Anda di halaman 1dari 5

TUGAS HUKUM DAN KONFLIK SUMBER DAYA ALAM

Arafah Dira Prameswari - 1606909971


Agit Desy Noor - 1606831590
Nabila Muchairina - 1606885050
Gabriela Diyanty - 1606887592

Diagnosis Konflik Perikanan Tiongkok dan Indonesia di Natuna Utara

Parties Issues Interests Important of Sources of Positions/opti Interested in Other


Issues power/influenc ons working with comments
e other parties

Pemerintah Konflik bermula Indonesia memiliki (High level of 1. Non Adanya Indonesia
Republik pada tahun 2016, Laut Natuna Utara importance) claimant state, bantuan dari selalu
Indonesia masuknya kapal sebagai bagian dari sebenarnya Jepang berupa menempatk
ikan ilegal asal wilayah laut Kegiatan Illegal tidak ada klaim hibah kapal an bahwa
China ke Indonesia. Ikan Unreported and antar wilayah pengawas Indonesia
wilayah Zona yang ada dalam Unregulated darat antara perikanan bukanlah
Ekonomi Laut Natuna Utara (IUU) Fishing Indonesia dan dalam rangka claimant
merupakan hal yang dilakukan Tiongkok di kerja sama state dalam
Eksklusi (ZEE)
yang dimanfaatkan oleh kapal-kapal Laut Natuna pengamanan konflik Laut
Indonesia di
oleh Masyarakat berbendera Utara. Akan wilayah Tiongkok
Laut Natuna Indonesia China di tetapi, sejak Perairan Selatan
Utara. terkhusus nelayan perairan Natuna Tiongkok Natuna Utara. sebab
Indonesia. merupakan mengeluarkan Indonesia
Permasalahan pelanggaran peta “Nine beranggapa
dari konflik ini atas Zona Dash Line” n kalau
adalah Ekonomi yang mana Indonesia
kapal-kapal dari Eksklusif (ZEE) Tiongkok dan
Cina yang Indonesia. Hal mengklaim Tiongkok
masuk ke tersebut atas seluruh tidak
wilayah Laut melanggan perairan Laut memiliki
Natuna Utara, ketentuan China Selatan klaim yang
kapal-kapal hukum termasuk di tumpang
tersebut internasional dalamnya tindih
melanggar sebagaimana kepulauan dan terhadap
wilayah ZEE ditetapkan pulau telah pulau-pulau,
Indonesia dan dalam Konvensi mengganggu sehingga
melakukan Hukum Laut kepentingan diantara
Illegal, Internasional Indonesia atas Indonesia
Unreported, and (UNCLOS wilayah dan
1982). perairan Tiongkok
Unregulated
Natuna yang seharusnya
Fishing (IUUF)
ikut diklaim tidak
dan Coast Guard oleh Tiongkok memiliki
Cina juga pula. perselisihan
melanggar mengenai
kedaulatan di 2. Indonesia perairan,
perairan Natuna. melakukan karena hak
opsi atas air
diplomasi berasal dari
berupa hak atas
pemanggilan tanah
Duta Besar berdasarkan
UNCLOS
Tiongkok
1982.
sekaligus
menyampaika
n nota protes
sebagai
bentuk bahwa
Indonesia
tidak
mengakui
klaim Natuna
atas Tiongkok
dan Tiongkok
telah
melanggar
ZEE
Indonesia.

Pemerintah Kapal Asing asal (High level of Sejak tahun 200 Menanggapi Menolak Tiongkok
Tiongkok Tiongkok importance) SM, Tiongkok nota protes, keterlibatan tidak pernah
(RRC) melakukan menyatakan Menurut pihak ketiga menjelaskan
penangkapan ikan China bahwa mereka Tiongkok, dan memilih posisi
secara ilegal. mengklaim memiliki tindakan menyelesaikan kedaulatann
Kepentingan Kapal bahwa mereka kedaulatan atas Tiongkok tidak secara ya di Laut
Asing Tiongkok di tidak melanggar perairan melanggar bilateral. Tiongkok
sini adalah untuk ketentuan Tiongkok hukum Selatan
mengambil ikan di UNCLOS 1982 Selatan dengan internasional, secara
Laut Natuna Utara sebab perairan alasan bahwa Perairan hukum
Natuna nelayan Natuna Utara internasiona
termasuk dalam tradisional telah merupakan l, padahal
Nine Dash Line melakukan wilayah negara-nega
China. penjelajahan traditional ra anggota
UNCLOS 1982 kepulauan fishing ground ASEAN
bahkan tidak Spratly dan sehingga telah
mengakui Paracel, serta termasuk ke meratifikasi
adanya Nine mengklaim dalam “Nine perjanjian
Dash Line adanya Dash Line”. Konvensi
tersebut. pemukiman di tentang
kepulauan Hukum
tersebut sejak Laut.
dinasti - dinasti
terdahulu.

Nama ‘Laut
Tiongkok
Selatan’ berasal
dari nenek
moyang mereka
dan merujuk
kepada catatan
Dinasti Song dan
Yuan, mereka
mencantumkan
kepulauan
tersebut dalam
wilayah
kekuasaan
mereka

Daftar Pustaka

A. Jurnal:
Murphy, Ann Marie, “The end of strategic ambiguity: Indonesia formally announces its dispute with China in the South China
Sea,” Pacific Forum CSIS No. 26, (2014). Hlm. 1-2.

Rosyidin, Mohamad. “Isu Natuna dan Kebijakan Realpolitik Indonesia,” Analisis CSIS: Indonesia dalam Dinamika Keamanan
Maritim, Vol. 45 No.4, (2016), Hlm. 367-380.

Wangke, Humphrey. “Menegakan Hak Berdaulat Indonesia di Laut Natuna Utara,” Info Singkat Vol. XII, No.1, (2020), Hlm.
7-12.

B. Internet
Ambari, M. “Konflik Laut Natuna Utara, Bintang Utama di Laut Cina
Selatan”https://www.mongabay.co.id/2020/01/06/konflik-laut-natuna-utara-bintang-utama-di-laut-cina-selatan/.
Diakses pada 30 Maret 2020.
Ng, Jefferson. “The Natuna Sea Incident: How Indonesia Is Managing Its Bilateral Relationship With China”
https://thediplomat.com/2020/01/the-natuna-sea-incident-how-indonesia-is-managing-its-bilateral-relationship-with-chi
na/ Diakses tanggal 30 Maret 2020.
Saputri, Maya. “Jepang akan hibahkan kapal pengawas perikanan di Natuna”
https://tirto.id/jepang-akan-hibahkan-kapal-pengawas-perikanan-di-natuna-erZq. Diakses tanggal 30 Maret 2020.

Anda mungkin juga menyukai