Disusun Oleh :
KELOMPOK 7
AKBAR ABDILAH (17331120404)
ALYA NOVIA NURSYABAN (17331120406)
HUMAIRA HADIYAN MASTHOFAFI (17331120438)
LULA FADHILAH KAMIL (17331120444)
TAMARA SEPTYA ARDIANTI (17331120468)
1. Bronkus
Bronkus adalah cabang trakea yang terhubung dengan paru-paru kiri dan kanan.
Bronkus kiri masuk ke paru-paru kiri, dan bronkus sebelah kanan masuk ke paru-
paru kanan.Fungsi bronkus yang utama adalah sebagai jalur udara dari mulut serta
trakea. Udara yang masuk dan keluar dari paru-paru akan melewati bronkus,serta
bronkus berperan untuk mengeluarkan lendir atau dahak.
Bronkus intrapulmonal
2. Bronkiolus
Bronkiolus berukuran sangat kecil, seperti rambut, dan jumlahnya banyak. Baik di
paru-paru kiri maupun kanan, terdapat hingga 30.000 bronkiolus. Udara yang masuk
ke bronkus, akan diteruskan ke bronkiolus, untuk bisa menuju ke alveolus. Udara
yang lewat di bronkiolus, akan diatur intensitasnya oleh mekanisme dilatasi dan
kontraksi atau sistem buka-tutup.
Bronkiolus terminalis
Menampakkan mukosa yang berombak dengan epitel silindris bersilia, tidak ada sel
goblet. Lamina propria tipis, selapis otot polos dan masih ada adventitia.
Bronkiolus respiratorius
4. Pleura
Pleura adalah lapisan membran tipis pelindung paru-paru dan tulang rangka bagian
dalam, yang menghadap paru-paru. Pleura memiliki dua lapisan, sehingga saat paru-
paru bersentuhan dengan bagian dalam tulang rangka, tidak akan terjadi gesekan.
5. Diafragma
Sel yang terbentuk dari hasil kultur akan tumbuh mengikuti kurva pertumbuhan
yang terbagi dalam 3 fase yaitu fase lambat, fase eksponensial dan fase menetap.
Menurut Budiono (2002), pertumbuhan sel dalam sistem kultur terdiri dari 3 fase
yaitu Lag phase, dan Plateu phase. Pada Lag phase konsentrasi sel adalah sama
atau hampir sama dengan konsentrasi pada waktu subkultur. Fase ini juga disebut
dengan fase adaptasi atau fase lambat, yaitu fase sel yang meliputi pelekatan pada
substrat dan penyebaran sel. Log phase merupakan fase terjadinya peningkatan
jumlah sel secara eksponensial dan saat pertumbuhan mencapai konfluen, proliferasi
akan terhenti setelah 1 atau 2 siklus berikutnya. Fraksi pertumbuhan pada fase ini
mencapai 90-100%. Plateu phase merupakan fase terjadinya penurunan dan
berkurangnya kemampuan sel untuk tumbuh apabila sel telah mencapai konfluen.
Pada fase ini fraksi pertumbuhan akan mencapai 0-10%.
Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng (sel alveolar tipe I), sel alveolar besar
(sel alveolar tipe II). Sel alveolar gepeng (tipe I) jumlahnya hanya 10%, menempati
95 % alveolar paru. Sel alveolar besar (tipe II) jumlahnya 12 %, menempati 5 %
alveolar.
Sel alveolar gepeng terletak di dekat septa alveolar, bentuknya lebih tebal,
apikal bulat, ditutupi mikrovili pendek, permukaan licin, memilki badan berlamel. Sel
alveolar besar menghasilkan surfaktan pulmonar. Surfaktan ini fungsinya untuk
mengurangi kolaps alveoli pada akhir ekspirasi. Jaringan diantara 2 lapis epitel
disebut interstisial. Mengandung serat,
Sel septa (fibroblas), sel mast, sedikit limfosit. Septa tipis diantara alveoli
disebut pori Kohn. Sel fagosit utama dari alveolar disebut makrofag alveolar. Pada
perokok sitoplasma sel ini terisi badan besar bermembran. Jumlah sel makrofag
melebihi jumlah sel lainnya.
Sel NK merupakan sel granula berukuran besar dan berada dalam organ
paru dan organ limfoid lainnya. Butir-butir granula berisi berisi enzim-enzim hidrolisis
yang akan menghancurkan mikroorganisme. Sel NK merupakan lini 13 pertama
pertahanan imunitas spesifik tubuh khususnya terhadap virus. Sel ini
menghancurkan virus dan sel-sel rusak atau terinfeksi virus yang dapat membentuk
tumor. Sel NK mensekresikan interferon dan TNF. Sel dendritik dalam paru berperan
bersama makrofag sebagai antigen presenting sel.
-Sel Goblet
-Sel Basal
Bronkiolus Terminalis
Terdapat sel Clara yang tidak bersilia, mempunyai fungsi sekresi glikosaminoglikan
untuk melindungi lapisan bronkiolus
Jaringan elastis bercampur dengan jaringan otot polos yang terdapat dalam jumlah
besar
bronkhiolus respiratorius
Lebih jauh sedikit, epitelnya sudah tidak bersilia lagi, dan menjadi epitel selapis
kuboid
Duktus alveolaris
Dibentuk oleh :
Sakus alveolaris
alveolus
Serat elastis, retikuler dan kolagen halus juga mengisi dinding duktus.
Bagian ujung duktus alveolaris mempunyai diameter lebih besar yang disebut Atria,
yaitu ruang yang menghubungkan beberapa sakus alveolaris
Sakus alveolaris
Alveoli
Adalah gelembung gelembung udara berupa kantong kecil (dinding dari ductus dan
saccus alveolaris)
Pada dinding alveoli terjadi pertukaran gas O2 dan CO2 antara udara dan darah
Alveolus
Alveolus melekat satu sama lain dan dipisahkan oleh septum interalveolaris yang
juga merupakan dinding alveolus
Septum ini sebagian besar ditempati oleh kapilar kapilar yg banyak membentuk
anyaman
Septum interAlveolaris
Dalam septum interalveolaris dapat dijumpai:
Serat serat elastis dan retikuler yang disusun sedemikian rupa sehingga
memungkinkan dinding alveoli mengembang dan menciut
Fibroblas
Makrofag
Leukosit
Perubahan pada anatomi sistem respiratorik dan proses pertukaran gas karena
usia hampir tidak dapat dibedakan dari perubahan yang terjadi karena faktor lain
seperti polusi udara, merokok, pajanan lingkungan dan gaya hidup. Telah diketahui
bahwa efisiensi pernapasan berkurang dengan penambahan usia. Saat sistem
respiratorik yang menua terpajan faktor lain seperti polusi dan merokok maka jejas
yang terjadi bersifat kumulatif dan kelainan sistem respiratorik yang muncul lebih
jelas dan berat.
Reaksi oksidatif sering dikaitkan dengan akumulasi jaringan ikat pada paru,
arteri, dan sistem saraf. Reaksi radikal dapat memicu fibrogenesis baik secara
langsung atau melalui rangsangan inflamasi. Radikal bebas tampaknya memodulasi
aktivitas fagosit dan sel yang memproduksi matriks ekstraseluler. Peroksidasi lipid
menginduksi overexpression genetik sitokin fibrogenic, yang merupakan molekul
kunci dalam mekanisme patologis dari fibrosis, serta peningkatan transkripsi dan
sintesis kolagen. Kedua kejadian ini dapat di down-regulated dengan penggunaan
antioksidan. Pengaruh stres oksidatif pada ekspresi gen sitokin tampaknya
merupakan mekanisme penting mengapa terjadi deposisi jaringan ikat.
Usia memiliki pengaruh penting bagi fungsi paru. Bukti menunjukkan bahwa
penurunan fungsi paru terkait dengan penurunan drive napas neural namun lebih
berkaitan lagi dengan perubahan struktural pada sistem pernapasan terkait usia.
Perubahan struktur dan anatomis pada paru antara lain: gangguan dan hilangnya
serabut elastin, perubahan cross-linking matriks (elastin dan kolagen), pengecilan
diameter bronkiolus kecil, pembesaran airspace terminal, penambahan jumlah pori-
pori Kohn, pengurangan total area permukaan alveolar, dan pengurangan jumlah
kapiler per alveolus. Penuaan, tanpa adanya kelainan tambahan, tidak
mengakibatkan hipoksia atau pneumonia. Perubahan anatomi dan fungsional sistem
pernapasan yang berhubungan dengan usia berkontribusi terhadap peningkatan
frekuensi pneumonia, peningkatan kemungkinan hipoksia, dan dada. Secara
keseluruhan complianse dinding dada berkurang sepertiga dari usia 30 tahun hingga
75 tahun. Kontraksi otot interkostal berperan dalam kurangnya ekspansi dada pada
orang tua, dengan kontribusi yang relatif besar dari otot perut. Otot perut hanya
efektif membantu ventilasi dalam posisi duduk atau telentang. Dengan demikian,
pada orang tua pengembangan penuh jalan napas hanya terjadi dalam posisi berdiri.
Atelektasis dapat mengakibatkan peningkatan gradien alveolar-kapiler. Seiring
dengan terjadinya remodelling dada oleh karena faktor usia, diafragma semakin
mendatar dan menjadi kurang efisien. Perubahan pada diafragma berpengaruh pada
peningkatan kerja pernapasan selama aktivitas (dapat meningkat hingga 30 persen).
Dampak Penurunan Fungsi Paru
Pada individu sehat, perubahan pada sistem respiratorik yang disebabkan oleh usia
tidak menyebabkan masalah serius seperti obstruksi jalan napas atau penyakit paru
parenkimal karena masih ada kapasitas cadangan paru. Namun saat seorang
individu memiliki penyakit paru komorbid karena merokok atau infeksi paru
sebelumnya maka cadangan tersebut berkurang dan kelainan paru lebih mudah
muncul.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.undip.ac.id/
http://etheses.uin-malang.ac.id/
https://www.sehatq.com/artikel/mengenali-bagian-serta-fungsi-paru-paru-untuk-tubuh
http://jurnalmka.fk.unand.ac.id/
https://e-journal.unair.ac.id/JR/article/download/12323/7120