Anda di halaman 1dari 22

LANGKAH KERJA

BAB IV

DATA PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

● Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 (revisi 2012)

4.1 Data Perencanaan :

a. Umur Rencana : 20 Tahun (2021 - 2061)

b. Fungsi Jalan : Lingkungan( 2 lajur 2 Arah )

c. Kelas Jalan : III


d. Traffic Multiplier ( TM ) : 1.8 - 2 ( diambil 2 )

4.2 Menghitung Beban Sumbu Standar Kumulatif ( CESAL )

a. Data Lintas Harian Rata - Rata 2 arah

Distribusi Beban
Jumlah
No. Jenis Kendaraan Berat Total
(Kend)
Depan Tengah Belakang

1 Mobil Penumpang 2,3,4 2 ton 670 50% - 50%

2 Bus Besar (5b) 9 ton 210 34% - 66%

3 Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 8.3 ton 430 34% - 66%

4 Truk 3 Sumbu (7a) 25 ton 285 25% - 75%

5 Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 42 ton 136 16% 28% 54%


d. Menentukan Faktor Dsitribusi Lajur ( DL )
Tabel Faktor Distribusi Lajur ( DL )
Jumlah Lajur Kendaraan Niaga Pada Lajur Desain (% terhadap
Setiap Arah populasi kendaraan niaga )
1 100
2 80
3 60
4 50

e. Menghitung Beban Sumbu Standar Kumulatif ( CESAL )


Menggunakan VDF masing - masing Kendaraan niaga

ESATH-1 = ( ∑LHRTJK x VDFJK ) x 365 x DD x DL x R

Keterangan :
ESATH-1 = kumulatif lintasan sumbu standar ekivalen (equivalent standard axle)
pada tahun pertama
LHRTJK = Lintas harian rata – rata tiap jenis kendaraan niaga (satuan
kendaraan per hari).
VDFJK = Faktor Ekivalen Beban (Vehicle Damage Factor) tiap jenis
kendaraan niaga Tabel 9 dan Tabel 10.
DD = Faktor distribusi arah
DL = Faktor distribusi lajur (table 4)
CESAL = Kumulatif beban sumbu standar ekivalen selama umur rencana.
R = Faktor pengali pertumbuhan lalu lintas kumulatif

Contoh Perhitungan
Jenis kendaraan : Bus Besar (5b)
VDFfaktual = 1.0 (berdasarkan tabel 10)
VDFnormal = 1.0 (berdasarkan tabel 10)
DD = 0.6 (berdasarkan data yang diketahui)
DL = 1 ( berdasarkan tabel 4)
R = 2.0300 ( R20 - 23 )

ESATH-1 = ( ∑LHRTJK x VDFJK ) x 365 x DD x DL x R


= ( 229.47 x 1.0 ) x 365 x 0.6 x 1 x 2.030
= 102016.6649019

Untuk perhitungan beban sumbu selanjutnya, ada pada Tabel 4.1


busi Lajur ( DL )

u Standar Kumulatif ( CESAL )


TABEL 4.1 PERHITUNGAN BEBAN SUMBU STANDAR KUMULATIF ( CESAL )

Lalu Lintas
VDF 5 VDF 5 ESA 5 aktual ESA 5 normal
Jenis Kendaraan Harian Rata - LHR 2021 LHR 2024
faktual normal ( 2021-2023 ) ( 2024-2042 )
rata (2 arah)
1 2 3 4 5 6 7 8

Mobil Penumpang 2,3,4 670 732.1271 776.714 - - - -

Bus Besar (5b) 210 229.4727 243.448 1.0 1.0 102016.6649 1248340.9657

Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 430 469.8726 498.488 9.0 4.0 1880021.3960 10224506.9568

Truk 3 Sumbu (7a) 285 311.4272 330.393 11.4 6.7 1578343.5441 11350986.0663

Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 136 148.6109 157.661 25.5 8.8 1684732.3518 7114354.6081

Jumlah ESA5 5245113.95688483 29938188.5968057

CESA521-41 35183302.5536906

(3) = ( 1 + 0,040 )3 (2)


(4) = ( 1 + 0,040 )5
(2)
(5) = (berdasarkan tabel 9)
(6) = (berdasarkan tabel 9)
(7) = ( 3 x 5 ) x 365 x DD x DL x R17 - 21
(8) = ( 4 x 6 ) x 365 x DD x DL x R22-36

DD = 0.6 (berdasarkan data yang diketahui)


DL = 1 ( berdasarkan tabel 4)

R20 - 23 = 2.030
R24 - 40 = 23.414
4.3 Pemilihan Jenis Perkerasan

Berdasarkan umur rencana 20 tahun dan nilai CESA5 yang sudah diperoleh dari
perhitungan sebelumya. Maka, jenis stuktur perkerasan yang dipilih adalah AC
dengan CTB (ESA pangkat 5) dan acuan berdasarkan dari bagan desain 3.
ESA (juta) dalam 20 Tahun (pangkat
Bagan
Struktur Perkerasan Kecuali Ditentukan lain
desain
0-0,5 0,1-4 >4-10
Perkerasan kaku dengan lalu
lintas berat (di atas tanah dengan 4 - - 2
CBR >2,5%)
Perkerasan kaku dengan lalu
lintas berat (daerah pedesaan dan 4A - 1,2 -
perkotaan)
AC WC modifikasi atau SMA
modifikasi dengan CTB (ESA 3 - - -
pangkat 5)

AC dengan CTB (ESA pangkat 5) 3 - - -

AC tebal > 100 mm dengan lapis


3B - - 1,2
fondasi berbutir (ESA pangkat 5)
AC atau HRS tipis diatas lapis
3A - 1,2 -
fondasi berbutir
Burda atau Burtu dengan LPA
5 3 3 -
Kelas A atau batuan asli
Lapis Fondasi Soil Cement 6 1 1 -
Perkerasan tanpa penutup (Japat,
7 1 - -
jalan kerikil)
ESA (juta) dalam 20 Tahun (pangkat 4
Kecuali Ditentukan lain
>10-30 >30-200

2 2

- -

2 2

2 2

2 2

- -

- -

- -

- -
4.4 Penentuan Nilai CBR
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 00+100 00+200 00+300 00+400 00+500 00+600 00+700 00+800 00+900 00+1000 00+1100 00+1200 00+1300 00+140000+1500 00+160000+1700 00+180000+1900 00+200000+2100 00+220000+2300 00+240000+2500 00+2600 00+270000+2800 00+290000+3000 00+310000+320000+3300 00+3400 00+3500 00+3600 00+3700 00+3800 00+3900 00+4000 00+4100 00+4200 00+4300 00+440000+450000+4600
00+470000+4800
00+490000+5000
00+510000+5200
00+530000+5400
00+550000+5600
00+570000+580000+5900 00+6000
STASION 00+100 00+200 00+300 00+400 00+500 00+600 00+700 00+800 00+900 00+1000 00+1100 00+1200 00+1300 00+1400 00+1500 00+1600 00+1700 00+1800 00+1900 00+2000 00+2100 00+2200 00+2300 00+2400 00+2500 00+2600 00+2700 7 5 8 6 8 8 5 7 6 5 7 11 7 6 6 8 6 9 5 5 7 8 9 6 9 5 9 7 9 6 12 15 12 13 14 12 14 11 15 10 11 13 12 15 13 11 15 15 14 12 11 11 15 14 13 11 11 15 12 13
CBR 7 5 8 6 8 8 5 7 6 5 7 11 7 6 6 8 6 9 5 5 7 8 9 6 9 5 9
Perhitungan CBR Analisis
No 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 segmen 1
STASION 00+2800 00+2900 00+3000 00+3100 00+3200 00+3300 00+3400 00+3500 00+3600 00+3700 00+3800 00+3900 00+4000 00+4100 00+4200 00+4300 00+4400 00+4500 00+4600 00+4700 00+4800 00+4900 00+5000 00+5100 00+5200 00+5300 00+5400 CBR rata-rata segmen = 7.00 595
CBR 7 9 6 12 15 12 13 14 12 14 11 15 10 11 13 12 15 13 11 15 15 14 12 11 11 15 14
CBR Segmen = 5.113 %
No 55 56 57 58 59 60
STASION 00+5500 00+5600 00+5700 00+5800 00+5900 00+6000
CBR 13 11 11 15 12 13 5.00
segmen 2 11.00
CBR rata-rata segmen = 12.83
15
CBR Segmen = 11.26 %
14

13

12

11

10
7
9

1
Segmen 1 Segmen 2
0

a. CBR Segmen 1

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
STASION 00+100 00+200 00+300 00+400 00+500 00+600 00+700 00+800 00+900 00+1000 00+1100 00+1200 00+1300 00+1400 00+1500 00+1600 00+1700 00+1800 00+1900 00+2000 00+2100 00+2200 00+2300 00+2400 00+2500 00+2600 00+2700 00+2800 00+2900 00+3000
CBR 7 5 8 6 8 8 5 7 6 5 7 11 7 6 6 8 6 9 5 5 7 8 9 6 9 5 9 7 9 6

12
Segmen 1

10

6
CBR

0
10 0 200 300 400 500 600 700 800 90 0 000 100 200 30 0 40 0 50 0 60 0 70 0 80 0 90 0 00 0 10 0 20 0 300 400 500 600 700 800 900 000
00+ 00+ 00+ 00+ 00+ 00+ 00+ 00+ 00+ 00 +1 00 +1 00 +1 00+1 00+1 00+1 00+1 00+1 00+1 00+1 00+2 00 +2 00 +2 00 +2 00 +2 00 +2 00 +2 00 +2 00 +2 00 +2 00 +3

Station

b. CBR Segmen 2

No 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60
STASION 00+3100 00+3200 00+3300 00+3400 00+3500 00+3600 00+3700 00+3800 00+3900 00+4000 00+4100 00+4200 00+4300 00+4400 00+4500 00+4600 00+4700 00+4800 00+4900 00+5000 00+5100 00+5200 00+5300 00+5400 00+5500 00+5600 00+5700 00+5800 00+5900 00+6000
CBR 12 15 12 13 14 12 14 11 15 10 11 13 12 15 13 11 15 15 14 12 11 11 15 14 13 11 11 15 12 13

16
Segmen 2
14

12

10

8
CBR

1 00 2 00 3 00 4 00 5 00 6 00 7 00 8 00 9 00 0 00 1 00 2 00 3 00 4 00 5 00 6 00 7 00 8 00 9 00 0 00 1 00 2 00 3 00 4 00 5 00 6 00 7 00 8 00 9 00 0 00
+3 +3 +3 +3 +3 +3 +3 +3 +3 +4 +4 +4 +4 +4 +4 +4 +4 +4 +4 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +5 +6
00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00

Station
Tabel 4.2 Frekuensi lebih besar atau sama dengan untuk CBR segmen 2

CBR Jumlah Data Frekuensi % Lebih besar atau sama dengan

11 8 30 100.00

12 6 27 90.00

13 5 21 70.00

14 4 16 53.33

15 7 12 40.00

Jumlah 30
% L E B IH B E S A R A T A U S A M A D E N G A N

100

90

80

70

60

50

40

30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
12
CBR

Gambar 4.2 Grafik penentuan CBR design untuk segmen 2

Dengan menggunakan persamaan garis linear maka nilai CBR yang mewakili CBR design kepadatan 86% untuk segmen 2 adalah 12.00%

Untuk mendapatkan Daya Dukung Tanah digunakan Rumus DDT = 1,6649 + 4,3592 Log(CBR)

maka DDT = 6.369


4.5 Menentukan Struktur pondasi perkerasan
Diketahui :
CESA5 = 35183302.55369 ss/thn

Berdasarkan nilai CBR tanah dasar dan CESA5 dapat ditentukan desain
pondasi yang dibutuhkan, dilihat dari Bagan Desain 2 :

a. Segmen 1
CBR = 5.11%

Dari tabel diperoleh :


Kelas kekuatan tanah dasar : SG5
Uraian struktur fondasi : Tidak memerlukan perbaikan
Tebal Peningkatan : 100

CBR stabilisasi = CBR tanah asal x 2 (tebal lapis stabilisasi dalam mm)/150
= 5.11% x 2 100/150
= 8.12%

b. Segmen 2
CBR = 11.61%
Dari tabel diperoleh :
Kelas kekuatan tanah dasar : SG6
Uraian struktur fondasi : Tidak memerlukan perbaikan
Tebal Peningkatan : -
4.6 Menentukan Struktur Perkerasan
Dengan nilai CESA5 = 35183302.553691 dapat ditentukan tebal lapisan perkerasan .
Untuk struktur perkerasan AC dengan CTB digunakan Bagan 3

Dari Bagan di peroleh tebal lapisan perkerasan :


Segmen 1
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 180 mm

LPA 300 mm

Sketsa susunan tebal lapis perkerasan yang diperoleh dari bagan desain Metode
Desain Manual Perkerasan Jalan 2017
Dari Bagan di peroleh tebal lapisan perkerasan :
Segmen 2
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 180 mm

LPA 300 mm

Sketsa susunan tebal lapis perkerasan yang diperoleh dari bagan desain Metode
Desain Manual Perkerasan Jalan 2017
4.7 Menentukan Koefisien Drainase (m)

Secara umum perencana harus menerapkan desain yang dapat menghasilkan “faktor m” ≥
1,0 kecuali jika kondisi di lapangan tidak memungkinkan. Apabila drainase bawah permukaan
tidak dapat disediakan maka tebal lapis fondasi agregat harus disesuaikan dengan
menggunakan nilai koefisien drainase “m” sesuai ketentuan AASHTO 1993 atau Pt T-01-2002
B.

a.) Air hilang pada sistem drainase dalam waktu 1 Minggu. Berdasarkan Pt T-01-2002-B
drainase tersebut dinyatakan kualitas drainase cukup.
Tabel Kelompok Kualitas Drainase
Waktu yang Dibutuhkan
Kualitas Drainase
untuk Mengeringkan Air
Baik Sekali 2 Jam
Baik 1 Hari
Cukup 1 Minggu
Buruk 1 Bulan
Buruk Sekali Air tidak mungkin dikeringkan
Sumber : Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur dari Bina Marga Tahun
2002
b.) Jumlah hujan per tahun :
35 kali hujan 1 jam
44 kali hujan 2 jam
15 kali hujan 3 jam
Maka presentase jumlah hujan pertahun adalah :

= ((1𝑥35)+(2𝑥44)+(3𝑥))/365𝑥2
4 x 100%
= 1.9178 %

Berdasarkan Tabel Koefisien Drainase pada Pt T-01-2002-B maka nilai m didapat


berkisar 1,35-1,30

Catatan:
Apabila kondisi drainase menyebabkan nilai m lebih kecil dari 1 maka tebal lapis
fondasi agregat seperti tercantum dalam bagan desain harus dikoreksi menggunakan
formula berikut:
4.9 Menentukan Bahu jalan
a. Segmen 1
1. Diketahui :
CBR tanah dasar = 5.11%
Beban gandar kumulatif = 35183302.553691 ESA
Tebal Peningkatan = 100 mm

AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 180 mm

LPA 300 mm

Tanah dasar stabilisasi 100 mm

2. Beban rencana bahu jalan = 10% x 35183302.554 = 3518330.2553691 ESA

3. Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung fondasi
perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR= 5.11%
- Berdasarkan bagan desain 7 untuk beban3518330.2554 ESA dan CBR 5.11%
diperlukan penutup setebal 460 mm.
- Tebal total perkerasan lajur utama= 580 > 460 mm (tebal minimum )
- Tebal lapis beraspal pada lajur utama = 280 mm , digunakan permukaan
bahu jalan berupa lapis fondasi agregat kelas S setebal 280 mm
- Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan,
pasang LFA kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal (540 mm – 200 mm)
di bawah lapis permukaan LFA kelas S.
Digunakan Tebal LFA kelas A = 300 mm

AC WC 40 mm
280 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 180 mm

300 mm LFA Kelas A LPA 300 mm

100 mm Tanah dasar stabilisasi Tanah dasar stabilisasi 100 mm


b. Segmen 2
1. Diketahui :
CBR tanah dasar = 11.61%
Beban gandar kumulati= 35183302.553691 ESA
Tebal Peningkatan = - mm

AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 180 mm

CTB 300 mm

LPA 100 mm

2. Beban rencana bahu jalan = 10% x 35183302.553691 = 3518330.25537 ESA

3. Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung fondasi
perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR= 11.61%
- Berdasarkan bagan desain 7 untuk beban 3518330 ESA dan CBR 11.61%
diperlukan penutup setebal 310 mm.
- Tebal total perkerasan lajur utama= 580 > 310 mm (tebal minimum )
- Tebal lapis beraspal pada lajur utama = 280 mm , digunakan permukaan
bahu jalan berupa lapis fondasi agregat kelas S setebal 280 mm
- Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan,
pasang LFA kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal (540 mm – 200 mm)
di bawah lapis permukaan LFA kelas S.
Digunakan Tebal LFA kelas A = 300 mm

AC WC 40 mm
280 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 180 mm

300 mm LFA Kelas A LPA 300 mm

200 mm Tanah dasar stabilisasi Tanah dasar stabilisasi 100 mm


4.8 Menetapkan kebutuhan daya dukung tepi perkerasan

a. Segmen 1

Tebal lapisan perkerasan D = 580 mm


Tebal perbaikan tanah dasar S = 100 mm
Tebal lapisan penopang C = - mm
Lebar Tepi luar = 680 mm

b. Segmen 2

Tebal lapisan perkerasan D = 580 mm


Tebal perbaikan tanah dasar S = - mm
Tebal lapisan penopang C = - mm
Lebar Tepi luar = 580 mm

Anda mungkin juga menyukai