PENDIDIKAN KEWARGANEGARA
”IPOLEKSOSBUDHANKAM”
IDEOLOGI,POLITIK,EKONOMI,SOSIAL,BUDAYA,PERTAHANAN DAN KEAMANAN
DIBUAT OLEH :
CHRISTI ZULYANTI
(183112420140054)
UNIVERSITAS NASIONAL
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT. Serta shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi
Muhamaad SAW. karena telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga saya telah
menyelesaikan makalah yang berjudul “IPOLEKSOSBUDHANKAM”. Penulisan makalah
ini bertujuan untuk memenuhi nilai mata kuliah pendidikan keluarganegaraan di Semester 2
ini.
Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu dan
menyusun makalah ini.
Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG............................................................................................1
2. TUJUAN..................................................................................................................1
3. RUMUSAN MASALAH........................................................................................1
BAB 2
PEMBAHASAN...................................................................................................................2
BAB III
PENUTUP............................................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.LATAR BELAKANG
Setiap bangsa yang telah menegara mempunyai cita-cita yang luhur dilandasi falsafah
hidup bangsa dan ideologinya. Dalam upaya mencapai tujuan nasional, setiap bangsa
melakukan kegiatan pembangunan disegala bidang dengan berpedoman kepada wawasan
nusantara yang memandang negara dan bangsanya sebagai satu kesatuan yang utuh.
Dalam melakukan pembangunan, secara langsung maupun tidak langsung selalu akan
menghadapi tantangan, ancaman, hambatan dan gangguan, untuk itu suatu bangsa perlu
memiliki ketahanan, daya tahan, keuletan, dan ketangguhan guna menghadapi tantangan di
era globalisasi seperti saat ini sehingga program pembangunan nasional dapat dilaksanakan
dalam mencapai tujuan nasional.
Disamping itu kita harus dapat mengaktualisasikan diri dari perwujudan wawasan nusantara
dari berbagai aspek diantaranya:
– Aspek Ideologi
– Aspek Politik
– Aspek Ekonomi
– Aspek Sosial Budaya dan
– Aspek Pertahanan Keamanan.
2.TUJUAN
Untuk membebaskan dan melindungi masyarakat dari kemiskinan dalam arti luas, jadi
tidak hanya mencakup upaya mengatasi ketidakmampuan untuk konsumsi dasar saja tetapi
juga mewujudkan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat
miskin lainnya seperti kesehatan, pendidikan, dan partisipasi kehidupan ekonomi, sosial,
politik dan budaya secara penuh agar dapat menjalani kehidupan yang bermartabat..
3.MASALAH
1. PENGERTIAN KEMISKINAN
2. FAKTOR PENYEBAB KEMISKINAN
3. MASALAH KEMISKINAN
4. PENANGGULANGAN KEMISKINAN
5. DAMPAK KEMISKINAN
6. MENGHILANGKAN KEMISKINAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
1.PENGERTIAN
Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia terhadap rakyat, bangsa
dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di
atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya dan Pertahanan Keamanan.
Untuk mencapai tujuan dalam hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara bangsa
Indonesia melaksanakan pembangunan Nasional. Hal ini sebagai perwujudan praksis dalam
meningkatkan harkat dan martabatnya. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan untuk
mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur, material, dan spiritual berdasarkan
Pancasila, didalam wadah negara kesatuan republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, dan
bersatu, dalam suasana perikehidupan bangsa yang damai, tentram, tertib, dan dinamis, serta
dalam lingkungan pergaulan hidup dunia yang merdeka, bersahabat, tertib, dan damai.Hal ini
juga tercancum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah mencantumkan tujuan
pembangunan nasionalnya. Kesejahteraan masyarakat adalah suatu keadaan yang selalu
menjadi cita-cita seluruh bangsa didunia ini. Sementara,yang menjadi hakikat pembangunan
nasional Indonesia ialah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan
seluruh masyarakat Indonesia.
Dari uraian di atas menunjukan adanya ketidak sesuaian antara tujuan pembangunan
dengan realita yang terjadi di lapangan. Tujuan pembangunan untuk mensejahterakan
kehidupan bangsa seoalah hanya wacana saja. Semakin maraknya perencanaan dan kegiatan
pembangunan belum mampu menanggulangi kemiskinan di Negeri Indonesia.
2
Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu
tidak pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di
lakukan tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain
rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya
dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan.
Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan
kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan
sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2
juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan
terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan
tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu
melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan,
memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah
penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun
terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan
sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang
secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara
pemerintah dan masyarakat.
3
C. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak
adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah
konsekuensi logis dari realita di atas.
Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan banyaknya
pengangguran.
D. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan
keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber
pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara.
3.MASALAH KEMISKINAN
Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu kala. Pada masa lalu
umumnya masyarakat menjadi miskin bukan karena kurang pangan, tetapi miskin dalam
bentuk minimnya kemudahan atau materi. Dari ukuran kehidupan modern pada masakini
mereka tidak menikmati fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan kemudahan-
kemudahan lainnya yang tersedia pada jaman modern.
Kemiskinan sebagai suatu penyakit sosial ekonomi tidak hanya dialami oleh negara-
negara yang sedang berkembang, tetapi juga negara-negara maju, seperti Inggris dan
Amerika Serikat. Negara Inggris mengalami kemiskinan di penghujung tahun 1700-an pada
era kebangkitan revolusi industri yang muncul di Eropah. Pada masa itu kaum miskin di
Inggris berasal dari tenaga-tenaga kerja pabrik yang sebelumnya sebagai petani yang
mendapatkan upah rendah, sehingga kemampuan daya belinya juga rendah. Mereka
umumnya tinggal di permukiman kumuh yang rawan terhadap penyakit sosial lainnya, seperti
prostitusi, kriminalitas, pengangguran.
Amerika Serikat sebagai negara maju juga dihadapi masalah kemiskinan, terutama
pada masa depresi dan resesi ekonomi tahun 1930-an. Pada tahun 1960-an Amerika Serikat
tercatat sebagai negara adi daya dan terkaya di dunia. Sebagian besar penduduknya hidup
dalam kecukupan. Bahkan Amerika Serikat telah banyak memberi bantuan kepada negara-
negara lain. Namun, di balik keadaan itu tercatat sebanyak 32 juta orang atau seperenam dari
jumlah penduduknya tergolong miskin.
4
Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber daya alamnya mempunyai 49,5 juta
jiwa penduduk yang tergolong miskin (Survai Sosial Ekonomi Nasional / Susenas 1998).
Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari 17,6 juta jiwa di perkotaan dan 31,9 juta jiwa di
perdesaan.
Angka tersebut lebih dari dua kali lipat banyaknya dibanding angka tahun 1996
(sebelum krisis ekonomi) yang hanya mencatat jumlah penduduk miskin sebanyak 7,2 juta
jiwa di Perkotaan dan 15,3 juta jiwa perdesaan. Akibat krisis jumlah penduduk miskin
diperkirakan makin bertambah.
Ada dua kondisi yang menyebabkan kemiskinan bisa terjadi, yakni kemiskinan
alamiah dan karena buatan. Kemiskinan alamiah terjadi antara lain akibat sumber daya alam
yang terbatas, penggunaan teknologi yang rendah dan bencana alam. Kemiskinan “buatan”
terjadi karena lembaga-lembaga yang ada di masyarakat membuat sebagian anggota
masyarakat tidak mampu menguasai sarana ekonomi dan berbagai fasilitas lain yang tersedia,
hingga mereka tetap miskin. Maka itulah sebabnya para pakar ekonomi sering mengkritik
kebijakan pembangunan yang melulu terfokus pada pertumbuhan ketimbang pemerataan.
5
Sedang miskin kultural berkaitan erat dengan sikap seseorang atau sekelompok
masyarakat yang tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupannya sekalipun ada usaha
dari fihak lain yang membantunya.
Menurut data BPS hasil Susenas pada akhir tahun 1998, garis kemiskinan penduduk
perkotaan ditetapkan sebesar Rp. 96.959 per kapita per bulan dan penduduk miskin perdesaan
sebesar Rp. 72.780 per kapita per bulan. Dengan perhitungan uang tersebut dapat
dibelanjakan untuk memenuhi konsumsi setara dengan 2.100 kalori per kapita per hari,
ditambah dengan pemenuhan kebutuhan pokok minimum lainnya, seperti sandang, kesehatan,
pendidikan, transportasi. Angka garis kemiskinan ini jauh sangat tinggi bila dibanding
dengan angka tahun 1996 sebelum krisis ekonomi yang hanya sekitar Rp. 38.246 per kapita
per bulan untuk penduduk perkotaan dan Rp. 27.413 bagi penduduk perdesaan.
Kemiskinan kolektif dapat terjadi pada suatu daerah atau negara yang mengalami
kekurangan pangan. Kebodohan dan eksploitasi manusia dinilai sebagai penyebab keadaan
itu. Kemiskinan musiman atau periodik dapat terjadi manakala daya beli masyarakat menurun
atau rendah. Misalnya sebagaimana, sekarang terjadi di Indonesia. Sedangkan, kemiskinan
individu dapat terjadi pada setiap orang, terutama kaum cacat fisik atau mental, anak-anak
yatim, kelompok lanjut usia.
6
4. PENANGGULANGAN KEMISKINAN
7
5.DAMPAK KEMISKINAN
Pada umumnya kemiskinan akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat. Berikut ini
adalah beberapa dampak kemiskinan yang sering terjadi:
1. Kriminalitas Meningkat
Kemiskinan seringkali dikaitkan dengan kriminalitas. Bukan tanpa sebab, karena masyarakat
miskin cenderung melakukan apa saja untuk memenuhi kebuhtuhan hidup mereka, termasuk
melakukan kriminalitas. Beberapa bentuk kriminalitas tersebut yaitu pencurian, perampokan,
begal, penipuan, bahkan pembunuhan.
Masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan umumnya tidak mendapatkan akses
kesehatan yang memadai. Hal ini menyebabkan tingginya angka kematian pada masyarakat
miskin.
Selain itu, gizi yang buruk juga merupakan masalah yang sering terjadi pada masyarakat
miskin. Asupan gizi yang kurang menyebabkan kesehatan dan perkembangan fisik
masyarakat miskin sangat buruk.
Biaya pendidikan yang cukup tinggi mengakibatkan masyarakat miskin tidak dapat
menjangkau dunia pendidikan. Hal ini semakin memperburuk situasi masyarakat yang
kekurangan karena kurangnya pendidikan membuat mereka tidak bisa bersaing dan tidak bisa
bangkit dari keterpurukan.
Masyarakat miskin yang tidak mendapatkan akses pendidikan akan sulit bersaing di dunia
kerja maupun usaha. Hal ini kemudian akan menyebabkan pengangguran semakin meningkat.
Rasa kecewa dan ketidakpuasan masyarakat miskin biasanya dilampiaskan dengan berbagai
tindakan anarkis. Bahkan seringkali konflik bernuansa SARA timbul di masyarakat sebagai
cara pelampiasan kekecewaan masyarakat miskin.
8
6.MENGHILANGKAN KEMISKINAN
1. Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah
menjadi bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
2. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk
mengubah situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan,
kerja sosial, pencarian kerja, dan lain-lain.
3. Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang
miskin, banyak negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan
sebagai orang yang lebih mungkin miskin, seperti orang tua atau orang dengan
ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin, seperti kebutuhan akan
perawatan kesehatan.
9
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
2.DARTAR PUSTAKA