Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

“ANTENATAL CARE”

Oleh:

Nama : Eka Kurnia Sari


NIM : 22221042

PROGRAM PROFESI NERS


IkesT MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
A. Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari
terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga
akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi
pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir,
dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan
oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan
janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap
mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016).
Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat
preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun
janin agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik
dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena
kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya
(Winjosastro, 2010).

B. Etiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbrae) dan masuk ke
dalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam
vagian dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim
lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi
di bagian yang menggembung dari tuba falopii (Wiknjosastro, 2012).
Disekitar sel telur, banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat
yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah 1 sel mani dan kemudian
bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilisasi) (Wiknjosastro, 2012).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai bergerak
(oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada mukosa
rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai dengan nidasi diperlukan waktu ± 6-7
hari. Untuk menyuplai darah dan zat makanan bagi mudgah dan janin,
dipersiapkan plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan
harus ada ovum (sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi =
fertilisasi), nidasi dan plasentasi (Wiknjosastro, 2012).

C. Anatomi Fisiologi
1. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pada Perempuan Hamil
Menurut Mochar (2012) perubahan anatomi dan fisiologi pada
perempuan hamil adalah sebagai berikut :
a. Sistem Reproduksi
1) Uterus Ukuran,
Rahim membesar akibat hipertrofi dan hyperplasia otot polos
Rahim, serabut – serabut kolagennya menjadi higroskopik,
endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup
bulan 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebIh dari 4000
cc.Berat, berat uterus naik secara luar biasa dari semula yang
berbobot 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40
minggu).Bentuk dan konsistensi, pada bulan – bulan pertama
kehamilan rahim berbentuk seperti buah alpukat, pada
kehamilan 4 bulan rahim berbentuk bulat dan pada akhir
kehamilan seperti bujur telur. Rahim yang tidak hamil kira –
kira sebesar telur ayam, pada kehamilan 2 bulan sebesar telur
bebek, dan kehamilan 3 bulan sebesar telur angsa. Pada minggu
pertama , isthimus rahim mengalami hipertrofi dan bertambah
panjang sehingga jika diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut
tanda Hegar. Pada kehamilan 5 bulan, rahim teraba seerti berisi
ciairan ketuban, dinding rahim terasa tipis oleh karena itu
bagian–bagian janin dapat diraba melalui dinding perut dan
dinding rahim.
2) Serviks
Satu bulan setelah konsepsi serviks akan menjadi lebih lunak
dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan
vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks,
bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia pada
kelenjar – kelenjar serviks (Prawirohardjo, 2014). Hal tersebut
menjadikan serviks bertambah vaskularisasinya dan meenjadi
lunak yang disebut sebagai tanda goodell. Kelenjar endoservikal
membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus. Karena
pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, maka endoservikal
berubah warna menjadi livid atau kebiruan yang disebut sebagai
tanda chadwick (Rustam Mochtar, 2012)
3) Indung Telur
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi meksimal 6-7
minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
progesterone dalam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo,
2014)
4) Vagina dan perineum
Prawirohardjo (2014) menjelaskan bahwa selama kehamilan
peningkatan vaskularisasi ddan hyperemia terlihat jelas pada
kulit dan otot - otot di perineum dan vulva, sehingga pada
vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal sebagai
tanda chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan
hilngnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel - sel otot
polos.
5) Kulit
Menurut Prawirohardjo (2014) pada dinding kulit perut akan
terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan
terkadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha.
Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada
multipara selain striae kemerahan itu sering kali ditemukan garis
berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik dari striae
gravidarum sebelumnya.selain itu,terjadi perubahan pula di garis
pertengahan perut (lnea alba) yang akan berubah bertambah
hitam kecoklatan yang disebut lina nigra.
6) Payudara
Payudara akan bertambah ukurannya di vena - vena di bawah
kuit akan terlihat jelas.puting payudara akan membesar,
kehitaman dan tegak. Areola akan lebih besar dan kehitaman.
kelenjar Montgomery akan membesar dan cenderung menonjol
keluar. Jika payudara semakin membesar, striae seperti yang
terlihat pada perut akan muncul juga di payudara
(Prawirohardjo, 2014).
b. Sistem kardiovaskular
Pada minggu kelima cadiac output akan meningkat dan perubahan
ini terjadi untuk mengurani resistensi vascular sistemik. Selain itu,
denyut jantung juga mengalami peningkatan. Antara minggu ke-10
dan minggu ke-20 terjadi peningkatan plasma. Peningkatan estrogen
dan progesterone juga akan menyebabakan terjadinya vasodilatasi
dan penurunan resistensi vascular perifer. Sejak pertengahan
kehamilan pembesaran uterus akan menekan vena kava inferior dan
aorta bawah ketika berada dalam posisi telentang. Akibatnya, terjadi
penurunan preload dan cardiac output sehingga menyebabkan
terjadinya hipotensi arterial yang dikenal sebagai sindrom hipotensi
supine dan pada keadaan yang cukup beratakan mengaibatkan ibu
kehilangan kesadaran (Prawirohardjo, 2014)..
c. Sistem Respirasi
Frekuensi pernapasan hanya meengalami sedikit perubahan pada
kehamilan tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan
penambilan oksigen per menit akan bertambah secara signifikan
pada kehamilan lanjut. Perubahan ini akan mencapai puncaknya
pada minggu ke-37 dan akan kembali hampir seperti semula sebelum
hamil dalam 24 minggu setelah persalinan (Prawirohardjo, 2014)
d. Traktus digestivus
Prawirohardjo (2014) menjelaskan perubahan yang nyata akan
terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada traktus digestivus
dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin di lambung
sehingga akan menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn) yang
disebabkan oleh refkluks asam lambung ke esophagus bawah
sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus
sfingter esophagus bagian bawah. Mual terjadi karena penurunan
motiltas usus besar.
e. Traktus Urinarius
Ginjal akan membesar, glomerular filtration rate, dan renal plasma
flow juga akan meningkat. Pada ekskresi akan ditemukan kadar
asam amino dan vitamin yang larut dalam air dalam jumlah yang
lebih banyyak. Glukosuria juga merupakan hal yang umum terjadi,
akan tetapi kewaspadaan terhadap penyakt diabetes mellitus tetap
harus diwaspadai. Sementara itu, proteinuria dan hematuria
merupakan suatu hal yang abnormal pada fungsi renal akan dijumpai
peningkatan creatinine clereance lebih tinggi yaitu 30%.
f. Sistem Endokrin
Kelenjar tyroid akan mengalami pembesaran hingga 15,0 ml pada
saat persalinan akibat dari hierplasia kelenjar dan peningkatan
vaskularisasi. Kelenjar adrenal pada kehamilan normal akan
mengecil, sedangkan hormone androstenodion, testosterone,
dioksikortokossteron, aldosterone, dan kortisol akan meningkat
(Pawirohardjo, 2014).

D. Patofisologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 ataau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbiriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina
dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu
masuk ke saaluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di
bagian yang mengembang oleh tuba falofi, disekitar sel telur banyak
berkumpul sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang
melindungi ovum, kemudian pada tempat yang paling mudah dimasuki,
masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu dengan sel telur, peristiwa
ini disebut pembuahan (konsepsi/fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getas tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari, untuk
menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri
(plasenta jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum
(sel telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi/fertilitas), nidasi dan
plasenta (Manuaba, 2009).

E. Pathway
KEHAMILAN

Uterus membesar Terdesaknya diafragma Sistem gastrointestinal


keatas

Desakan pembesaran Progesteron naik


rahim Bentuk dan ukuran rongga
dada berubah Sekresi saliva meningkat
& menjadi asam
Penurunan kapasitas
Kantung kemih Dispnea Mual muntah berlebih

Inkontinensia Pola nafas Hipermesis gravidarum


tidak efektif
Gangguan Resiko
eliminasi kekurangan
urine volume cairan
Integumen

Esterogen meningkat

Terbentuknya striae
Gravidarum

Gangguan citra
tubuh

F. Manisfetasi Klinis
a. Tanda presumtif kehamilan
1) Amenore (terlambat datang bulan)
Konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terjadinya pembentukan
folikel de Graff dan ovulasi di ovarium. Gejala ini sangat penting
karena umumnya wanita hamil tidak dapat haid lagi selama kehamilan,
dan perlu diketahui hari pertama haid terrakhir untuk menentukan
tuanya kehamilan dan tafsiran persalinan.
2) Mual muntah
Umumnya tejadi pada kehamilan muda dan sering terjadi pada pagi
hari. Progesteron dan estrogen mempengaruhi pengeluaran asam
lambung yang berlebihan sehingga menimbulkan mual muntah.
3) Sinkope atau pingsan
Terjadi sirkulasi ke daerah kepala (sentral) menyebabkan iskemia
susunan saraf dan menimbulkan sinkope/pingsan dan akan menghilang
setelah umur kehamilan lebih dari 16 minggu.
a) Payudara tegang
Pengaruh estrogen, progesteron, dan somatomamotropin
menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara
menyebabkan rasa sakit terutama pada kehamilan pertama.
b) Anoreksia nervousa
Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia tapi setelah itu nafsu
makan muncul lagi.
c) Sering kencing
Hal ini sering terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.
Konstipasi/obstipasi
Hal ini terjadi karena tonus otot menurun disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen.
d) Epulis
Hipertrofi gusi disebut epulis dapat terjadi pada kehamilan.
e) Pigmentasi, terjadi pada kehamilan 12 minggu keatas
Pipi : - Cloasma gravidarum
Keluarnya melanophore stimulating hormone hipofisis anterior
menyebabkan pigmentasi yang berlebihan pada kulit.
Perut : Striae livide
Striae albican
Linea alba makin menghitam
Payyudara : hipepigmentasi areola mamae
Varises atau penampakan pembuluh vena
Karena pengaruh estrogen dan progesteron terjadi penampakan
pembuluh darah vena. Terutama bagi mereka yang mempunyai
bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi disekitar genitalia
eksterna, kaki dan betis erta payudara.
b. Tanda Kemungkinan (Probability Sign)

1) Pembesaran Perut
Terjadi akibat pembesaran uterus
2) Tanda Hegar

pelunakan dan dapat ditekannya isthmus uterus.


3) Tanda Goodel
Pelunakan serviks
4) Tanda Chadwiks
Perubahan warna menjadi keunguan pada vulva dan mukosa
vagina termasuk juga porsio dan serviks.
5) Tanda Piskacek
Pembesaran uterusyang tidak simetris. Terjadi karena ovum
berimplantasi pada daerah dekat dengan kornu sehingga daerah
tersebut berkembang lebih dulu.
6) Kontraksi Braxton Hicks
Peregangan sel – sel otot uterus, akibat meningkatnya actomycin
didalam otot uterus. Kontraksi ini tidak beritmik, sporadis, tidak
nyeri, biasanya timbul pada kehamilan 8 minggu.
7) Teraba Ballotement
Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin
bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh tangan
pemeriksa.
8) Pemeriksaan tes biolgis kehamilan (planotest) positif
Pemeriksaan ini adaah untuk mendeteksi adanya hCG yang
diproduksi oleh sinsitotrofoblas sel selama kehamilan. Hormon
ini disekresi diperedaran darah ibu (pada plasma darah), dan
diekskresi pada urine ibu.
c. Tanda Pasti (Positive Sign)
1) Gerakan janin dalam rahim
Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh pemeriksa.
Gerakan ini baru dapat dirasakan pada usia kehamilan sekitar 20
minggu.
2) Denyut jantung janin
Dapat didengar pada usia 12 minggu dengan menggunakan alat
fetal electrocardiograf ( misalnya doppler)
3) Bagian bagian janin
Bagian besar janin (kepala dan bokong) serta bagian kecil janin
(lengan dan kaki) dapat diraba dengan jelas pada usia kehamilan
lebih tua (trimester akhir)
4) Kerangka janin
Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun USG
(Marjati dkk, 2010).

G. Komplikasi
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8.  Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin

H. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium 
a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL). 
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik). 
2. U S G
a. Jenis kelamin. 
b. Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2008).

I. Pengkajian Teoritis
1. Anamnesa
a. Anamnesa identitas istri dan suami
b. Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual, muntah, nyeri ulu hati)
c. Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik.
2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a. Keadaan umum. Dengan inspeksi dapat diperoleh gambaran keadaan
panggul. Adanya kelainan panggul (kifosis, scoliosis), kelainan belah
ketupat dari michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan. Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan
sang ibu memiliki panggul sempit
c. Berat badan mPertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata
0,3-0,5 kg/minggu. Bila terdapat bb yang berlebihan maka
diperkirakan adanya resiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion.
d. Lingkaran lengan atas. LILA kurang dari 23,5cm merupakan indicator
kuat untuk status gizi yang kurang/buruk.
e. TTV. TD, Nadi, RR, BB, TB
f. Kepala dan leher
- Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
- Periksa pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran saluran limfe
g. Payudara. Adakah benjolan/ tidak, kesimetrisan, puting susu menonjol/
mendatar/ masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola mamae.
h. Abdomen.
- Pemeriksaan bentuk perut (melintang, memanjang, asimetris),
linea alba, striae gravidarum, luka bekas operasi, gerakan janin,
DJJ.
- Pemeriksaan palpasi leopold :
a) Leopold 1
 Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil.
 Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam
fundus.
 Konsitensi uterus.
b) Leopold II
 Menentukan batas samping Rahim kanan-kiri.
 Menentukan letak panggung janin.
 Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin.
c) Leopold III
 Menentukan bagian terbawah janin.
 Apakah bagian bawah tersebut sudah masuk/ goyang.
d) Leopold IV
 Pemeriksaan meghadap kea rah kaki ibu hamil.
 Bisa juga menentukan bagian bawah janin apa ada berapa
jauh sudah masuk PAP.
i. Tangan dan kaki. Memeriksa apakah ada edema/ pucat pada kuku jari,
varises, serta reflex patela umengetahui adanya gerakan hipo/ hiper.
j. Pemeriksaan panggul
- Genital luar : memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang
uretra, varises, cairan (warna, jumlah, bau). Dan melakukan
palpasi kelenjar bartolin untuk mengetahui adanya cairan kista.
- Menggunakan speculum : memeriksa serviks dan dinding vagina
adanya cairan/darah, luka, dan serviks sudah membuka atau
belum.
- Bimanual : mencari letak servik untuk mengetahui pembukaan dan
rasa nyeri karena gerakan. Palpasi uterus (ukuran, bentuk dan
posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa).
k. Pemeriksaan dalam. Vaginal Toucher (VT), DAN Rectal Toucher (RT)
Dapat dinilai :
- Pembukaan serviks
- Bagian anak paling bawah: kepala, bokong, serta posisinya

J. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan pembesaran uterus
2. Pola nafas tidak efektif
3. Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah
4. Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik
K. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Rencana Keperawatan


Tujuan/kriteria Hasil (NOC) NIC
1. Gangguan eliminasi urine Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan info tentang perubahan berkemih
berhubungan dengan keperawatan selama ...... x 24 jam
2. Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi
pembesaran uterus diharapkan gangguan eliminasi urin
klien dapat diatasi dengan kriteria miring kiri saat tidur
hasil:
3. Anjurkan klien untuk menghindari posisi
No Indikator T
1 Mampu 5 tegak atau supine
mengungkapkan 4. Berikan info tentang bahaya menggunakan
pemahaman tentang
kondisi dan diuretik
mengidentifikasi
dengan cara-cara
untuk menvegah
stasis urinarius dan
atau edema jarigan.
2 Pola nafas tidak efektif Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji status pernapasan
keperawatan selama ..... x 24 jam
2. Anjurkan sering istirahat
diharapkan pola nafas tidak efektif
Dapat diatasi dengan kriteria hasil: 3. Anjurkan menggunakan posisi semi fowler
No Indikator T untuk duduk
1 Tidak ada retraksi 5
dinding dada 4. Kaji Ht / Hb, Peningkatan kadar plasma pada
Tidak menggunakan gestas minggu ke 24 – 32 mengencerkan
2 otot pernapasan, 5
Bunyi paru kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan
vasikuler.
3 5 anemia dan menurunkan kapasitas pembawa
O2.

3 Resiko kekurangan Setelah dilakukan asuhan 1. Auskultrasi denyut jantung janin


volume cairan b/d muntah keperawatan selama .... x 24 jam 2. Tentukanfrekuensi/beratnya mual atau
diharapkan resiko kekurangan
volume cairan dapat di atasi dengan muntah
kriteria hasil: 3. Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah
No Indikator T
1 klien mengkonsumsi 5 medis lain. (Misalnya uklus, peptikum,
cairan dengan gastritis, kolesistisis)
jumlah yang sesuai
4. Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa,
setiap hari
TD, suhu, masukan haluaran dan berat jenis
urine.

4 Gangguan citra tubuh b/d Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji sikap terhadap kehamilan
persepsi perubahan biotik keperawatan selama ..... x 24 jam
2. Berikan informasi tentang kenormalan
diharapkan diharapkan gangguan
citra tubuh dapat diatasi dengan perubahan
kritria hasil:
3. Anjurkan gaya dan sumber yang tersedia dari
No Indikator T
1 klien mampu 5 pakaian saat hamil
mengungkapkan
penerimaan/adaptasi
bertahap untuk
mengubah konsep
diri
DAFTAR PUSTAKA
Bobak. (2014). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC : Jakarta.
Departemen kesehatan RI . 2014 . Pedoman Pelayanan Antenatal
Manuaba. 2009. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.
Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.
Masriroh, Siti. (2013). Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium:
Yogyakarta.
Mochtar Rustam. (2012). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Purwaningsih, Wahyu dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Maternitas.
Jogjakarta: Nuha Medika.
Wagiyo, Putranto. (2016) Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal, dan Bayi
Baru Lahir Fisiologis dan Patologis, Yogyakarta : Cv. Andi
Walyani Siwi (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan, Yogyakarta : Pustaka
Wilkinson, Judith M, (2008). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan
intervensi NIC dan Kriteria hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati,
dkk. Jakarta. EGC.
Winkjosastro, H. Dkk. (2009). Ilmu kebidanan, Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo: Jakarta. 2012.

Anda mungkin juga menyukai