Anda di halaman 1dari 5

Review Jurnal

Maria Mokalu/462016088/B
Jurnal 1
“Perancangan Sistem Monitorng Sinyal Kelistrikan Jantung, Jumlah Tetes Infus, dan Suhu
Tubuh Secara Wireless”

Latar belakang :
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin meningkat terutama di bidang ilmu
elektronika . Dengan adanya ditemukan sensor-sensor yang bisa digunakan untuk mengamati
dan mengindera besaran-besaran fisis yang ada di lingkungan seperti : temperatur,
kelembapan, tekanan, dan lain-lain. Dengan adanya sensor-sensor yang bisa mengindera
besaran fisis tersebut, tak jarang pula dalam dunia kesehatan banyak diperlukan sensor-sensor
yang digunakan untuk mengindera kondisi tubuh manusia seperti denyut jantung, sinyal otak,
serta temperatur tubuh manusia. Kondisi seperti ini membuat kita semakin mudah untuk
melakukan sesuatu di bidang medis dan membantu untuk memodernisasikan sistem medis.
Salah satunya adalah dengan membuat sensor untuk dipasangkan pada tubuh pasien dan
menampilkannya secara Real Time dan terintegrasi sehingga memudahkan petugas medis
untuk memantau keadaan pasiennya.
Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk memonitor keadaan pasien yang telah dipasang EKG, infus,
dan sensor suhu secara wireless serta tampilan langsung pada monitor sehingga mudah untuk
dipantau oleh perawat dan dokter.
Metode :
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode studi literature dengan mengumpulkan
literature berupa jurnal, referensi, dan datasheet mengenai EKG, Xbee, Biopac, dan
elektronika.
Hasil dan Pembahasan :
Elektrokardiogram (EKG) merupakan sinyal representasi aktivitas otot jantung yang
diakibatkan kejutan bipotensial dari Sino Atrial Node (SA Node). Rekaman EKG ini biasa
dimanfaatkan oleh dokter ahli untuk mengetahui status pasien. Sinyal EKG dapat direkam
dengan alat yang disebut elektrokardiograf. Sementara tindakan pemeriksaan
elektrokardiogram sendiri disebut elektrokardiografi. Elektrokardiogram tidak menilai
kontraktilitas sebuah jantung secara lansung. Akan tetapi, EKG dapat memberikan indikasi
secara menyeluruh terhadap naik turunnya suatu kontraktilitas. Sino Atrial Node (SA Node)
merupakan bagian jantung yang terletak di sebelah atrium kanan. SA Node menghasilkan
pulsa elektrik yang nantinya akan menyebar ke seluruh permukaan jantung, sehingga
mengakibatkan terjadinya kontraksi otot. Satu pulsa SA Node mempu menghasilkan sekali
detak jantung. Resistansi tubuh manusia hampir berada di seluruh permukaan kulit tubuh baik
luar maupun dalam. Menurut penelitian di Science Centre Singapore (2009), “Berjalannya
arus listrik melalui tubuh manusia biasanya ditentukan oleh resistansi kulit, yang berkisar dari
sekitar 1000 Ω untuk kulit basah untuk sekitar 500.000 Ω untuk kulit kering. Hambatan
internal dari tubuh kecil, yaitu antara 100-500 Ω.” Resistansi lebih besar saat kondisi kulit
dalam keadaan kering. Antara perempuan dan laki-laki, nilai resistansinya lebih besar yang
laki-laki. Untuk kulit yang permukaannya tebal maka nilai resistansinyapun lebih besar
daripada yang berkulit lebih tipis. Pada rancangan sensor photodioda, nilai resistansinya akan
berkurang bila terkena cahaya dan bekerja pada kondisi riverse bias. Untuk pemberi pantulan
cahayanya digunakan LED superbright hijau, komponen ini mempunyai cahaya yang sangat
terang, sehingga cukup untuk mensuplai pantulan cahaya ke photodioda.
Kesimpulan :
Dalam monitoring seorang subjek/pasien diperlukan ketelitian yang mendalam, apalagi jika
menyangkut kelistrikan tubuh pasien. Karena kelistrikan dalam tubuh manusia sangat
penting. Dengan tidak adanya kelistrikan dalam tubuh khususnya jantung maka akan
menyebabkan akibat yang fatal seperti gagal jantung. Monitoring secara wireless juga
diperlukan analisis jarak yang mendalam untuk memastikan jarak antara transmitter data dan
receiver data.
Argumen Pribadi :
Adanya alat-alat kesehatan yang lebih canggih untuk memonitor kerja jantung dapat
membantu memudahkan pantauan perawat dan dokter, tetapi penggunaan EKG harus
digunakan dengan teliti agar pemasangannya bisa tepat pada bagian-bagian yang sudah
ditentukan.
Jurnal 2
“Sistem Monitoring Elektrokardiografi Berbasis Aplikasi Android”

Latar belakang :
Satu dari sepuluh kematian di dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Hal ini menjadikan
serangan jantung peringkat pertama penyebab kematian di dunia tiap tahunnya. Aktivitas
fisik yang berat dan kondisi jantung yang tidak dipantau menyebabkan jantung mengalami
kekurangan oksigen, sehingga akhirnya memicu serangan jantung. Terlebih, tanda tanda
serangan jantung harus dikenali dan ditangani dengan segera, atau dapat dipastikan akan
terjadi kerusakan permanen pada otot jantung yang bila berlangsung lama dipastikan akan
berujung pada kematian. Peran pemantauan kondisi jantung ini dapat dilakukan dengan
memantau sinyal jantung menggunakan elektrokardiogram
Tujuan :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan manfaat dari sistem monitoring
elektrokardiografi berbasis aplikasi android
Metode :
Penelitian ini dilakukan dengan cara melihat dan mengukur aktifitas dan kelelahan fisik,
Pemrosesan Sinyal Digital, Pemrosesan Sinyal Analog.
Hasil dan Pembahasan :
Pengujian dan analisa perangkat elektrokardiograf dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu
pengujian penguat instrumentasi, Low Pass Filter, High Pass Filter, Band Stop Filter,
rangkaian penjumlah. Pengujian penguat instrumentasi dilakukan dengan memasukkan sinyal
masukan sinusoidal dengan amplitudo kecil, kemudian sinyal dikuatkan dengan rangkaian
instrumentasi sehingga diperoleh besar penguatan rangkaian. Pengujian segmentasi dilakukan
dengan menggunakan band pass filter dengan tipe infinite impulse response (IIR) dengan
orde 2. Pada filter ini digunakan frekuensi cutoff 3 Hz dan bandwidth frekuensi 1 Hz.
Pengujian sistem keseluruhan dimulai dari perangkat elektrokardiograf, pemrosesan sinyal
digital, transmisi data, dan algoritma peringatan. Pengujian dilakukan dengan memasang
elektroda pada dada dengan metode sadapan III Einthoven. Elektroda yang digunakan adalah
elektroda tempel disposable. Rangkaian elektrokardiograf kemudian digunakan dan
dinyalakan, dan kemudian subyek melanjutkan aktivitas. Alat kemudian dikoneksikan dengan
smartphone dengan koneksi bluetooth. Selain pengguna melakukan aktivitas sehari hari, alat
elektrokardiograf bisa juga untuk memantau sinyal jantung.
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa sistem dapat bekerja dengan baik
sesuai dengan rancangan. Hasil pembacaan irama jantung sesuai dengan teorema dengan eror
rata rata 5 persen, hanya terjadi false positive ketika ada distorsi pada sinyal. Terakhir, alat ini
dapat digunakan selama 11,5 jam dari tegangan penuhnya, dengan konsumsi daya total 173,6
miliwatt.
Argumen Pribadi :
Semakin berkembangnya sistem teknologi secara mendunia, dalam dunia esehatan juga erlu
adanya perkembangan alat-alat kesehatan untuk mempermudah dalam melakukan
pemantauan dan pengobatan yang diberikan pperawat dan dokter. Sistem monitoring
elektrokardioografi berbasis adnroid dapat dengan mudah digunakan dan sudah teruji
sehingga perlu diterapkan dalam layanan kesehtan khusunya untuk pemeriksaan jantng sistem
kardiovaskuler tetapi arus teta dalam pantauan tenaga kesehtan yang ada.
Jurnal 3
“Rancang Bangun Pengukur Laju Detak Jantung Berbasis PLC Mikro”

Latar belakang :
Laju detak jantung merupakan salah satu parameter yang sangat penting dalam sistem
kardiovaskular manusia. Banyaknya penderita penyakit jantung pada saat ini menjadi suatu
alasan mengapa kita harus selalu mengukur keadaan laju detak jantung. Pengukuran laju
detak jantung digunakan oleh para ahli medis untuk membantu dalam mendiagnosis kondisi
pasien. Terdapat beberapa metode yang dapat dilakukan untuk mengukur laju detak jantung,
seperti Electrocardiogram (ECG), Phonocardiogram (PCG) maupun Auskultasi. Namun
metode tersebut bersifat klinis, mahal dan hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang ahli
di bidangnya. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya suatu alat pengukur laju detak jantung
yang dapat digunakan secara mudah, aman, dan spesifik.
Tujuan :
Penelitian ini bertujuan utuk melakukan rancng bangun pengukur laju detak jantung yang
terdiri dari perangkat kerasa dan perangkat lunak
Metode :
Metode yang digunakan dalam pembuatan alat pengukur laju detak jantung ini yaitu merancang
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) kemudian mengkalibrasinya dengan alat
medis yang dapat mengukur laju detak jantung.
Hasil dan Pembahasan :
Kinerja dari alat pengukur laju detak jantung yang dibuat akan dikalibrasi dengan
menggunakan alat medis yang bernama Automatic Blood Pressure Monitor dari Omron untuk
membandingkan hasil pengukuran detak jantung. Alat Automatic Blood Pressure Monitor
akan berfungsi sebagai actual heart rate, sedangkan alat pengukur laju detak jantung yang
dibuat akan berfungsi sebagai measured heart rate. Dalam proses kalibrasi, alat medis
Automatic Blood Pressure Monitor dan alat pengukur laju detak jantung yang dibuat harus
dilakukan secara bersamaan pada kondisi badan yang sama. Proses kalibrasi dilakukan pada
kedua tangan, dimana setiap tangan akan diukur laju detak jantungnya menggunakan satu alat
ukur. Alat medis Automatic Blood Pressure Monitor memiliki dua fungsi yang dapat bekerja
secara otomatis dan bersamaan. Untuk menghitung rata-rata actual heart rate dan rata-rata
measured heart rate digunakan pembulatan satuan dari hasil lima kali pengukuran, sebab
tidak ada detak jantung yang bernilai desimal. Hasil pengukuran laju detak jantung dengan
menggunakan kedua alat tersebut menghasilkan tingkat kesalahan (error rate) sebesar
0,198%. Dari hasil pengukuran laju detak jantung baik yang normal maupun yang takikardia
masih dapat terdeteksi oleh alat pengukur laju detak jantung yang dibuat. Namun, pada setiap
kali pengukuran, hasilnya ada yang sama dan ada pula yang berbeda antara actual heart rate
dengan measured heart rate.
Kesimpulan :
Alat yang dirancang dapat digunakan untuk mengukur laju detak jantung dan mempunyai
akurasi yang tepat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam sistem pengukuran.
Argumen Pribadi :
Kemajuan teknologi membuat alatalat kesehatan untuk pemeriksaan kesehatan pun semakin
maju. Alat yang di buat dapat membantu tenaga kesehtan dapat degan mudah mengukur laju
detak jantung pasien. Tetapi kekurangan dar alat ini adalah hasil pengukuran ada yang sama
dan ada juga yang berbeda antara actual heart rate dan measured heart rate sehingga perlu di
ukur kembali untuk mendaptkan hasil yang lebih actual.
DAFTAR PUSTAKA
 Pamungkas, Rio dkk. 2015. Perancangan Sistem Monitorng Sinyal Kelistrikan
Jantung, Jumlah Tetes Infus, dan Suhu Tubuh Secara Wireless. e-Proceeding of
Engineering : Vol.2, No.2 Agustus 2015 ISSN : 2355-9365.
 Hendrata, Theo dkk. 2016. Sistem Monitoring Elektrokardiografi Berbasis Aplikasi
Android. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2 ISSN: 2337-3539.
 Anugrah, Dena dkk. 2016. Rancang Bangun Pengukur Laju Detak Jantung Berbasis
PLC Mikro. Jurnal Electronics, Information, and Vocatinal Education (ELINVO)
Volume 1 Nomor 3 November 2016.

Anda mungkin juga menyukai