Anda di halaman 1dari 18

Tugas Makalah

Mata Kuliah Kajian PPKn Kelas Rendah MI/SD

MODEL PEMBELAJARAN PPKN di KELAS RENDAH MI/SD

OLEH:

KELOMPOK:5

1. Rodia Tammardiah Hasibuan 1720500095


2. Adewiyah Siregar 1720500101
3. Nurul Hidayah Rambe 1720500105

DOSEN PENGAMPU:

Maulana Arafat Lubis,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN

PADANGSIDIMPUAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kita beribu-ribu nikmat, diantaranya nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat dan salam kepada Nabi besar
Muhammad Saw. yang telah membawa kita dari alam kegelapan kealam yang terang
benderang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan sekarang.

Makalah yang berjudul “ Model pembelajaran PPKn di SD/MI Kelas


Rendah” ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam proses belajar mengajar
khususnya dalam mata kuliah PPKn di SD/MI dan dapat menambah wawasan
pengetahuan kita tentang model pembelajaran PPKn di SD/MI serta mampu
menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dan tak lupa kami mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua
kita yang telah mendukung kita baik secara materi,tenaga dan doa sehingga kita
semua bisa melanjutkan pendidikan di IAIN Padangsidimpuan yang cerdas dan
berintegritas yang menjadikan mahasiswa-mahasiswi memiliki akhlakhul kharimah
serta tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu
mata kuliah PPKn di SD/MI yaitu bapak Maulana Arafat Lubis, M.pd. berkat arahan
dan bimbingan dari bapak penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Dan
kami mengucapkan banyak terima kasih juga kepada teman-teman sekalian yang
telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa.
Oleh karena itu kami sangat membutuhkan saran dan kritik dari pembaca agar
makalah ini dapat diperbaiki dan bisa bermanfaat untuk pembaca.

Padangsidimpuan,11 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................3

C. Tujuan Makalah.........................................................................................3

D. Manfaat......................................................................................................3

BAB II. PEMBAHASAN.......................................................................................5

A. Pengertian Model Pembelajaran PPKn Di SD/MI Kelas Rendah.............5

B. Model-model Pembelajaran PPKn SD/MI Kelas Rendah.........................5

C. Model Pembelajaran yang Relevan untuk SD/MI Kelas Rendah............11

BAB III. PENUTUP.............................................................................................14

A.Kesimpulan...............................................................................................14

B.Saran..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam proses pembelajaran di kelas, setiap guru SD berperan sebagai
pengajar dan pembimbing wajib melakukan layanan bimbingan belajar baik
secara kelompok maupun secara individual. Hal ini dimaksudkan agar hasil
belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan
instruksional yang diharapkan.Pada umumnya pembelajaran di SD masih
belum memperoleh hasil yang maksimal. Hal tersebut dikarenakan dalam
proses pembelajaran siswa kurang berperan aktif sedangkan guru masih
banyak yang menggunakan metode pembelajaran yang konvensional. Selain
itu kurikulum di SD kurang sesuai dengan tingkat perkembangan anak,
karena tingkat perkembangan anak dimulai dari hal-hal yang bersifat konkrit
ke hal-hal yang bersifat abstrak.
Pada jenjang pendidikan SD menitik beratkan pada pendidikan dasar
termasuk mata pelajaran PPKn, diukur dari sejauh mana penguasaan dalam
mengenal materi-materi PPKn. Banyak orang yang menganggap bahwa mata
pelajaran PPKn sebagai bidang pelajaran yang membosankan. Meskipun
demikian, semua orang harus mempelajari sebagai sarana untuk memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari.Seperti halnya membaca, menulis dan
berhitung.Kebiasaan siswa dalam belajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) harus diatasi. Maka kewajiban guru untuk
menanamkan berbagai cara agar siswa senang belajar materi PPKn.
Kenyataan yang banyak dijumpai di sekolah sekarang ini adalah
pembelajaran PPKn berlangsung secara konvensional, yang meletakkan guru
sebagai pusat belajar siswa. Pada dasarnya siswa memiliki kebutuhan belajar,
dan perilaku belajar yang berbeda-beda.Sehingga guru harus menguasai
materi, memperhatikan situasi dan kondisi kelas sekaligus mampu
menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Guru dituntut untuk dapat
mempergunakan berbagai metode pembelajaran, sehingga siswa tidak merasa

1
bosan dan tercipta kondisi belajar yang interaktif, efektif, efisien dan
menyenangkan.
Untuk menarik keterlibatan siswa dalam pembelajaran, maka guru harus
menggunakan pembelajaran yang inovatif.Selain itu diperlukan adanya
motivasi baik dari dalam diri siswa maupun dari guru.
Berdasarkan permasalahan di atas maka pendekatan pembelajaran yang
tepat untuk materi PPKn di sd kelas rendah yaitu pembelajaran dengan
menggunakan media gambar. Untuk anak kelas rendah (kelas 1,2,3) media
gambarlah yang paling sesuai karena gambar merupakan bahasa yang mudah
dimengerti dan dinikmati oleh siapa saja. Gambar yang berwarna-warni akan
sangat menarik perhatian peserta didik sehingga akan meningkat minat dalam
mengikuti pembelajaran. Guru harus pandai dalam memilih gambar yang
dapat mendukung materi yang akan disampaikan. Pemilihan gambar yang
tepat dan pengunaan secara efektif harus disesuaikan dengan tingkatan usia
anak.
Keunggulan dari media gambar dalam pembelajaran siswa akan lebih
tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar yang berlangsung. Gambar
dapat mengatasi masalah ruang dan waktu.Peristiwa-peristiwa yang terjadi di
masa lampau, kemarin bahkan menit yang lalu kadang-kadang dapat dilihat
seperti adanya. Dengan demikian, siswa akan lebih aktif dan bersemangat
sehingga diharapkan hasil belajar akan meningkat.
Sedangkan kelemahan dari media gambar adalah hanya menekankan
prepsepsi indra mata dan ukuran sangat terbatas. Masalah ini harus segera
diatasi agar siswa lebih dapat memaknai arti satu nusa, satu bangsa, satu
bahasa sehingga standar ketuntasan belajar yang sudah direncanakan
sebelumnya dapat tercapai.Karena PPKn merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan diri.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalahnya
sebagai berikut:
1. Apa itu model pembelajaran PPKn di SD kelas rendah ?
2. Apa saja model pembelajaran PPKn di SD kelas rendah ?
3. Model pembelajaran PPKn manakah yang paling cocok atau paling
relevan untuk anak SD kelas rendah ?
C. Tujuan Makalah
1. Tujuan Umum
Secara umum makalah ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
PPKn di SD tingkat rendah (kelas 1,2,3).
2. Tujuan Khusus
Secara khusus pemakalah bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok
yang diberikan bapak dosen.
D. Manfaat
Segala sesuatu yang dimulai dengan prosedur yang sistematik baik
secara langsung maupun tidak langsung. Hasil makalah ini diharapkan
bermanfaat:
1. Secara Teoretis
Untuk mengetahui secara pasti mengenai peranan media pembelajaran
dengan menggunakan gambar untuk meningkatkan hasil belajar PKn
sehingga sekolah dapat meningkatkan perbaikan dan penanganan yang
lebih selektif dalam penyediaan sarana dan prasarana belajar siswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi Guru
1) Mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi untuk dapat
meningkatkan sistem pembelajaran di kelas.
2) Sebagai umpan balik guru untuk mengetahui kelemahan -
kelemahan dalam mengajar.
3) Sebagai upaya meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun
karya tulis ilmiah untuk pengembangan profesi.

3
b. Bagi Siswa, Peserta didik dapat merasakan manfaat pembelajaran
dengan menggunakan media gambar dalam meningkatkan hasil
belajarnya.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Model Pembelajaran PPKn di Kelas Rendah


Model pembelajaran merupakan acuan pembelajaran yang
dilaksanakan berdasarkan pola pembelajaran tertentu secara sistematis .
Model pembelajaran adalah pola umum perilaku pembelajaran untuk
mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selain itu
model pembelajaran juga merupakan bungkus bingkai dari penerapan suatu
pendekatan, metode, strategi, dan teknik pembelajaran.1
Sebuah model pembelajaran biasanya tidak dipakai untuk
menjelaskan proses pembelajaran yang rumit, tetapi model pembelajaran
dipakai untuk menyederhanakanproses pembelajaran dan menjadikannya
lebih mudah dipahami dalam tindakan saat proses pembelajaran berlangsung.
Model pembelajaran berperan penting dalam mengisi kegiatan pembelajaran.
Guru harus mengkaitkan model-model pembelajaran pada materi yang akan
diajarkan kepada siswa.2
Model pembelajaran PPKn di kelas rendah yaitu pola pembelajaran
dimana tema dapat dijadikan sebagai pengikat pembelajaran dalam satu mata
pelajaran, untuk siswa sd kelas satu maka mata pelajaran yang dijadikan
sebagai dasar adalah pelajaran bahasa Indonesia dimana anak mulai mengenal
huruf, membaca, dan menulis.3
B. Model-model Pembelajaran PPKn di Kelas Rendah
Adapun model-model pembelajaran yang berkaitan dengan PPKn yaitu
sebagai berikut :
1. Model pembelajaran Demonstration

1
Prastowo Andi,Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP) Tematik Terpadu,
(Jakarta: Kencana, 2017), hlm.246.
2
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI,
(Yogyakarta: Samudra Biru,2018), hlm. 109.
3
Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Edisi II,
Cet. V, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), hlm. 3.

5
Model pembelajaran demonstrasi adalah model mengajar yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta
didik.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Demonstration:
a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik dan
setelah proses demonstrasi berakhir.
b. Persiapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang
akan dilakukan.
c. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala sesuatu
peralatan yang diperlukan.
d. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua peserta didik
dapat melihat dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
e. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai peserta didik.
f. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh peserta
didik, misalnya ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang penting
dari pelaksanaan demonstran.
g. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang
peserta didik untuk berfikir. Misalnya pertanyaan-pertanyaan yang
mengandung teka-teki sehingga mendorong peserta didik untuk
memperhatikan demonstrasi.
h. Ciptakan suasana yang menyejukkan dan menghindari suasana
yang menegangkan.
i. Yakinkan bahwa semua peserta didik mengikuti jalannya
demonstrasi
j. Berikan kesempatan kepada peserta didik untuk secara aktif
memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses
demonstrasi.
k. Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu
diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada

6
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian
tujuan pembelajaran.4

Sedangkan Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran


Demonstaration adalah sebagai berikut:

a. Peserta didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan
dipertunjukkan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti apabila didemonstrasikan oleh guru yang kurang
menguasai materi.
d. Demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa
persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat
menyebabkan model ini tidak efektif lagi.
e. Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan dan tempat yang
memadai berarti penggunaan model ini lebih mahal jika dibandingkan
dengan ceramah.
f. Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih professional.
Diantara kelebihan diatas ada beberapa kekurangan dari model
pembelajarandemonstation :
g. Demonstrasi dapat mendorong motivasi belajar peserta didik.
h. Demonstrasi dapat menghidupkan pelajaran karena peserta didik tidak
hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.
i. Demonstrasi dapat mengaitkan teori dengan peristiwa alam
lingkungan sekitar. Dengan demikian, peserta didik dapat lebih
meyakini kebenaran materi pelajaran.
j. Demonstrasi apabila dilaksanakan dengan tepat, dapat terlihat
hasilnya

4
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn…, hlm. 110.

7
k. Demonstrasi seringkali mudah teringat daripada bahasa dalam buku
pegangan atau penjelasan pendidik.
l. Melalui demonstrasi peserta didik terhindar dari verbalisme karena
langsung mamperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2. Model Pembelajaran Direct Instraction ( Pembelajaran Langsung )
Model pembelajaran Direct Instraction adalah model
pembelajaran yang menekankan pada penguasaan konsep atau
perubahan perilaku dengan mengutamakan pendekatan deduktif. Guru
berperan sebagai penyampai informasi, dalam hal ini guru seyogianya
menggunakan berbagai media yang sesuai, misalnya film, tape
recorder, alat peraga, dan sebagainya.
3. Model Pembelajaran Group Investigation
Model pembelajaran group investigation adalah kelompok
kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan
belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang
baik dalam berkomunikasi maupun dalam katerampilan proses
kelompok (group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah
sumbangan ide dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang
lebih mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar
secara individual dan pada akhir pembelajaran guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memberi penjelasan sebagai bentuk
tanggung jawab atas diskusi yang dilaksanakan..5
4. Model Pembelajaran Inquiry Based Learning
Model pembelajaran keingintahuan, tidak hanya menekankan
perolehan atau penemuan jawaban-jawaban atas keingintahuan
peserta didik saja.Melainkan lebih dari itu, juga mendorong aktivitas
peserta didik melakukan penelusuran, pencarian, penemuan,
penelitian dan pengembangan studi atau kajian dan analisis lebih
lanjut.

5
Arends, Belajar untuk Mengajar, diterjemahkan oleh: Made Frida Yulia, (Jakarta Selatan:
Salemba Humanika, 2013), hlm. 168.

8
5. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran ini menggunakan gambar yang disusun
secara sistematis.Artinya siswa secara aktif menyusun gambar yang
tidak beraturan menjadi keadaan yang utuh atau yang sebenarnya.
6. Model Pembelajaran Project Based Learning
Model pembelajaran berbasis proyek, merupakan proses
pembelajaran yang menjadikan kegiatan proyek sebagai obyek studi
sekaligus sarana belajar. Sebagai obyek studi, dilakukan ketika
kegiatan proyek dijadikan sumber pengetahuan dalam proses
pembelajaran .
7. Model Pembelajaran Problem Solving
Model pembelajaran berbasis pemecahan masalah, secara
khusus diselenggarakan berbasis masalah di masyarakat.Berpijak pada
masalah-masalah yang ada, peserta didik didorong untuk mengamati,
meneliti dan mengkaji serta memecahkan masalah-masalah tersebut
dehingga memperkaya pemahaman dan pengetahuan mereka.Selain
bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan khusus terkait dengan
masalah yang ada, model ini juga dikembangkan untuk menumbuhkan
kepedulian dan rasa tanggung jawab eserta didik terhadap pemecahan
masalah sehari-hari.6
8. Model Pembelajaran Multiliterasi
Model pembelajaran multiliterasi merupakan model
pembelajaran yang mengoptimalkan konsep literasi berbahsa untuk
meningkatkan pemahaman, keterampilan, dan sikap berbagi disiplin
ilmu. Kemampuan literasi berbahasa akan digunakan sebagai sarana
penguasaan materi pembelajaran. Kemampuan literasi tersebut
meliputi menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

6
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn…, hlm. 130-144.

9
Dalam praktiknya, model ini diaplikasikan dalam berbagai
metode pembelajaran berbahasa yang telah secara khusus
dikembangkan untuk menguasai disiplin ilmu tertentu.7
9. Model Pembelajaran Discovery Learning
Model pembelajaran ini siswa dituntut untuk mellakukan
berbagai kegiatan menghimpun informasi, menelaah, menganalisis,
mengkategorikan, dan mengintegrasikan bahan suatu pelajaran yang
dijelaskan oleh guru dan mampu untuk membuat suatu
kesimpulannya.Artinya suksesnya suatu pembelajaran tersebut
disebabkan adanya interaksi.
Yang membuat siswa untuk menemukan suatu konsep maupun
teori melalui contoh-contoh yang mereka jumpai di lingkungan.
10. Model Pembelajaran Tebak Kata
Model pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-teki
yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak
kata dilaksanakan dengan cara siswa menjodohkan kartu soal teka-
teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui permainan tebak kata,
selain anak menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam
menanamkan konsep pelajaran PPKn dalam ingatan siswa.Jadi , guru
mengajak siswa untuk bermain tebak kata dengan menggunakan
media kartu dari kertas karton dalam mata pelajaran PPKn.
Langkah-Langkah Model Pembelajaran Tebak Kata
a. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi
45 menit
b. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
c. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10*10 cm yang
nanti dibacakan pada pasangannya. Seorang siswa yang
lainnya diberikan kartu berukuran 5*2 cm yang isinya tidak
boleh dibaca (dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau
diselipkan di telinga.

7
Andi Prastowo, Menyusn…,hlm. 251.

10
d. Sementara siswa membawa kartu 10*10 cm membacakan
kata-kata yang tertulis didalamnya sementara pasangannya
menebak apa yang dimaksud dalam kartu ukuran 10*10 cm
tersebut. Jawaban tepat bila sesuai dengan isi kartu yang
ditempelkan di dahi atau di telinga tadi.
e. Apabila jawabannya maka pasangan itu boleh duduk. Jika
belum maka boleh digantikan dengan kata atau kartu yang
lain.

Sedangkan Kelebihan model pembelajaran tebak kata yaitu sbb:

a. Anak akan mempunyai kekayaan bahasa


b. Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya
c. Siswa menjadi tertarik untuk belajaar
d. Memudahkan dalam konsep pelajaran dalam ingatan siswa.

Adapun beberapa kekurangan dari media tersebut adalah:

a. Memerlukan waktu yang lama sehingga materi sulit


tersampaikan
b. Bila siswa tidak menjawab demgan benar maka tidak semua
siswa dapat maju karena waktu terbatas.
C. Model Pembelajaran PPKn yang Paling Relevan untuk Kelas Rendah
Menurut kami model pembelajaran yang paling relevan untuk kelas
rendah MI/SD adalah model pembelajaran picture and picture,kenapa kami
memilih itu karena menurut kami anak-anak itu menyukai dengan yang
namanya warna-warni,dengan begitu anak-anak akan senang melihat gambar-
gambar tersebut dan akan aktif menerima materi yang akan diberikan oleh
guru.Dengan begitu seorang guru akan lebih mudah menjalan proses belajar
mengajar.
Contoh penerapan model pembelajaran Picture and Picture pada jaringan
tema kelas 1 SD/MI semester Ganjil Tema 1 Kegemaranku PPKn.8
8
Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran Tematik di SD/MI, (Yogyakarta: Samudra Biru,
2018), hlm. 11.

11
Gambar 1.1. Menunjukkan sikap patuh agama yang dianut dalam kehidupan
sehari- hari baik di dalam keluarga maupun dalam bermasyarakat.

Dari contoh diatas, kita dapat lihat bahwa anak tersebut menghormati yang
lebih tua darinya. Dalam agama diajarkan bahwa sikap saling menghormati itu
penting, apalagi sama orang yang lebih tua dari kita.

Gambar 1.2. Melaksanakan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di


rumah.

Dari gambar tersebut,dapat diambil kesimpulan bahwa seorang anak dalam


keluarga harus mengetahui aturan-aturan yang ada di rumah dan anak harus patuh
akan peraturan tersebut.

12
Gambar 1.3. Menceritakan kegiatan sesuai dengan aturan yang berlaku dalam
kehidupan sehari-hari

Dari gambar tersebut,anak-anak harus diajarkan sopan santun dalam


berbicara,walaupun sedang bercanda gurau dengan teman-temannya.

BAB III

PENUTUP

13
A. Kesimpulan
Model-model pembelajaran merupakan kerangka konseptual
sedangkan strategi lebih menekankan pada penerapannya di kelas sehingga
model-model pembelajaran dapat digunakan sebagai acuan pada kegiatan
perancangan kegiatan yang sistematik dalam mengkomunikasikan isi
pelajaran kepada siswa untuk siswa mengerti . Pendekatan pembelajaran
memiliki banyak sekali definisi namun masing-masing masih memiliki
hubungan. Dalam pendekatan pembelajaran PPKn SD/MI Tingkat Rendah
ada 10 yaitu : demonstration, direct instruction, group investigation, inquiry
based learning, picture and picture, project based learning,problem
solving,multiliterasi,discovery learning,dan tebak kata.

B. Saran
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa dalam
pembahasan masih terdapat kekurangan baik dari substansi materi maupun
contoh dari setiap materi yang dibahas. Penulis menyarankan kepada guru
maupun calon guru untuk menerapkan model pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan, dan sesuai dengan kadaan siswa.
Dalam penulisan makalah ini juga masih terdapat kekurangan lain,
oleh karena itu saran dan kritik sangat penulis butuhkan dalam memperbaiki
makalah berikutnya. Semoga makalah ini bermanfaat khususnya untuk
penulis dan umumnya untuk pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

14
Andi, Prastowo. 2017. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran(RPP)
Tematik Terpadu, Jakarta: Kencana.
Lubis, Arafat Maulana. 2018. Pembelajaran PPKn Teori Pengajaran Abad 21 di
SD/MI, Yogyakarta: Samudra Biru.
..............,Pembelajaran Tematik di SD/MI. Yogyakarta:Samudra Biru.
Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Edisi II. Cet. V. Jakarta: Rajawali Pers.
Arends. 2013. Belajar untuk Mengajar, diterjemahkan oleh: Made Frida Yulia.
Jakarta Selatan: Salemba Humanika.

15

Anda mungkin juga menyukai