Anda di halaman 1dari 8

Nama : Venti Widiyawati

NIM : 208720100481

Prodi : Pendidikan Sejarah

Tugas pendidikan agama Islam

1. Foto bersama guru ngaji

2. Membuktikan jika agama Islam itu yang paling benar

Islam adalah pesan yang dibawa seluruh Nabi

Dari manusia pertama seperti Nabi Adam AS, hingga Nabi terakhir yakni Nabi Muhammad SAW,
dijelaskan pesan yang dibawa kepada umat manusia tidak pernah berubah. Yakni perintah untuk
menyembah Tuhan, satu-satunya Tuhan yang benar, dan ikuti teladan para nabi-Nya. Pesan Islam tetap
sama, yakni menyembah Allah dan mengikuti utusan-Nya, seperti halnya dari manusia pertama Nabi
Adam AS.

Alquran satu-satunya Kitab Suci yang tidak pernah diubah manusia

Bahkan jaminan mengenai otensititas Alquran berasal dari Allah diabadikan dalam Alquran. Alquran
diturunkan dan dijaga langsung oleh Allah.

Alquran diturunkan selama hidup dan masa Nabi Muhammad SAW. Tidak hanya itu, eksistensi Alquran
terus hadir setelah kehidupan Nabi dengan cara diamalkan oleh umat Muslim. Alquran juga dihafal oleh
ratusan dan ribuan orang dan itu tersebar kata demi kata ke seluruh Arab.

Menurut Lost Islamic History, mereka yang telah mendengar ayat-ayat Nabi akan pergi dan
menyebarkannya ke suku-suku yang jauh, yang juga akan menghafalnya. Dengan cara ini, kata dia,
Alquran mencapai status kesusastraan yang dikenal di kalangan orang Arab sebagai mutawatir.

Mutawatir berarti itu sangat tersebar luas ke begitu banyak kelompok orang yang berbeda, yang
semuanya memiliki kata-kata yang persis sama. Setiap kata, huruf dan bahkan setiap jeda Alquran telah
diturunkan dan tetap sama sampai hari ini, lebih dari 1.400 tahun setelah wahyu.

Islam mempromosikan penggunaan logika, nalar, dan pengetahuan

Umat manusia diberi logika dan kecerdasan karena suatu alasan. Allah tidak akan pernah meminta
seorang Muslim untuk mengesampingkannya dalam hal iman dan kepercayaan kepada-Nya. Tanpa
menggunakan kecerdasan kita, iman menjadi lemah. Tanpa iman, kecerdasan juga akan menjadi cacat.
Untuk itu, menurutnya, Allah memahami manusia membutuhkan bukti untuk memiliki iman yang lebih
dalam. Bahkan Nabi Ibrahim pernah meminta Allah untuk memberinya tanda agar imannya bisa teguh.

Nabi disebutkan dalam wahyu sebelumnya

Nabi Muhammad disebutkan berkali-kali dalam Perjanjian Lama dan Baru. Di beberapa tempat namanya
diterjemahkan sebagai terpuji. Inilah nama yang diterjemahkan dari nama Muhammad.

Menurut Zakir Naik, "kata terpuji' digunakan dalam terjemahan bahasa Inggris untuk kata Yunani"
Paracletos "yang berarti penasehat atau teman yang baik daripada penghibur. "Paracletos" adalah
bacaan yang salah untuk "Periclytos". Yesus (Nabi Isa) sebenarnya menubuatkan Ahmed dengan nama.
Bahkan kata Yunani "Paraclete" mengacu pada Nabi (SAW) yang merupakan rahmat bagi semua
makhluk.

Bukti kenabian Muhammad

Setiap Nabi datang dengan akhlak dan moral yang baik. Nabi Muhammad tidak terkecuali. Dia dikenal
sebagai orang yang dapat dipercaya dan jujur bahkan untuk musuh-musuhnya (mereka yang menentang
dakwah Islam).

Setiap nabi datang dengan keajaiban. Nabi Muhammad, atas izin Allah juga melakukan banyak
keajaiban. Selama kenabiannya, salah satu mukjizatnya adalah bahwa dia diizinkan oleh Allah untuk
membelah bulan.

Banyak orang di seluruh dunia juga menyaksikan terbelahnya bulan dan itu terekam di banyak belahan
dunia. Hal ini sudah dibuktikan pula secara ilmiah oleh ilmuwan serta astronot modern dunia saat ini
mengenai tanda-tanda jejak bahwa bulan pernah terbelah.

Kebenaran hanya bisa tunggal

Jika satu keyakinan menegaskan malaikat adalah Tuhan itu sendiri, yang lain menegaskan malaikat
adalah setan, dan yang lain menegaskan malaikat adalah ciptaan Tuhan, ketiganya tidak mungkin benar
pada saat yang sama karena mereka saling bertentangan. Ini adalah kebenaran logis yang sederhana.
Kebenaran hanya bisa tunggal dan segala kepalsuan lainnya.

Memang benar mengatakan kita bebas untuk mempercayai apa pun yang kita ingin percayai, tetapi itu
tidak membuatnya menjadi kebenaran. Kebenaran itu tunggal. Itu tidak dan tidak dapat bertentangan
dengan dirinya sendiri. Tuhan itu satu. Kebenarannya tunggal. Semua nabi-Nya datang dengan pesan
tunggal. Kebenaran dari mereka dan Tuhan kita.

3.Mencari kebenaran Islam yang dibuktikan oleh ilmu pengetahuan dan apa penjelasan ilmiahnya
( penjelasan haditsnya atau bacaan Al-Qur'an ya)
Islam mempromosikan penggunaan logika, nalar, dan pengetahuan

Umat manusia diberi logika dan kecerdasan karena suatu alasan. Allah tidak akan pernah meminta
seorang Muslim untuk mengesampingkannya dalam hal iman dan kepercayaan kepada-Nya. Tanpa
menggunakan kecerdasan kita, iman menjadi lemah. Tanpa iman, kecerdasan juga akan menjadi cacat.

Untuk itu, menurutnya, Allah memahami manusia membutuhkan bukti untuk memiliki iman yang lebih
dalam. Bahkan Nabi Ibrahim pernah meminta Allah untuk memberinya tanda agar imannya bisa teguh.

Bukti ilmiah

Beberapa bukti bahwa Islam adalah agama kebenaran sekarang makin banyak ditemukan saat manusia
membuat penemuan ilmiah. Beberapa bukti ilmiah tersebut antara lain tidak berbaurnya air laut satu
sama lain sebagaimana yang dikatakan dalam Alquran Surah ke-55 ayat 19-20.

Dalam dunia ilmiah, fenomena alam ini disebut fenomena Halocline dan baru ditemukan pada akhir
abad ke-19 paling awal (13 abad setelah wahyu dalam Al-Qur'an). Hingga saat itu diyakini lautan hanya
ada satu benda homogen yang mengalir bebas.

Karena gaya fisik yang disebut 'tegangan permukaan', perairan laut tetangga tidak bercampur.
Disebabkan oleh perbedaan kepadatan perairan mereka, tegangan permukaan mencegah mereka
berbaur satu sama lain, seperti dinding tipis di antara mereka.

Lalu adanya ekspansi alam semesta. Bahwa alam semesta terus berkembang sebab dia memiliki
permulaannya sebagaimana yang disebutkan di dalam Alquran. Pada permulaan abad ke-20, satu-
satunya pandangan dalam komunitas ilmiah adalah ukuran alam semesta tetap dan keberadaannya
tidak terbatas. Akan tetapi, penelitian modern telah mengungkapkan alam semesta sebenarnya memiliki
permulaan dan terus "mengembang".

Sebuah fakta yang dijelaskan dalam Alquran pada masa ketika teleskop dan kemajuan teknologi yang
serupa bahkan belum ditemukan.

Penjelasan hadist

ِ ‫َو َمن يَ ْبت َِغ َغي َْر اإْل ِ سْاَل ِم ِدينًا فَلَن يُ ْقبَ َل ِم ْنهُ َوهُ َو فِي اآْل ِخ َر ِة ِمنَ ْالخ‬
َ‫َاس ِرين‬

“Dan barangsiapa mencari agama selain agama Islam, dia tidak akan diterima, dan di akhirat dia
termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali ‘Imran: 85]

4. Mencari dasar hukum maulid nabi dan tahlilan

1. Maulid nabi

Hukum memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW adalah boleh dan tidak termasuk bid’ah dhalalah
(mengada-ada yang buruk) tetapi bid’ah hasanah (sesuatu yang baik). Karena tidak ada dalil-dalil yang
mengharamkan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, bahkan jika diteliti malah terdapat dalil-dalil
yang membolehkannya.
Penjelasan

Bid’ah Hasanah adalah sesuatu yang tidak dilakukan oleh Nabi maupun para sahabatnya namun
perbuatan itu memiliki nilai kebaikan dan tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits.
Sedangkan bid’ah dhalalh adalah perbuatan baru dalam agama yang bertentangan dengan Al-Qur’an
dan Al-Hadits.

Kebolehan memperingati Maulid Nabi memiliki argumentasi syar’i yang kuat. Seperti Rasulullah SAW
merayakan kelahiran dan penerimaan wahyunya dengan cara berpuasa setiap hari kelahirannya, yaitu
setiap hari senin Nabi SAW berpuasa untuk mensyukuri kelahiran dan awal penerimaan wahyunya.

ah al-Anshori RA sesungguhnya Rasulullah SAW pernah ditanya mengenai puasa hari senin. Rasulullah
SAW menjawab: Pada hari itu aku dilahirkan dan wahyu diturunkan kepadaku”. (H.R. Muslim)

Kita juga dianjurkan untuk bergembira atas rahmat dan karunia Allah SWT kepada kita. Termasuk
kelahiran Nabi Muhammad SAW. Yang membawa rahmat kepada alam semesta. Allah SWT berfirman:

ْ ‫قُلْ بِفَضْ ِل هّللا ِ َوبِ َرحْ َمتِ ِه فَبِ َذلِكَ فَ ْليَ ْف َرح‬
َ‫ُوا هُ َو َخ ْي ٌر ِّم َّما يَجْ َمعُون‬

“Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia
Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. (QS.Yunus:58).

Ada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari. Hadits itu menerangkan bahwa pada setiap hari
senin, Abu Lahab diringankan siksanya di Neraka dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Hal itu
dikarenakan bahwa saat Rasulullah saw lahir, dia sangat gembira menyambut kelahirannya sampai-
sampai dia merasa perlu membebaskan (memerdekakan) budaknya yang bernama Tsuwaibatuh Al-
Aslamiyah. Jika Abu Lahab yang non-muslim dan al-Qur’an jelas mencelanya, diringankan siksanya
lantaran ungkapan kegembiraan atas kelahiran Rasulullah SAW, maka bagaimana dengan orang yang
beragama Islam yang gembira dengan kelahiran Rasulullah saw.

Juga realita di dunia Islam dapat menjadi pertimbangan untuk jawaban kepada mereka yang melarang
maulid Nabi SAW. Ternyata fenomena tradisi maulid Nabi SAW itu tidak hanya ada di Indonesia, tapi
merata di hampir semua belahan dunia Islam. Kalangan awam diantara mereka barangkali tidah tahu
asal-usul kegiatan ini. Tetapi mereka yang sedikit mengerti hukum agama berargumen bahwa perkara ini
tidak termasuk bid`ah yang sesat karena tidak terkait dengan ibadah mahdhah / ritual peribadatan
dalam syariat. Buktinya, bentuk isi acaranya bisa bervariasi tanpa ada aturan yang baku. Semangatnya
justru pada momentum untuk menyatukan semangat dan gairah ke-islaman. Mereka yang melarang
peringatan maulid Nabi saw. sulit membedakan antara ibadah dengan syi’ar Islam. Ibadah adalah
sesuatu yang baku (given/tauqifi) yang datang dari Allah SWT., tetapi syi’ar adalah sesuatu yang ijtihadi,
kreasi umat Islam dan situasional serta mubah.

Perlu dipahami, sesuatu yang mubah tidak semuanya dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Imam al Suyuthi
mengatakan dalam menananggapi hukum perayaan maulid Nabi saw:

ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ار َد ِة فِ ْي َم ْب َدأِ أَ ْم ِرالنَّبِ ّي‬ ِ َ‫آن َو ِر َوايَةُ األَ ْخب‬
ِ ‫ار ال َو‬ ِ ْ‫اس َوقِ َرأَةُ َماتَيَ َّس َر ِمنَ القُر‬ ِ َّ‫ع الن‬ ُ ‫الج َوابُ ِع ْن ِديْ أَ َّن أَصْ َل َع َم ِل ال َموْ لِ ِد الَّ ِذيْ هُ َو اِجْ تِ َما‬ َ ‫َو‬
‫َع ال َح َسنَ ِة الَّتِ ْي يُثَابُ َعلَ ْيهَا‬ ‫د‬ ‫ب‬ ‫ال‬ َ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ك‬
َ ِ ‫ل‬ ‫ا‬ َ
‫ذ‬ ‫ى‬َ ‫ل‬‫ع‬َ ‫ة‬
ٍ ‫د‬
َ ‫ا‬َ ‫ي‬‫ز‬ ‫ْر‬ ‫ي‬ َ
‫غ‬ ْ
‫ن‬ ‫م‬
ِ ُ ‫ه‬َ ‫ن‬ ْ‫و‬ُ ‫ف‬‫ر‬ ‫ص‬
َ ْ
‫ن‬ َ ‫ي‬ ‫و‬
َ ُ ‫ه‬َ ‫ن‬ ْ‫و‬ُ ‫ل‬ ُ
‫ك‬ ْ ‫أ‬َ ‫ي‬ ٌ ‫اط‬‫م‬َ ‫س‬
ِ ‫م‬ْ ُ ‫ه‬َ ‫ل‬ ُّ
‫د‬ ‫م‬
ُ َ ‫ي‬ ‫م‬
َّ ُ ‫ث‬ ‫ت‬
ِ َ ‫ا‬‫ي‬َ ‫ال‬ ‫ا‬ َ‫ن‬ ‫م‬
ِ ‫ه‬
ِ ‫د‬
ِ ِ ‫ل‬ ْ‫و‬ ‫م‬
َ ‫ي‬
ْ ِ ‫ف‬ ‫ع‬
َ َ ‫ق‬‫و‬ ّ
َ َ َ َ ‫َع‬
‫ا‬‫م‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫س‬
َ ‫و‬ ‫ه‬
ِ ْ
‫ي‬ َ ‫ل‬
ِ ِ ِ ِ ِ
ِ ‫َار بِ َموْ لِ ِد ِه ال َّش ِري‬ ْ َّ
ِ َ‫صلى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسل َم َوإِظه‬ َّ َ ‫صا ِحبُهَا لِ َما فِ ْي ِه ِم ْن تَ ْع ِظي ِْم قَ ْد ِر النَّبِ ْي‬
‫ْف‬ ِ ‫ح َوااِل ْستِ ْبش‬ ِ ‫ارالفَ َر‬ َ .

“Menurut saya asal perayaan maulid Nabi SAW, yaitu manusia berkumpul, membaca al-Qur’an dan
kisah-kisah teladan Nabi SAW sejak kelahirannya sampai perjalanan hidupnya. Kemudian dihidangkan
makanan yang dinikmati bersama, setelah itu mereka pulang. Hanya itu yang dilakukan, tidak lebih.
Semua itu tergolong bid’ah hasanah(sesuatu yang baik). Orang yang melakukannya diberi pahala karena
mengagungkan derajat Nabi SAW, menampakkan suka cita dan kegembiraan atas kelahiran Nabi
Muhamad saw yang mulia”. (Al- Hawi Li al-Fatawa, juz I, h. 222)

Pendapat Ibnu Hajar al-Haithami: “Bid’ah yang baik itu sunnah dilakukan, begitu juga memperingati hari
maulid Rasulullah saw”. Pendapat Abu Shamah (guru Imam Nawawi):”Termasuk hal baru yang baik
dilakukan pada zaman ini adalah apa yang dilakukan tiap tahun bertepatan pada hari kelahiran
Rasulullah saw. dengan memberikan sedekah dan kebaikan, menunjukkan rasa gembira dan bahagia,
sesungguhnya itu semua berikut menyantuni fakir miskin adalah tanda kecintaan kepada Rasulullah saw.
dan penghormatan kepada beliau, begitu juga merupakan bentuk syukur kepada Allah atas diutusnya
Rasulullah saw. kepada seluruh alam semesta”.

Untuk menjaga agar perayaan maulid Nabi SAW tidak melenceng dari aturan agama yang benar,
sebaiknya perlu diikuti etika-etika berikut:

Mengisi dengan bacaan-bacaan shalawat kepada Rasulullah SAW.


Berdzikir dan meningkatkan ibadah kepada Allah SWT.

Membaca sejarah Rasulullah saw. dan menceritakan kebaikan-kebaikan dan keutamaan-keutamaan


beliau.

Memberi sedekah kepada yang membutuhkan atau fakir miskin.

Meningkatkan silaturrahim.

Menunjukkan rasa gembira dan bahagia dengan merasakan senantiasa kehadiran Rasulullah saw. di
tengah-tengah kita.

Mengadakan pengajian atau majlis ta’lim yang berisi anjuran untuk kebaikan dan mensuritauladani
Rasulullah saw.

Menurut Imam al-Suyuthi, tercatat sebagai raja pertama yang memperingati hari kelahiran Rasulullah
saw. dengan perayaan yang meriah luar biasa adalah Raja Al-Mudhaffar Abu Sa`id Kukburi ibn Zainuddin
Ali bin Baktakin (l. 549 H. – w.630 H.),.

Tidak kurang dari 300.000 dinar beliau keluarkan dengan ikhlas untuk bersedekah pada hari peringatan
maulid. Intinya menghimpun semangat juang dengan membacakan syi’ir dan karya sastra yang
menceritakan kisah kelahiran Rasulullah saw. Diantaranya yang paling terkenal adalah karya Syeikh Al-
Barzanji yang menampilkan riwayat kelahiran Nabi saw. dalam bentuk natsar (prosa) dan nazham (puisi).
Saking populernya, sehingga karya seni Barzanji ini hingga sekarang masih sering kita dengar dibacakan
dalam seremoni peringatan maulid Nabi saw.

Maka sejak itu ada tradisi memperingati hari kelahiran Nabi saw. di banyak negeri Islam. Inti acaranya
sebenarnya lebih kepada pembacaan sajak dan syi`ir peristiwa kelahiran Rasulullah saw. untuk
menghidupkan semangat juang dan persatuan umat Islam dalam menghadapi gempuran musuh. Lalu
bentuk acaranya semakin berkembang dan bervariasi.

Di Indonesia, terutama di pesantren, para kyai dulunya hanya membacakan syi’ir dan sajak-sajak itu,
tanpa diisi dengan ceramah. Namun kemudian ada muncul ide untuk memanfaatkan momentum tradisi
maulid Nabi saw. yang sudah melekat di masyarakat ini sebagai media dakwah dan pengajaran Islam.
Akhirnya ceramah maulid menjadi salah satu inti acara yang harus ada, demikian juga atraksi murid
pesantren.

Bahkan sebagian organisasi Islam telah mencoba memanfaatkan momentum itu tidak sebatas seremoni
dan haflah belaka, tetapi juga untuk melakukan amal-amal kebajikan seperti bakti sosial, santunan
kepada anak yatim dan fakir miskin, pameran produk halal, pentas seni dan kegiatan lain yang lebih
menyentuh persoalan masyarakat.

2. Tahlilan

Tahlilan adalah ritual/upacara selamatan yang dilakukan sebagian umat Islam, kebanyakan di Indonesia
untuk memperingati dan mendoakan orang yang telah meninggal yang biasanya dilakukan pada hari
pertama kematian hingga hari ketujuh, dan selanjutnya dilakukan pada hari ke-40, ke-100, kesatu tahun
pertama, kedua, ketiga dan seterusnya. Ada pula yang melakukan tahlilan pada hari ke-1000.

Kata "Tahlil" sendiri secara harfiah berarti berizikir dengan mengucap kalimat tauhid "Laa ilaaha illallah"
(tiada yang patut disembah kecuali Allah).

Upacara tahlilan ditengarai merupakan praktik pada abad-abad transisi yang dilakukan oleh masyarakat
yang baru memeluk Islam, tetapi tidak dapat meninggalkan kebiasaan mereka yang lama. Berkumpul-
kumpul di rumah ahli mayit bukan hanya terjadi pada masyarakat pra Islam di Indonesia saja, tetapi di
berbagai belahan dunia, termasuk di jazirah Arab. Oleh para da'i(yang dikenal wali songo) pada waktu
itu, ritual yang lama diubah menjadi ritual yang bernafaskan Islam. Di Indonesia, tahlilan masih
membudaya, sehingga istilah "Tahlilan" dikonotasikan memperingati dan mendo'akan orang yang sudah
meninggal. tahlilan dilakukan bukan sekadar kumpul-kumpul karena kebiasaan zaman dulu. Generasi
sekarang tidak lagi merasa perlu dan sempat untuk melakukan kegiatan sekadar kumpul-kumpul seperti
itu. jika pun tahlilan masih diselenggarakan sampai sekarang, itu karena setiap anak pasti menginginkan
orangtuanya yang meninggal masuk sorga. sebagaimana diketahui oleh semua kaum muslim, bahwa
anak saleh yang berdoa untuk orangtuanya adalah impian semua orang, oleh karena itu setiap orangtua
menginginkan anaknya menjadi orang yang saleh dan mendoakan mereka. dari sinilah, keluarga
mendoakan mayit, dan beberapa keluarga merasa lebih senang jika mendoakan orangtua mereka yang
meninggal dilakukan oleh lebih banyak orang(berjama'ah). maka diundanglah orang-orang untuk itu,
dan menyuguhkan(sedekah) sekadar suguhan kecil(buat yang kaya)bukanlah hal yang aneh, apalagi
tabu, apalagi haram. suguhan(sedekah) itu hanya berhak untuk orang miskin,yatim piatu,orang
cacat,orang yang kesulitan .berkaitan dengan menghargai tamu yang mereka undang sendiri dan orang
yang berhak mendapat sedekah yaitu :fakir miskin,orang cacat,anak yatim,orang lanjut usia. maka, jika
ada anak yang tidak ingin atau tidak senang mendoakan orangtuanya, maka dia (atau keluarganya) tidak
akan melakukannya, dan itu tidak berakibat hukum syareat. tidak makruh tapi haram. anak seperti ini
pasti juga orang yang yang tidak ingin didoakan jika dia telah mati kelak.

Kegiatan ini bukan kegiatan yang diwajibkan. orang boleh melakukannya atau tidak. tahlilan bukanlah
kewajiban tapi bid'ah, dan adalah dusta dan mengada-ada jika tahlilan ini dihitung sebagai rukun.
tahlilan adalah pilihan bebas bagi setiap orang dan keluarga berkaitan dengan keinginan mendoakan
orangtua mereka ataukah tidak. tahlilan juga bukanlah kegiatan yang harus dilakukan secara berkumpul-
kumpul di rumah duka dan oleh karenanya dituduhkan membebani tuan rumah. tahlilan itu mendoakan
mayit dan itu bisa dilakukan sendiri-sendiri atau berjamaah, di satu tempat yang sama atau di mana-
mana. menuduhkan tahlil sebagai bid'ah adalah benar dan melawan keyakinan kaum muslim bahwa
anak saleh yang berdoa untuk orangtuanya adalah cita-cita setiap orang

Anda mungkin juga menyukai