Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Maria Avila Dos Santos

NIM : 191111024

KELAS /SEMESTER : A/V

PRODI : NERS

JAWABAN UTS MK. EKONOMI KESEHATAN

1. Ekonomi positif mempelajari tentang bagaimana komoditas diproduksi, di distribusikan, dikonsumsi


dalam keterbatasan sumber daya sedangkan Ekonomi normatif mempelajari tentang apa yang
seharusnya terjadi. Misalnya, pasar bebas bagi pelayanan kesehatan, bagaimana norma-norma standar
diterapkan dalam pelayanan kesehatan, bagaimana pelayanan kesehatan dapat dijangkau oleh seluruh
masyarakat.

2. Ciri-ciri khusus Sektor Kesehatan:

1. .Kejadian penyakit tidak pernah direncanakan;


2. Consumer Ignorance. Ketidaktahuan konsumen tentang jenis pelayanan yang akan diminta.
Providerlah yang menentukan.
3. Sehat dan pelayanan kesehatan adalah suatu hak.
4. Ekternalitas effect. Dampak akan dirasakan oeang lain jika seseorang jatuh sakit.
5. Non proffit motive. Tujuan utama pelayanan kesehatan adalah sehat yang maksimal.
6. Mixed output. Pelayanan kesehatan kepada pasien merupakan suatu paket pelayanan terpadu
7. Konsumsi dan produksi terjadi secara bersamaan.
8. Restriksi berkompetisi. Terdapat regulasi yang sangat ketat untuk mengatur mekanisme pasar
pelayanan kesehatan.

3. Pengertian

a. W a n t adalah hasrat pemuas kebutuhan yang spesifik yaitu cara pemenuhan


kebutuhan dengan beberapa pemilihan untuk memuaskannya.
b. Need adalah ketidakberdayaan suatu kepuasan dasar. Dan keinginan manusia terhadap barang
atau rasa yang harus dipenuhi agar dapat melangsungkan hidup dengan baik.
c. Demand adalah jumlah yang diminta merupakan jumlah yang diinginkan.

4. 7 Sub Sistem Kesehatan Nasional

1. Subsistem Upaya Kesehatan


Subsistem Upaya Kesehatan merupakan acuan dari kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Terdapat tiga tingkatan upaya kesehatan, yaitu tingkat pertama (primer),
tingkat kedua (sekunder), dan tingkat ketiga (tersier). Ketiga tingkatan tersebut juga bisa dibagi
lagi menjadi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam
pelaksanaannya, ketiga tingkatan tersebut menggunakan sistem rujuk
2. Subsistem Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Subsistem ini merupakan acuan dari penyelenggaraan penelitian dan pengembangan teknologi
dan produk kesehatan untuk membangun data dan informasi kesehatan yang berbasis bukti.
Terdapat empat area penelitian di bawah subsistem ini yakni:
1) biomedis dan teknologi dasar kesehatan
2) teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi klinik
3) teknologi intervensi kesehatan masyarakat
4) humaniora, kebijakan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat

3. Subsistem Pembiayaan Kesehatan


Subsistem ini mengatur penyelenggaraan pembiayaan kesehatan, dari penggalian, pengalokasian,
hingga pembelanjaan dana kesehatan. Tujuannya adalah tersedianya pembiayaan yang memadai,
dialokasikan secara adil, dan dimanfaatkan untuk membangun upaya kesehatan secara merata,
terjangkau, dan bermutu bagi seluruh masyarakat. Pembiayaan kesehatan adalah kunci dari
terselenggarakannya berbagai subsistem lain dalam SKN. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
memiliki tiga unsur utama yaitu dana, sumber daya (meliputi SDM pengelola, sarana, standar,
regulasi dan kelembagaan), dan pengelolaan dana kesehatan (seperangkat aturan mengenai
mekanisme penggalian, pengalokasian, pembelanjaan dana kesehatan, dan pertanggungjawaban).

4. Subsistem Sumber Daya Manusia (SDM)


Subsistem SDM bertujuan agar tersedianya tenaga kesehatan yang bermutu, dalam jumlah dan
jenis yang mencukupi, terdistribusi secara adil, dan didayagunakan secara optimal untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.

5. Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan


Subsistem ini meliputi berbagai kegiatan untuk (1) menjamin keamanan, khasiat, manfaat, dan
mutu semua produk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang beredar; (2) menjamin
ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat, terutama obat esensial; (3) perlindungan
masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat; (4) penggunaan obat yang
rasional; (5) serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui pemanfaatan sumber daya
dalam negeri.

6. Subsistem Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan


Subsistem ini meliputi manajemen kesehatan, kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan,
hukum kesehatan, dan informasi kesehatan. Tujuannya untuk mewujudkan kebijakan kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhan, berbasis bukti dan operasional, terselenggaranya fungsi-fungsi
administrasi kesehatan yang berdaya guna dan akuntabel, serta didukung hukum kesehatan dan
sistem informasi kesehatan.

7. Subsistem Pemberdayaan Masyarakat


Subsistem Pemberdayaan Masyarakat ada untuk meningkatnya kemampuan masyarakat dalam
berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif
dalam setiap pembangunan kesehatan, serta menjadi penggerak dalam mewujudkan
pembangunan kesehatan.

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Supply Pelayanan Kesehatan

a. Man : Sumber daya manusia yang menyediakan layanan kesehatan baik langsung maupun tidak
langsung.
b. money : Biaya yang muncul dalam penyediaan layanan kesehatan
c. material : Material yang berhubungan dengan logistik pelayanan kesehatan
d. method : Manual atau SOP yang ada pada fasilitas layanan kesehatan (rumah sakit, klinik dan
laboratorium klinis)
e. machine : Peralatan yang digunakan dalam penyediaan layanan kesehatan
f. market : Wilayah kerja pelayanan kesehatan
g. teknologi : Teknologi yang digunakan dalam pemberian layanan kesehatan
h. time : Waktu yang digunakan dalam pemberian layanan kesehatan.
i. informasi : Informasi terkait dengan layanan kesehatan dalam bentuk media internet, pamflet dan
leaflet.

6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan Masyarakat

a. Body Image (Citra Tubuh); gambaran individu terhadap keadaan dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri seseorang, seperti perubahan fisik pada masa remaja. Maka, harus terdapat suatu
usaha yang lebih untuk meningkatkan personal hygiene.
b. Praktek Sosial; kelompok sosial wadah seseorang untuk berhubungan dapat mempengaruhi
praktik personal hygiene. Pada masa kanak-kanak seseorang mendapatkan praktik hygiene dari
orang tua mereka mengikuti kebiasaan keluarga dengan fasilitas yang ada, seperti ketersediaan air
mengalir. Hal tersebut hanyalah beberapa faktor yang mempengaruhi kebersihan.
c. Status Sosial Ekonomi; keadaan ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat praktik
kebersihan yang digunakan. Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, sikat gigi, shampo, 13 deodorant dan lain-lain sebagai bagian dari kebiasaan sosial
seseorang. Berbagai produk tersebut memerlukan uang untuk mendapatkannya.
d. Pengetahuan; Pengetahuan tentang pentingnya personal hygiene dan implikasinya bagi kesehatan
mempengaruhi praktik hygiene. Semakin baik pengetahuan seseorang maka semakin baik pula
pemeliharaan personal hygiene seseorang sehingga dapat meningkatkan kesehatan.
e. Budaya; kepercayaan kebudayaan seseorang dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene.
Orang dari latar belakang kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik perawatan diri yang
berbeda pula.
f. Kebiasaan; setiap individu memiliki keinginan tersendiri kapan untuk melakukan perawatan
personal hygiene seperti mandi, keramas, memotong kuku dan lain-lain. Selain itu, seseorang
memiliki selera tersendiri dalam memilih produk yang berbeda untuk perawatan hygiene mereka.
g. Kondisi fisik atau psikis; orang yang menderita penyakit tertentu atau menjalani operasi sering
kali kekurangan energi fisik untuk melakukan personal hygiene sehingga, orang tersebut
memerlukan bantuan untuk melakukannya.

7. Perbedaan Konsep Biaya Dari Sisi Penyedia Layanan Kesehatan Dan Dari Sisi Pasien

1) Penyedia pelayanan kesehatan: Merupakan besarnya dana yang harus disediakan


untuk dapatmenyelenggarakan upaya kesehatan.
2) p e m a k a i   j a s a   p e l a y a n a n :   y a n g   d i m a k s u d   d e n g a n   b i a y a   k e s e h a t a n   d a r i
s u d u t   p e m a k a i   j a s a  pelayanan (health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediak
an untuk dapatmemanfaatkan jasa pelayanan

Anda mungkin juga menyukai