1. Pengertian Akidah
Pengertian aqidah dalam bahasa arab berasal dari kata al-‘aqdu yang berarti ikatan, at-tautsiiqu
yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-‘ihkaamu yang artinya mengokohkan,
danar-rabthubuqw-wah yang berarti mengikat yang kuat.
Pengertian aqidah secara istilah adalah iman teguh dan pasti, yang tidak ada keraguan
sedikitpun bagi orang yang menyakitinya.
Pengertian aqidah dalam syara’ yaitu iman kepada Allah, para malaikat-nya, para rasulnya,
dan hari akhir serta pada qada dan qadar.
Menurut M Hasbi Ash Shiddiqi mengatakan aqidah menurut ketentuan bahasa (bahasa arab)
ialah sesuatu yang dipegang teguh dan terhunjam kuat di dalam lubuk jiwa dan tak dapat beralih
dari padanya.
Jadi aqidah islam adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah
dangan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepadanya, beriman kapada
malaikatnya dan rasul-rasulnya, hari akhir, takdir baik dan buruk serta mengimani apa-
apa yang telah shahih tentang prinsip-prinsip agama, perkara-perkara yang ghaib.
2. Sumber-Sumber Aqidah
AL-Quran Sebagai Sumber Akidah
Al-Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi
wassalam melalui perantara Jibril.Bahkan jika dicermati, akan ditemui banyak ayat dalam Al
Qur’an yang menjelaskan tentang akidah, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Oleh
karena itu, menjadi hal yang wajib jika kita mengetahui dan memahami akidah yang bersumber
dari Al Qur’an karena kitab mulia ini merupakan penjelasan langsung dari Rabb manusia, yang
haq dan tidak pernah sirna d itelan masa.
As Sunnah
Fitrah Kehidupan
Dari hadist dapat diketahui bahwa sebenarnya manusia memiliki kecenderungan untuk
menghamba Allah. Akan tetap ibu kan berarti bahwa bayi yang lahir telah mengetahui rincian
agama islam. Setiap bayi yang lahir tidak mengetahui apa-apa.Tetapi setiap memiliki fitrah yang
sejalan dengan islam sebelum dinodai oleh penyimpangan-penyimpangan. Bukti mengenai hal
ini adalah fitrah manusia untuk mengakui bahwa mustahil ada dua penciptaan yang memiliki
sifat dan kemampuan yang sama. Bahkan ketika ditimpa musibah pun banyak manusia yang
menyeru kepada Allah seperti dijelaskan dalam firman nya: Qs Al-Israa:67
“dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang biasa kamu seru,
kecuali Dia. Tapi ketika Dia menyelamatkan kamu kedaratan, kamu berpaling dari-Nya. Dan
manusia memang selau ingkar (tidak bersyukur).
Tingkatan-tingkatan aqidah Islam - Aqidah atau iman yang dimiliki sesroang tidak selalu
sama dengan yang dimiliki orang lain, ia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu tergantung pada
upaya orang itu, sebab iman pada dasarnya berkembang, ia bisa tumbuh subur atau sebaliknya,
kalau tidak dipelihara akan berkurang, mengecil atau bahkan hilang sama sekali.Tingkatan
aqidah tersebut adalah :
a. Tingkat taqlid, yakni tingkat di mana keyakinan didasarkan atas pendapat orang yang
diikutinya tanpa difikirkan lagi.
b. Tingkat yakin, yakni tingkat keykakinan yang didasarkan atas bukti, dan dalil yang jelas,
tetapi belum sampai menemukan hubungan yang kuat antara obyek keyakinan dengan
dalil yang diperolehnya, sehingga memungkinkan orang terkecoh oleh sanggahan-
sanggahan atau dalil-dalil lain yang lebih rasional dan mendalam.
c. Tingkat Ainul yakin, yakni tingkt keyakinan yang didasarkan atas dalil-dalil rasional,
ilmiah dan mendalam, sehingga mampu membuktikan hubungan antara obyek keyakinan
dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional terhadap
sanggahan-sanggahan yang datang, sehingga tidak mungklin terkecoh oleh argumentasi
lain yang dihadapkan kepadanya.
d. Tingkatan haqul yakin, yakni tingkat keyakinan yang di samping didasarkan atas dalil-
dalil rasional, ilmiah dan mendalam, dan mampu membuktikan hubungan antara obyek
keyakinan dengan dalil-dalil serta mampu memberikan argumentasi yang rasional dan
selanjutnya dapat menemukan dan merasakan keyakinan tersebut melalui pengalaman
agamanya.
2.Iman
a) Pengertian iman
b) Rukun iman
4.Hukum Islam
Secara etimologis berarti ‘percaya’. Perkataan iman ( )إيمانdiambil dari kata kerja ‘aamana’ (
– )أمنyukminu’ ( )يؤمنyang berarti ‘percaya’ atau ‘membenarkan’.
Menurut hadits, iman merupakan tambatan hati yang diucapkan dan dilakukan merupakan
satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan perbuatan sama dalam satu
keyakinan, maka orang – orang beriman adalah mereka yang di dalam hatinya, disetiap
ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat juga disebut dengan orang
yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. Atau juga pandangan dan sikap hidup.
Menurut para imam dan ulama telah mendefinisikan istilah iman:
Imam Ali bin Abi Talib: “Iman itu ucapan dengan lidah dan kepercayaan yang benar dengan hati
dan perbuatan dengan anggota.”
Aisyah r.a.: “Iman kepada Allah itu mengakui dengan lisan dan membenarkan dengan hati dan
mengerjakan dengan anggota.”
B. RUKUN IMAN
Takdir merupakan suatu yang berkaitan dengan kehidupan itu sendiri. Hukum
dari takdir bersinggungan dengan sebab dan akibat yang saling mempengaruhi
terhadap hasil takdir.Qada secara bahasa bermakna ketetapan, keputusan,
pelaksanaan. Pengertian secara etimologinya menjelaskan bahwa qada merupakan
suatu ketetapan, keputusan, pelaksanaan atas umat manusia yang telah di tetapkan
oleh Allah pada zaman azali. Sedangkan Qadar secara bahasa bermakna sebagai
ukuran atau pertimbangan. Secara etimologi menjelaskan bahwa qadar merupakan
suatu ketetapan Allah berdasarkan ukuran pada setiap diri umat manusia sesuai
kehendak-Nya pada zaman azali. Makna secara luas dari qadar yaitu bahwa qadar
merupakan gambaran kepastian mengenai hukum Allah.
Perpecahan dan bahkan perseteruan antara mazhab dan aliran seperti syiah dan sunni padahal
agama islam itu hanya satu dan Keberadaan ISIS yang membuat umat menjadi kebingungan. Di
mana banyak orang didoktrin bahwa keberadaan kekhalifahan itu adalah wajib. Dan para
pengikutnya diharuskan memerangi orang kafir.
At-Takwa: Menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan yang Allah SWT
berikan. Contoh: Orang yang suka menjalankan puasa Senin-Kamis.
Al-Hayyu: Orang beriman yang mempunyai malu Contoh: Malu untuk berbuat
maksiat.
As-syukru: Orang beriman yang selalu hidupnya bersyukur.
Contoh: Saat ditimpa kesedihan akan tetap selalu bersyukur karena masih dapat
merasakan kesedihan.
As-shabru: Orang beriman yang selalu bersabar. Contoh: Saat sedang dilanda
kesedihan dia akan selalu senantiasa bersabar dan mengingat nama Allah SWT.
KONSEP MANUSIA DALAM PANDAGAN ISLAM
Al-qur’an menggunakan istilah ‘kegelapan’ karena memang proses penciptaan manusia dalam
perut ibu terjadi di dalam rahim yang gelap. Dala buku basic human embryology sebuah buku
referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini di uraikan sebgai berikut :
Tahap pertama : pre-embrionik. Zigot tumbuh membesar melalui pembelahan sel kemudian
menjadi segumpalan sel yang membenamkan diri pada dinfing rahim. Seiring pertumbuhan zigot
yang semakin besar, sel-sel penyusunnya mengatur diri mereka sendiri untuk membentuk tiga
lapisan.
Tahap kedua : tahap Embrionik. Tahap ini berlangsung lima setengah minggu. Bayi pada tahap
ini disebut “embrio”. Pada tahap ini organ dan sistim tubuh bayi mulai terbentuk dari lapisan-
lapisan sel tersebut. 4
Tahap ketiga : tahap Fetus. Tahap ini dimulai sejak kehamilan bulan delapan hingga kelahiran.
Pada tahap ini bayi telah menyerupai manusia dengan wajah, kedua tangan dan kakinya.
Meskipun pada awalnya hanya memiliki panjang 3 cm, kesemua organnya sudah jelas. Tahap ini
berlangsung selama kurang lebih 30 minggu, dan perkembangan berlanjut hingga minggu
kelahiran.