Anda di halaman 1dari 13

PROFIL DAN KARAKTERISTIK PEMIKIRAN HASAN

AL-BANNA SEBAGAI TOKOH PEMIKIR PENDIDIKAN


ISLAM
Dosen Pengampu : Abu Bakar, M.Pd.I

Disusun oleh :
1. Martha Nilam Sari (18110010)
2. Laili Faiqoti Alfaini (18110107)
3. Ika Nihayatul Fauziana (18110016)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
hidayah, inayah, dan taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Profil dan Karakteristik Pemikiran
Hasan Al-Banna Sebagai Tokoh Pemikir Pendidikan Islam” dengan dosen pengampu
Bapak Abu Bakar, M.Pd.I
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak, sehingga dapat membantu dalam penyusunannya. Untuk itu tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan baik dari segi penyusunan, bahasa, dan aspek lainnya. Sehingga, kami
secara terbuka menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir
kata, kami sangat mengharapkan doa semoga dari makalah ini dapat diambil
manfaatnya dan dapat menambah pengetahuan untuk para pembaca sekalian.

Malang, 5 April 2019

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Profil Hasan Al-Banna...................................................................................3
2.2 Tipologi dan Karakteristik Pemikiran Hasan Al-Banna Tentang Pendidikan
Islam 4
BAB III.........................................................................................................................9
PENUTUP....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam dunia Islam, terjadilah berbagai pembaharuan dan perkembangan


dalam hal pemikiran yang sangat beragam. Mulai dari pembaharuan dan
perkembangan dalam bidang pendidikan, politik, ekonomi, sosial, dan lain
sebagainya. Hasan Al-Banna merupakan salah satu dari berbagai tokoh pembaharu
dalam dunia Islam. Beliau dikenal sebagai tokoh pembaharu dalam berbagai bidang,
tidak hanya dalam bidang pendidikan ataupun sosial saja.

Beliau berpendapat bahwa Allah menciptakan manusia memiliki akal adalah


dimaksudkan agar manusia meneliti, menganalisa, dan berpikir. Maka dari itu
manusia membutuhkan pendidikan sebagai penunjang dalam melakukannya. Beliau
juga memiliki gagasan bahwa salah satu penyebab tidak berkembangnya umat Islam
adalah dikarenakan kesalahan dalam dunia pendidikan.1

Maka dari itu, berdasarkan pemikiran Hasan Al-Banna, tujuan pendidikan


adalah mampu mengoptimalkan daya pikir pada peserta didik. Sebelum membahas
tentang pemikiran Hasan Al-Banna, sepatutnya kita juga perlu mengetahui profil serta
latar belakang dari Hasan Al-Banna yang akan dijabarkan berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana profil tokoh Hasan Al-Banna?


2. Bagaimana tipologi dan karakteristik pemikiran Hasan Al-Banna
tentang pendidikan Islam?

1
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm: 61.

1
1.3 Tujuan

1. Mengetahui profil dari tokoh Hasan Al-Banna.


2. Mengetahui tipologi dan karakteristik pemikiran Hasan Al-Banna
tentang pendidikan Islam.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Profil Hasan Al-Banna

Hassan AL-Banna lahir di distrik mahmudiah pada tanggal 17 Oktober 1906


M,tepat dengan tahun 132Hijriyah di Provinsi Buhairiyah Mesir yaitu suatu kota yang
terletak dipinggiran sungai Nil kurang lebih 90 mil dari Kota Kairo.Hassan Al-Banna
merupakan putra dari Syekh Ahmad Abdur Rahman Al Banna,Seorang ulama yang
terkenal beliau mempunyai keahlian di bidang Fikih,tauhid,ilmu hadist dan al Qur’an.
Hassan Al-Banna dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang cinta akan ilmu
pengetahuan.Pendidikan dasar yang ditempuh oleh beliau adalah Sekolah Dasar al-
Rasyad al-Diniyah,lalu melanjutkan ke sekolah menengah pertama di
Mahmudiyah,selanjutnya pada tahun 1920 ia melanjutkan pelajarannya pada Sekolah
guru Dar al-Muallimin di Damanhur.Ayah beliau benyak mengarang karya
diantaranya:bada’i’ul Musnaf fi jami’il wa tartibi Musnadal Syafi’i wasSunnah(Segi-
segi keindahan musnad tentang himpunan dan pengurutan Musnad Imam Syafi’i dan
kitab-kitab Sunnah.2
Walaupun beliau sibuk dengan tugas belajarnya,beliau bersama teman-
temannya masih sempat mendirikan “Al-Jam’iyah al_Akhlak al-Abadiyah” dan
“Jam’iyah Man’il Muharramat”.Dan juga mengikuti kegiatan tarikat al-Hasafiyah
yang mendidik jiwanya menjadi zuhud dan bersih.3
Menurut penjelasan Ishak Musa al_hunaini,Hassan Al-Banna adalah pendiri
organisasi “al-Jam’iyat al-Hasafiyah”.4Pada tahun 1923 beliau belajar di kota Kairo
belajar di Darul Ulum.Beliau menghimpun mahasiswa Universitas Al-Azhar dan
Darul Ulum untuk dilatih berkhutbah atau berpidato di masjid-masjod dan berdakwah
di masyarakat.Di Kairo beliau mempunyai wawasan bertambah luas karena sering
mengunjungi perpustakaan salafiyah dan menghadiri pengajian-pengajian.Pada tahun

2
Hasan Al-Banna,Majmu’’al-Rasail,Ak Mu’assasah al-ilmiyah,(Bairut:tt.,)h.5
3
Hasan Al-Banna,Mudzakiraat al-Dakwah wa al-Daa’iyaah,(Bairut:Makthabah al-
Islamiyah,1974),Cet,III,h.10-15
4
Ishak Musa al_Husaini,Op-Cit,h.5

3
1927 beliau tamat dengan yudicium terbaik,kemudian beliau diangkat menjadi salah
satu guru di disuatu sekolah Islmailiyah yang terletak ditepi terusan Suez.
Dikota Ismailiyah beliau mengadakan ikatan perjanjian dengan enam orang
pengikutnya untuk mendirikan sebuah organisasi yang bernama al-Ikhwan al-
Muslimin.Peristiwa ini terjadi pada bulan Zulqaidah tahun 1347.Keenam orang
tersebut adalah;Hafiz Abdul Hamid,Ahmad al-Hasri,Fuad Ibrahim,Abdur
Rahman,Hasbullah dan Ismail Izz.5Lalu selanjutnya mereka mendirikan “Madrasah
Ummahatul Mu’minin” sebagai lembaga pendidikan anak-anak wanita untuk
memperlajari Agama Islam.Tahun 1932,beliau pindah ke kairo,denagn perpindahan
itu,ikut pula pindah kantor pusat al-Ikhwan al-Muslimin,Majalah An-Nadzir dan
berbagai brosur.Beliau bersama anggota dakwahnya sekuat tenaga untuk ikut
memperbaiki masyarakat Islam,sambil berjuang melepaskan diri dari cengkraman
penjajahan dan zionis Israel.Hassan al-Banna meninggal dunia pada tanggal 24 bulan
Rabi’ul akhir tahun 1368 H.Bertepatan dengan 12 Februari 1949 M.Beliau meninggal
dibunuh oleh pasukan Raja Farouk di salah satu jalan di kota Mesir.Menurut
keterangan lain Hassan al-Bannadibunuh oleh polisi ekamanan negara atas perintah
Raja Farouk,memang sebelumnya seorang kesayangan Raja Fraouk yaitu perdana
menteri Nuqrasy Phasya dibunuh oleh milisi Ikhwan al-Muslimin6

2.2 Tipologi dan Karakteristik Pemikiran Hasan Al-Banna Tentang Pendidikan


Islam

1. Konsep manusia

Menurut pendapat Hasan Al-Banna, manusia itu tersusun dari beberapa unsur
utama, yaitu 1) jasmani atau badan, 2) hati, 3) akal. 7 Beliau sangat tertarik terhadap
penelitian ataupun pengkajian tentang intisari atau dasar (hakekat) dari manusia.
Menurutnya, hal yang paling menarik untuk dijadikan objek kajian adalah manusia.

5
Hasan AL-Banna,Op-Cit,h.72
6
Editor, Kemenangan Ikhwan al-Muslimin diperlemen,Mesir(Majalah Dakwah,Mei 1987),h.29
7
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm: 64.

4
Hal tersebut dikarenakan unsur pribadi manusia yang unik, dan hakekat manusia
sendiri yang sangat sulit difahami oleh manusia itu sendiri.

Mengulas tentang unsur utama manusia menurut Hasan Al-Banna, yang


pertama, jasmani. Jasmani merupakan unsur yang berkaitan dengan jasad atau badan
atau biasa disebut fisik. Elemen terpenting tubuh untuk tumbuh dan berkembang
adalah kesehatan dan kebugaran. Maka dari itu, dibutuhkan suatu pendidikan yang
mempelajari tentang pentingnya menjaga kesehatan jasmani. Pendidikan jasmani ini
dikategorikan ke dalam domain psikomotorik,8 yaitu domain yang meliputi perilaku
gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik dan kemampuan fisik
seseorang. Suatu kemampuan yang akan terus tumbuh jika sering dipraktekkan.

Kedua, akal. Pengertian dari akal adalah salah satu peralatan rohaniyah yang
dimiliki manusia yang digunakan untuk mengingat, berfikir, menyimpulkan,
menganalisis, dan menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah. Maka dari itu,
diperlukan juga suatu sistem pendidikan yang menekankan pada pemikiran akal dan
sesuai dengan fungsinya. Dalam dunia pendidikan, akal dikategorikan sebagai
domain kognitif,9 yaitu domain yang berkaitan dengan nalar atau proses berpikir,
yaitu suatu kemampuan dan kegiatan otak untuk mengembangkan kemampuan
rasional, kemampuan yang dilakukan berdasarkan pemikiran dan pertimbangan yang
logis dan sesuai dengan akal.

Ketiga, hati. Hati merupakan tempat menampung pengajaran, kasih saying,


rasa takut, dan keimanan. Maka dari itu, hati manusia memiliki perasaan yang
disadari oleh pemiliknya. Suasana hati manusia berdampak pada aktifitas manusia
tersebut. Jika hatinya baik maka akan melahirkan aktifitas baik, apabila hatinya buruk
maka akan lahir aktifitas yang buruk juga. Dalam dunia pendidikan, hati termasuk
dalam domain afektif,10 yaitu suatu materi yang berdasarkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan emosi seperti penghargaan, nilai, minat, perasaan, semangat, dan
sikap terhadap suatu hal.
8
Ibid.,
9
Ibid.,
10
Ibid., hlm : 65.

5
2. Konsep pendidikan

Terdapat dua sisi konsep yang disampaikan oleh Hasan Al-Banna. Yaitu
pengembangan potensi jasmani, akal, dan hati (qalb), yang dimiliki manusia dan
sekaligus sebagai pewarisan kebudayaan Islam. Menurutnya, pendidikan dipandang
sebagai proses aktualisasi potensi yang dimiliki anak didik dengan jelas mewariskan
nilai-nilai ajaran Islam. Aktualisasi potensi yang diinginkan beliau adalah
memunculkan seseorang yang memiliki kekuatan dan kemampuan jasmani, akal, dan
hati yang dimaksudkan untuk mengabdi kepada-Nya. Serta mampu menjadikan
lingkungan hidup damai dan tenteram. Berdasarkan itu, perndidikan harus
berlandaskan kepada ketuhanan, bersifat meluas dan terpadu serta mengarah pada hal
positif, serta membentuk keseimbangan dan persaudaraan dalam kemanusiaan.

3. Tujuan pendidikan

Tujuan pendidikan berarti penentuan arah yang akan dituju dan sasaran yang
hendak dicapai melalui proses pendidikan, serta menjadi tolak ukur bagi penilaian
keberhasilan dalam pelaksanaan pendidikan. Hasan Al-Banna berpendapat bahwa
tujuan merupakan sebuah pondasi yang dijadikan manusia menuju pada suatu
perjalanan.

Tujuan yang paling mengena dengan materi kita di sini adalah tujuan individu,
karena individu merupakan sasaran utama dalam suatu pendidikan. Berdasarkan
pendapat yang dikemukakan Hasan Al-Banna, tujuan pendidikan pada tingkat
individu memenuhi beberapa hal. Diantaranya:

a. Setiap individu memiliki kekuatan fisik sehingga mampu menghadapi


berbagai kondisi lingkungan dan cuaca.
b. Setiap individu memiliki ketangguhan akhlak sehingga mampu
mengendalikan hawa nafsu dan syahwatnya.
c. Setiap individu memiliki wawasan yang luas sehingga mampu
menyelesaikan berbagai persoalan hidup yang dimilikinya.
d. Setiap individu memiliki kemampuan bekerja dalam dunia kerjanya.

6
e. Setiap individu memiliki pemahaman akidah yang benar berdasarkan
Alquran dan Sunnah.
f. Setiap individu memiliki kualitas beribadah sesuai dengan syariat Allah
SWT dan rasul-Nya.
g. Setiap individu memiliki kemampuan memerangi hawa nafsunya dan
mengokohkan diri di atas syariat Allah melalui amal ibadah dana mal
kebaikan.
h. Setiap individu memiliki kemampuan untuk senantiasa waktunya dari
kelalaian dan perbuatan sia-sia.
i. Setiap individu mampu menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain.11
4. Materi pendidikan

Materi pendidikan yang dimaksud di sini adalah bahan ajar yang akan
disampaikan kepada peserta didik agar tujuan dari pendidikan yang telah dirumuskan
dapat terealisasikan secara maksimal. Hasan Al-Banna sendiri menyatakan bahwa
materi pendidikan meliputi materi akal, jasmani, dan hati. Yang merupakan unsur-
unsur dari manusia.

Pertama, akal manusia membutuhkan beberapa materi ilmu pengetahuan agar


berfungsi sebagaimana mestinya. Materi ilmu pengetahuan agama merupakan dasar
pertama bagi peserta didik sebelum dia mempelajari ilmu pengetahuan yang lainnya.

Kedua, pendidikan jasmani. Pemeliharaan kesehatan dan kebersihan terhadap


semua anggota jasmani merupakan wujud nyata dari pendidikan jasmani. Ketiga,
materi pendidikan hati. Kekerasan dan kebekuan hati merupakan penghambat dalam
memperoleh ilmu pegetahuan.

5. Metode pendidikan

Metode yang dimaksud disiniadalah cara atau jalan untuk mencapai suatu
tujuan, yaitu pendidikan. Terdapat 6 metode pendidikan yang dikemukakan oleh
Hasan Al-Banna. Yang akan diuraikan secara singkat sebagai berikut:

11
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm: 67.

7
a. Metode diakronis, yaitu sutu metode belajar yang menonjok nilai sejarah
dalam pengajarannya. Metode ini memberikan ilmu pengetahuan sehingga
peserta didik memiliki pengetahuan yang sesuai, memiliki hubungan
sebab dan akibat.
b. Metode sinkronik-analitik, yaitu metode pendidikan yang memberikan
kemampuan analisis teoretis, biasanya mettode ini banyak menggunakan
teknik pengajaran diskusi, seminar, resensi buku, dan masih banyak lagi.
c. Metode hallul musykilat, yaitu metode pendidikan yang melatih peserta
didik memecahkan berbagai masalah yang berasal dari berbagai cabang
ilmu pengetahuan sehingga metode ini sesuai untuk mengembangkan
potensi akal peserta didik.
d. Metode tajribiyyat, yaitu metode pendidikan yang mengantarkan peserta
didik dalam mempelajari ilmu pengetahuan umum dan agama melalui
kenyataan, aktualisasi, serta internalisasi sehingga menciptakan interaksi
sosial.
e. Metode al-istiqraiyyat, yatu metode pendidikan yang diajarkan kepada
peserta didik agar mereka melakukan suatu penelitian terhadap ilmu
agama atau umum dengan cara berfikir dari hal yang khusus ke hal yang
umum. Sehingga metode ini cocok untuk mengembangkan potensi akal
dan jasmani.
f. Metode al-istinbathiyyat, yaitu metode yang cara mengajarkannya dimulai
dari hal-hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Jadi metode ini adalah
kebalikan dari metode al-istiqraiyyat.12

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
12
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm: 71-72.

8
1. Hassan Al-Banna sejak lahir diberi pendidikan oleh ayahnya dan juga tekad
keras dari beliau untuk belajar
2. Usaha beliau tidak hanya cukup dengan belajar tetapi juga membangun
sebuah pembelajaran untuk masyarakat
3. Materi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu akal, jasmani, dan hati (qolb).
4. Hasan Al-Banna menyatakan ada 6 metode pendidikan, yaitu metode
diakronis, sinkronik-analitik, hallul musykilat, tajribiyyat, al-istiqraiyyat,dan
metode al-istinbathiyyat.

3.2 Saran

Demikian dengan isi makalah yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam
penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai
pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

9
Editor. (1987). Kemenangan Ikhwan Al-Muslimin Diperlemen Mesir. Majalah
Dakwah.
Susanto, A. (2009). Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.
Zaeny, A. (2011). Hassan Al-Banna dan Strategi Perjuangannya. Al-Adyan,
VI(2).

10

Anda mungkin juga menyukai