Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Islamic Studies (studi Islam), mengandung beberapa unsur yang berkaitan dengan
ajaran atau nilai Islam secara dogmatis dan aplikatif, bermanfaat untuk menilai tata nilai
Islam dan merefleksikan nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Studi tentang nilai-
nilai keIslaman, akan melahirkan kritik mendalam tentang Islam sebagai ajaran yang
diberikan Allah SWT, kepada hambaNya untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan
keselamatan hidup di akhirat. Dari kritik tersebut mendorong tumbuhnya kesadaran dan
keyakinan mengenai kebenaran mengenai kebenaran Islam. Dalam aspek perilaku umat,
Islam yang diasumsikan sebagai cerminan nilai Islam dalam tatanan sosial keagamaan, studi
Islam melahirkan keragaman perilaku keagamaan yang sangat khas dan penuh makna. Yang
mana perilaku umat Islam dapat dikonfrontasikan dengan nilai-nilai dan sumber ajaran Islam.

PEMBAHASAN

Studi Islam secara etimologis merupakan terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah
Islamiyah. Sedangkan studi Islam di barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka
studi Islam secara harfiah adalah kajian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan Islam.
Makna ini sangat umum sehingga perlu ada spesifikasi pengertian terminologis tentang
studi Islam dalam kajian yang sistematis dan terpadu. Dengan perkataan lain, Studi Islam
adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas
secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama
Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik pelaksanaannya
secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya.

Seiring berkembangnya zaman agama lantas tidak hanya berfungsi sebagai


penegasan terhadap doktrin semata namun agama juga harus mampu dipelajari secara
akademik. Sebagaimana yang dijelaskan Amin Abdullah, bahwa fenomena keberagamaan
manusia tidak hanya dilihat dari sudut normativitas ajaran wahyu, meskipun fenomena ini
sampai kapanpun akan menjadi ciri khas dari pada agama-agama yang ada. Tetapi juga
harus mampu dilihat dari sudut historisitas pemahaman dan interpretasi orangorang atau
kelompok terhadap norma-norma ajaran agama yang dipeluknya serta model-model
amalan dan praktek-praktek ajaran agama yang dilakukan.

Usaha mempelajari agama terutama Islam dalam keyataannya bukan hanya


dilaksanakan oleh kalangan umat Islam, melainkan juga dilaksanakan oleh orang-orang di
luar kalangan umat Islam. Studi keislaman dikalangan umat Islam sendiri tentunya sangat
berbeda tujuan dan motivasinya dengan yang dilakukan oleh orang-orang diluar kalangan
umat Islam. Dari segi tingkat kebudayaan, agama merupakan universal cultural. Salah
satu prinsip teori fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi akan
lenyap dengan sendirinya. Karena sejak dulu hingga sekarang, agama telah menunjukkan
eksistensinya, dalam hal ini mempunyai dan memerankan sejumlah peran dan fungsi di
masyarakat. Oleh karena itu, secara umum studi Islam menjadi penting karena agama,
termasuk Islam memerankan sejumlah peran dan fungsi di masyarakat. Urgensi studi
Islam dapat dipahami dan diuraikan sebagai berikut:

1. Umat Islam Saat Ini Berada dalam Kondisi Problematis


Umat Islam berada dalam posisi yang terpinggirkan dan lemah dalam berbagai
aspek kehidupan, sementara di sisi lain dunia terus berkembang dengan modernisasinya.
Dalam kondisi tersebut, umat Islam dituntut untuk melakukan gerakan pemikiran yang
diharapkan dapat menghasilkan konsep pemikiran yang cemerlang untuk mampu bersaing
dengan perkembangan globalisasi. Satu sisi, jika umat Islam hanya berpegang pada
ajaran-ajaran Islam dari hasil penafsiran ulama terdahulu yang dianggap sebagai ajaran
yang sudah mapan, sempurna, dan paten, serta tidak ada keberanian untuk melakukan
kajian ulang, berarti umat Islam mengalami kemandegan intelektual dan akan berdampak
pada masa depan yang suram.
Sementara jika mereka bersikap kritis dan berani melakukan pembaharuan
rasional guna menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan zaman, mereka akan dituduh
sebagai umat yang tidak lagi setia dengan ajaran Islam dari pendahulunya. Melalui
pendekatan yang bersifat objektif rasional, studi Islam diharapkan mampu memberikan
alternatif pemecahan masalah atau jalan keluar dari kondisi yang problematik tersebut.
Studi Islam diharapkan dapat mengarah dan bertujuan untuk mengadakan usaha-usaha
pembaharuan dan pemikiran kembali ajaran-ajaran Islam, agar mampu beradaptasi dan
menjawab tantangan serta tuntutan zaman, dengan tetap berpegang teguh pada sumber
dasar ajaran Islam yaitu al-Quran dan As-Sunnah.
2. Umat Manusia dan Peradabannya Berada dalam Suasana Problematis

Pesatnya perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern


telah membuka era baru dalam perkembangan budaya dan perdan umat manusia, yang
dikenal dengan era globalisasi. Pada era ini ditandai dengan semakin dekatnya jarak
hubungan komunikasi antar bangsa dan budaya umat manusia.Dunia tampak sebagai
suatu kesatuan sistem yang saling memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang
lainnya.Tidak ada satu bangsa dan Negara pun yang bisa berdiri sendiri secara terpisah
dari bangsa dan Negara lainnya. Bangsa dan Negara yang sudah maju memerlukan
bangsa dan Negara yang sedang berkembang, demikian pula sebaliknya eksistensi bangsa
dan Negara yang sedang berkembang bergantung pada bangsa dan Negara yang sudah
maju, sekalipun ketergantungannya itu memilki motivasi dan kualitas yang berbeda.

Pada suasana semacam ini tentunya umat manusia membutuhkan adanya aturan-
aturan, nilai- nilai, dan norma- norma serta pedoman dan pegangan hidup yang universal
dan diakui atau diterima oleh semua bangsa. Hal ini diperlukan demi terciptanya
kehidupan yang aman dan damai diantara mereka guna mewujudkan kemakmuran dan
kesejahteraan hidup dalam kehidupan umat manusia di dunia. Masalahnya adalah : “dari
mana sumber aturan, nilai dan norma serta pedoman hidup yang universal tersebut
diperoleh?” umat manusia dalam sejarah perdaban dan kebudayaanya memang telah
berhasil menemukan aturan nilai dan norma sebagai pedoman dan pegangan hidup, yang
berupa agam, filsafat, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.namun demikian ternyata
agama telah ditinggalkan oleh perkembangan filsafat,ilmu pengetahuan dan teknologi.
Filsafat dan ilmu pengetahuan yang selam ini diandalkan ternyata juga tidak mampu
memberikan pedoman dan pegangan hidup, apalagi aturan- aturan yang universal.Dengan
demikian agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan dipandang tidak mampu memberikan
bimbingan, apalagi mengontrol terhadap perkembangan budaya dan peradaban manusia
pada masa modern dan era globalisasi saat ini.

Jika ilmu pengetahuan dan teknologi modern dibiarkan berkembang terus secara
bebas tanpa control dan pengarahan, maka akan menyebabkan kehancuran dan
malapetaka yang mengancam kelangsungan hidupnya dan peradaban manusia itu sendiri.
Harold, H. Titus dan beberapa filosof dewasa ini dalam menjelaskan situasi problematis
tersebut menyatakan bahwa “filsafat sekarang telah mencapai kekuatan besar tetapi tanpa
kebijaksanaan,” kita hidup dalam suatu periode yang mirip dengan tahap- tahap terakhir
dari kebudayaan greeko- romawi, reinassance, reformasi, dan revolusi industry diman
terjadi perubahan besar dalam cara manusia berfikir, dalam nilai dan praktik, atau terjadi
perubahan- perubahan yang menyentuh kehidupan manusia dan masyarakat. Manusia
telah menciptakan kekuatan yang besar dalam bidang sains dari teknologi, tetapi
kekuatan- kekuatan sering digunakan untuk maksud- maksud merusak (destruktif).
Manusia telah memperluas jangkauan dan kuantitas pengetahuan, tetapi belum bisa
mendekapi cita- cita perorangan, realisasi diri, dan aktualisasi diri.

Islam sebagai agama yang rahmah li al-‘alamin, tentunya mempunyai konsep-


konsep atau ajaran- ajaran yang bersifat alami dan universal, yang dapat menyelamatkan
manusia dan alam semesta darikehancurannya.karena itu islam harus bisa menawarkan
nilai- nilai, norma- norma, dan aturan aturan hidup yang bersifat manusiawi dan universal
itu kepada dunia modern, dan diharapkan dapat memberikan alternatif –alternatif
pemecahan terhadap keadaan problematis. Kondisi ini juga berada dalam situasi yang
serba problematis. Kondisi kehidupan sosial dan peradaban umat islam sendiri saat ini
juga berada dalam keadaan yang lemah dan tak berdaya. Disinilah letak urgensi studi
islam, untuk menggali kembali ajaran-ajaran islam yang asli dan murni, dan yang bersifat
manusiawi dan universal. Dari situ kemudian di transformasikan kepada generasi
penerusnya.

KESIMPULAN

Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta
membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan
agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik
pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya. Urgensi
dari studi Islam yaitu Umat Islam saat ini berada dalam kondisi problematis dan Umat
manusia dan peradabannya berada dalam suasana problematis. Untuk mempelajari secara
mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama Islam, dan bagaimana
realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta mengontril perkembangan budaya
dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
REFERENSI

Abdullah, Amin, Arah Baru Metode Penelitian Tafsir dalam kata pengantar Islah Gusmian
“Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutika hingga Idielogi, Yogyakarta: LkiS,2013.

https://e-journal.metrouniv.ac.id/index.php/tarbawiyah/article/download/1019/877

Nasution, Khoirudin. Pengantar Studi Islam, Yogyakarta: Tazzafa, 2009.

Naim, Ngainun. Pengantar Studi Islam, Jakarta: Teras, 2009.

Muhaimin, et. al., Studi Islam dalam Ragam Dimensi dan Pendekatan, Jakarta: Kencana,
2012.

Anda mungkin juga menyukai