Anda di halaman 1dari 21

PERATURAN DESA (PERDES)

NOMOR 02 TAHUN 2021


TENTANG
TATA TERTIB PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU
MELALUI MUSYAWARAH DESA

DESA PURABAYA KECAMATAN PURABAYA


KABUPATEN SUKABUMI
KABUPATEN SUKABUMI
KEPALA DESA PURABAYA

PERATURAN DESA PURABAYA


NOMOR 02 TAHUN 2021

TENTANG

TATA TERTIB PEMILIHAN KEPALA DESA ANTAR WAKTU


MELALUI MUSYAWARAH DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


KEPALA DESA PURABAYA

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan Bupati


Nomor 68 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan
Bupati Nomor 106 Tahun 2016 Tentang Pemilihan Kepala
Desa Antar Waktu Melalui Musyawarah Desa, Maka perlu
menetapkan Peraturan Desa Tentang Tata Tertib Pemilihan
Kepala Desa Antar Waktu Melalui Musyawarah Desa
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950, tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Berita Negara
Republik Indonesia tanggal 8 Agustus 1950)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten
Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam
Lingkungan Provinsi Djawa Barat (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 2851);
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5539) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5717 );
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Kecamatan (Lembaran Negara Tahun 2018 Nomor 73);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Teknis Peraturan di Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor2091);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014
tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
65 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun 2014 tentang
Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1221);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 611);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun 2016
tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89);
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015
tentang Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme
Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa (BeritaNegara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 159);
14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah
Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 16 Tahun 2019
tentang Musyawarah Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2019 Nomor 1203);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 9 Tahun
2015 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Sukabumi Tahun 2015 Nomor 9) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi
Nomor 6 Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan
Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 9 Tahun 2015
tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Sukabumi
Tahun 2017 Nomor 6);
16. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 51 Tahun 2015
tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan dan
Pemberhentian Kepala Desa di Kabupaten Sukabumi
(Berita Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun 2015 Nomor
51) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati
Sukabumi Nomor 26 Tahun 2017 tentang Perubahan
Atas Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 51 Tahun 2015
tentang Pedoman Pelaksanaan Pemilihan dan
Pemberhentian Kepala Desa di Kabupaten Sukabumi
(Berita Daerah Nomor 29 Tahun 2017);
17. Peraturan Bupati Sukabumi Nomor 15 Tahun 2018
tentang BPD (Berita Daerah Kabupaten Sukabumi Tahun
2018 Nomor 15)

DENGAN KESEPAKATAN BERSAMA


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PURABAYA
DAN
KEPALA DESA PURABAYA

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DESA TENTANG TATA TERTIB PEMILIHAN
KEPALA DESA ANTAR WAKTU MELALUI MUSYAWARAH
DESA

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal I
Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Kabupaten Sukabumi
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Sukabumi
3. Bupati adalah Bupati Sukabumi
4. Kecamatan adalah Kecamatan Purabaya
5. Camat adalah Camat Purabaya
6. Desa adalah Desa Purabaya
7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut
dengan nama lain dibantu Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa.
9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya
disingkat BPD atau dengan nama lain adalah lembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang
anggotanya merupakan wakil dari penduduk desa
berdasarkan keterwakilan wilayah dan ditetapkan secara
demokratis.
10. Musyawarah Desa adalah Musyawarah Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
11. Kepala Desa adalah pejabat Pemerintah Desa yang
mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk
menyelenggarakan rumah tangga desanya dan
melaksanakan tugas dari pemerintah dan pemerintah
daerah.
12. Penjabat Kepala Desa adalah pejabat yang diangkat oleh
Bupati untuk melaksanakan tugas, wewenang,
kewajiban dan hak Kepala Desa sampai dengan
dilantiknya kepala desa terpilih.
13. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan
yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dibahas dan
disepakati bersama Badan Permusyawaratan Desa.
14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang
selanjutnya disingkat APB Desa adalah rencana
keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa, yang ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
15. Masyarakat Desa adalah kesatuan masyarakat yang
terikat selaku penduduk dan bertempat tinggal di Desa
Purabaya berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-
usul yang dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
16. Struktur Organisasi dan Tata kerja Pemerintahan Desa
adalah satu sistem dalam kelembagaan dalam
pengaturan tugas dan fungsi hubungan kerja.
Pasal 2
(1) Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dilaksanakan
melalui Musyawarah desa.
(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan paling lambat dalam jangka waktu 6
(enam) bulan sejak Kepala Desa diberhentikan.
(3) Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) hanya dapat dilaksanakan
apabila sisa masa jabatan kepala desa yang
diberhentikan lebih dari 1 (satu) tahun.

Pasal 3
Ruang lingkup yang diatur dalam peraturan Desa ini Meliputi:
a. Pembentukan panitia pemilihan
b. Pembiayaan
c. Syarat, pengumuman dan pendaftaran bakal calon;
d. Penelitian persyaratan administrasi;
e. Penetapan calon Kepala Desa antar waktu;
f. Pelaksanaan pemilihan;
g. Pelaporan calon Kepala Desa terpilih; dan
h. Penetapan dan pengangkatan Kepala Desa terpilih.

BAB II
PEMBENTUKAN PANITIA PEMILIHAN

Bagian Kesatu
Pembentukan Panitia

Pasal 4
(1) Dalam rangka pemilihan Kepala Desa Antar Waktu, BPD
membentuk Panitia Pemilihan paling lambat dalam
jangka waktu 15 (lima belas) hari terhitung sejak Kepala
Desa meninggal dunia, berhenti atas permintaan sendiri
dan/atau diberhentikan.
(2) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dibentuk berdasarkan Musyawarah Desa yang dihadiri
oleh Pemerintah Desa, pengurus Lembaga
Kemasyarakatan, unsur masyarakat dan Camat.
(3) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
terdiri dari unsur Perangkat Desa dan unsur
Masyarakat, dengan mempertimbangkan keterwakilan
wilayah dan bersifat netral serta tidak memihak kepada
salah satu bakal calon atau salah satu calon.
(4) Unsur Masyarakat Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) yaitu masyarakat yang berdomisili di Desa
Purabaya yang sekurang-kurangnya pernah terlibat
kedalam salah satu dari kepanitian pemilihan umum
mulai tingkat Pemerintahan sampai Kepala Desa
(5) Panitia pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
sebagaimana dimaksud ayat (3), jumlahnya disesuaikan
dengan beban tugas dan kemampuan Anggaran
Pendapatan Belanja Desa Purabaya yaitu dengan jumlah
dan susunan kepanitian sebagai berikut:
a. Jumlah panitia pemilihan Kepala Desa terdiri dari 7
(tujuh) orang;
b. Susunan panitia pemilihan terdiri dari:
1. Ketua;
2. Wakil Ketua;
3. Sekertaris;
4. Bendahara;
5. Anggota 3 (Tiga) orang.
(6) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
ditetapkan dengan Keputusan BPD dan bertanggung
jawab kepada pimpinan BPD.

Bagian Kedua
Tugas dan Kewajiban Panitia

Pasal 5
(1) Tugas Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 4, meliputi:
a. Menyusun dan menetapkan rencana kegiatan serta
jadwal tahapan kegiatan pemilihan Kepala Desa Antar
Waktu;
b. Menyusun rencana biaya dan disampaikan kepada
Penjabat Kepala Desa untuk mendapatkan
persetujuan;
c. Melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat tentang
rencana pemilihan Kepala Desa Antar Waktu;
d. Membuat pengumuman secara tertulis untuk
pendaftaran bakal calon yang ditempel di tempat
umum;
e. Menerima pendaftaran, seleksi persyaratan
administrasi bakal calon dan seleksi uji kompetensi;
f. Menetapkan calon Kepala Desa Antar Waktu;
g. Mengusulkan rencana tempat dan waktu pemilihan
Kepala Desa Antar Waktu kepada BPD
h. Mengusulkan peserta musyawarah desa kepada BPD;
i. Menyiapkan surat suara dan kotak suara serta
perlengkapan lainnya untuk pemungutan suara dan
perhitungan suara;
j. Menyusun tata cara pemilihan Kepala Desa;
k. Melaksanakan pemungutan suara, penghitungan
suara, serta membuat berita Acara Pemungutan
Suara dan Penghitungan Suara;
l. Melaksanakan pemilihan dengan jujur, netral dan
berpedoman pada ketentuan perundang-undangan
m. Menjaga ketertiban dan keamananan dalam
pelaksanaan pemilihan;
n. Menyelesaikan perselisihan pemilihan Kepala Desa
Antar Waktu bersama BPD;
o. Menetapkan calon terpilih dan melaporkan kepada
BPD; dan
p. Menyampakaian laporan pertanggungjawaban
keuangan dan seluruh rangkaian kegiatan pemilihan
Kepala Desa Antar Waktu kepada BPD
(2) Panitia Pemilihan Berkewajiban:
a. Melaksanakan tahapan pemilihan Kepala Desa Antar
Waktu sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
b. Bersifat mandiri dan tidak memihak.

BAB III
PEMBIAYAAN

Pasal 6
(1) Biaya pemilihan Kepala Desa Antar Waktu dibebankan
pada APB Desa.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan
oleh Panitia Pemilihan kepada Penjabat Kepala Desa
paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak panitia terbentuk.
(3) Pemberian persetujuan biaya pemilihan oleh Penjabat
Kepala Desa paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga
puluh) hari terhitung sejak diajukan oleh Panitia
Pemilihan.

BAB IV
SYARAT, PENGUMUMAN DAN PENDAFTARAN BAKAL
CALON

Bagian Kesatu
Syarat Bakal Calon Kepala Desa Purabaya

Pasal 7
Syarat bakal calon Kepala desa Purabaya meliputi:
a. Warga Negara Republik Indonesia;
b. Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa;
c. Memegang teguh dan mengamalkan Pancasila,
melaksanakan Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, serta mempertahankan dan
memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika;
d. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah
pertama atau sederajat;
e. Berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun pada
saat mendaftar;
f. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa dalam bentuk
surat pernyataan;
g. Berkelakuan baik;
h. Tidak sedang menjalani hukuman pidana penjara;
i. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang
diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima)
tahun atau lebih, kecuali 5 (lima) tahun setelah selesai
menjalani pidana penjara dan mengumumkan secara
jujur dan terbuka kepada publik bahwa yang
bersangkutan pernah dipidana serta bukan sebagai
pelaku kejahatan berulang-ulang;
j. Tidak sedang dicabut hak pilihnya sesuai dengan
putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan
hukum tetap;
k. Berbadan sehat;
l. Tidak pernah menduduki jabatan sebagai Kepala Desa
Definitif selama 3 (tiga) kali masa jabatan;
m. Bebas penyalahgunaan Narkoba; dan
n. Lulus Uji Kompetensi calon Kepala Desa yang dilakukan
oleh Panitia.

Bagian Kedua
Pendaftaraan Bakal Calon Kepala Desa Purabaya

Pasal 8
(1) Panitia Pemilihan mengumumkan jadwal pendaftaran
bakal calon dalam jangka waktu 15 (lima belas) hari.
(2) Pengumuman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat persyaratan administrasi bakal
calon dan batas waktu pendaftaran serta penyerahan
persyaratan administrasi bakal calon.
(3) Pengumuman pendaftaran bakal calon ditempatkan pada
lokasi yang strategis dan dapat dibaca oleh masyarakat
luas.
(4) Batas waktu pendaftaran dan penyerahan berkas
persyaratan bakal calon, paling lambat diserahkan
kepada Panitia Pemilihan pada saat penutupan
pendaftaran.
(5) Penutupan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) paling lambat sampai dengan pukul 24.00 WIB.

Pasal 9
(1) Dalam hal bakal calon yang mendaftarkan diri tidak
mencapai jumlah 2 (dua) orang pada saat penutupan
pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat
(5), pendaftaran diperpanjang paling lama 7 (tujuh) hari.
(2) Dalam hal bakal calon yang memenuhi persyaratan tetap
kurang dari 2 (dua) orang setelah perpanjangan waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), BPD menunda
pelaksanaan musyawarah Desa pemilihan kepala Desa
sampai dengan waktu yang ditetapkan oleh BPD.

BAB V
PENELITIAN PERSYARATAN ADMINISTRASI

Pasal 10
Persyaratan administrasi bakal calon Kepala Desa Purabaya
meliputi:
a. Foto copy Ijazah SMP/ MTs yang sederajat dilegalisasi
oleh Kepala Sekolah serta melampirkan Ijazah
sebelumnya;
b. Foto copy Ijazah SMP/ MTs Swasta/ yang sederajat
dilegalisasi oleh Kepala Dinas Pendidikan/ Kepala Kantor
Kementrian Agama Tingkat Kabupaten/ kota, serta
melampirkan Ijazah sebelumnya;
c. Foto copy Kartu Tanda Penduduk Elektronik yang
dilegalisasi oleh Kepala Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Sukabumi;
d. Berkelakuan baik yang dibuktikan dengan Surat
Keterangan Catatan Kepolisian yang dikeluarkan oleh
Kepolisian Resort;
e. Keterangan pemeriksaan kesehatan dari RSUD yang
ditunjuk oleh pemerintah daerah; dan
f. Keterangan bebas penyalahgunaan narkoba dari Badan
Narkotika Nasional (BNN) atau lembaga lain yang
berwenang.

Pasal 11
(1) Panitia pemilihan melakukan penelititan persyaratan
administrasi bakal calon sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 10, dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari sejak
penutupan pendaftaran bakal calon.
(2) Penelitian persyaratan administrasi bakal calon
dilakukan dengan cara meneliti kelengkapan dan
keabsahan persyaratan administrasi, serta klarifikasi
pada instansi yang berwenang.
(3) Panitia pemilihan mengumumkan hasil penelitian
persyaratan administrasi bakal calon sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) kepada masyarakat, untuk
mendapat masukan dalam jangka waktu 3 (tiga) hari
setelah berakhirnya jangka waktu penelititan.
(4) Masukan masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) wajib diproses dan ditindaklanjuti panitia pemilihan.
(5) Hasil penelitian kelengkapan persyaratan administrasi
dan tindak lanjut masukan sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (4) dituangkan dalam berita acara dan
ditetapkan dengan keputusan panitia pemilihan.

BAB IV
PENETAPAN CALON KEPALA DESA ANTAR WAKTU

Pasal 12
(1) Terhadap nama-nama bakal calon yang telah memenuhi
persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh panitia,
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (5)
selanjutnya dilakukan assesment paling lambat dalam
jangka waktu 3 (tiga) hari setelah ditetapkan lolos
penelitian administrasi.
(2) Assesment terhadap bakal calon sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi tes tertulis dan wawancara.
(3) Dalam hal jumlah bakal calon sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) yang memenuhi persyaratan lebih dari 3
(tiga) orang, panitia melakukan seleksi tambahan.
(4) Seleksi tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
terdiri atas:
a. memiliki pengalaman mengenai pemerintahan Desa
yaitu setiap bakal calon yang pernah berpengalaman
sebagai anggota BPD, sebagai Perangkat Desa, dan
Sebagai Lembaga Kemasyarakatan Desa.
b. tingkat pendidikan yaitu diatas dari tingkat
pendidikan yang sudah ditentukan
c. persyaratan lain yang ditetapkan Bupati.
(5) Seleksi tambahan sebagaimana ayat (4) dilaksanakan tim
independen yang ditunjuk oleh panitia.
(6) Panitia menetapkan bakal calon menjadi calon Kepala
Desa berdasarkan hasil assesment yang dituangkan
dalam berita acara dan ditetapkan dengan keputusan
panitia pemilihan.
(7) Penetapan calon Kepala Desa oleh panitia pemilihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) paling sedikit 2
(dua) orang calon dan paling banyak 3 (tiga) orang calon.
Pasal 13
(1) Penetapan calon Kepala Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 12 ayat (6) diusulkan dalam forum
Musyawarah Desa untuk disahkan menjadi calon Kepala
Desa.
(2) Dalam hal calon meninggal dunia sebelum pelaksanaan
musyawarah desa, sedangkan jumlah calon hanya 2
(dua) orang, maka musyawarah desa ditunda dan
dilakukan kembali pendaftaran bakal calon.
(3) Pendaftaran bakal calon sebagaimana dimaksud pada
pasal 13 ayat (2) diperpanjang paling lama 7 (tujuh) hari.
(4) Batas waktu pendaftaran dan penyerahan berkas
persyaratan bakal calon, paling lambat diserahkan
kepada Panitia Pemilihan pada saat penutupan
pendaftaran.
(5) Penutupan pendaftaran sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) paling lambat sampai dengan pukul 24.00 WIB.

BAB VII
PELAKSANAAN PEMILIHAN
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 14
(1) BPD menyelenggarakan Musyawarah Desa untuk
memilih Kepala Desa antar waktu paling lama 7 (tujuh)
hari setelah penetapan calon kepala desa oleh panitia.
(2) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mengesahkan calon Kepala Desa yang berhak dipilih,
menetapkan tata cara pemilihan melalui mekanisme
musyawarah mufakat atau mekanisme pemungutan
suara, dan mengesahkan calon kepala desa terpilih.

Bagian Kedua
Peserta Musyawarah Desa

Pasal 15
(1) Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal
14 ayat (1) diikuti oleh anggota BPD, panitia pemilihan,
Ketua Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD), unsur
masyarakat, serta dihadiri calon kepala desa, 1 (satu)
orang saksi dari masing-masing calon, Penjabat Kepala
Desa dan Camat.
(2) Musyawarah Desa dilaksanakan secara terbuka.
(3) Peserta Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) melibatkan unsur masyarakat.
(4) Unsur masyarakat yang memiliki hak suara
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) antara lain:
a. Tokoh Agama dengan kriteria sebagai berikut:
- berdomisili di Desa Purabaya dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik
- menjadi pengurus dewan kemakmuran masjid
(DKM) dan atau Pimpinan Pondok Pesantren yang
berada diwilayah desa Purabaya serta dibuktikan
dengan surat kepengurusan.
b. Tokoh Masyarakat dengan kriteria sebagai berikut:
- berdomisili di Desa Purabaya dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik;
- dituakan di masing-masing Dusun yang ada di
Desa Purabaya serta dibuktikan dengan surat
mandat dari masyarakat yang diwakilinya.
c. Tokoh Pendidikan dengan kriteria sebagai berikut:
- berstatus aktif sebagai guru di dapodik/ atau
simpatika pada saat dilaksanakannya Musyawarah
Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu
- bertugas di satuan pendidikan diwilayah Desa
Purabaya
- berdomisili di Desa Purabaya dibuktikaan dengan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik
- terlibat aktif atau menjadi pengurus dalam
organisasi Kelompok Kerja Guru, Kepala Sekolah,
Pengawas dan dibuktikan dengan Surat
Kepengurusan.
d. Perwakilan Kelompok Tani dengan kriteria sebagai
berikut:
- berdomisili di Desa Purabaya dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik
- Pengurus atau anggota Kelompok Tani diwilayah
Desa Purabaya dan dibuktikan dengan Surat
Keterangan dari Kepala Balai Penyuluhan
Pertanian Setempat dan atau mempunyai Kartu
Tani.
e. Perwakilan Kelompok Perempuan dengan kriteria
sebagai berikut:
- berdomisili di Desa Purabaya dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik
- terlibat dalam organisasi perempuan ditingkat
dusun seperti Majelis Ta’lim perempuan dan
dibuktikan dengan surat keterangan dari Dewan
Kemakmuran Masjid (DKM).
f. Perwakilan Kelompok Masyarakat Miskin dengan
kriteria sebagai berikut:
- berdomisili di Desa Purabaya dibuktikan dengan
Kartu Tanda Penduduk Elektronik dan
- terdaftar di Data Terpadu Keluarga Sejahtera
(DTKS)
(5) Unsur masyarakat yang memiliki hak suara dalam
Musyawarah Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
berjumlah 95 (sembilan puluh lima) orang dengan
mempertimbangkan jumlah penduduk dari masing-
masing kedusunan dengan rincian Sebagai Berikut:
a. Tokoh Agama dari setiap dusun adalah sebagai
berikut:
1. Dusun Purabaya berjumlah 4 (empat) orang;
2. Dusun Kuta berjumlah 4 (empat) orang;
3. Dusun pojok berjumlah 3 (tiga) orang;
4. Dusun cigembong berjumlah 3 (tiga) orang;
b. Tokoh Masyarakat dari setiap dusun adalah sebagai
berikut:
1. Dusun Purabaya berjumlah 5 (lima) orang;
2. Dusun Kuta berjumlah 5 (lima) orang;
3. Dusun Pojok berjumlah 5 (lima) orang;
4. Dusun Cigembong berjumlah 5 (lima) orang;
c. Tokoh Pendidikan dari setiap dusun adalah sebagai
berikut:
1. Dusun Purabaya berjumlah 4 (empat) orang;
2. Dusun Kuta berjumlah 4 (empat) orang;
3. Dusun Pojok berjumlah 4 (empat) orang;
4. Dusun Cigembong berjumlah 3 (tiga) orang;
d. Perwakilan Kelompok Tani dari setiap dusun adalah
sebagai berikut:
1. Dusun Purabaya berjumlah 3 (tiga) orang;
2. Dusun Kuta berjumlah 4 (empat) orang;
3. Dusun Pojok berjumlah 4 (empat) orang;
4. Dusun Cigembong berjumlah 3 (tiga) orang;
e. Perwakilan Kelompok Perempuan dari setiap dusun
adalah sebagai berikut:
1. Dusun Purabaya berjumlah 4 (empat) orang;
2. Dusun Kuta berjumlah 3 (tiga) orang;
3. Dusun Pojok berjumlah 3 (tiga) orang;
4. Dusun Cigembong berjumlah 4 (empat) orang;
f. Perwakilan Kelompok Masyarakat Miskin dari setiap
dusun adalah sebagai berikut:
1. Dusun Purabaya berjumlah 4 (Empat) orang;
2. Dusun Kuta berjumlah 4 (Empat) orang;
3. Dusun Pojok berjumlah 5 (Lima) orang;
4. Dusun Cigembong berjumlah 5 (Lima) orang.
(6) Untuk menentukan unsur masyarakat sebagaimana
dimaksud pada ayat (5) dilakukan melalui musyawarah
pada masing-masing Dusun dituangkan dalam berita
acara yang difasilitasi oleh Panitia Pemilihan Kepala
Desa antar waktu.
(7) Anggota BPD, Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD)
panitia pemilihan, calon kepala desa, Penjabat Kepala
Desa dan Camat bukan merupakan peserta musyawarah
yang mempunyai hak suara.
(8) Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) sebagaimana
dimaksud pada ayat (7) antara lain Rukun Warga (RW),
Rukun Tetangga (RT) Lembaga Pemberdayaan
Masyarakat (LPM), Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK), Pos Pelayanan Terpadu dan Karang Taruna.
(9) Saksi calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memenuhi syarat:
a. penduduk warga desa setempat berusia paling sedikit
17 (tujuh belas) tahun dan/atau sudah menikah;
b. bukan merupakan peserta musyawarah yang
mempunyai hak suara; dan
c. mendapatkan kuasa tertulis dari calon kepala desa.

Pasal 16
(1) Panitia menyampaikan undangan kepada peserta
musyawarah desa sebagaimana dimaksud dalam pasal
15 ayat (4) paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
dilaksanakan musyawarah desa.
(2) Undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi
pemberitahuan pelaksanaan musyawarah Desa yang
memuat hari/ atau tanggal, waktu dan tempat
pelaksanaan.
(3) Dalam undangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberitahukan agar peserta hadir 15 (lima belas) menit
sebelum acara dimulai.

Bagian Ketiga
Pelaksanaan Musyawarah Desa

Pasal 17
(1) Pembukaan musyawarah Desa dilaksanakan sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan dalam undangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2).
(2) Musyawarah desa dilaksanakan sesuai dengan jumlah
undangan yang hadir.

Pasal 18
Susunan acara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17 ayat (2) sebagai berikut:
a. Pembukaan oleh Ketua BPD
b. Sambutan Camat;
c. Laporan panitia mengenai penetapan Calon kepala desa
yang berhak dipilih;
d. Pengesahaan calon Kepala desa yang berhak dipilih oleh
musyawarah Desa;
e. Pengesahaan mekanisme pemilihan kepala desa melalui
musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara;
f. Penyampaian Visi dan Misi Calon kepala desa;
g. Pelaksanaan pemilihan Kepala Desa oleh panitia sesuai
dengan mekanisme yang disepakati sebagaimana yang
dimaksud pada huruf e;
h. Penandatanganan berita acara hasil pemilihan kepala
desa oleh panitia;
i. Laporan hasil pemilihan kepala desa oleh panitia kepada
musyawarah desa;
j. Penyerahaan berita acara hasil pemilihan kepala desa
oleh panitia kepada BPD;
k. Penandatanganan Berita Acara hasil Musyawarah Desa
oleh BPD;
l. Doa dan penutup.

Bagian Keempat
Tata Cara Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu

Pasal 19
(1) Tata cara pemilihan Kepala Desa melalui mekanisme
musyawarah mufakat sebagaimana dimaksud dalam
pasal 18 huruf e dilaksanakan berdasarkan kesepakatan
peserta musyawarah yang mempunyai hak pilih dengan
cara penunjukan atau aklamasi.
(2) Hasil pemilihan Kepala Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dituangkan dalam berita acara.

Pasal 20
(1) Tata cara pemilihan Kepala Desa melalui mekanisme
pemungutan suara sebagaimana dimaksud dalam Pasal
18 huruf e dilaksanakan secara langsung, bebas,
rahasia, jujur dan adil.
(2) Pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
menggunakan surat suara yang memuat kotak tanda
gambar berupa nomor urut calon yang telah ditetapkan
oleh panitia.
(3) Tata cara pemilihan Kepala Desa melalui mekanisme
pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan urutan kegiatan sebagai berikut;
a. Pembukaan dan penjelasan teknis tentang tata cara
pemungutan suara oleh ketua panitia;
b. Pengundian nomor urut calon kepala desa;
c. Pemeriksaan surat suara, bilik suara dan alat
kelengkapan lainnya oleh panitia, calon kepala desa,
Penjabat Kepala Desa dan Camat;
d. Pembacaan dan penandatanganan pernyataan para
calon kepala desa;
e. Pelaksanaan pemungutan suara;
f. Pelaksanaan penghitungan suara; dan
g. Penandatanganan berita acara hasil pemungutan dan
penghitungan suara.

Pasal 21
Pengundian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3)
huruf b, dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu:
a. Pengundian nomor urut pengambilan; dan
b. Pengundian nomor urut calon.

Pasal 22
(1) Sebelum proses pemungutan suara, panitia pemilihan
terlebih dahulu mempersiapkan kelengkapan peralatan
yang diperlukan, meliputi bilik suara, surat suara, kertas
karton penghitungan suara dan alat-alat tulis serta
kelengkapan lainnya.
(2) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tersimpan dalam amplop tertutup, dikeluarkan untuk
diperiksa dan dihitung jumlahnya sebanyak peserta
musyawarah yang mempunyai hak suara, ditambah 5%
(lima persen) cadangan dan disaksikan oleh saksi calon.
(3) Surat suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berisi
tanda gambar memuat nomor urut calon yang
ditempatkan pada kotak segi empat;
(4) Peserta musyawarah dipanggil oleh panitia pemilihan
satu per satu sesuai urutan daftar hadir dan diberikan
surat suara yang sudah ditandatangani dan dicap oleh
ketua panitia pemilihan.
(5) Pada saat menerima surat suara, pemilih wajib
memeriksa dan meneliti surat suara yang diterimanya
dan jika ditemukan surat suara dalam keadaan cacat
atau rusak, maka pemilih mengembalikan surat suara
yang rusak atau cacat kepada panitia untuk diganti.
(6) Pemberian suara dilakukan dalam bilik suara dengan
mencoblos surat suara pada tanda gambar memuat
nomor urut calon yang ditempatkan pada segi empat.
(7) Jika terjadi kesalahan dalam mencoblos, pemilih dapat
meminta penggantian surat suara kepada panitia
pemilihan hanya 1 (satu) kali.
(8) Surat suara karena salah pilih sebagaimana dimaksud
pada ayat (7) diamankan oleh panitia pemilihan dengan
cara memberikan tanda silang.
(9) Surat suara yang sudah dicoblos kemudian dilipat dan
dimasukkan dalam kotak suara.
Pasal 23
(1) Penghitungan suara dilakukan oleh panitia dan
disaksikan oleh para calon/ atau saksi dan peserta
musyawarah.
(2) Mekanisme penghitungan suara, dilakukan dengan
urutan sebagai berikut:
a. Membuka kotak suara dengan disaksikan oleh saksi;
b. Mengeluarkan satu per satu surat suara dari kotak
suara dan dibacakan;
c. Pada saat surat suara dibacakan sebagaimana
dimaksud pada huruf b harus diperlihatkan kepada
saksi masing-masing calon.
d. Saksi masing-masing calon menyatakan sah dan
tidaknya setiap surat suara yang diperlihatkan;
e. Pada saat surat suara dibacakan sebagaimana
dimaksud pada huruf c panitia pemilihan mencatat
pada kertas rekapitulasi perolehan suara masing-
masing calon kepala desa.
(3) Surat suara dinyatakan sah, apabila:
a. Ditandatangani dan dicap oleh ketua panitia
pemilihan;
b. Dicoblos dalam segi empat yang memuat nomor urut
calon;
c. Dicoblos lebih dari 1 (satu) kali coblosan pada kotak
segi empat yang sama;
d. Terdapat 2 (dua) tanda coblosan dalam kotak segi
empat pada garis yang lurus.
e. Terdapat tanda coblosan besar tetapi masih pada
kotak segi empat;
f. Dicoblos tepat pada garis kotak segi empat; dan
g. Dicoblos oleh alat yang disediakan oleh panitia
pemilihan.
(4) Surat suara dinyatakan tidak sah, apabila:
a. Surat suara tidak ditandatangani dan tidak dicap oleh
ketua panitia;
b. Terdapat tanda coblosan lebih dari 1 (satu) pada garis
yang tidak lurus;
c. Surat suara rusak atau dicorat-coret;
d. Dicoblos tapi tidak tembus (bentol);
e. Dicoblos diluar kotak segi empat; dan
f. Dicoblos bukan dengan alat yang disediakan oleh
panitia pemilihan.
(5) Apabila terdapat surat suara diluar kondisi sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan (4) maka penetapan sah dan
tidak sahnya surat suara dimaksud ditentukan oleh
panitia pemilihan berdasarkan kesepakatan para calon
kepala desa dan atau para saksi yang ditunjuk pada saat
itu juga sebelum proses perhitungan suara dilanjutkan.
Pasal 24
(1) Calon Kepala Desa yang memperoleh suara tebanyak
dinyatakan sebagai calon kepala desa terpilih.
(2) Dalam hal terdapat 2 (dua) calon atau lebih memperoleh
jumlah suara terbanyak yang sama, maka dilaksanakan
pemungutan suara ulang.
(3) Pemungutan suara ulang sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) hanya dilakukan terhadap calon yang
memperoleh suara terbanyak yang sama.
(4) Sebelum pelaksanaan pemungutan suara ulang
sebagaimana dimaksud ayat (2), dilakukan pengundian
tanda gambar ulang.

Pasal 25
Dalam hal hasil perhitungan suara pada pemungutan suara
ulang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24 ayat (3)
memperoleh suara yang sama, maka pemungutan suara
diulang kembali sampai terpilihnya calon Kepala Desa.

Pasal 26
(1) Hasil pemungutan dan pemilihan Kepala Desa Antar
Waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 huruf d,
Pasal 21, Pasal 22, Pasal 23 dan Pasal 24 dituangkan
dalam berita acara yang ditandatangani oleh panitia
pemilihan.
(2) Hasil pemungutan dan pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilaporkan oleh panitia
pemilihan kepada forum musyawarah desa.
(3) Berita acara hasil pemungutan dan pemilihan Kepala
Desa Antar Waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada BPD

Bagian Kelima
Berita Acara Musyawarah Desa

Pasal 27
(1) Musyawarah desa mengenai pengesahan calon Kepala
Desa yang berhak dipilih, pelaksanaan pemilihan melalui
mekanisme musyawarah mufakat atau pemungutan
suara, dan pengesahan calon terpilih dituangkan dalam
berita acara.
(2) Berita acara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditandatangani oleh paling sedikit 1/2 (satu per dua)
ditambah 1 (satu) dari jumlah anggota BPD.
BAB VIII
PELAPORAN CALON KEPALA DESA TERPILIH

Pasal 28
(1) Pelaporan calon kepala desa terpilih hasil musyawarah
desa dari panitia pemilihan kepada BPD dilakukan
dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah musyawarah
desa.
(2) Pelaporan calon kepala desa terpilih hasil musyawarah
desa oleh ketua BPD kepada Bupati melalui Camat
dilakukan dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah
menerima laporan dari panitia pemilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

BAB IX
PENETAPAN DAN PENGANGKATAN KEPALA DESA
TERPILIH

Pasal 29
(1) Berdasarkan laporan ketua BPD sebagaimana dimaksud
dalam pasal 28 ayat (2), Bupati menerbitkan keputusan
tentang pengesahan dan pengangkatan kepala desa
terpilih paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
diterimanya laporan dari ketua BPD.
(2) Pelantikan kepala desa oleh Bupati atau pejabat/camat
dilaksanakan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak
diterbitkan keputusan tentang pengesahan dan
pengangkatan kepala desa terpilih.
(3) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah
Bupati atau Camat.
(4) Sebelum memangku jabatannya, Kepala Desa terpilih
mengucapkan sumpah/atau janji sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 30
(1) Peraturan Desa ini mulai
berlaku pada tanggal
diundangkan.
(2) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Desa ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Desa Purabaya.

Ditetapkan di Purabaya
Pada tanggal ……………..
KEPALA DESA PURABAYA

RAMDANI
Diundangkan di Purabaya
Pada tanggal ………………..
SEKRETARIS DESA PURABAYA

RUSLI SYAMSUL MU’IN

LEMBARAN DESA PURABAYA TAHUN …………. NOMOR ………….

Telah dievaluasi Oleh Camat Purabaya


Atas Nama Bupati Sukabumi
Pada Tanggal, .....................

( NUNUNG NURHAYATI,S.Sos KP,M.Si )


Pembina TK I
NIP. 19660620 199601 2 001

Anda mungkin juga menyukai