Disusun oleh :
1. Martha Nilam Sari (18110010)
2. Laili Faiqoti Alfaini (18110107)
3. Ika Nihayatul Fauziana (18110016)
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat,
hidayah, inayah, dan taufik-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah Penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Profil dan Karakteristik Pemikiran
Hasan Al-Banna Sebagai Tokoh Pemikir Pendidikan Islam” dengan dosen pengampu
Bapak Abu Bakar, M.Pd.I
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari bantuan, arahan dan masukan
dari berbagai pihak, sehingga dapat membantu dalam penyusunannya. Untuk itu tidak
lupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dan
kekeliruan baik dari segi penyusunan, bahasa, dan aspek lainnya. Sehingga, kami
secara terbuka menerima kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Akhir
kata, kami sangat mengharapkan doa semoga dari makalah ini dapat diambil
manfaatnya dan dapat menambah pengetahuan untuk para pembaca sekalian.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................1
1.3 Tujuan.............................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Profil Hasan Al-Banna...................................................................................3
2.2 Tipologi dan Karakteristik Pemikiran Hasan Al-Banna Tentang Pendidikan
Islam 4
BAB III.........................................................................................................................9
PENUTUP....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................9
3.2 Saran...............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm: 61.
1
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
Hasan Al-Banna,Majmu’’al-Rasail,Ak Mu’assasah al-ilmiyah,(Bairut:tt.,)h.5
3
Hasan Al-Banna,Mudzakiraat al-Dakwah wa al-Daa’iyaah,(Bairut:Makthabah al-
Islamiyah,1974),Cet,III,h.10-15
4
Ishak Musa al_Husaini,Op-Cit,h.5
3
1927 beliau tamat dengan yudicium terbaik,kemudian beliau diangkat menjadi salah
satu guru di disuatu sekolah Islmailiyah yang terletak ditepi terusan Suez.
Dikota Ismailiyah beliau mengadakan ikatan perjanjian dengan enam orang
pengikutnya untuk mendirikan sebuah organisasi yang bernama al-Ikhwan al-
Muslimin.Peristiwa ini terjadi pada bulan Zulqaidah tahun 1347.Keenam orang
tersebut adalah;Hafiz Abdul Hamid,Ahmad al-Hasri,Fuad Ibrahim,Abdur
Rahman,Hasbullah dan Ismail Izz.5Lalu selanjutnya mereka mendirikan “Madrasah
Ummahatul Mu’minin” sebagai lembaga pendidikan anak-anak wanita untuk
memperlajari Agama Islam.Tahun 1932,beliau pindah ke kairo,denagn perpindahan
itu,ikut pula pindah kantor pusat al-Ikhwan al-Muslimin,Majalah An-Nadzir dan
berbagai brosur.Beliau bersama anggota dakwahnya sekuat tenaga untuk ikut
memperbaiki masyarakat Islam,sambil berjuang melepaskan diri dari cengkraman
penjajahan dan zionis Israel.Hassan al-Banna meninggal dunia pada tanggal 24 bulan
Rabi’ul akhir tahun 1368 H.Bertepatan dengan 12 Februari 1949 M.Beliau meninggal
dibunuh oleh pasukan Raja Farouk di salah satu jalan di kota Mesir.Menurut
keterangan lain Hassan al-Bannadibunuh oleh polisi ekamanan negara atas perintah
Raja Farouk,memang sebelumnya seorang kesayangan Raja Fraouk yaitu perdana
menteri Nuqrasy Phasya dibunuh oleh milisi Ikhwan al-Muslimin6
1. Konsep manusia
Menurut pendapat Hasan Al-Banna, manusia itu tersusun dari beberapa unsur
utama, yaitu 1) jasmani atau badan, 2) hati, 3) akal. 7 Beliau sangat tertarik terhadap
penelitian ataupun pengkajian tentang intisari atau dasar (hakekat) dari manusia.
Menurutnya, hal yang paling menarik untuk dijadikan objek kajian adalah manusia.
5
Hasan AL-Banna,Op-Cit,h.72
6
Editor, Kemenangan Ikhwan al-Muslimin diperlemen,Mesir(Majalah Dakwah,Mei 1987),h.29
7
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm: 64.
4
Hal tersebut dikarenakan unsur pribadi manusia yang unik, dan hakekat manusia
sendiri yang sangat sulit difahami oleh manusia itu sendiri.
Kedua, akal. Pengertian dari akal adalah salah satu peralatan rohaniyah yang
dimiliki manusia yang digunakan untuk mengingat, berfikir, menyimpulkan,
menganalisis, dan menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah. Maka dari itu,
diperlukan juga suatu sistem pendidikan yang menekankan pada pemikiran akal dan
sesuai dengan fungsinya. Dalam dunia pendidikan, akal dikategorikan sebagai
domain kognitif,9 yaitu domain yang berkaitan dengan nalar atau proses berpikir,
yaitu suatu kemampuan dan kegiatan otak untuk mengembangkan kemampuan
rasional, kemampuan yang dilakukan berdasarkan pemikiran dan pertimbangan yang
logis dan sesuai dengan akal.
5
2. Konsep pendidikan
Terdapat dua sisi konsep yang disampaikan oleh Hasan Al-Banna. Yaitu
pengembangan potensi jasmani, akal, dan hati (qalb), yang dimiliki manusia dan
sekaligus sebagai pewarisan kebudayaan Islam. Menurutnya, pendidikan dipandang
sebagai proses aktualisasi potensi yang dimiliki anak didik dengan jelas mewariskan
nilai-nilai ajaran Islam. Aktualisasi potensi yang diinginkan beliau adalah
memunculkan seseorang yang memiliki kekuatan dan kemampuan jasmani, akal, dan
hati yang dimaksudkan untuk mengabdi kepada-Nya. Serta mampu menjadikan
lingkungan hidup damai dan tenteram. Berdasarkan itu, perndidikan harus
berlandaskan kepada ketuhanan, bersifat meluas dan terpadu serta mengarah pada hal
positif, serta membentuk keseimbangan dan persaudaraan dalam kemanusiaan.
3. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan berarti penentuan arah yang akan dituju dan sasaran yang
hendak dicapai melalui proses pendidikan, serta menjadi tolak ukur bagi penilaian
keberhasilan dalam pelaksanaan pendidikan. Hasan Al-Banna berpendapat bahwa
tujuan merupakan sebuah pondasi yang dijadikan manusia menuju pada suatu
perjalanan.
Tujuan yang paling mengena dengan materi kita di sini adalah tujuan individu,
karena individu merupakan sasaran utama dalam suatu pendidikan. Berdasarkan
pendapat yang dikemukakan Hasan Al-Banna, tujuan pendidikan pada tingkat
individu memenuhi beberapa hal. Diantaranya:
6
e. Setiap individu memiliki pemahaman akidah yang benar berdasarkan
Alquran dan Sunnah.
f. Setiap individu memiliki kualitas beribadah sesuai dengan syariat Allah
SWT dan rasul-Nya.
g. Setiap individu memiliki kemampuan memerangi hawa nafsunya dan
mengokohkan diri di atas syariat Allah melalui amal ibadah dana mal
kebaikan.
h. Setiap individu memiliki kemampuan untuk senantiasa waktunya dari
kelalaian dan perbuatan sia-sia.
i. Setiap individu mampu menjadikan dirinya bermanfaat bagi orang lain.11
4. Materi pendidikan
Materi pendidikan yang dimaksud di sini adalah bahan ajar yang akan
disampaikan kepada peserta didik agar tujuan dari pendidikan yang telah dirumuskan
dapat terealisasikan secara maksimal. Hasan Al-Banna sendiri menyatakan bahwa
materi pendidikan meliputi materi akal, jasmani, dan hati. Yang merupakan unsur-
unsur dari manusia.
5. Metode pendidikan
Metode yang dimaksud disiniadalah cara atau jalan untuk mencapai suatu
tujuan, yaitu pendidikan. Terdapat 6 metode pendidikan yang dikemukakan oleh
Hasan Al-Banna. Yang akan diuraikan secara singkat sebagai berikut:
11
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm: 67.
7
a. Metode diakronis, yaitu sutu metode belajar yang menonjok nilai sejarah
dalam pengajarannya. Metode ini memberikan ilmu pengetahuan sehingga
peserta didik memiliki pengetahuan yang sesuai, memiliki hubungan
sebab dan akibat.
b. Metode sinkronik-analitik, yaitu metode pendidikan yang memberikan
kemampuan analisis teoretis, biasanya mettode ini banyak menggunakan
teknik pengajaran diskusi, seminar, resensi buku, dan masih banyak lagi.
c. Metode hallul musykilat, yaitu metode pendidikan yang melatih peserta
didik memecahkan berbagai masalah yang berasal dari berbagai cabang
ilmu pengetahuan sehingga metode ini sesuai untuk mengembangkan
potensi akal peserta didik.
d. Metode tajribiyyat, yaitu metode pendidikan yang mengantarkan peserta
didik dalam mempelajari ilmu pengetahuan umum dan agama melalui
kenyataan, aktualisasi, serta internalisasi sehingga menciptakan interaksi
sosial.
e. Metode al-istiqraiyyat, yatu metode pendidikan yang diajarkan kepada
peserta didik agar mereka melakukan suatu penelitian terhadap ilmu
agama atau umum dengan cara berfikir dari hal yang khusus ke hal yang
umum. Sehingga metode ini cocok untuk mengembangkan potensi akal
dan jasmani.
f. Metode al-istinbathiyyat, yaitu metode yang cara mengajarkannya dimulai
dari hal-hal yang umum ke hal-hal yang khusus. Jadi metode ini adalah
kebalikan dari metode al-istiqraiyyat.12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
A. Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm: 71-72.
8
1. Hassan Al-Banna sejak lahir diberi pendidikan oleh ayahnya dan juga tekad
keras dari beliau untuk belajar
2. Usaha beliau tidak hanya cukup dengan belajar tetapi juga membangun
sebuah pembelajaran untuk masyarakat
3. Materi pendidikan meliputi tiga aspek, yaitu akal, jasmani, dan hati (qolb).
4. Hasan Al-Banna menyatakan ada 6 metode pendidikan, yaitu metode
diakronis, sinkronik-analitik, hallul musykilat, tajribiyyat, al-istiqraiyyat,dan
metode al-istinbathiyyat.
3.2 Saran
Demikian dengan isi makalah yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam
penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai
pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
9
Editor. (1987). Kemenangan Ikhwan Al-Muslimin Diperlemen Mesir. Majalah
Dakwah.
Susanto, A. (2009). Pemikiran Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.
Zaeny, A. (2011). Hassan Al-Banna dan Strategi Perjuangannya. Al-Adyan,
VI(2).
10