Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

USAHA KOPI ROSTING DAN KOPI CELUP


“TENONG COFFEE”

Oleh
Maria Evi Permatasari 19751042

POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG


BANDAR LAMPUNG
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I LATAR BELAKANG....................................................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................5
2.1 Kopi.............................................................................................................................5
2.2 Analisis STP................................................................................................................5
2.2.1 Segmentasi...........................................................................................................5
2.2.2 Targeting..............................................................................................................6
2.2.3 Positioning............................................................................................................6
BAB III METODE SAMPLING...............................................................................................7
BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................................9
4.1. Produk Yang Dijual.....................................................................................................9
4.2. Strategi Pemasaran......................................................................................................9
4.3. Analisis STP..............................................................................................................10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
BAB I
LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan Negara penghasil kopi terbesar nomor 4 di dunia setelah Brazil,
Vietnam dan Kolombia. Menurut Badan Pusat Statistik (2018), produksi kopi di Indonesia
mencapai 713.921 ton per tahun. Kontribusi 4 negara terbesar penghasil kopi di dunia dapat
dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan Gambar 1 dapat dilihat posisi pertama di tempati oleh
Negara Brazil yaitu dengan hasil kopi mencapai 3.000.000 ton per tahun, posisi kedua 2 di
tempati oleh Negara Vietnam yaitu dengan hasil kopi mencapai 1.500.000 ton per tahun,
selanjutnya adalah Negara Kolombia dengan hasil kopi 1.000.000 ton per tahun, kemudian di
susul oleh Negara Indonesia dan Honduras.

Grafik 1. 1 Negara Penghasil Kopi

(Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2018)

Kopi di Indonesia terus meningkat selama lima tahun terakhir. Pada periode 2014-2019,
jumlah konsumsi kopi domestik mencapai 4.800 kantong berkapasitas 60 kilogram/kantong
dengan total 288.000 kilogram. Namun, pada periode 2014-2015 jumlah konsumsi kopi
domestik hanya 4.417 kantong dengan total 265.020 kilogram. Kemudian, pada periode tahun
berikutnya mencapai 4.550 kantong dengan total 273.000 kilogram (ICO., 2020).

3
Grafik 1. 2 Konsumsi Kopi

(Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2018)


Provinsi Lampung merupakan salah satu daerah penghasil kopi dengan total produksi
87.059 di 6 kabupaten. Produksi kopi tertinggi dari 6 kabupaten tersebut adalah Lampung
Barat. Lampung Barat merupakan daerah penghasil kopi robustater besar di Lampung dengan
hasil produksi 52.572 ton dalam satu tahun (BPS., 2018).
Berikut ini adalah data yang membuktikan bahwa Lampung Barat merupakan
penghasil kopi terbesar di Lampung.
Wilayah Tahun 2018 (ton)
Lampung Barat 52 572
Tanggamus 33 483

Lampung Selatan 430

Lampung timur 240

Lampung Tengah 299

Tulang Bawang 35

Tabel 1. 1 Data Produksi Kopi per Kabupaten di Provinsi Lampung Tahun 2018

Sumber : Badan Pusat Statistik Provinsi Lampung, 2018


Kopi yang di produksi di Lampung Barat merupakan kopi robusta. Kopi robusta berasal
dari kata “robust” yang artinya kuat, sesuai dengan gambaran postur (body) atau tingkat
kekentalan yang kuat. Data Dinas Perkebunan Kabupaten Lampung Barat menyebutkan
produksi kopi robusta yang ditanam di area seluas 49.826 hektar mampu menghasilkan

4
52.572 ton biji kopi per tahun. Jumlah produksi di Lampung Barat masih sangat berpeluang
untuk ditingkatkan karena sebagian petani di Lampung Barat mampu menghasilkan 3,5
ton/hektar dalam satu tahun.
Sebagian besar kopi yang dihasilkan petani di Lampung Barat dijual dalam bentuk kopi
biji sehingga harga yang diterima petani relatif rendah dengan kisaran harga Rp18.000-
Rp20.000 Sementara harga kopi rosting di tingkat konsumen di kota Bandar Lampung saat
ini sebesar Rp80.000-Rp100.00 per kg, dan harga kopi bubuk sebesar Rp100.000-Rp135.000
per kg. Oleh karena itu apabila kopi biji tersebut diolah menjadi kopi rosting atau kopi celup,
maka nilai tambahnya akan semakin tinggi dan memberikan harga yang lebih baik kepada
petani produsen. Hal ini yang mendorong kelompok kami untuk membuka usaha pengolahan
kopi biji menjadi kopi rosting dan kopi celup dengan merek “Tenong Coffee” yang berarti
kopi yang berasal dari Way Tenong, Lampung Barat.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kopi
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis
yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan lainnya dan berperan penting sebagai
sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa negara
melainkan juga merupakan sumber penghasilan kurang lebih satu setengah juta jiwa
petani kopi di Indonesia. Kopi yang merupakan hasil perkebunan dapat diolah menjadi
beberapa produk minuman sehingga dapat dipasarkan dengan baik dipasaran. Produk
merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kedalam pasar untuk diyawarkan,
dimiliki, dipakai atau dikonsumsi. Produk olahan kopi berupa minuman yang dijual di
kedai kopi sangat diminati karena terjadinya perubahan gaya hidup masyarakat dalam
mengkonsumsi kopi produksi kopi yang baik dapat memenuhi harapan konsumen untuk
menkonsumsi dan menikmati produk berkualitas
Perilaku Konsumen Produk Kopi Konsumen produk olahan kopi dalam bentuk
minuman lebih gemar untuk mengkonsumsi kopi di kedai kopi (Coffee Shop). Hal ini
dikarenakan terjadi nya perubahan kebudayaan atau gaya hidup yang didukung oleh
perkembangan Coffee Shop itu sendiri yang menawarkan fasilitas dan kenyamanan
sehingga membuat orang senang dan nyaman untuk menikmati produk olahan kopi
disana. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah kebudayaan,

5
pribadi dan psikologis. Harga produk kopi di Coffe Shop lebih mahal dari pada di tempat
lain, namun gaya hidup masyarakat sekarang ini dalam mengkonsumsi kopi di Coffee
Shop tidak hanya mempertimbangkan harga produk, tetapi juga mempertimbangkan
fasilitas dan kenyamanan yang ditawarkan Coffee Shop tersebut. Perilaku konsumen
mencakup proses pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh proses evaluasi dalam
pengambilan keputusan

2.2 Analisis STP


2.2.1 Segmentasi
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi segmentasi pasar tertentu yang
dijadikan sasaran penjualan yang akan dicapai dengan marketing mix tertentu. Kegiatan ini
memerlukan kemampuan untuk mengukur secara efektif kesempatan penjualan di berbagai
segmen pasar dan kemampuan memilih marketing mix yang tetap untuk segmentasi pasar
yang dipilih. Dengan membagi pasar yang heterogen ke dalam kelompok-kelompok
konsumen yang bersifat homogen, perusahaan dapat menyusun program pemasaran untuk
segmen dengan lebih cermat, anggaran pemasaran dapat dialokasikan sesuai dengan
perbedaan dalam tanggapantanggapan konsumen dari berbagai segmen dan perusahaan akan
lebih mudah mengetahui serta memahami perilaku konsumennya
Segmentasi pasar ini merupakan suatu falsafah yang berorientasi pada konsumen.
Jadi, perusahaan yang berorientasi pada konsumen akan membagi pasarnya ke dalam
segmen-segmen pasar tertentu di mana masing-masing segmen bersifat homogen.
Homogenitas masing-masing segmen tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan-perbedaan
dalam kebiasaan membeli, cara penggunaan barang, kebutuhan pemakai, motif pembelian,
tujuan pembelian, dan sebagainya.
2.2.2 Targeting
Widjaya, (2017) menjelaskan bahwa target pasar adalah sekumpulan pembeli yang
berbagi kebutuhan yang sama atau karakteristik dimana perusahaan putuskan layani. Target
pasar mengevaluasi setiap ketertarikan segmen dalam pasar dan memilih satu atau lebih
segmen untuk dimasuki.
2.2.3 Positioning
Widjaya, (2017) menjelaskan tentang positioning dimana perusahaan menyusun
penawaran pasar untuk menempatkan posisi bersaing dengan competitor yang dapat tertanam
di benak konsumen. Langkah diferensiasi dan positioning terdiri dari tiga tahap:

6
1. Mengidentifikasi sekumpulan keunggulan kompetitif yang berbeda di mana untuk
membangun posisi.
2. Memilih keunggulan kompetitif yang tepat.
3. Dan memilih strategi positioning secara keseluruhan

Positioning pada produk tenong coffe didasari pada penilaian konsumen terhadap
atribut bauran pemasaran 4P yaitu Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan
Promotion (Promosi). Hal ini bertujuan untuk dapat mengetahui posisi pasar di hati
konsumen, sehingga dapat merumuskan strategi pemasaran yang tepat guna meningkatkan
kepuasan dan loyalitas konsumennya.

7
BAB III
METODE SAMPLING

3.1 Metode Penentuan Sampel


Menurut Mardalis (2004) dalam Stenley (2009), pengambilan sampel atau disebut
juga responden dilakukan dengan menggunakan metode non-probability sampling,
jenisnya adalah Accidental sampling karena sesuai untuk jenis penelitian yang mengukur
kepuasan konsumen. Accidental sampling dilakukan dengan memperoleh data dari
sekumpulan populasi, lalu menggunakan cara insidental atau secara kebetulan saja
dengan tidak menggunakan perencanaan tertentu. Pengumpulan informasi pemesan dan
permintaan Kopi Rosting dan Kopi Celup dilima tempat yang merupakan tempat tinggal
masing-masing anggota kelompok, yaitu Bandar Lampung, Lampung Barat, Lampung
Tengah, Lampung Timur dan Pringsewu. Produk Usaha Kopi Rosting dan Kopi Celup
“Tenong Coffe” di pasarkan secara langsung, dititipkan di warung dan di toko.
Produsen ingin mengetahui tanggapan konsumen mengenai produk kop rosting dan
kopi celup, sehingga produsen membuat kuisioner yang berisikan pertanyaan-pertanyaan
mengenai produk kopi pinang bbuk yang telah dipasarkan. Data pertanyaan yang dibuat
sebanyak 10 pertanyaan dan pengolahan data kuisioner produk kopi rosting dan kopi
celup menggunakan perhitungan skala likert. Kuisioner tersebut dibagikan kepada 10
orang konsumen yang telah menjadi konsumen tetap produk kopi rosting dan kopi celup.
Sepuluh konsumen yang menjadi responden dari kuisioner produk kopi pinang bubuk
diantaranya, Dimas Raga Tantra (Mahasiswa), Bapak Ilham (Petani), Ibu Siti Aminah
(IRT), Ade Puja (Mahasiswi), Gabby (Mahasiswi), Riri Ristianingrum (Mahasiswi),
Khartum Rojiah (Mahasiswi), Ardenta Wicaksono (Mahasiswa), Nanda Sari Aris
(Mahasiswi), dan Dani Irawan (Mahasiswa). Dari data kusioner produk usaha kopi
rosting dan kopi celup bahwa konsumen merespon dengan cukup baik mengenai produk
kopi rosting dan kopi celup yang telah dipasarkan, dengan menyatakan “setuju”.
Kesimpulan dari hasil perhitungan data kuisioner produk usaha kopi rosting dan kopi
celup adalah produk kopi rosting dan kopi celup ini bisa bersaing dengan produk kopi
lainnya, karena memiliki perbedaan kualitas, dapat dikonsumsi dengan mudah untuk
kopi celupnya dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh manusia, selain itu
harga yang diberikan untuk produk kopi rosting dan kopi celup sangatlah terjangkau.

8
3.2 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan metode survei. Metode
survei adalah pengumpulan data primer dengan melakukan tanya jawab kepada
responden. Jenis pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah pertanyaan berstruktur.
Pertanyaan berstruktur adalah pertanyaan yang dibuat sedemikian rupa sehingga
responden dibatasi dalam memberi jawaban pada beberapa alternatif saja atau kepada
satu jawaban saja. Responden yang dipilih adalah responden yang sesuai dengan kriteria
pada penarikan sampel

9
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Produk Yang Dijual

Produk adalah suatu yang bersifat kompleks, yang dapat diraba maupun tidak dapat
diraba, yang di dalamnya termasuk kemasan, harga, prestise perusahaan dan pelayanan
jasa perusahaan yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan
kebutuhannya. Kemudian produk sendiri diklasifikasikan menjadi 2, yaitu jasa dan
barang. Produk jasa hanya dapat dirasakan (intangible), sedangkan produk barang bisa
dilihat dan dirasakan (tangible).

Usaha kopi roasting dan kopi bubuk akan dilaksanakan di Bandar Lampung dengan
satu kali produksi dalam satu minggu. Jumlah produksi sebanyak 6 kilogram untuk biji
kopi yang akan diolah menjadi kopi roasting 3 kilogram dan 1 kilogram kopi bubuk
dalam bentuk celup. Dalam 3 kilogram kopi roasting akan menghasilkan 30 pcs dengan
berat 100 gram dan 1 kilogram kopi bubuk akan menghasilakan 50 pcs ( 1 pcs berisi 5
unit kopi celup). Jangkauan pemasaran penjualan berdomisili di daerah Bandar
Lampung, Lampung Barat, Lampung Tengah dan Pringsewu. Modal yang dibutuhkan
dalam satu kali produksi yaitu Rp321.180. Dengan sumber modal dari iuran masing-
masing anggota kelompok sebesar Rp80.295 / orang. Harga jual kopi rosting adalah
Rp10.000 dan harga jual kopi celup adalah Rp4000

4.2. Strategi Pemasaran


Strategi yang dilakukan dalam memasarkan Kopi Rosting dan Kopi Celup “Tenong
Coffe” ini yaitu dengan melakukan bauran pemasaran serperti:

1. Produk (Product)

10
Aspek pemasaran Usaha Kopi Rosting dan Kopi Celup “Tenong Coffe” melakukan
strategi produk adalah dengan memasarkan dan menjual produk Kopi Rosting dan Kopi
Celup kepada konsumen secara langsung, dan secara tidak langsung, dengan menitipkan ke
warung dan toko. Kopi Rosting yang sudah dikemas menggunakan standing pouch dengan
berat 100 gram dengan harga Rp10.000,- dan untuk produk Kopi Celup dikemas
menggunakan kantong celup dan standing pouch dengan berat 25 gram dengan harga
Rp4.000,-.

2. Tempat (Pleace)

Tempat merupakan suatu penunjang terpenting dalam aspek pemasaran dari suatu
produk tertentu. Usaha Kopi Rosting dan Kopi Celup “Tenong Coffe” memasarkan produk
kepada konsumen sesuai kepada kebutuhan masyarakat akan konsumsi Kopi Rosting dan
Kopi Celup di wilayah lokasi tempat tinggal anggota kelompok usaha produksi dan
pemasaran dilakukan di wilayah Bandar Lampung, tepatnya di Hajimena dan Pasar Tempel,
Batanghari Nuban (Lampung Timur), Way Tenong (Lampung Barat), Lampung Tengah dan
Pringsewu.

3. Harga (Price)

Harga adalah sejumlah uang yang konsumen bayar untuk membeli produk atau
mengganti hak milik produk. Sistem penetapan harga dalam Usaha Kopi Rosting dan Kopi
Celup berdasarkan pada Harga Pokok Penjualan Usaha Kopi Rosting dan Kopi Celup
melakukan penetapan harga jual untuk kemasan 100 gram sebesar Rp10.000,- dan untuk
kemasan 25 gram sebesar Rp4.000,-.

11
4. Promosi (Promotion)

Promosi adalah suatu aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,


mempengaruhi dan meningkatkan pasar atau produknya agar dapat menarik minat konsumen.
Sehingga bersedia untuk membeli produk yang ditawarkan pada konsumen. Kegiatan
promosi yang dilakukan dalam kegiatan Pemasaran Kopi Rosting dan Kopi Celup yaitu
dengan menawarkan kepada mahasiswa, pekerja dan ibu rumah tangga serta menawarkan ke
pedagang pengecer yang ada disekitar daerah Bandar Lampung dan daerah kelompok kami
tinggal. Proses promosi dengan memperkenalkan produk bukan hanya tatap muka, tetapi
dengan menggunakan aplikasi untuk postingan dalam media sosial seperti Whatapp,
Instagram, Shopee, dan Kopi Rosting dan Kopi Celup juga memasukkan produk ke warung
dan di toko

4.3. Analisis STP

Segmentasi

Segmentasi pasar Usaha Kopi Rosting dan Kopi Celup “Tenong Coffe” ditujukan untuk
kalangan menengah keatas dan terdiri dari kelompok yang memiliki keinginan yang sama
sehingga dapat dibedakan antara pembeli kopi rosting dan pembeli kopi celup. Untuk kopi
rosting membutuhkan produk kopi setiap hari dan pembeli produk kopi yang hanya untuk
memenuhi persediaan kopi di rumah dan melakukan penghalusan sendiri, dan untuk kopi
celup produk yang dibutuhkan konsumen dalam bentuk cepat dalam penyajiannya dan tidak
perlu melakukan proses takaran dalam pembuatannya, kemudian kopi celup ini lebih disukai
konsumen yang tidak terlalu suka dengan rasa kopi yang terlalu kuat.

 Segmentasi berdasarkan Geografi

Segmentasi pasar dilakukan dengan melakukan penjualan secara regional didaerah Provinsi
Lampung. Kopi Robusta lebih terkenal di Lampung dan mutu yang tinggi sehingga peminat
dari Lampung.

12
 Segmentasi berdasarkan Demografi

Segmentasi pasar dalam pengolahan kopi dapat dikonsumsi oleh umur 14-70 tahun baik di
gender perempuan maupun laki-laki dan seluruh agama di Indonesia.

Targeting

Targetting adalah proses pengevaluasian segmentasi dan pemfokusan strategi


pemasaran pada sebuah negara, propinsi, atau sekelompok orang yang memiliki potensi
untuk memberikan respon. Target pasar dapat juga diartikan sebagai kegiatan yang berisi dan
menilai serta memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh suatu
perusahaan. Targetting merupakan proses mengevaluasi dan memilih satu atau beberapa
segmen pasar yang dinilai paling menarik untuk dilayani dengan program pemasaran spesifik
perusahaan. Pemilihan segmen pasar dengan adanya Targetting dapat memberikan
kemudahan produsen dalam memasarkan sebuah produk.

Target penjualan untuk teman-teman dari prodi Agribisnis dan program studi lain,
teman SD/SMP/SMA, mahasiswa-mahasiswi Politeknik Negeri Lampung dan kampus lain,
dosen, karyawan/karyawati yang bekerja di Politeknik Negeri Lampung, kemudian keluarga
dan masyarakat yang ada di sekitar kita.

Positioning

Penempatan produk (positioning) mencakup kegiatan merumuskan penempatan


produk dalam persaingan dan menetapkan bauran pemasaran yang terperinci. Pada
hakekatnya penempatan produk adalah tindakan merancang produk dan bauran pemasaran
agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Positioning adalah cara membangun citra
atau identitas di benak konsumen untuk produk, merek, atau lembaga tertentu dengan

13
membangun persepsi relative suatu produk terhadap produk lain. Berdasarkan pengertian
positioning menurut beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa positioning adalah penempatan
produk dengan ciri khas yang dimiliki produk itu sendiri dan mampu bersaing dengan produk
yang lain.

Tenong Coffee dapat memposisikan segala aspek baik dari segi produk, kualitas,
maupun tempat. Produk kopi yang diciptakan oleh Tenong Coffee ini memiliki cita rasa
tersendiri dari para penikmat kopi. Selain itu proses pembuatan yang baik akan memberikan
kualitas produk kopi yang baik pula sehingga para konsumen maupun pengusaha kedai kopi
tidak ragu untuk membeli dan menjualkan kembali produk kopi ini. Dari segi tempat pula
Tenong Coffee dapat bersaing dengan para pesaing kedai kopi yang ada di provinsi Lampung
karena tempat ini memiliki ciri khas dan suasana yang nyaman dan berbeda sehingga selalu
menjadi tempat tujuan para anak muda untuk memilih Tenong Coffee sebagai tempat
berkumpul yang nyaman.

14
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Aspek Pemasaran yang dilakukan yaitu pelaksanaan pemasaran produk dan strategi
pemasaran. Pelaksanaan pemasarn pemasaran produk dilakukan langsung kepada konsumen
dan secara tidak langsung. Usaha Kopi Rosting dan Kopi Celup “Tenong Coffe” memasarkan
produk kepada konsumen sesuai kepada kebutuhan masyarakat akan konsumsi Kopi Rosting
dan Kopi Celup di wilayah lokasi tempat tinggal anggota kelompok usaha produksi dan
pemasaran dilakukan di wilayah Bandar Lampung, tepatnya di Hajimena dan Pasar Tempel,
Batanghari Nuban (Lampung Timur), Way Tenong (Lampung Barat), Lampung Tengah dan
Pringsewu.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat diberikan bagi usaha produk Tenoong
Coffe adalah tetap memperhatikan dan meningkatkan atribut-atribut kualitas produk yang
dianggap penting untuk ditingkatkan menurut konsumen namun kinerja dari atribut tersebut
belum maksimal.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sara, Siti, and Emalisa Sebayang. "Analisis Kepuasan Konsumen Gerai Kopi di Kota Medan
dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya." Journal of Agriculture and Agribusiness
Socioeconomics 2.12 (2013): 15167.

Wutabisu, Helianto, Sri Indriani, and Thomas Priyasmanu. "STRATEGI SEGMENTING,


TARGETING, POSITIONING (STP) DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN
KONSUMEN TERHADAP PRODUK KOPI POSO." Jurnal Valtech 4.2 (2021): 217-
225.

16

Anda mungkin juga menyukai