Anda di halaman 1dari 5

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

No. Dokumen :
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/4

TANDA TANGAN Ka. UPTD


PUSKESMAS
UPTD Puskesmas Siti Rokhaniyah,SS.T
Trimulyo NIP.19680603 198803 2 003

1. Pengertian a.Hipertensi adalah kondisi dimana tekanan darah pada dinding arteri (pembuluh
daerah besar ) meningkat, dimana sistolik mencapai ≥ 140 mmhg dan diastolik
mencapai ≥ 90 mmhg . Klasifikasi Hipertensi dalam kehamilan :
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan
dibawah 20 minggu dan hiperten
2. Pre-eklamsia dan Eklamsia
- Pre-ekalmsia ringan adalah hipertensi pada usia kehamilan > 20 minggu.
Pada pemeriksaa urine menunjukan proteinuria +1.
- Pre-eklamsia berat adalah hipertensi pada usia kehamilan > 20 miggu.
Padda pemeriksaan urine menunjukan proteinuria ≥ +2.
- Ekalmsia adalah pre-eklamsia yang disertai dengan kejang.
3. Hipertensi Gestational
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai dengan proteinuria
hingga 12 minggu pasca persalinan.
b.Dalam kondisi pandemi COVID-19 tentunya dengan memperhatikan kaidah-
kaidah Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dan physical distancing serta
kebijakan pemerintah daerah setempat Kabupaten Lampung Timur guna
memutus mata rantai penularan COVID-19
2. Tujuan Sebagai acuan dalam Hipertensi kehamilan pada Masa Pandemik di UPTD
Puskesmas Trimulyo.
3. Kebijakan Surat Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Trimulyo Nomor : 440/
/PKM/SK/I/2020 tentang Jenis – Jenis Pelayanan Klinis di UPTD Puskesmas
Trimulyo.
4. Referensi a. Buku Kesehatan Maternal dan Neonatus, Yayasan Bina Pustaka, Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta, 2002
b. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Diseases 2019 (Covid-
19) Kementrian Kesehatan RI Juli 2020.
5. Prosedur /Langkah- 1. Petugas mencuci tangan dan menggunakan Alat Perlindung Diri (APD).
langkah
2. Tempat duduk pasien berjarak minimal 1 meter dari meja pemeriksaan.
3. Memastikan pasien menggunakan masker dengan benar.
4. Petugas menyapa pasien dan meperkenalkan diri dengan ramah.
5. Petugas melakukan anamnesa antara lain :
a. Hari pertama haid terakhir (HPHT).
b. Keluhan yang dirasakan.
6. Melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan kehamilan dan pemeriksaan penunjang.
a. Penilainan keadaan umum pasien.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan abdomen.
c. Pemeriksaan laboratorium : protein urien.
d. Menentukan diagnosa.
e. Penatalaksanaan :
f. Hipertensi Kronik
g. Anjurkan untuk banyak istirahat.
h. Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat antihipertensi dan terkontrol dengan
baik, lanjutkan pengobatan tersebut.
i. Jika pasien sebelumnya pasien belum mendapatkan pengobatan hipetensi secara
teratur, maka berikan antihipertensi yang aman untuk ibu hamil.
j. Berikan suplement kalsium dan therapi sesuai keluhan pasien misalkan memberikan
analgesik atau antipiretik yang aman untuk ibu hamil jika pasien mengeluh nyeri
pada kepala.
k. Berikan vitamin ibu hamil.
l. Pantau pertumbuhan janin.
m. Jika terdapat komplikasi segera rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih
n. Pemeriksaan tanda-tanda vital dan pemeriksaan abdomen.
o. Pemeriksaan laboratorium : protein urien.
7. Menentukan diagnosa.
8. Penatalaksanaan :
a. Hipertensi Kronik
- Anjurkan untuk banyak istirahat.
- Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat antihipertensi dan terkontrol
dengan baik, lanjutkan pengobatan tersebut.
- Jika pasien sebelumnya pasien belum mendapatkan pengobatan hipetensi secara
teratur, maka berikan antihipertensi yang aman untuk ibu hamil.
- Berikan suplement kalsium dan therapi sesuai keluhan pasien misalkan
memberikan analgesik atau antipiretik yang aman untuk ibu hamil jika pasien
mengeluh nyeri pada kepala.
- Berikan vitamin ibu hamil.
- Pantau pertumbuhan janin.
- Jika terdapat komplikasi segera rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap.
b. Hipertensi Kronik
- Anjurkan untuk banyak istirahat.
- Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat antihipertensi dan terkontrol
dengan baik, lanjutkan pengobatan tersebut.
- Jika pasien sebelumnya pasien belum mendapatkan pengobatan hipetensi secara
teratur, maka berikan antihipertensi yang aman untuk ibu hamil.
- Berikan suplement kalsium dan therapi sesuai keluhan pasien misalkan
memberikan analgesik atau antipiretik yang aman untuk ibu hamil jika pasien
mengeluh nyeri pada kepala.
- Berikan vitamin ibu hamil.
- Pantau pertumbuhan janin.
- Jika terdapat komplikasi segera rujuk ke pelayanan kesehatan yang lebih
lengkap.
c. Pre-eklamasia dan eklamsia.
1. Pre-eklamsia ringan
- Melakukan pemantauan tekanan darah, urine (untuk proteinuria ) dan kondisi
ibu dan janin.
- Anjurkan untuk lebih banyak istirahat.
- Jika pasien sebelum hamil sudah mendapat obat antihipertensi dan terkontrol
dengan baik, lanjutkan pengobatan tersebut.
- Jika pasien sebelumnya pasien belum mendapatkan pengobatan hipetensi
secara teratur, maka berikan antihipertensi yang aman untuk ibu hamil.
- Berikan suplement kalsium dan therapi sesuai keluhan pasien misalkan
memberikan analgesik atau antipiretik yang aman untuk ibu hamil jika pasien
mengeluh nyeri pada kepala.
- Berikan vitamin ibu hamil.
- Jelaskan tanda-tanda bahaya dan gejala eklamsia.
Jika keadaan pasien memburuk atau terdapat komplikasi segera rujuk ke pelayanan
kesehatan yang lebih lengkap.
2. Pre-eklamsia berat dan eklamsia.
- Penanganan Umum dan Penanganan Kejang.
a. Berikan obat antihiprtensi yang cocok selama kehamilan.
b. Berikan oksigen 4 – 6 liter / menit.
c. Pasang infus. Ukur keseimbangan cairan.
d. Pasang kateter untuk memantau pengeluaran urine dan proteinuria.
e. Observasi tanda-tanda vital dan denyut jantung janin.
f. Berikan antikovulsan yaitu MgSO4 untuk mencegah dan mengatasi kejang.
g. Pemberian MgSO4 :
 Sebelum pemberian MgSO4, periksa :
- Frekuensi pernapasan minimal 16 x/menit.
- Reflek patela (+).
- Urine minimal 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir.
 Dosis Awal
- Ambil 4 gr larutan MgSO4 (10 ml laruran MgSO4 40 %) dan laruran
akuades 10 ml.
- Berikan larutan secara berlahan IV selama 20 menit.
- Jika akses intravena sulit, berikan masing-masing 5 gr MgSO4 ( 12,5
ml larutan MgSO4 40 %) IM di bokong kanan kiri.
 Dosis Pemeliharaan atau ruwatan
- Ambil 6 mg MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40 %) dan larutkan dalam
500 ml RL lalu berikan secara IV dengan gtt 28 x/menit.
 Berhentikan Pemberian MgSO4 jika :
- Frekuensi pernapasan < 16 x / menit.
- Reflek patela (-).
- Urine < 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir.
 Siapakan Antidotum :
- Jika terjadi gangguan napas (apnue).
- Berikan kalsium glukomat 1 gr ( 20 ml dalam larutan 10%) IV,
perlahan-lahan sampai pernapasan mulai lagi.
Segera rujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih lengkap
9.Petugas melepas APD dan mencuci tangan jika selesai pelayanan.

6. Bagan Alir
Petugas memakai APD
dan mencuci tangan Petugas mengatur Petugas memastikan
tempat duduk pasen pasen masker dengan
berjarak 1m dari meja benar
periksa

Melakukan Px fisik Melakukan anamnesa Menyapa dan


dan penunjang memperknalkan diri

Menentukan Penatalaksanaan sesuai Pencatatan dan


diagnosa Hipertensi dengan diagnosa pelaporan

Petugas melepas APD


dan mencuci tangan

7. Hal yang perlu Memperhatikan kaidah-kaidah pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) guna
diperhatikan
memutus rantai penularan Covid-19.
8. Unit terkait Poli KIA, IGD Rawat Inap dan Laboratorium.
9. Dokumen terkait Rekam medis dan buku tindakan
10. Rekaman historis Tanggal mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Perubaan diberlakukan

1. Referensi SOP Referensi ditambahkan


pedoman pencegahan 01 Agustus 2020
dan pengendalian
covif-19 kementrian
kesehatan RI Juli
2020.

Anda mungkin juga menyukai