Anda di halaman 1dari 7

A.

Masalah keperawatan utama :


Isolasi sosial
B. Proses terjadinya masalah:
1. Pengertian
Menurut Depkes RI Isolasi sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal
yang terjadi akibat adanya kepribadian yang tidak fleksibel yang menimbulkan perilaku
maladaptif dan menganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial (Iyus & sutini,
2014).
2. Tanda dan gejala :
Gejala Subjektif :
a. Klien menceritakan perasaan kesepian atau ditolak oleh orang lain
b. Klien merasa tidak aman berada dengan orang lain.
c. Respon verbal kurang dan sangat singkat
d. Klien mengatakan hubungan yang tidak berarti dengan orang lain
e. Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan waktu
f. Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat keputusan
g. Klien merasa tidak berguna
h. Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
i. Klien merasa ditolak

Gejala Objektif :

a. Klien banyak diam dan tidak mau bicara


b. Tidak mengikuti kegiatan
c. Klien banyak berdiam diri di kamar
d. Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan orang yang terdekat
e. Klien tampak sedih, ekspresi dangkal dan datar
f. Kontak mata kurang
g. Kurang spontan
h. Apatis
i. Ekspresi wajah kurang berseri
j. Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan kebersihan diri
k. Mengisolasi diri
l. Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan sekitarnya
3. Rentang respon :

Respon Adaptif Respon Maladaftif

- Menyendiri - Menarik diri


- Otonomi - Ketergantungan
- Bekerja sama - Manipulasi
- Saling ketergantungan - Curiga
a. Respon adaptif Respon yang masih dapat diterima oleh norma norma sosial
dankebudayaan secara umum serta masih dalam batas normal dalam menyelesaikan
masalah.
1) Menyendiri, respon yang dibutuhkan seseorang untuk merenungkan apa yang terjadi
di lingkungannya.
2) Otonomi , kemampuan individu untuk menentukan dan menyampaikan ide, pikiran
dan perasaan dalam hubungan sosial.
3) Bekerja keras, kemampuan individu yang saling membutuhkan satu sama lain.
4) Interdependen, saling ketergantungan antara individu dengan orang lain dalam
membina hubungan interpersonal.
b. Respon Maldaptif Respon yang diberikan individu yang menyimpang dari norma
sosial, yang termasuk respon maladaptif adalah :
1) Menarik diri, seseorang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan secara
terbuka dengan orang lain.
2) Ketergantungan, seseorang gagal mengembangkan rasa percaya diri sehingga
tergantung dengan orang lain.
3) Manipulasi, seseorang yang mengganggu orang lainsebagai objek individu sehingga
tidak dapat membina hubungan sosial secara mendalam.
4. Faktor predisposisi :
Beberapa faktor predispoisi (pendukung ) terjadi gangguan hubungan yaitu :
a. Faktor perkembangan tiap gangguan dalam pencapaian tugas perkembangan dari masa
bayi sampai dewasa tua akan menjadi pencetus seseorsng sehingga mempunyai
masalah respon sosial menarik diri. Sistem keluarga yang terganggu juga dapat
mempengaruhi terjadinya menarik diri.
b. Faktor biologik dapat menunjang terhadap respon sosial maladaptif. Genetik
merupakan salah satu faktor pendukung gangguan jiwa. Kelainan struktur otak, seperti
atropi, pembesaran ventrikel, penurunan berat dan volume otak serta perubahan limbik
diduga dapat menyebabkan skizofrenia.
c. Faktor sosiokultural isolasi sosial merupakan faktor dalam gangguan berhubungan. Ini
merupakan akibat dari norma yang tidak mendukung pendekatan terhadap orang lain,
atau tidak menghargai anggota masyarakat yang tidak produktif, seperti lansia, orang
cacat dan berpenyakit kronik.
5. Faktor presipitasi
Ada beberapa faktor presipitasi yang dapat menyebabkan seseorang menarik diri.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari berbagai stresor antara lain :
a. Stressor sossial budaya dapat menyebabkan terjadinya gangguan dalam membina
hubungan dengan orang lain, misalnya menurunnya stabilitas unit keluarga, berpisah
dari orang yang berarti dalam kehidupannya, misalnya karena dirawat dirumah sakit.
b. Stresor intelektual kurangnya pemahaman diri dalam ketidakmampuan untuk berbagai
pikiran dan perasaan yang mengganggu pengembangan hubungan dengan orang lain.
c. Stressor fisik kehidupan bayi atau keguguran dapat menyebabkan seseorang menarik
diri dari orang lain, penyakit kronik dapat menyebabkan seseorang menarik diri dari
orang lain.
6. Sumber koping
Sumber koping merupakan suatu evaluasi terhadap pilihan koping pada strategi
seseorang. Strategi koping yang digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang
lebih luas seperti dalam keluarga dan teman, hubungan dengan lawan peliharaan
menggunakan krativitas untuk kreativitas untuk mengekspresikan stress interpersonal
seperti kesenian, music, atau tulisan. (struart,2006)
7. Mekanisme koping
Mekanisme koping digunakan klien sebagai usaha mengatasi mengatasi kecemasan
yang merupakan suatu kesepian nyata yang mengancam dirinya. Kecemasan koping yang
sering digunakan adalah regrasi, represi dan Isolasi. Sedangkan contoh sumber koping
yang dapat digunakan misalnya keterlibatan dalam hubungan yang luas dalam keluarga
dan teman, hubungan dengan hewan periharaan menggunakan kreatifitas untuk
mengekspresikan stress interpersonal seperti kesenian musik atau tulisan (Duden, 2013).
8. Pohon masalah
Pohon masalah dibuat berdasarkan masalah keperawatan isolasi social (sutejo, 2017).
a. Resiko gangguan presepsi sensori : Halusinasi
b. Isolasi social
c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

( efek ) Resiko gangguan presepsi sensori : Halusinasi

( care problem ) isolasi social

(causa) gangguan konsep diri : harga diri rendah


9. Masalah keperawatan yang mungkin mincul
a. Resiko gangguan presepsi sensori : Halusinasi
b. Isolasi social
c. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

10. Data yang perlu dikaji


Masalah Keperawatan Data yang perlu dikaji
Isolasi sosial Subjektif :
1. Klien mengatakan malas berinteraksi
2. Klien mengatakan orang lain tidak mau
menerimanya.
Objektif :
1. Menyendiri
2. Tidak ada kontak mata
3. Tidak mau bercakap-cakap
4. Mengurung diri

11. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul


a. Isolasi social : perubahan status mental
b. Gangguan persepsi sensori : gangguan pendengaran
c. Harga diri rendah kronis: gangguan psikiatri
12. Rencana tindakan keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi Paraf
keperawatan hasil
1. Isolasi sosial setelah dilakukan 1.1 identifikasi strategi
tindakan keperawatan meningkatkan partisipasi
maka di harapkan dalam aktivitas
keterlibatan sosial 1.2 Monitor respons emosional,
meningkat dengan fisik,sosial dan spiritual
kriteria hasil terhadap aktivitas
meningkat : 1.3 Anjurkan terlibat dalam
1. Minat interaksi aktivitas kelompok atau
meningkat terapi
2. Verbalisasi isolasi
menurun
3. Perilaku menarik
diri menurun
2. Gangguan Setelah dilakukan 2.1 Monitor dan sesuaikan tingkat
persepsi tindakan keperawatan aktivitas dan stimulasi
sensor maka diharapkan lingkungan
persepsi sensori 2.2 Anjurkan melakukan distaksi
membaik dengan 2.3 Kolaborasi pemberian obat
kritera hasil : antipsikotik dan antiansietas
1. Verbalisasi
mendengar bisikan
menurun
2. Perilaku halusinasi
menurun
3. Mondar-mandir
menurun
4. Respons sesuai
stimulus membaik
3. Harga diri Setelah dilakukan 3.1 identifikasi budaya, agama,
rendah kronis tindakan keperawatan ras, jenis kelamin dan usia
maka harga diri terhadap harga diri
meningkat dengan 3.2 Motivasi menerima tantangan
kriteria hasil : atau hal baru
1. Penilaian diri 3.3 Anjurkan mempertahankan
meningkat kontak mata saat
2. Minat coba hal berkomunikasi dengan orang
baru meningkat lain
3. Perasaan bersalah
menurun

Daftar Pustaka
fahnur,sri. (2017). Laporan Pendahuluan Isolasi Sosial. Padang Sumatra Barat di kutip pada
tanggal 12 desember 2021 melalui situs web http://pustaka.poltekkes.pdg.ac.id

Nisa,Af. (2020). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Keperawatan Isolasi Sosial. dikutip
pada tanggal 12 desember 2021 melalui situs https://repository.unair.ac.id

wulandari, Lita.(2019). Laporan Pendahuluan pada klien dengan isolasi social diruang itensif
Wanita rumah sakit jiwa daerah sambaing lihun. Banjarmasin dikutip pada tanggal 12
desember 2021 melalui situs web https://id.scribd.com/document/414163988/LP-Isolasi-
dicx

PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik,
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai