data yang layak tambahan silikon kedalam material
untuk dianalisa, penelitian direncanakan sebanyak:
dilakukan dalam 2 tahap yaitu: 0.6  5.75
• Percobaan untuk menentukan temperatur Si in   100  108%
.
250
Mg-treatment yang tepat, dengan Sedangkan inokulasi sebanyak 0.5%
memperhitungkan efisiensi ladel dengan bahan dasar FeSi63 akan
seharusnya, sesuai dengan metode yang memberikan tambahan Si kedalam material
dipilih. sebanyak:
• Percobaan untuk mengetahui pengaruh 0.5
waktu penahanan cair terhadap Si nok  60   0.3 [%]
100
pembulatan grafit pada material setelah
Karena kandungan Si: 2.5% adalah
Mg-treatment. Dari percobaan ini
komposisi akhir setelah Mg-treatment dan
diharapkan akan diperoleh laju
inokulasi, maka pada base iron adalah:
pemudaran Mg serta pengaruhnya
SiBI = SiEND - (Siin + Sinok)
terhadap mampu tarik material.
dimana:
Material FCD 700 atau GGG 70
SiBI = Kandungan silikon pada base iron.
menurut standar DIN 1693 memiliki
SiEND = Kandungan silikon akhir yang
mampu tarik 700 N/mm2 serta elongasi
diharapkan.
minimum 2 %. Untuk mencapai spesifikasi
Siin = Silikon yang diperoleh dari proses
tersebut mikro struktur yang harus dicapai
Mg-treatment.
adalah perlitis dengan ferrit maksimum
Sinok = Silikon yang diperoleh dari
10%, pembulatan grafit minimum 90%
inokulasi.
dengan bentuk grafit tipe I. Sebagai
maka:
pembanding digunakan standar ASTM A
SiBI = 2.75 - (1.08 + 0.3) = 1.37 %
247.
Karena pada saat Mg-treatment akan
Untuk mencapai spesifikasi tersebut
terjadi kehilangan C sebanyak 0.1% maka
pada tebal coran 12 mm - 25 mm
kandungan C dalam base iron harus:
ditentukan komposisi C: 3.55% dan Si:
3.55% + 0.1% = 3.65%.
2.75% serta kandungan Mn maksimum
Unsur lain seperti Cr, Mo, V, Cu, Ti
adalah 0.4%.
dan Ni yang sering ditemukan dalam
Dengan metode pour-over process,
material besi cor nodular tidak diharapkan
FeSiMg10 (MgA) yang diperlukan untuk
keberadaannya, sehingga komposisi base
proses Mg-treatment adalah:
iron menjadi: C: 3.65%, Si: 1.37%, Mn:
0,76 (S B  0.01)  Mg R
Mg A   100 0.4% (maksimum).
L E  Mg RC Peleburan dilakukan pada tanur
dimana: induksi frekuensi menengah dengan
Sulfur pada base iron (SB) = 0.02%. mempertimbangkan beberapa kelebihan
Mg rest yang diharapkan (MgR) = 0.04% yang dimilikinya antara lain:
Mg dalam paduan (MgRC) = 10% • Energi listrik menghasilkan cairan yang
Efisiensi ladel (LE) = 26% ( T = 1500 oC, bersih.
berdasarkan percobaan I). • Mudah dalam mengendalikan temperatur
Maka: peleburan.
0,76 (0.02  0.01)  0.04 • Dapat digunakan bahan baku steel scrap
Mg A   100 = 0.018 [bagian]
26  10 dalam jumlah banyak.
Sehingga untuk kapasitas treatment 250 Untuk mencapai kandungan sulfur
kg, diperlukan FeSiMg10 sebanyak: maksimum didalam base iron = 0.02%,
digunakan material peleburan dengan

2
kandungan sulfur sekecil-kecilnya yaitu BDU = (100 - 60) [%] + 5 [%] = 45 [%]
bahan daur ulang dari jenis besi cor • Bahan daur ulang memiliki komposisi
nodular dan steel scrap dengan yang diketahui.
memperhatikan: • Steel scrap dipilih dari jenis baja karbon
• Ketersediaan bahan daur ulang dibatasi rendah dengan komposisi yang diketahui.
oleh casting yield dan reject rate sebagai Dengan demikian perhitungan bahan
berikut: baku peleburan dapat ditabelkan sebagai
mana tabel 1, jadi untuk tanur berkapasitas
BDU [%] = (100% - Casting yield) + Reject rate. 250 kg diperlukan material sebagai
dimana: berikut:
BDU = Bahan Daur Ulang.  Bahan daur ulang: 45% x 250 kg = 112.5
Berat Coran kg.
Casting Yield =  100%
Berat Tuang  Steelscrap: 52.2% x 250 kg = 130.5 kg.
Berat Coran Gagal  Carbon riser: 2.3% x 250 kg = 5.75 kg.
Reject rate =  100%  FeSi75: 0.4% x 250 kg = 1 kg.
Berat Total Produksi
Sehingga bila casting yield besi cor  FeMn(LC): 0.1% x 250 kg = 0.25 kg.

nodular rata-rata adalah 60% dan reject


rate 5%, maka ketersediaan BDU adalah:

Komposisi Base Iron C = 3.6 Si = 1.4 Mn = 0.4 P = 0.02 S= 0.02


Bahan Baku Komposisi Jumlah Kontribusi
Peleburan Bahan Baku Peleburan [%] Kedalam Base Iron
C Si Mn P S C Si Mn P S
Return scrap 3.5 2.7 0.4 0.01 0.01 45 1.58 1.22 0.18 0.00 0.00
Steel scrap 0.3 0.2 0.4 0.03 0.03 52.2 0.16 0.10 0.21 0.02 0.02
Carbon riser 99 0.02 2.3 2.28 0.00 0.00 0.00 0.00
FeSi75 0.1 75 0.05 0.4 0.00 0.30 0.00 0.00 0.00
FeMn(LC) 0.5 1.5 80 0.05 0.1 0.00 0.00 0.08 0.00 0.00
Subtotal 100 4.01 1.62 0.47 0.02 0.02
Lossis [%]
Carbon -10 -0.40
Silikon -10 -0.16
Mangan -10 -0.05
Komposisi Base iron hasil perhitungan 3.61 1.46 0.42 0.02 0.02
Tabel 1. Perhitungan Bahan Baku Peleburan
Percobaan dilakukan dalam 2 tahap, • Analisa spektrometri terhadap masing-
yaitu: masing sampel untuk mengetahui
Tahap I: Menentukan temperatur treatment kandungan Mg didalam material.
dalam hubungannya dengan efisiensi ladel, • Perhitungan balik dengan menggunakan
dengan urutan sebagai berikut: harga Mg yang diperoleh untuk
• Perencanaan peleburan sesuai dengan menggantikan harga Mg dari efisiensi ladel
uraian diatas yang diasumsikan sehingga akan diketahui
• FeSiMg10 dihitung dengan asumsi efisiensi ladel sebenarnya.
efisiensi ladel 40% dan Mg-rest 0.04%. • Temperatur Mg-treatment yang ideal
• Mg-treatment dilakukan dengan metode adalah bila efisiensi ladel yang dipeloleh
pour over process pada ladel berkapasitas sesuai dengan efisiensi ladel metode
20 kg dengan temperatur yang bervariasi tersebut berdasarkan literatur.
o
(1540, 1520, 1500, 1480 dan 1460 C). Temperatur Mg-treatment idel yang
• Penuangan pada cetakan chill pada selang diperoleh sebagai hasil dari percobaan ini,
waktu yang sama (2 menit setelah selanjutnya dipergunakan pada percobaan
treatment). tahap II.

3
Tahap II: Pengamatan efek penurunan Mg-
rest, dengan urutan sebagai berikut: dalam kurva:
• Temperatur treatment ditetapkan
berdasarkan percobaan pertama, dengan 0.04
demikian efisiensi ladel yang sebenarnya
dapat digunakan untuk menghitung 0.035

jumlah FeSiMg10 yang harus 0.03

direaksikan.

Mg-rest
• Cairan dicor kedalam cetakan benda uji 0.025

chill dan Y dengan selang waktu 2 menit. 0.02

• Benda uji chill diuji dengan analisa 0.015


spektrometri sehingga akan diperoleh
Mg-rest yang menurun sebagai fungsi 0.01
1460 1480 1500 1520 1540

waktu penahanan. T Treatm ent [oC]

• Benda uji Y diproses masinal untuk Kurva berikutnya memperlihatkan


dijadikan benda uji tarik yang sesuai penurunan efisiensi ladel sebagai fungsi
dengan standar DIN 50 125 serta temperatur treatment. Dari kurva ini dapat
kemampuan mesin uji tarik. ditentukan efisiensi ladel berdasarkan
• Pengujian tarik akan memberikan data temperatur treatment untuk metode pour
mampu tarik yang bervariasi sebagai over process.
fungsi waktu penahanan.
• Struktur mikro diperoleh dari bagian
benda uji tarik yang tidak terpengaruh 40.0

oleh proses penarikan serta memberikan


data pembulatan grafit dan struktur mikro 35.0
Efisiensi Ladel Treatment [%]

yang bervariasi sebagai fungsi waktu


penahanan. 30.0

25.0
3. Percobaan-percobaan.
20.0

3.1.Efisiensi ladel terhadap temperatur


treatment. 15.0
1460 1480 1500 1520 1540
T-tre atm ent [ oC]
Dari percobaan I, melalui analisa
spektrometri diperoleh data penurunan 4. Penurunan temperatur terhadap
Mg-rest sebagai berikut: waktu penahanan.
Parameter konstan:
• Komposisi base iron. Penurunan temperatur sebagai akibat
• FeSiMg paduan. penahanan didalam ladel berdasarkan
• Waktu penahanan. percobaan II adalah sebagai berikut:
Parameter variabel: Parameter konstan:
• Temperatur Mg-treatment. • Komposisi base iron.
Hasil pengamatan, mengasilkan tabel • FeSiMg paduan.
sebagai berikut: • Temperatur Mg-treatment.
Mg-rest Parameter variabel:
o
T [ C] Aktual Asumsi LE • Waktu penahanan.
1460 0.039 0.04 39.2 Hasil pengamatan menghasilkan tabel
1480 0.027 0.04 29.1 sebagai berikut:
1500 0.023 0.04 25.7
1520 0.023 0.04 25.7
1540 0.014 0.04 18.2
Tabel 2: Efisiensi Ladel.

4
o no sampel t [menit] Mg-rest S Pembulatan [%]
no sampel t [menit] T [ C] 33 2 0.0435 0.0099 sampel pecah
33 2 1390 34 4 0.0431 0.009 95
35 6 0.0414 0.0096 95
34 4 1380 36 8 0.0384 0.0087 90
35 6 1370 37 10 0.0392 0.0104 95
38 12 0.0381 0.0103 95
36 8 1320 39 14 0.0388 0.0094 90
37 10 1300 40 16 0.0381 0.0087 95
38 12 1270 41 18 0.0348 0.0086 90
42 20 0.0362 0.0078 90
39 14 1260 43 22 0.0363 0.0089 90
40 16 1250 44 24 0.0373 0.0082 95
45 26 0.0354 0.0072 90
41 18 1230 46 28 0.0341 0.0061 80
42 20 1210 47 30 0.0341 0.0077 70

43 22 1220 Tabel 4. Korelasi Mg-rest, S dan


44 24 1200 pembulatan grafit.
45 26 1200
46 28 1200 Dalam kurva:
47 30 1180 0.045

Tabel 3. Penurunan temperatur terhadap


waktu penahanan.
0.04

Mg-rest [%]
Dalam kurva:
0.035

1450

1400

0.03
Temperatur [ oC]

1350
2

10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30
Waktu Penahanan [m enit]
1300

1250

1200 Kurva Mg-rest vs waktu


1150
penahanan.
10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30
2

0.011
Waktu Pe nahanan [m enit]

0.01

3.2.Mg-rest, sulfur dan pembulatan


0.009
grafit terhadap waktu penahanan.
Kandungan S [%]

0.008

Penurunan Mg-rest, sulfur dan 0.007

pembulatan grafit sebagai akibat dari 0.006

waktu penahanan didalam ladel adalah


0.005
sebagai berikut: 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30

Parameter konstan: Waktu Penahanan [m enit]

• Komposisi base iron. Kurva kandungan sulfur vs waktu


• FeSiMg paduan. penahanan.
• Temperatur Mg-treatment.
Parameter variabel:
• Waktu penahanan.
Hasil pengamatan, menghasilkan tabel
sebagai berikut:

5
100

95
Parameter konstan:
90
• Komposisi base iron.
Pembulatan Grafit [%]

85
• FeSiMg paduan.
80
• Temperatur Mg-treatment.
75
Parameter variabel:
70
• Waktu penahanan.
65
Hasil pengamatan menghasilkan tabel
60
4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
sebagai berikut:
Waktu Penahanan [m enit] no sampel t [menit] C [%] Si [%]
33 2 3.43 3.06
Kurva pembulatan grafit vs waktu 34 4 3.42 3.10
penahanan 35 6 3.36 3.14
36 8 3.39 3.04
3.3.Mampu tarik sebagai fungsi waktu 37 10 3.33 3.00
penahanan. 38 12 3.29 3.03
39 14 3.32 3.02
40 16 3.29 3.02
Pengujian tarik dilakukan sampel
41 18 3.28 2.99
percobaan II berdasarkan standar DIN 50 42 20 3.3 3.03
125 sebagaimana telah diuraikan terdahulu 43 22 3.21 3.04
menghasilkan tabel sebagai berikut: 44 24 3.33 3.00
no sampel t [menit] s [kgf/mm2] Keterangan 45 26 3.29 3.00
34 4 83.6 46 28 3.22 2.96
35 6 sampel keropos 47 30 3.31 3.01
36 8 80.1
37 10 81.8
Tabel 6. Data pengamatan kandungan C
38 12 82.5 dan Si.
39 14 81
40 16 76.1
41 18 82.1 Dalam kurva:
42 20 73.2 3.5

43 22 sampel keropos
3.4
44 24 73.5
45 26 73.7
3.3
46 28 63
Kandungan [%]

47 30 54.4 3.2

Tabel 5. Data pengamatan mampu tarik. Karbon


Silikon
3.1

Dalam kurva: 3

85
2.9
80
10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30
2

Waktu Penahanan [m enit]


75

70
3.5.Pengaruh waktu Penahanan
[kgf/mm 2]

65
terhadap jumlah grafit/mm2.
60
s

55

50
Jumlah grafit yang dihitung untuk
45
setiap luas penampang 1 mm2 akan
40
berubah sebagai fungsi waktu penahanan,
4 6 8 10 12 14 16 18
Waktu Pe nahanan [m enit]
20 22 24 26 28 30
sebagai berikut:
Parameter konstan:
3.4.Kandungan C dan Si terhadap • Komposisi base iron.
waktu penahanan. • FeSiMg paduan.
• Temperatur Mg-treatment.
Pengaruh dari waktu penahanan Parameter variabel:
didalam ladel terhadap kandungan C dan • Waktu penahanan.
Si adalah sebagai berikut:

6
Hasil pengamatan menghasilkan tabel sebenarnya untuk temperatur treatment
sebagai berikut: tertentu, dengan persamaan:
no sampel t [menit] Jumlah Grafit 0,76 (S B  0.01)  Mg R
34 4 132 LE   100
Mg A  Mg RC
35 6 137
36 8 141 Hasil perhitungan sebagaimana
37 10 136 ditampilkan pada tabel 2 kemudian
38 12 143 dipergunakan untuk menentukan jumlah
39 14 131 FeSiMg10 yang diperlukan pada
40 16 151 percobaan berikutnya. Dengan demikian
41 18 139 penyimpangan Mg-rest akibat pemilihan
42 20 144 temperatur tretment dapat dihindari.
43 22 142
Mengenai efisiensi ladel treatment ini,
44 24 121
45 26 118
Henning William A menuliskan, bahwa
46 28 109 untuk temperatur treatment normal (1482 -
47 30 115 1510 oC), metode pour-over process akan
Tabel 7. Data pengamatan jumlah memberikan efisiensi Ladel 20 - 30 %.
grafit/mm2. Sedangkan Karsay Stephen I menyebutkan
untuk metode pour-over dengan paduan
Dalam kurva: FeSiMg10 akan diperoleh efisiensi sebesar
160 25 %.
150
Dengan demikian berdasarkan kurva
efisinsi ladel vs temperatur treatment,
140
dapat ditentukan bahwa temperatur Mg-
treatment yang sesuai dengan efisiensi
2

130
Jumlah Grafit/mm

120 seharusnya untuk metode pour-over


110
process yaitu T = 1500 oC.
100
4.2.Pengaruh waktu penahanan
90
terhadap kualitas besi cor nodular
80 (percobaan II).
10

12

14

16

18

20

22

24

26

28

30
4

Waktu Penahanan [m enit]

Berdasarkan pengamatan dari


4. Analisis. percobaan kedua (tabel 4), Mg-rest
didalam cairan menurun sebagai akibat
4.1.Efisiensi ladel treatment sebenarnya dari reaksi-reaksinya dengan sisa sulfur,
(percobaan I). oksigen maupun lining berbasis silika
sebagai berikut:
Pada temperatur 1107 oC, magnesium Mg + O  MgO
akan berubah menjadi gas sehingga Mg- Mg + S  MgS
rest didalam cairan setelah proses Mg- 2Mg + SiO2  Si + 2MgO
treatment sangat dipengaruhi oleh dan
temperatur treatment yang digunakan 2MgS + SiO2  Si + 2MgO + S
mengingat temperatur tersebut berada jauh
diatasnya.Berdasarkan fenomena tersebut 4.2.1. Waktu penahanan maksimum yang
dapat dipastikan bahwa untuk setiap diijinkan.
temperatur treatment yang berbeda akan
menghasilkan efisiensi ladel treatment Selama 28 menit waktu penahanan
yang berbeda pula. (menit ke 2 sampai menit ke 30) terjadi
Dari percobaan pertama dapat dihitung penurunan Mg-rest sebanyak:
balik efisiensi ladel treatment yang

7
0.0435% - 0.0341% = 0.0094%. Dengan diperlukan untuk membetuk oksida sebagai
demikian dapat dihitung penurunan Mg- inti pertumbuhan Grafit. Pada keadaan
rest rata-rata setiap menit, yaitu: cair, oksigen tersebut akan bereaksi dengan
0.0094% : 28 = 0.0003% Mg setiap menit. Mg-rest.
Bila setelah Mg-treatment dapat
dicapai Mg-rest sebesar 0.05% dan efek 4.2.3. Penurunan karbon (C) dan silikon
pembulatan grafit baru akan berakhir pada (Si).
Mg-rest 0.02%, maka sesungguhnya cairan
dapat dipertahankan selama sekurang- Penurunan C dan Si selama waktu
kurangnya 100 menit didalam ladel sejauh penahanan terjadi melalui reaksi-reaksi
temperaturnya masih dapat dipertahankan yang kompleks antara C dengan SiO2 (dari
dengan fluktuasi antara 1390 oC - 1180 oC, lining maupun terak) serta antara Si
misalnya didalam holding furnace. dengan FeO sebagai berikut:
Penurunan Mg-rest sebagaimana • SiO2 + 2 C  Si + 2 CO.
perhitungan tersebut memberikan • 2 FeO + Si  2 Fe + SiO2.
kemungkinan penahanan cairan setelah Dari kedua reaksi diatas tampak
Mg-treatment untuk waktu yang panjang, bahwa C berkurang karena berubah
Karsay Stephen I. juga menyebutkan menjadi gas CO, sedangkan Si berubah
bahwa kecepatan penurunan Mg adalah menjadi terak (SiO2) yang kemudian
0.0003% per menit. bereaksi dengan C dan seterusnya,
sehingga penurunan C akan lebih tajam
4.2.2 Kondisi-kondisi yang menyebabkan dari pada penurunan Si sebagaimana
penurunan Mg-rest. terlihat dari kurva percobaan gambar 30.

Berdasarkan reaksi yang telah 4.2.4. Mampu tarik dipengaruhi oleh


dituliskan sebelumnya, sulfur bukanlah pembulatan grafit.
satu-satunya penyebab berkurangnya Mg-
rest didalam cairan. Dari kurva hasil Dari kurfa hasil pengujian tarik yang
percobaan terlihat bahwa penurunan Mg- dilakukan memperlihatkan bahwa mampu
rest lebih tajam dibandingkan dengan tarik berada pada harga optimal pada
penurunan S. Jadi dapat dipastikan adanya sampel menit ke 8 sampai 12. Fenomena
kondisi lain yang juga menyebabkan yang sama diperlihatkan oleh hasil
terjadinya reaksi-reaksi dengan Mg-rest. pengamatan metalografi, dimana sampel-
Kondisi tersebut adalah: sampel tersebut juga memiliki pembulatan
• Reaksi Mg-rest dengan SiO2 pada lining grafit yang optimal yaitu pada menit ke 10
ladel yang digunakan dalam percobaan. sampai 14.
Komposisi lining sesuai spesifiksi produk Kedua pengamatan tersebut
Caprax D10 adalah: memperlihatkan hubungan yang erat antara
Al2O3: 70 - 73 % mampu tarik dengan pembulatan grafit
Fe2O3: 0.5 - 10 % dimana mampu tarik akan mencapai harga
SiO2: 22 - 25 % tertinggi bila pembulatan grafit mencapai
P2O5: 2 - 2.5 % persentasi tinggi.
• Reaksi Mg-rest dengan oksigen didalam Namun demikian perbedaan saat
cairan. tercapainya harga optimal juga
Pada umumnya besi cair sebelum memperlihatkan adanya faktor lain yang
treatment mengandung 15 - 40 ppm menyebabkan mampu tarik justru telah
oksigen yang berasal dari oksida-oksida mulai menunjukkan penurunan pada saat
pada bahan baku serta reaksi dengan udara pembulatan grafit mencapai harga optimal.
bebas terutama pada temperatur 1450 – Faktor tersebut adalah jumlah grafit yang
1480 oC. Setelah Mg-treatment diharapkan pengintiannya secara langsung dipengaruhi
masih terdapat 10 - 30 ppm oksigen yang oleh inokulansi.

8
Ambang batas kandungan Ti untuk
4.2.5. Mampu tarik dipengaruhi oleh benda tebal adalah 0.02 % dan Pb adalah
penurunan efek inokulasi. 0.002 %. Namun efek gabungan dari
unsur-unsur tersebut akan mengakibatkan
Tujuan dari inokulasi adalah untuk naiknya Mg-rest yang harus memberikan
mendapatkan inti pembentukan grafit efek pembulatan grafit optimal.
dalam jumlah yang cukup dari oksida-
oksida unsur logam yang terkandung 5. Kesimpulan.
didalam material inokulan seperti Al, Ca,
Zr, Ce dan Ba. Unsur-unsur tersebut akan Berdasarkan Data Percobaan serta
segera bereaksi dengan O2 yang berada Analisis yang telah dilakukan, maka dapat
didalam cairan dan membentuk partikel- ditarik kesimpulan sebagai berikut:
partikel oksida logam. Partikel-partikel ini 1. Pada proses Mg-treatment, Efisiensi
berfungsi sebagai inti pembentukan grafit. Ladel dipengaruhi oleh:
Efek inokulasi menurun dengan cepat  Metode Mg-treatment.
dan berbeda-beda untuk setiap jenis  Temperatur treatment.
inokulan maupun temperatur inokulasi. Untuk metode Pour-over process
Berdasarkan penelitian, waktu penahanan temperatur treatment adalah 1500 oC
setelah cairan mengalami proses inokulasi dan akan diperoleh Efisiensi ladel
hingga akhir penuangan rata-rata adalah 15 sebesar 25%.
menit, sehingga walaupun pembulatan 2. Dengan hanya mengacu kepada
grafit masih baik bila efek inokulasi telah penurunan Mg-rest dari 0.04-0.02%,
menurun akan mengakibatkan jumlah cairan setelah Mg-treatment dapat
grafit bulatpun akan menurun dan secara dipertahankan tetap cair sampai dengan
langsung akan berpengaruh terhadap 100 menit bila memenuhi keadaan
mampu tarik material. sebagai berikut:
 Proses Peleburan memperhatikan
4.2.6. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi Prosedur Operasi Standar yang baik
pembulatan grafit. dengan memperhatikan bahan baku
dan temperatur didih untuk
Pembulatan grafit optimal terjadi pada menghasilkan cairan yang bersih.
menit ke 10 sampai 14 (pembulatan grafit  S maksimum setelah Mg-treatment
95 %). Pada saat ini Mg-rest yang yang harus dicapai untuk dapat
terkandung dalam cairan berdasarkan menahan cairan dalam waktu
pengamatan pada kurva hasil penelitian panjang adalah 0.01 %.
berkisar antara 0.039-0.038 %.  Temperatur penahanan diupayakan
Karsay Stephen I menuliskan, bahwa serendah mungkin tanpa
Mg-rest dianjurkan berada 0.015 % lebih mengabaikan Temperatur penuangan
besar dari kandungan minimum yang yang diperlukan dengan tinggi
masih memberikan efek pembulatan grafit. maksimum 1400 oC.
Kandungan minimum Mg-rest adalah 0.02 3. Pemudaran grafit bulat selama Mg-rest
%. Sehingga kandungan teoritik Mg-rest masih berada dalam selang yang
yang akan memberikan efek pembulatan diijinkan (0.02 - 0.05%) lebih
grafit maksimum adalah: dikarenakan oleh penurunan efek
0.02 % + 0.015 % = 0.035 %. inokulasi.
Mg-rest omptimal hasil pengukuran berada 4. Pembulatan grafit optimal yang
diatas harga teoritik (gambar 26), menghasilkan mampu tarik terbaik
menunjukkan bahwa Ti dan Pb sebagai terjadi pada waktu penahanan 8 - 16
Unsur yang memiliki efek negatif terhadap menit. Dengan demikian setelah waktu
pembulatan grafit masih berada pada batas penahanan tersebut perlu dilakukan
yang diijinkan. inokulasi susulan.

9
Daftar Pustaka.

1. Brunhuber E; Giesserei Lexikon.


Fachverlag Schiele & Schoen GmbH-
Berlin, 1988.
2. Brunhuber E; Taschenbuch der
Giesserei-Praxis. Fachverlag Sciele &
Scoen GmbH-Berlin, 1986.
3. Burdit Michael F; Ductile Iron
Handbook. American Foundrymen’s
Society Inc. 1993.
4. Buttner FH, Taylor HF, Wulff J;
American Foundryman vol 20, no 49-
1951.
5. Cosneanu C; Metalurgia no 10, 1966.
6. Deutches Roheisen Merkblatter, schrit-
no 1.511: Thermoelektrische
Temperaturmessung-Grundbegriffe.
7. Deutches Roheisen Merkblatter, stand
Juli 1984.
8. Haruki Itofuji; Dissertation
Departement of Metal Science and
technology in Kyoto University, 1993.
9. Karsay Stephen I; Gusseisen mit
Kugelgraphit, Grundlagen-
Technologien. QIT Fer et Titane Inc.
1976.
10. Lux B. et al.; The Metallurgy of Cast
Iron, Georgy Publishing, Switzerland,
1975.
11. Marincek B et al; Giesserei vol 40-
1953, vol 41-1954, vol 42-1955.
12. Petrus Widi Asmoro; Pemilihan
Inokulan Pada Pembuatan Besi Cor
Nodular, Tugas Sarjana Jurusan teknik
Mesin ITB,1987.

10

Anda mungkin juga menyukai