Anda di halaman 1dari 19

LANGKAH KERJA

BAB V

DATA PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

● Manual Desain Perkerasan Jalan 2017 (revisi 2012)

4.1 Data Perencanaan :

a. Umur Rencana : 20 Tahun (2021 - 2041)

b. Fungsi Jalan : Kolektor ( 2 lajur 2 Arah )

c. Kelas Jalan : II
d. Traffic Multiplier ( TM ) : 1.8 - 2 ( diambil 2 )

4.2 Menghitung Beban Sumbu Standar Kumulatif ( CESAL )

a. Data Lintas Harian Rata - Rata 2 arah

Distribusi Beban
Jumlah
No. Jenis Kendaraan Berat Total
(Kend)
Depan Tengah Belakang

1 Mobil Penumpang 2,3,4 2 ton 1230 50% - 50%

2 Bus Besar (5b) 9 ton 1008 34% - 66%

3 Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 8.3 ton 1160 34% - 66%

4 Truk 3 Sumbu (7a) 25 ton 730 25% - 75%

5 Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 42 ton 560 16% 28% 54%


b. Menghitung LHR ( Lalu-Lintas Harian Rata-Rata)

LHR = ( 1 + i )n x jumlah kendaraan

`
Dimana : n = Waktu ( tahun )
i = Tingkat pertumbuhuan lalu lintas (%) = 5 %

Data LHR awal 2021; tahun pertama setelah pembukaan untuk lalu lintas 2024 (3 tahun
dari/setelah 2021); permulan beban normal MST 12 ton tahun 2026 ( 5 tahun setelah 2021 )

Contoh perhitungan LHR 2024( n = 3 tahun)


a Bus Besar (5b)
Jumlah kendaraa = 1008
LHR 2020 = ( 1 + 5 % ) 3 x 1008 = 1166.89

Contoh perhitungan LHR 2026( n = 5 tahun)


b Bus Besar (5b)
Jumlah kendaraa = 1008
LHR 2020 = ( 1 + 5 % ) 5 x 1008 = 1286.49

c. Menghitung Faktor Pertumbuhan Lalu Lintas (i) (%)

( 1 + 0.01 i )UR-1
R =
0.01 i

Dimana : R : faktor pengali pertumbuhan lalu lintas


i : laju pertumbuhan lalu lintas tahunan
UR : Umur Rencana
Umur Rencana disesuai berdasarkan panduan bina marga dimana diperkirakan beban
faktual kendaraan akan kembali stabil (menjadi beban Normal) pada tahun 2023.
maka perhitungan laju pertumbuhan lau lintas ( R ) harus berbeda dengan tahun
sebelum 2023.

( 1 + 0.01 5 ) 2 -1
R = = 2.0500 > R2021 - 2023 Aktual
0.01 x 5

( 1 + 0.01 5 ) 18 -1
R = = 28.1324 > R2024 - 2041 Normal
0.01 x 5
TABEL 4.1 PERHITUNGAN BEBAN SUMBU STANDAR KUMULATIF ( CESAL )

Lalu Lintas
VDF 5 VDF 5 ESA 5 faktual ESA 5 normal
Jenis Kendaraan Harian Rata - LHR 2021 LHR 2023
faktual normal ( 2021-2023 ) ( 2024-2061)
rata (2 arah)
1 2 3 4 5 6 7 8

Mobil Penumpang 2,3,4 1230 1423.8788 1569.826 - - - -

Bus Besar (5b) 1008 1166.8860 1286.492 1.0 1.0 349248.9798 5284044.0624

Truk Sedang 2 Sumbu (6b) 1160 1342.8450 1480.487 9.0 4.0 3617221.5765 24323377.4302

Truk 3 Sumbu (7a) 730 845.0663 931.686 11.4 6.7 2883382.9463 25639146.3386

Truk 4 Sumbu Trailer (7c1) 560 648.2700 714.718 25.5 8.8 4947693.8805 25833104.3052

Jumlah ESA5 11797547.383125 81079672.1363324

CESA520-40 92877219.5194574

(3) = ( 1 + 0,040 )3 (2)


(4) = ( 1 + 0,040 )5
(2)
(5) = (berdasarkan tabel 9)
(6) = (berdasarkan tabel 9)
(7) = ( 3 x 5 ) x 365 x DD x DL x R17 - 21
(8) = ( 4 x 6 ) x 365 x DD x DL x R22-36

DD = 0.5 (berdasarkan data yang diketahui)


DL = 0.8 ( berdasarkan tabel 4)

R20 - 23 = 2.050
R24 - 40 = 28.132
4.3 Pemilihan Jenis Perkerasan

Berdasarkan umur rencana 40 tahun dan nilai CESA5 yang sudah diperoleh dari
perhitungan sebelumya. Maka, jenis stuktur perkerasan yang dipilih adalah AC
dengan CTB (ESA pangkat 5) dan acuan berdasarkan dari bagan desain 3.
2

1
Segmen 1 Segmen 2
0

a. CBR Segmen 1

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
STASION 00+100 00+200 00+300 00+400 00+500 00+600 00+700 00+800 00+900 00+1000 00+1100 00+1200 00+1300 00+1400 00+1500 00+1600 00+1700 00+1800 00+1900 00+2000 00+2100 00+2200 00+2300 00+2400 00+2500 00+2600 00+2700 00+2800 00+2900 00+3000
CBR 6 7 5 3 5 4 7 7 4 4 7 5 7 7 4 3 7 6 7 6 6 6 3 3 5 5 7 5 7 6

8
Segmen 1
7

4
CBR

0
100 2 00 3 00 400 5 00 600 7 00 8 00 9 00 000 10 0 20 0 300 40 0 50 0 60 0 70 0 800 90 0 000 10 0 200 30 0 400 50 0 60 0 70 0 80 0 900 00 0
00 + 00+ 00 + 00+ 00+ 00+ 00+ 00+ 00+ 00+1 00+1 00+1 00 +1 00+1 00+1 00+1 00+1 00 +1 00+1 00 +2 00+2 00 +2 00+2 00+2 00+2 00+2 00+2 00+2 00 +2 00+3

Station
nsi lebih besar atau sama dengan untuk CBR segmen 3

CBR Jumlah Data Frekuensi % Lebih besar atau sama dengan

9 0 14 100.00

10 2 14 100.00

11 8 12 85.71

12 4 4 28.57

Jumlah 14

100

90

80
% LEBIH BESAR ATAU SAMA DENGAN

70

60

50

40

30

20

10

0 9.2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Gambar 4.3 Grafik penentuan CBR design untuk segmen 3 CBR
Dengan menggunakan persamaan garis linear maka nilai CBR yang mewakili CBR design kepadatan 90% untuk segmen 3 adalah

Untuk mendapatkan Daya Dukung Tanah digunakan Rumus DDT = 1,6649 + 4,3592 Log(CBR) 9.20%

maka DDT = 5.866


4.5 Menentukan Struktur pondasi perkerasan
Diketahui :
CESA5 = 92877219.519 ss/thn

Berdasarkan nilai CBR tanah dasar dan CESA5 dapat ditentukan desain
pondasi yang dibutuhkan, dilihat dari Bagan Desain 2 :

a. Segmen 1
CBR = 4.21%

Dari tabel diperoleh :


Kelas kekuatan tanah dasar : SG4
Uraian struktur fondasi : Stabilisasi semen atau material timbunan pilihan
Tebal Peningkatan : 200 mm

CBR stabilisasi = CBR tanah asal x 2 (tebal lapis stabilisasi dalam mm)/150
= 4.21% x 2 200/150
= 10.61%

b. Segmen 2
CBR = 10.71%
Dari tabel diperoleh :
Kelas kekuatan tanah dasar : SG6
Uraian struktur fondasi : Tidak memerlukan perbaikan
Tebal Peningkatan : -
4.6 Menentukan Struktur Perkerasan
Dengan nilai CESA5 = 92877219.519457 dapat ditentukan tebal lapisan perkerasan .
Untuk struktur perkerasan AC dengan CTB digunakan Bagan 3

Dari Bagan di peroleh tebal lapisan perkerasan :

AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 210 mm

LPA 300 mm

Sketsa susunan tebal lapis perkerasan yang diperoleh dari bagan desain Metode
Desain Manual Perkerasan Jalan 2017
Dari Bagan di peroleh tebal lapisan perkerasan :
Segmen 2
AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 210 mm

LPA 300 mm

Sketsa susunan tebal lapis perkerasan yang diperoleh dari bagan desain Metode
Desain Manual Perkerasan Jalan 2017
perkerasan yang diperoleh dari bagan desain Metode
n Jalan 2017
4.7 Menentukan Koefisien Drainase (m)

Secara umum perencana harus menerapkan desain yang dapat menghasilkan “faktor m” ≥
1,0 kecuali jika kondisi di lapangan tidak memungkinkan. Apabila drainase bawah permukaan
tidak dapat disediakan maka tebal lapis fondasi agregat harus disesuaikan dengan
menggunakan nilai koefisien drainase “m” sesuai ketentuan AASHTO 1993 atau Pt T-01-2002
B.

a.) Air hilang pada sistem drainase dalam waktu 2 hari. Berdasarkan Pt T-01-2002-B
drainase tersebut dinyatakan kualitas drainase baik.

b.) Jumlah hujan per tahun :


35 kali hujan 1 jam
44 kali hujan 2 jam
15 kali hujan 3 jam
Maka presentase jumlah hujan pertahun adalah :

= ((1𝑥35)+(2𝑥44)+(3𝑥15))/365
𝑥24 x 100%
= 1.9178 %

Berdasarkan Tabel Koefisien Drainase pada Pt T-01-2002-B maka nilai m didapat


berkisar 1,35-1,30

Catatan:
Apabila kondisi drainase menyebabkan nilai m lebih kecil dari 1 maka tebal lapis
fondasi agregat seperti tercantum dalam bagan desain harus dikoreksi menggunakan
formula berikut:
4.9 Menentukan Bahu jalan
a. Segmen 1
1. Diketahui :
CBR tanah dasar = 4.21%
Beban gandar kumulatif = 92877219.519457 ESA
Tebal Peningkatan = 200 mm

AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 210 mm

LPA 300 mm

Tanah dasar stabilisasi 200 mm

2. Beban rencana bahu jalan = 10% x 92877219.519 = 9287721.9519457 ESA

3. Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung fondasi
perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR = 10.61%
- Berdasarkan bagan desain 7 untuk beban 9287721.9519 ESA dan CBR 10.61%
diperlukan penutup setebal 300 mm.

- Tebal total perkerasan lajur utama = 610 > 300 mm (tebal minimum )
- Tebal lapis beraspal pada lajur utama = 310 mm , digunakan permukaan
bahu jalan berupa lapis fondasi agregat kelas S setebal 310 mm
- Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan,
pasang LFA kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal (540 mm – 200 mm)
di bawah lapis permukaan LFA kelas S.
Digunakan Tebal LFA kelas A = 300 mm

AC WC 40 mm
310 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 210 mm

300 mm LFA Kelas A LPA 300 mm

200 mm Tanah dasar stabilisasi Tanah dasar stabilisasi 200 mm


b. Segmen 2
1. Diketahui :
CBR tanah dasar = 10.71%
Beban gandar kumulati= 92877219.519457 ESA
Tebal Peningkatan = - mm

AC WC 40 mm
AC BC 60 mm
AC Base 210 mm

CTB 300 mm

2. Beban rencana bahu jalan = 10% x 92877219.519457 = 9287721.951946 ESA

3. Dengan menyiapkan fondasi yang sama dengan lajur utama diperoleh daya dukung fondasi
perkerasan bahu jalan ekuivalen CBR= 10.71%
- Berdasarkan bagan desain 7 untuk beban 9287722 ESA dan CBR 10.71%
diperlukan penutup setebal 290 mm.

- Tebal total perkerasan lajur utama= 610 > 290 mm (tebal minimum )
- Tebal lapis beraspal pada lajur utama = 310 mm , digunakan permukaan
bahu jalan berupa lapis fondasi agregat kelas S setebal 310 mm
- Untuk memastikan air permukaan yang meresap ke perkerasan dapat dialirkan,
pasang LFA kelas A di bawah LFA kelas S dengan tebal (540 mm – 200 mm)
di bawah lapis permukaan LFA kelas S.
Digunakan Tebal LFA kelas A = 300 mm

AC WC 40 mm
310 mm LFA Kelas S AC BC 60 mm
AC Base 210 mm

300 mm LFA Kelas A LPA 300 mm


4.8 Menetapkan kebutuhan daya dukung tepi perkerasan

a. Segmen 1

Tebal lapisan perkerasan D = 610 mm


Tebal perbaikan tanah dasar S = 200 mm
Tebal lapisan penopang C = - mm
Lebar Tepi luar = 810 mm

b. Segmen 2

Tebal lapisan perkerasan D = 610 mm


Tebal perbaikan tanah dasar S = - mm
Tebal lapisan penopang C = - mm
Lebar Tepi luar = 610 mm

Anda mungkin juga menyukai